ASUHAN KEPERAWATAN
FRAKTUR
OLEH
Kelompok 1
Kelas A2/2018
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta berkah-Nya sehingga penyusunan makalh ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR” di
sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar bidang S1 Keperawatan.
Kami menyadari dalam menyusun materi yang telah kami sajikan ini masih jauh
dari sempurna, dimana banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
Bab II Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur atau patah tulang merupakan suatu kondisi terputusnya
kontinuitas yang normal dari suatu jaringan tulang. Fraktur dapat terjadi pada
semua bagian tulang, baik ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Fraktur
atau patah tulang dapat disebabkan oleh kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja,
kecelakaan lalu lintas, trauma/ruda paksa atau tenaga fisik, dan sebagainya yang
ditentukan oleh jenis dan luasnya fraktur. (Aristi & Asti, 2018)
Menurut World Health Organization (WHO) di dunia terjadi kasus
fraktur kurang lebih 13 juta orang, dengan angka prevelensi sebesar 2,7%. Pada
tahun 2010 kasus fraktur mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 28 juta orang
mengalami fraktur dengan angka prevelensi sebesar 4,2%. Terjadinya fraktur
tersebut termasuk didalamnya insiden kecelakaan, cidera olahraga, bencana alam
dan lain sebagainya, pada tahun 2011-2013 terdapat lebih dari 5,6 terdapat lebih
dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden. (Astuti & Aini, 2020)
Di Indonesia terjadinya kasus fraktur banyak disebabkan oleh cedera
antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam atau
tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775
orang (58%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (25,9%), dan dari 14.125 trauma benda tumpul yang
mengalami fraktur sebanyak 236 orang (20,6%).
Di Sulawesi Selatan berdasarkan profil Dinas Kesehatan 2014, diperoleh
dari 44 Rumah Sakit kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan (Pemerintah dan
Swasta) yang melaporkan situasi Penyakit Tidak Menular tahun 2013
menunjukkan bahwa kasus yang terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas dan
cidera baik pada penderita rawat jalan (9.354 penderita) maupun penderita rawat
inap (3.842 penderita). Pada Tahun 2013 tercatat pasien yang mengalami fraktur
sebanyak 148 orang yang berjenis kelamin perempuan dan 404 orang yang
berjenis kelamin laki-laki, dan pada tahun 2014 tercatat pasien yang mengalami
fraktur sebanyak orang 58 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 235 orang
yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada tahun 2015 tercatat mulai
Januari sampai dengan April pasien yang mengalami fraktur sebanyak 26 orang.
(Kombong, 2018)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apa pengertian Fraktur ?
2. Bagaimana etiologi Fraktur ?
3. Bagaiaman patofisiologi Fraktur ?
4. Bagaimana klasifikasi Fraktur?
5. Apa manifestasi klink Fraktur ?
6. Bagaimana tes diagnostic Fraktur ?
7. Bagaimana penatalaksanaan Fraktur ?
8. Apa Farmakologi Fraktur ?
9. Bagaimana Terapi diet Fraktur ?
10. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada penderita Fraktur ?
11. Bagaimana pengkajian pada penderita Fraktur ?
12. Apa saja penyimpangan kdm Fraktur ?
13. Apa diagnose Fraktur ?
14. Apa intervensi Fraktur?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Fraktur
2. Mengetahui etiologi Fraktur
3. Mengetahui patofisiologi Fraktur
4. Mengetahui klasifikasi Fraktur
5. Mengetahui manifestasi klink Fraktur
6. Mengetahui tes diagnostik Fraktur
7. Mengetahui penatalaksanaan Fraktur
8. Mengetahui Farmakologi Fraktur
9. Mengetahui Terapi diet Fraktur
10. Mengetahui komplikasi yang terjadi pada penderita Fraktur
11. Mengetahui pengkajian pada penderita Fraktur
12. Mengetahui penyimpangan kdm Fraktur
13. Mengetahui diagnosa Fraktur
14. Mengetahui intervensi Fraktur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FRAKTUR
Leseri kulit perubahan frakmen tulang reaksi nosis pektor ganguan fungsi
Tulang
Putus vena/akteri spasme otot suptur vena/akteri Respon reflek potekti pada tulang
Syok management
1. Monitor fungsi
neurologis
2. Monitor fungsi renal
( e.g. BUN dan Cr lavel )
3. Monitor tekanan nadi
4. Monitor status
cairan,input output
5. Catat gas darah arteri dan
oksigen dijaringan
6. Memonitor gejala gagal
pernafasan
( misalnya,rendah
PaO₂ peningkatan
PaO₂ tingkat,kelelahan
otot pernafasan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Indonesia kejadian fraktur banyak akibat kecelakaan kerja.Fraktur
adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk dan kontraksi
otot ekstrem. Saat tulang patah, jaringan disekitar akan terpengaruh, yang dapat
mengakibatkan edema pada jaringan lunak, dislokasi sendi, kerusakan saraf.
Saat terjadi fraktur otot mengalami spasme dan menarik fragmen tulang
keluar posisi, bahkan mampu menggeser tulang besar sperti femur. Fragmen
fraktur dapat bergeser kesamping atau menimpa segmen lain, dapat berotasi atau
berpindah, setelah periosteum dan pembuluh darah di korteks marrow, dan
jaringan lunak yang membungkus tulang rusak, terjadilah perdarahan dan
terbentuk hematoma dirongga medula tulang.Banyak komplikasi akibat fraktur
salah satunya resiko infeksi. Diakibatkan karena System pertahanan tubuh rusak
apabila terjadi trauma pada jaringan pada trauma orthopedic infeksi dimulai
pada kulit dan masuk ke dalam, biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka.
Asuhan keperawatan pada fraktur biasa nya ditemukan intervensi seperti
Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan atau cidera jaringan
lunak,Hambatanmobilitas fisik b/d nyeri, pembengkakan, prosedur bedah,
imobilisasi.Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d edema dan Resiko syok
hipovolemik b/d perdarahan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khusunya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Andani, W. (2018). Penerapan Mobilitas Dini Pada Asuhan Keperawatan Pasien Post
Operasi Fraktur Femur Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas di
RSUD Sleman. 1–96.
Aristi, & Asti. (2018). PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST ORIF
FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH DENGAN GANGGUAN MOBILITAS
FISIK. Polltekkes Kemenkes, 1–5.
Astuti, L., & Aini, L. (2020). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap
Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur. Journal of Chemical Information
and Modeling, 12(1), 1689–1699.
Dina Lusiana, F. N. R. (2016). Upaya meningkatkan efektifitas pola napas pada pasien
fraktur dislokasi servikal di rsop surakarta.
Dwi, R., & Sari, P. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Diagnosa Medis
Post Operative Closed Frakture Tibia 1/3 Distal di Ruang Melati RSUD Bangil
Pasuruan. 65.
Edwar, P. P. M., Airlangga, P. S., Salinding, A., Semedi, B. P., Sylvaranto, T., &
Rahardjo, E. (2018). Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur
Sternum yang Tidak Teridentifikasi. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia), 10(1),
42. https://doi.org/10.14710/jai.v10i1.20667
Irawati, I., Priyanti, R. P., & Maryati, H. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN POST OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS ATAS DENGAN NYERI
AKUT DI PAVILIUN ASOKA RSUD JOMBANG.
Kombong, S. (2018). PENGARUH KOMPRES AIR DINGIN (ES) TERHADAP
PERSEPSI NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR. 02(02), 138–143.
Pradjoko, I., & Jaya, C. (2018). Ekstraksi Benda Asing pada Kavum Nasi Melalui
Bronkoskopi. Jurnal Respirasi, 4(2), 45. https://doi.org/10.20473/jr.v4-
i.2.2018.45-50
Pratiwi, agustina eka. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Fraktur Femur Dengan
Masalah Nyeri. Orphanet Journal of Rare Diseases, 21(1), 1–9.
https://doi.org/10.1155/2010/706872
Rastu, G., Mahartha, A., Maliawan, S., & Kawiyana, K. S. (2016). MANAJEMEN
FRAKTUR PADA TRAUMA MANAGEMENT OF FRACTURE OF
MUSCULOSCELETAL TRAUMA. 1–13.