Keperawatan Komunitas 1
oleh
NUR INAYATI
NIM 072310101028
UNIVERSITAS JEMBER
2009
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember
Jalan Moch Seruji No. 182 Jember Telp (0331) 487145
1. Latar belakang
Latar belakang pemilihan materi ini adalah karena pada saat ini banyak terjadi fenomena
khususnya pada kalangan remaja yang banyak melakukan kagiatan-kagiatan yang kurang
positif. Masa remaja merupakan keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke
keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat
berakibat buruk bahkan fatal. Para remaja biasanya melampiaskannya melalui perbuatan-
perbuatan negativ seperti penggunaan narkoba, alkohol, tawuran, bahkan ada yang
melakukan bunuh diri. Mereka cenderung mengahlikan ke perbuatan seperti itu karena
bagi mereka jika belum melakukan hal tersebut mereka dianggap ketinggalan jaman oleh
kelompok mereka, padahal hal semacam itu justru dapat membahayakan mereka.
2. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah proses penyuluhan siswa/i SMA 3 Jember dapat memahami dan menerapkan
perilaku sehat mental dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan, siswa/I SMA 3 Jember mampu menyebutkan
pengertian, indikator, macam-macam dan katagori penyimpangan perilaku sehat mental,
ciri-ciri dan perilaku sehat mental minimal 90% dengan benar.
6. Evaluasi
1. Apa pengertian dari sehat mental?
2. Apa indikator sehat mental?
3. Bagaimanakah ciri-ciri perilaku sehat mental?
4. Sebutkan macam-macam dan katagori penyimpangan perilaku sehat mental?
7. Referensi :
Potter& Porry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
http://www.refleksiteraphy.com/ artikel
http://www.uksw.edu/archives/docs/pskti/01-05-2009 . Prosiding Diskusi Kemiskinan dan
Kesehatan Mental diNTT.pdf
W.F. Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran. 1995. Surabaya: Airlangga Univercity Press
8. Lampiran :
- Materi : sehat mental pada remaja
- Daftar hadir peserta
- Leafet
Penyuluh,
NUR INAYATI
NIM 072310101028
BAB 1.PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa pencarian jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa
keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya. Dalam psikologi
perkembangan remaja ini penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini
berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20
tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh
dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua
persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa. Kesulitan dan persoalan
yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan
juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan
antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua
persimpangan fase perkembangan yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan
persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan
dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang
terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian). Remaja yang salah
penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan
cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi
dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja,
melakukan tindakan bunuh diri bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan
penyalahgunaan.
Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental
remaja. Makin tinggi angka bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat
adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental
sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti
peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah
tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang
pencegahan pemakain obat terlarang agar dapat terwujud generasi remaja yang memiliki sehat
mental.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologis, kata mental berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya
roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata
hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene
mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9). Ada beberapa pengertian sehat
mental menurut beberapa referensi yaitu
“ Keberhasilan yang terus menerus pada saat bekerja, mencintai dan mencintai
dengan kapasitas yang matang, solusi yang fleksibel terhadap konflik yang muncul
antara insting, konsekwensi, kepentingan orang lain dan realitas”( The Mental
Psychiatris Association/APA, 1980)
“ Keadaan dinamik dalam pikiran,perasaandan tingkah laku yang sesuai dengan usia
dan sesuai dengan norma lokal dan kultural yang ada”( Robinson,1993)
Sehat mental merupakan kondisi kejiwaan manusia yang harmonis. Seseorang yang
memiliki jiwa yang sehat apabila perasaan, pikiran, maupun fisiknya juga sehat. Jiwa (mental)
yang sehat keselarasan kondisi fisik dan psikis seseorang akan terjaga. Ia tidak akan mengalami
kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau penyakit-penyakit kejiwaan lainnya. Dengan
kata lain orang yang memiliki kesehatan mental juga memiliki kecerdasan baik secara
intelektual, emosional, maupun spiritualnya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya
adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya
keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat
menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin .
2.2 Indikator sehat mental
Ada beberapa indikator suatu perilaku seseorang dapat dikatakan sehat mental yaitu
1. Bahagia
Dapat menentukan kehidupan yang dapat dinikmati dan dapat melihat objek dan aktivitas
yang memungkinkan untuk memenuhi dan mendapatkan kebutuhannya sendiri
Dapat mengenal dan mengetahui batasan dari tingkah laku dan berespon terhadap aturan
rutinitas.
Dapat melihat dengan pendekatan diri yang ideal sesuai dengan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan
Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah.
Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah
tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya
bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau tindakannya.Ada beberapa ciri-ciri
seseorang dikatakan berperilaku sehat mental yaitu
a. Bertanggung jawab
b. Dewasa
Berperilaku sopan santun sesuai aturan, nilai, norma dan adat istiadat yang ada di
suatu tempat.
e. Beriman dan bertakwa serta percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.
f. Disiplin dan taat dan patuh terhadap aturan yang ada serta menghargai waktu yang
ada
a. Ganguan perasaan
Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang
menyedihkannya sehingga air mukannya selalu membanyangkan kesedihan,
kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya.
Marah sebenarnya adalah ungkapan dari perasan hati yang tidak enak, biasanya
akibat kekecewaan, ketidakpuasan, tidak tercapai yang diinginkannya. Apabila
orang yang sedang merasa tidak enak, tidak puas terhadap dirinya, maka sedikit
saja suasana luar mengganggu ia akan menjadi marah. Sesungguhnya orang
dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-
sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang
menimbulkan marah itu, maka yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan
mental.
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui ada yang ditakutkan dan
tidak dapat menghilangkan perasan gelisah dan mencemaskan itu. Terlalu banyak
hal-hal yang banyak menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya
- Iri hati
Seringkali orang mrrasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasan ini bukan
karena kebusukan hatinya seprti biasa di sangka orang, akan tetapi karena ia
sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya.
b. Ganguan Perilaku
- Secara kontinyu melakukan diet atau memiliki obsesi untuk memiliki tubuh yang
langsing
Pada hari libur gunakan waktu untuk bersantai bersama keluarga atau teman-teman
seperti melakukan rekreasi, olahraga, jalan-jalan atau yang lainnya. Kegiatan bersantai
semacam ini sangat positif untuk menenangkan diri dan hasilnya pikiran jadi tajam,
kepedulian kita pada diri sendiri dan lingkungan semakin peka.
Buat rencana dan jadwal. Pilih tugas mana saja yang harus diselesaikan minggu ini
sekaligus jadwal waktu kapan dan bagaimana tugas itu harus dikerjakan. Kalau tugas
yang ada sangat banyak, pilih beberapa buat dikerjakan minggu depannya lagi.
Sebaliknya, kalo tugas yang ada sangat sedikit, buat kegiatan baru yang bisa menambah
kemampuanmu.
Melakukan kegiatan bakti sosial. Memberikan waktu dan tenaga kita untuk kepentingan
sosial. Banyak riset membuktikan, kalau kita bisa membantu orang lain sedikit banyak
rasa percaya diri kita juga bertambah.
Memperluas pengetahuan. Yaitu dengan mengembangkan bakat dan minat kita, misalnya
ikut les musik, main ke galeri, baca buku atau buat catatan harian.
Menghargai diri sendiri. Mulailah bersikap ramah kepada diri sendiri dan hargai usaha
sekecil apapun yang pernah kita lakukan. Buang pikiran-pikiran negatif tentang diri kita.
Dan mulailah kita memikirkan hal-hal yang positif yang ada pada diri kita seperti bakat,
kemampuan, penghargaan dan hadiah yang perhah kita peroleh.
DAFTAR HADIR