Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI KREATIVITAS

MEMBUAT ES BUAH

DISUSUN OLEH:

Egi Amanda Liesti 2014401052

Ketut Sutrisnawati 2014401064

Repka Pirmanda SR 2014401081

Riska Oktaviani 2014401085

Vunky Yessy Jesica 2014401096

Widia Fatmawati 2014401098

Elita Yuri 2014401100

Robi Diansyah 2014401088

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN TANJUNG KARANG TAHUN
AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan
proposal “Terapi Kreatifitas Membuat Es Buah” untuk memenuhi tugas praktek mahasiswa
stase Keperawatan Jiwa di Ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung. Dalam
penyusunan proposal ini penyusun telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
banyak pihak. Untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penyusun sehingga penyusun
bisa menyelesaikan proposal ini dengan baik.
Penyusun juga menyadari dalam mengerjakan proposal ini banyak kekurangan baik
dari segi bahasa maupun isi karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Penyusun akan
sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan dan kritikan serta saran
untuk menyempurnakan proposal ini. Akhir kata penyusun berharap proposal terapi
kreativitas ini dapat berguna dan menjadi acuan agar kegiatan yang akan datang dapat
menjadi lebih baik.

Bandar Lampung, 19 Mei 2022

Penulis
TERAPI KREATIFITAS MEMBUAT ES BUAH

A. TOPIK
Terapi kreatifitas kelompok membuat es buah

B. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa.
Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses
berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini
menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart &
Sundeen, 1998). Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara
klinis bermakna yang berhubungan dengan distress atau penderita dan menimbulkan
gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia (Keliat, 2009). Fenomena
gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahun
diberbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan
data dari WHO dalam Yoseph 2013 ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami
gangguan jiwa. WHO menyatakan, setidaknya ada satu dari empat orang di dunia
mengalami masalah mental dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh
dunia suadah menjadi masalah yang sangat serius.
Pada pasien dengan gangguan jiwa tidak lepas dari pemberian terapi yaitu
dengan terapi psiko farmakologi, ,electro convulsive therapy (ECT), psikoterapi, terapi
psikososial, terapi psikoreligius, rehabilitasi, dan terapi modalitas. Terapi psikologi
adalah aktivitas yang dilakukan untuk gejala kejiwaan melalui perilaku atau tingkah
laku manusia.
Terapi Kreatifitas merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik
yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam
rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal
pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan akan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak
dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Dari statistik kesehatan daerah tahun 2013 mencatat, terdapat 0,8 per mil
gangguan jiwa berat di Lampung. Itu artinya, jika penduduk Lampung 10 juta, maka
jumlah penderita gangguan jiwa di Lampung sekitar 8.000, dan itu hanya gangguan
jiwa berat, belum yang sedang, ringan, dan narkoba.
Kami mahasiswa DIII Poltekkes yang sedang praktik klinik keperawatan
jiwa di RS Jiwa Daerah Provisi Lampung mendapati jumlah pasien yang terdapat
Rumah Sakit Jiwa diruang NURI pada tanggal 16 Mei 2022 adalah sebanyak 10
pasien. Dari keseluruhan pasien di ruang Nuri, kami mahasiswa DIII Poltekkes
Tanjungkarang melakukan pengkajian dengan jumlah 10 pasien dengan diagnosa
halusinasi, harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan. Maka dari itu kami kelompok
sepakat untuk mengambil tema pada terapi kreativitas yaitu membuat es buah.
Dengan dilakukannya terapi kreatifitas diharapkan dapat melatih
kemampuan pasien agar bisa mandiri dan memiliki kreatifitas setelah pasien keluar
dan memulai bergabung dengan masyarakat yang ada dilingkungannya. Terapi ini
sangat bermanfaat bagi pasien agar pasien merasa mempunyai kemampuan yang bisa
diterapkan dalam masyarakat dan kehidupan sehari-hari, kreatifitas ini akan dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan pengarahan mahasiswa dan berdiskusi satu
sama lain.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi kreatifitas membuat es buah ini klien mampu
melatih kemampuan pasien agar bisa mandiri dan memiliki kreatifitas setelah
pasien keluar dan memulai bergabung dengan masyarakat yang ada
dilingkungannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi kreatifitas membuat es buah dengan selama 45 menit
diharapkan pasien mampu melatih kemampuannya
a. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan
b. Meningkatkan kontrol diri dan perasaan berharga
c. Mengubah perilaku
d. Mengembangkan kreatifitas
e. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan

D. KLIEN
1. Karakteristik klien
Dilakukan pada pasien dengan kondisi:
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi
kreatifitas
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi kreativitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti terapi kreativitas
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti terapi kreativitas dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
d. Membuat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan
bersama perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN
1. Terapis
a. Leader : Repka Pirmanda SR
b. Co Leader : Vunky Yessi Jesica
c. Observer : Egi Amanda Liesti
d. Fasilitator :
1) Widia Fatmawati
2) Ketut Sutrisnawati
3) Riska Oktaviani
4) Elita Yuri
2. Peran Fungsi
a. Tugas Leader :
1. Memimpin jalannya terapi kreativitas
2. Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan jalannya
terapi kreativitas
3. Membuka acara terapi kreativitas
4. Memimpin diskusi kelompok
5. Memberikan informasi
6. Menutup acara
b. Tugas Co Leader :
1. Mendampingi leader
2. Mengambil posisi leader jika pasif
3. Mengarahkan kembali posisi peminpin kepada leader
4. Menjadi motivator
c. Tugas Fasilitator :
1. Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai
anggota kelompok
2. Membantu mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung
3. Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam melaksanakan
terapi kreativitas

3. Nama Klien yang Ikut

No Nama Keluhan
1 Tn.
2 Tn.
3 Tn.
4 Tn.
5 Tn.
6 Tn.
7 Tn.
8 Tn.
9 Tn.
10 Tn.

4. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok akan dilaksanakan
pada: Hari : Rabu
Tanggal : 18 Mei 2022
Waktu : 10.00 -selesai
Tempat : Ruang Nuri

5. Tempat
Setting tempat pada Terapi kreativitas

K F K
F F

KK

O F F
K K F K
F K F

Keterangan Gambar :
: Leader

: Co Leader

K : Klien/ Pasien

: Fasilitator
F

: Observer
O
F. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Alat dan bahan :
 2 buah naga merah
 2 buah timun suri
 1 buah pepaya
 3 buah alpukat
 jelly secukupnya
 1/2 kg gula pasir
 1 kaleng susu kental manis
 Air secukupnya
 Es batu / es serut secukupnya

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis
2. Perkenalan nama, dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih kemampuan pasien agar bisa
mandiri dan memiliki kreatifitas setelah pasien keluar dan memulai
bergabung dengan masyarakat yang ada dilingkungannya.
2. Menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis.
 Lama kegiatan 30 menit.
 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Menjelaskan alat dan bahan membuat es buah
b. Larutkan gula dalam air yang panas sebanyak 50 ml.
c. Potong semua buah sesuai selera.
d. Potong-potong jelly sesuai selera
e. Masukkan semua isian dalam gelas atau mangkuk.
f. Tambahkan air gula, susu, air, serta es batu.
g. Pasien mempraktekkan cara membuat es buah
h. Beri pujian/ Penghargaan atas kemampuan klien

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi kreativitas.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan klien
c. Kontrak yang akan datang
1. Menganjurkan pasien melatih kemampuannya pasien agar bisa mandiri
dan memiliki kreatifitas.

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Waktu pelaksanaan telah disepakati dengan pembimbing lahan
b) Proposal kreatifitas telah dipersiapkan, sarana dan prasarana
sudah dikonfirmasi dengan pembimbing lahan
c) Topik telah disepakati dengan pembimbing lahan
d) Pasien mendengarkan dan memperhatikan cara membuat es buah
2. Evaluasi Proses
a) Pasien mampu membuat es buah
b) Pasien dapat hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Alat dan media yang digunakan dapat dipersiapkan dan digunakan dengan baik
3. Evaluasi Hasil
a) Minimal 70% pasien dapat bekerja sendiri
b) Minimal 80% yang hadir aktif bekerja
c) 80% pasien yang hadir merasa senang mengikuti kreatifitas yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:
Achir Yani edisi III. Jakarta : EGC
Anna. Budi. Keliat, Akemat. 2009. Model praktek keperawatan
propesional jiwa, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai