Anda di halaman 1dari 19

A S U H A N K E P E R A W A T A N

D I A R E
K E L O M P O K 2

ANGGOTA

Nirmala (NH0118055)
Nur faujiah (NH0118057)
Tasya Putri Tamara (NH0118088)
Nurhalisah (NH0118058)
Nurlisa rorano (NH0118060)
Sapta Noven Tonapa (NH0118075)
Anhari sahdi (NH0116015)
01 DEFINISI

Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak


normal dan cair. Buangan air besar yang tidak
normal dan bentuk tinja yang cair dengan
frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi
dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali
buang air besar.
02 ETIOLOGI

Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian diare pada

balita yaitu infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau

parasit, adanya gangguan penyerapan makanan atau

malabsorbsi, alergi, keracunan bahan kimia atau racun

yang terkandung dalam makanan, imunodefisiensi yaitu

kekebalan tubuh yang menurun serta penyebab lain.


03 M A N I F E S TA S I K L I N I S

Tanda dan gejala awal diare yang terjadi pada balita


ditandai dengan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair (lendir) dan
tidak menutup kemungkinan diikuti keluarnya darah, anus
lecet, dehidrasi (bila terjadi dehidrasi berat maka volume
darah berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung
cepat, tekanan darah turun, keadaan menurun diakhiri
dengan syok), berat badan menurun, turgor kulit menurun,
mata dan ubun-ubun cekung, mulut dan kulit menjadi
kering.
KLASIFIKASI

1 2 3 4

Diare Disentri Diare Diare dengan


Akut Persisten Masalah lain
PATOFISIOLOGIS
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap a
kan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus me
ningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrol
it kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan s
ehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan ganggu
an sekresi akibat toksin didinding usus, sehingga se
kresi air dan elektrolit meningkat kemudian menjadi
diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hi
perperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang menga
kibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis m
etabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kur
ang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sir
kulasi darah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan tinja, Makroskopis dan Pemeriksaan kadar ureum dan


1 mikroskopis dan pH dan kadar gula dalam tinja 3 keratinin untuk mengetahui faal ginjal
dengan kertas lakmus dan tablet elinitest .

Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam- Pemeriksaan elektrolit terutama


2 basa dalam darah, dengan menentukan pH dan
4 kadar natrium, kalium dan fosfor
cadangan alkali dalam serum

Pemeriksaan intubasi duodenum untuk


5 mengetahui jenis jasad renik atau parasit
KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit


merupakan komplikasi utama, terutama pada
01 lanjut usia dan anak-anak. Kehilangan
elektrolit melalui feses dapat mengarah
terjadinya hipokalemia dan asidosis
metabolik

Dehidrasi merupakan komplikasi dari


02 kejadian diare yang disebabkan karena
tubuh mengalami kehilangan cairan

Renjatan hipovolemik akibat menurunnya


03 volume darah yang mencapai 15-25% berat
badan.
PENATALAKSANAAN

Pemberian zink dapat mempercepat


Berikan antibiotik secara
penyembuhan diare dengan cara
selektif. Antibiotik hanya boleh
meningkatkan sistem kekebalan
tubuh pada anak diresepkan oleh dokter

Berikan informasi mengenai tanda-tanda


Berikan ASI apabila anak masih
Berikan oralit. Oralit bermanfaat untuk segera membawa anaknya ke petugas
mendapatkan ASI dan sebanyak yang kesehatan apabila ditemukan buang air
untuk menggantikan cairan dan besar cair berlebih, makan atau minum
anak mau, serta berikan makanan dengan
elektrolit tubuh yang hilang akibat sedikit, demam, tinja berdarah, dan tidak
frekuensi lebih sering sampai anak membaik dalam waktu 3 hari.
diare
berhenti diare
A S U H A N K E P E R AWATA N A N A K
DENGAN DIARE
K A
S U
S
An.Y Berumur 1 tahun dibawa oleh ibunya ke RSUD Dr. R. Salewangan Maro
s. Ibu klien mengatakan An. Y mencret ± 6 hari dan dalam satu hari mencret
lebih dari 10 kali dengan konsistensi cair dan muntah. Saat dilakukan peme
riksaan fisik mata cekung, turgor kulit kembali sangat lambat, badan lemas
, bibir kering. dan ibunya sudah memberi larutan oralit sehari satu gelas.
PENGKAJIAN

Penanggung
Identitas pasien
Jawab

No. Register : 00355


Nama : An. Y Nama : Ny. J
click to add your text here
Umur : 1 tahun Umur : 30 tahun
click to add your text
Agama here
: Islam Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa
click : Bugis/Indonesia
to add your text here Pendidikan : SMA
Pekerjaan
click : Tidak
to add your text here bekerja Pekerjaan: IRT
Pendidikan : Belum sekolah Hubungan : Ibu
Alamat : Jl.Merpati RT 05/RW 7Maros
Tanggal masuk : 14-05-2020
Diagnosa medis : gastroenteritis
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Perawatan dan Kesehatan
Keluhan utama
1 Saat pengungkapan dilakukan ibu 3 Dahulu
Ibu klien mengatakan An.Y sebelumnya
klien mengatakan An.Y BAB ± 6 hari,
belum pernah menderita diare ataupun
dalam satu hari BAB ≥10 kali cair
gastroenteritis dan baru kali ini An. Y
dan muntah.
dirawat dirumah sakit
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Penyakit Sekarang 4 Saat pengkajian diperoleh data bahwa
2 Ibu klien mengatakan sebelum
dibawa kerumah sakit ±6 hari mencret
anggota kleuarga klien tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis
dan dalam satu hari An. Y mencret atau infeksi usus
lebih dari 10 kali cair dan muntah.
Sudah diperiksakan kedokter spesialis Riwayat imunisasi
anak tidak ada perubahan lalu
keluarga membawa anak kerumah
5 Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi
BCG, DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini
sakit roemani diperiksa oleh dokter An.Y mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya
dan disarankan untuk rawat inap. yang sakit maka imunisasinya ditunda sampai An.Y
sembuh
ANALISA DATA
No. Analisa data Masalah Etiologi
1. Data Subyektif : Gangguan eliminasi BAB : diare Peningakatan peristaltik usus
Ibu klien mengatakan An. Y mencret ±
6 hari dan dalam satu hari mencret
lebih dari 10 kali cair.
 
Data Obyektif :
 
Abdomen kembung
Peristaltik usus (≥ 30 kali/menit)

2. Data Subyektif : Defisit volume cairan Kehilangan cairan sekunder


  terhadap diare
Ibu klien mengatakan An. Y mencret ±
6 hari dan dalam satu hari mencret
lebih dari 10 kali cair.
 
Data Obyektif :
 
Turgor jelek
Mukosa bibir kering
CRT > 3 detik
S : 375 oC
N : 118 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan integritas kulit berhubungan


dengan iritasi daerah perianal, seringnya
defekasi

Defisit volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
INTERVENSI
No. Diagnosa Intervensi Rasional
1. Gangguan integritas kulit Berikan perawatan daerah anus Menetapkan penatalaksanaan
berhubungan dengan iritasi Berikan pakaian yang longgar. selanjutnya.
daerah perianal, seringnya Kolaborasi pemberian diet tinggi Menurunkan kerusakan integritas
defekasi. protein kulit dianus.
Untuk memudahkan bebas gerak.

2. Defisit volume cairan monitor intake dan Output. untuk mengetahui tingkat dehidrasi
berhubungan dengan kehilangan Anjurkan klien untuk minum setelah dan mencegah syok hipovolenik.
cairan sekunder terhadap diare BAB, minum yang bnyak. Untuk mengetahui balance cairan.
Pertahankan cairan parental dengan Untuk mengembalikan cairan yang
elektrolit. hilang.
IMPLEMENTASI
No. Implementasi Respon
1. Monitor intake dan output S : Ibu mengatakan anak sudah tidak muntah saat diberi makan.
O : Anak sudah mau makan

2. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum yang S : Ibu klien mengatakan akan memberikanan An. Y banyak minum
banyak apalagi setelah BAB
O:-
S : 375℃, RR : 36x/menit,
N : 118x/menit

3. Menganjurkan keluarga untuk memberi pakaian yang longgar pada S : ibu mengatakan iya
klien
O : keluarga kooperatif
4. Mempertahankan cairan parenteral dengan mengganti yang baru S: -
karena habis
O : cairan infuse terpasang RL yang baru dengan tetesan 12 tpm

5. Memberi diet LLM 3x 100cc dan menganjurkan keluarga untuk S : ibu klien mengatakan anak sudah mau makan tapi sedikit.
memberi makan anak sedikit tapi sering
O : anak makan habis ½ porsi

6. Perawatan perianal S : ibu klien mengatakan anus An. Y kemerahan


O : tampak
EVALUASI
No. Dx Diagnosa Evaluasi
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi S : ibu mengatakan daerah sekitar anus tidak lagi kemerahan,
daerah perianal, seringnya defekasi lecet berkurang.
 
O : daerah sekitar anus tidak didapati kemerahan.
 
A : masalah teratasi yaitu daerah perianal an. Y tidak
kemerahan, lecet berkurang.
 
P : pertahankan intervensi : bersihkan daerah anal dengan air
hangat lalu keringkan dan kemudian olesi minyak / salep.

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan S : keluarga klien mengatakan anak sudah mau minum habis 2
kehilangan cairan sekunder terhadap diare. gelas blimbing.
 
O : turgor kulit normal S : 367 0C, N : 104x/menit, RR :
26x/menit. mukosa bibir lembab, tampak anak mau minum.
 
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
Kaji keadaan umum klien, pertahankan cairan parenteral,
timbang bb seriap hari.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai