Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEPERAWATAN JIWA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK RESIKO PERILAKU KEKERASAN

KELOMPOK 3 KELAS 2A

1. Miranti Lestari P05120220022


2. Arin Melinda P05120220005
3. Nur Aisyah P05120220027
4. Radika Putri Ayu P05120220031
5. Yela Asmi Fitriani P05120220043
6. Jeni P05120220018
7. Wulan Permata Sari P05120220042
8. Gilang Ramadhan P05120220016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rezeki dan kekuatan kepada kami sehingga kami mempunyai kesempatan untuk
menyelesaiakan pembuatan Proposal yang dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa.

Kami menyadari dan meyakini bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Masih
banyak kekurangan ataupun kesalahan yang kami sadari maupun tidak. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari proposal ini, agar dimasa yang akan datang kami bisa
menyusun proposal yang lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun proposal ini jauh dari kata
sempurna kami berharap agar proposal ini sedikit banyak dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam pembuatan proposal ini. Demikian sedikit kata pengantar dari kami, atas
perhatian dari pembaca sekalian kami mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, Maret 2022

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnnya. Salah satu kebutuhanya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi
sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain,
pengakuan dari orang lain, pemghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang
dilakukan tidak selama memberi hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu
sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi
dengan orang lain (Riyadi, 2009).

Kesehatan jiwa merupakan kondisi ketika seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya. Kesehatan jiwa memiliki rentang respon adaptif yang merupakan sehat
jiwa, masalah psikososial, dan respon maladaptif yaitu gangguan jiwa (UU No. 18 Tahun
2014). Gangguan jiwa merupakan gangguan dalam berpikir (cognitive), kemauan (volition),
emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007). Umumnya ditandai adanya
penyimpangan yang fundamental, karakteristik dari pikiran dan persepsi, adanya afek yang
tidak wajar atau tumpul (Yusuf, dkk, 2015).

Berdasarkan hasil survey World Healt Organization (WHO 2013) menyatakan hampir
400 juta penduduk dunia menderita masalah gangguan jiwa. Satu dari empat anggota
keluarga mengalami gangguan jiwa dan seringkali tidak terdiagnosis secara tepat sehingga
tidak memperoleh perawatan dan pengobatan dengan tepat. Data Riset Kesehatan Dasar
(2013) prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Di Bengkulu
(1,9 per mil) (Riskesdas, 2013).

Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien di temui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus

3
terapi adalah membuat sadar diri (self awareness). Peningkatan hubungan interpesonal,
membuat perubahan atau ketiganya.

Kelompok adalah suatu sistem sosila yang khas yang dapat didefinisikan dan pelajari.
Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi, interelasi, interdepedensi dan
saling membagikan norma sosial yang sama (Stuard & sundeen,1998).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan dalam menyelsaikan masalah dengan baik dan benar
yang di akibatkan oleh paparan stimulus kepadanya dan klien dapat merespon terhadap
stimulus panca indra yang di berikan.

2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal Resiko Perilaku Kekerasan
b. Klien mampu mengidentifikasi tanda gejala Resiko perilaku kekerasan
c. Klien mampu mengidentifikasi yang biasa dilakukan
d. Klien mampu mengidentifikasi akibat perilaku marah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan tempat


1. SESI I
Hari/tanggal : Jumat, 4 Maret 2022
Jam : 09.00 s/d Selesai
Tempat : di Ruang Tumbang
2. SESI II
Hari/tanggal : Jumat,4Maret2022
Jam : 09.30 s/d Selesai
Tempat : di Ruang Tumbang
3. SESI III
Hari/tanggal : Jumat,4Maret2022
Jam : 10.00 s/d Selesai
Tempat : di Ruang Tumbang
4. SESI IV
Hari/tanggal : Jumat,4Maret2022
Jam : 10.30 s/d Selesai
Tempat : di Ruang Tumbang
5. SESI V
Hari/tanggal : Jumat, 11Februari 2022
Jam : 11.00 s/d Selesai
Tempat : di Ruang Tumbang

B. Metode Pelaksanaan
1. Bermain peran/simulasi
2. Diskusi/ tanya jawab

C. Media
1. Name Tag
2. Papantulis&spidol

5
D. Skema Ruangan

Keterangan :

NO GAMBAR KETERANGAN
1 Leader
2 Co. Leader
3 Pembimbing dan CI
4 Observasi
5 Perawat
6 Pasien
7 Operator

E. Pembagian Tugas
1. Leader Bertugas :
a. Menyiapkan propsoal TAK.
b. Menyampaikan Tujuan dan peraturan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan permainan.
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan meperkenalkan
dirinya.
e. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib.
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

6
2. Fasilitaor Bertugas :
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b. Memotivasi klien yang kurang aktif.
c. Mempasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif untuk mengikuti jalanya terapi.

3. Obervasi bertugas
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan.
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama
kegiatan berlangsung,
c. Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

4. Pasien
a. Kriteria Pasien
1) Pasien halusinasi
2) Pasien dapat di ajak kerjasama ( cooperaraptive).
b. Susunan Pelaksanaan

F. Pembagian Sesi
1. Sesi I

Leader : Jeni
Fasilitator : Gilang Ramadhan
Radika Putri Ayu
Nur Aisyah
Observasi : Miranti Lestari

2. Sesi II

Leader : Jeni
Fasilitator : Gilang Ramadhan
Radika Putri Ayu
Nur Aisyah
Observasi : Miranti Lestari

7
3. Sesi III

Leader : Jeni
Fasilitator : Gilang Ramadhan
Radika Putri Ayu
Nur Aisyah
Observasi : Miranti Lestari

4. Sesi IV

Leader : Jeni
Fasilitator : Gilang Ramadhan
Radika Putri Ayu
Nur Aisyah
Observasi : Miranti Lestari

5. Sesi V

Leader : Jeni
Fasilitator : Gilang Ramadhan
Radika Putri Ayu
Nur Aisyah
Observasi : Miranti Lestari

G. Pasien Peserta TAK sebagai Berikut :


1. Ny. E
2. Ny. A
3. Ny. K
4. Ny. C
5. Ny. W

8
SESI I
MENGENAL RPK

A. Tujuan
1. Klien dapat mengenal RPK
2. Klien dapat mengenal waktu terjadinya RPK
3. Klien mengenal situasi terjadinya RPK
4. Klien mengenal perasaanya pada saat terjadinya RPK
B. Setting
A. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran
B. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Name tag
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien RPK.
b. Membuat kontrak dengan pasien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien
b. Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik
c. Memperkenalkan terapis
d. Memperkenalkan pasien
e. Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini
f. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan main :

9
a) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan kurang lebih 45 menit.
c) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap Kerja
a. Terapis memberikan name tag untuk masing-masing peserta.
b. Terapis meminta masing-masing pasien mengenalkan diri secara berurutan searah
jarum jam dimulai terapis,meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
c. Setiap kali seorang pasien selesai menyelesaikan diri, terapis mengajak pasien
untuk bertepuk tangan.
d. Terapis menjelaskan materi RPK kepada klien.
e. Pasien di mintak membagikan pengalaman tentang RPK yang dialami dengan
menceritakan isi, waktu terjadi, frekuensi dan perasaan yang timbul saatRPK.
f. Tunjukpasienuntukberceritasecarabergiliransearahjarum jam.
g. Terapis memberi pujian setiap pasien selesai menceritakan halusinasinya.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK
2) 75 % pasienmengikutisesuaiperintah
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan pasien kontak/interaksi dengan orang lain.
c. Kontrak yang akan datang
Hari/tanggal : Jum’at,4 Mareti 2022
Pukul : 09.00 wib
Materi : sesi II mengajar kan pasien cara menghardik RPK

10
SESI II

MENGONTROL RPK DENGAN MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Kliendapat menjelaskancara yang selamainidilakukanuntukmengatasi RPK.
2. Klien dapat memahamidinamika RPK.
3. Klien dapat memahamicaramenghardik RPK.
4. Kliendapatmemperagakancaramenghardik RPK.
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Name tag
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Stimulasi
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien RPK.
b. Membuat kontrak dengan pasien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien.
b. Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik
c. Memperkenalkan terapis.
d. Memperkenalkan pasien.
e. Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini.
f. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan main.
3) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin
kepada terapis.

11
4) Lama kegiatan kurang lebih 20 menit.
5) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memberikan name tag untuk masing-masing peserta.
b. Terapis menjelaskanpentingnyamenghardiksaatterjadi RPK.
c. Terapis memperagakan caramenghardik jika ada tanda-tanda RPK muncul
Contoh : Melatih Relaksasi Nafas dalam dan memukul bantal untuk
melampiaskan amarah.
d. Terapis memberikan penjelasan cara langka-langka kegiatan.
e. Terapis memutar lagu , pasien mendengarkan dan saat musik di hentikan
peserta harusmenyebutkannamahewan,bendaataubuah-
buahansesuaiinstruksidariterapis,jikapesertatidakdapatmenyebutkannyamakap
esertadi mintak untuk memperagakan cara menghardikRPK.
f. Ulangi sampai semuamendapat giliran.
g. Terapis meberi pujian setiap pasien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK.
2) 75 % pasienmengikutisesuaiperintah.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan pasien kontak/interaksi dengan orang lain dan
menghardik RPK yang dialami.
c. Kontrak yang akan datang
Pasien di kontrak untuk melaksanakan kontrak berikutnya.
5. Pelaksanaan
1. Klien terlihat aktif
2. Klien mengikuti sesuai arahan.

12
SESI III

MENGONTROL RPK DENGAN CARA RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnyabercakap-cakapdengan orang lain.
2. Klien mampumenerapkancaramenghubungi orang lain ketikamulaimengalami
RPK.
B. Setting

- Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran.

- Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1. Name tag
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Latihan
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien RPK.
b. Membuat kontrak dengan pasien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien.
b. Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik.
c. Memperkenalkan terapis.
d. Memperkenalkan pasien.
e. Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini.
f. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan main.
3) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin
kepada terapis.

13
4) Lama kegiatan kurang lebih 30 menit.
5) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskanpentingnyaberbincang-bincangdengan orang lain
untukmengatasihalusinasi.
b. Terapismemintakliensituasi yang
seringdialamisehinggamengalamihalusinasisecarabergantian.
c. Terapis memperagakancarabercakap-cakapdengan orang lain
jikaadatandahalusinasimuncul.
d. Terapis memintapasienuntukberpasang-pasangandenganpasienlainnya.
e. Terapis memintapasienuntukmemperagakancarabercakap-
cakapdenganpasangannyasecarabergantian.
f. Lakukandimulaidenganpasien yang dudukdisebelahkananlalubergiliran.
g. Terapis memberi pujian setiap pasien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK.
2) 75 % pasienmengikutisesuaiperintah.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan pasien kontak/interaksi dengan orang lain dan
menghardik RPK yang dialamidengan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
Pasien di kontrak untuk melaksanakan kontrak berikutnya.
5. Pelaksanaan
a. Klien terlihat aktif.
b. Klien mengkuti sesuai arahan.

14
SESI IV

MENGONTROL RPK DENGAN AKTIVITAS TERJADWAL

A. Tujuan
1. Kliendapatmemahamipentingnyamelakukanaktivitasuntukmencegahmunculnya
RPK.
2. Kliendapatmenyusunjadwalaktivitasdaripagisampaitidurmalam.
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Name tag
2. Speaker &Mic
3. PapanTulis&Spidol
4. Kertasformulir ADL pasien
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Latihan
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien RPK.
b. Membuat kontrak dengan pasien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien.
b. Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik.
c. Memperkenalkan terapis.
d. Memperkenalkan pasien.
e. Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini.
f. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan main :

15
a) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan kurang lebih 30 menit.
c) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskanpentingnyamelakukankegiatansehari-harisecarateratur
agar mencegahhalusinasimuncul.
h. Terapismemintatiapklienmenyampaikankegiatan yang biasadilakukansehari-
hari.
i. Terapis membagikanformulirjadwalkegiatanharian,terapismenulisformulir
yang sama di whiteboard.
j. Terapis
membimbingsatupersatuklienmembuatjadwalkegiatanharian,daribangunpagisa
mpaitidurmalam.
k. Terapismelatihklienmemperagakankegiatan yang disusun.
l. Berikanpujianataskeberhasilanklien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK.
2) 75 % pasienmengikutisesuaiperintah.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan pasien kontak/interaksi dengan orang lain dan
menghardik RPK yang dialamisertabercakap-cakapdengan orang
lainjugamelakukanaktifitasterjadwal.
c. Kontrak yang akan datang
Pasien di kontrak untuk melaksanakan kontrak berikutnya.
5. Pelaksanaan
a. Klien terlihat aktif.
b. Klien mengkuti sesuai arahan.

16
SESSI V

MENGONTROL RPK DENGAN CARA PUKUL BANTAL

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami jenis-jenisobat yang harusdiminumnya.
2. Klien mengetahuiperlunyaminumobatsecarateratur.
3. Klienmengetahui 5 benarminumobat.
4. Klienmengetahuiefekterapidanefeksampingobat.
5. Klienmengetahuiakibatjikaputusobat.
B. Setting
1. Perawat dan Klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Name tag
2. Papantulis&Spidol
D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Latihan
E. Langka kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien RPK.
b. Membuat kontrak dengan pasien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Salam Terapis kepada pasien.
b. Memperkenalkan perceptor akademik dan perceptor klinik.
c. Memperkenalkan terapis.
d. Memperkenalkan pasien.
e. Validasi : menayakan perasaan pasien saat ini.

f. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan main :

17
a) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus mintak izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan kurang lebih 30 menit.
c) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis membagikancontohobat,sesuaiobat yang diberikankepadamasing-
masingklien.
b. Terapismenjelaskanpentingnyaminumobatsecarateratursesuaianjuran.
c. Terapis menjelaskanprinsip 5 benarobat.
d. Terapis
menghidupkanlagudanpasiendimintauntukberjalanperlahansampaigarisfini
sh,saatlaguberhentipasientidakbolehbergerak.Apabilapasienbergerak&belu
msampaigaris finish pasiendisuruhmenyebutkan 5 benarminumobat.
e. Lakukan 2 sesidan yang menang/mencapaigaris finish pertama kali
akanmendapathadiah.
f. Terapis memberi pujian setiap pasien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK.
2) 75 % pasienmengikutisesuaiperintah.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
Pasien melakukan yang telah diajarkan setiap hari atau saat RPK akan
muncul.
c. Kontrak yang akan datang
Pasien tidakdikontrakkarenasesitelahselesai.
d. Pelaksanaan
1) Klien terlihat aktif dan klien mengkuti sesuai arahan.

18
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
MENGENAL RPK

Masalah Utama : Resiko Perilaku Kekerasan

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :

- Data Subjektif

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruh melukai diri


sendiri, orang lain dan lingkungan

- Data Objektif

Klien tampak tenang dan kooperatif\

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan :

- Keluarga dapat menjelaskan perasaannya,menjelaskan cara merawat klien


perilaku kekerasan, mendemonstrasikan cara perawatan klien perilaku kekerasan,
berpartisipasi dalam perawatan klien perilaku kekerasan.

- Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala, dan
proses terjadinya perilaku kekerasan.

4. Tindakan Keperawatan
SP I K

- Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

- Menjelaskan pengertian perilaku kekerasan, tanda dan gejala, serta proses


terjadinya perilaku kekerasan

- Menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan

B. Strategi Komunikasi

19
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
a. Pasien mengenali RPK yang dialaminya
b. Pasien dapat mengontrol RPK
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal RPK, menjelaskan cara-cara mengontrol


RPK, mengajarkan pasien mengontrol RPK dengan cara pertama:
menghardik RPK

ORIENTASI:

“Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Muna, saya perawat dari ruang Perkutut
ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Kalau boleh tau nama Mbak siapa ya?”
“Bagaimana keadaan bapak, Mbak? Apakah masih ada perasaan marah atau jengkel?”

“Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang-bincang dengan mbak mengenai masalah yang
dihadapi mbak dalam merawat bapak. Apakah mbak bersedia?”

“Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”

“Dimana kita akan berbincang-bincang, Mbak? Kalau kita berbincang-bincang di ruang


perawat, bagaimana mbak?”

KERJA:

“Mbak, apa masalah yang mbak hadapi dalam merawat Bapak? Apa yang mbak lakukan?”

“Baik mbak, Saya akan coba menjelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu
diperhatikan.”

“Mbak, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar
akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.”

“Yang menyebabkan bapak Mbak menjadi marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya, Mbak?”

20
“Kalau nanti wajah bapak Mbak tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya
suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar. Kalau bapak
Mbak sedang marah apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasanya dia lakukan?”

“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya Mbak tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan
lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau.
Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”

“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang
lain saat mengikat bapak ya Mbak, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan
alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan”

“Nah Mbak, Mbak sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Mbak bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadwal latihan
cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat
teratur”.

“Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik  jangan lupa dipujiya Mbak”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”

“Coba Mbak sebutkan lagi cara merawat bapak”

“Setelah ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak ya Mbak”

“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan
tadi langsung kepada bapak?”

“Berapa lama kita akan berbincang? Bagaimana kalau 30 menit ?”

“Dimana kita bisa berbincang lagi? Bagaimana kalau disini saja?”

21
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol RPK dengan cara kedua: bercakap-cakap
dengan orang lain
Orientasi:

“Assalamualaikum mbak, masih ingat dengan saya?”

“Bagaimana Mbak? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”

“Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara
mengontrol rasa marah bapak.”

“Berapa lama mbak kita mau latihan? Bagaimana kalau 30 menit?”

“Dimana kita akan latihan, Mbak? Bagaimana kalau kita latihan disini saja? Sebentar saya
panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”

Kerja:

”Nah pak, coba ceritakan kepada Mbak, latihan yang sudah Bapak lakukan.”

“Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Mbak jadwal harian Bapak! Bagus!”

”Nanti di rumah Mbak bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”

”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”

”Masih ingat pak, Mbak. Kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan bapak adalah?”

”Ya, betul. Bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/tiup
perlahan–lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba mbak temani dan
bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.

“Bagus sekali, bapak dan mbak sudah bisa melakukannya dengan baik”.

“Cara yang kedua masih ingat pak, mbak?”

22
“ Ya, benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”.

“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti
bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul kasur dan bantal.”

“Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus
sekali bapak melakukannya”.

“Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba
praktekkan langsung kepada Mbak cara bicara ini:

Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Nak, Bapak perlu uang untuk beli rokok!’.Coba
bapak praktekkan. Bagus pak.

Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak

Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak
dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan.
Bagus”

“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”

“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi mbak untuk meredakan
kemarahan”.

“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, mbak agar pikiran bapak jadi tenang, 
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”

23
“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya?”

“Bagus. Jam berapa minum obat?”

“Bagus. Apa guna obat tersebut?”

“Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?”

“Wah bagus sekali!”

“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, bapak
tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

Terminasi:

“Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak setelah kita latihan
cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”

“Bisa mbak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”

“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah
dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat melakukan
dengan benar ya, Mbak”

“Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu
saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”

“Berapa lama mbak ingin berbincang-bincang? Oh, 15 menit. Baiklah.”

“Lalu dimana kita akan berbincang-bincang? Oh, sama disini. Baiklah, Mbak.”

24
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol RPK dengan cara ketiga: melaksanakan
aktivitas terjadwal
Orientasi:

“Assalamualaikum, Pak, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?

“Bagaimana mbak, selama mbak membesuk apakah sudah terus berlatih cara merawat
bapak? Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”

“Karena besok bapak sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu, nah
sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah?”

“Berapa lama mbak mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

“Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau birbincang-bincangnya disini


saja?”

Kerja:

“Mbak, jadwal yang telah dibuat selama bapak di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah,
baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Mari kita lihat jadwal bapak”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak
selama di rumah. Kalau misalnya bapak menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika  hal ini terjadi segera datang ke puskesmas atau pelayanan
kesehatan terdekat ya”

“Nanti petugas puskemas tersebut yang akan memantau perkembangan bapak selama
dirumah”

Terminasi:

“Bagaimana Mbak apakah sudah paham? Ada yang ingin ditanyakan?

“Coba Mbak sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan” (jadwal kegiatan, tanda atau
gejala, follow up ke Puskesmas).

“Jangan lupa ya, Mbak materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara merawat bapak
maupun mengatur jadwal bapak dirumah nanti diterapkan, ya.”

25
“Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi ya, Mbak”

“Saya akan persiapkan pakaian dan obat.”

“Karena bapak sudah boleh pulang, nanti silahkan mbak datang lagi untuk memeriksakan
atau mengontrolkan keadaan bapak ya, Mbak. Bagaimana perkembangan kondisi bapak”

“Satu bulan kemudian ya, Mbak.”

“Tempatnya nanti silahkan datang ke poliklinik lagi ya, Mbak.”

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok pada pasien, pasien dapat
mengikuti instruksi dari perawatan, mulai dari mendengarkan penjelasan dari perawat
mengenai RPK dan juga mengikuti latihan-latihan yang diberikan oleh perawat.
Pasien juga dapat memahami apa itu RPK, tanda-tanda RPK, bagaimana cara
menghilangkan RPK, dll.

B. Saran
Bagi Penulis agar dalam penerapan terapi aktivitas kelompok pada pasien
dengan RPK tidak hanya tertuju kepada klien, tetapi juga kepada keluarga dan orang
terdekat pasien sebagai wujud strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang
komprehensif.

27

Anda mungkin juga menyukai