MAKALAH
oleh:
Kelompok 2
1. Aldila Kurnia P. 112310101006
2. Dhara Ayu P 112310101013
3. Frandita Eldiansyah 112310101014
4. Ria Rohma Wati 112310101015
5. Ajeng Di Retnani 112310101020
6. Dini Dian Flowerenty 112310101022
7. Bima Satria 112310101030
8. Silvi Anita Uslatu. R. 112310101035
9. Dita Oktaviana M. 112310101039
10. Wahyu Elok P. 112310101043
11. Subaida 112310101048
12. Meisita Tiara N. 112310101052
13. Eka Desi Pratiwi 112310101053
14. Agung Randy 112310101060
MAKALAH
diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik 6A
dosen pengajar: Ns.Wantiyah, M.Kep
oleh:
Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. karena berkat ridho
dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas IKK 6A.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dr. Sujono Kardis Sp.Kj yang
mendukung kegiatan kami.
2. Ns. Wantiyah., M. Kep. sebagai dosen pengajar mata kuliah IKK 6A
3. Teman-teman sebagai sumber inspirasi yang juga telah banyak membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun juga kami harapkan dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.Kami juga berharap bahwa
makalah ini nantinya dapat berguna bagi para pembaca dalam mencari ilmu dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
1.4 Manfaat .............................................................................................. 2
1.5 Implikasi Keperawatan .................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN TEORI LEUKIMIA.................................................... 4
2.1 Pengertian........................................................................................... 4
2.2 Epidemiologi....................................................................................... 4
2.3 Etiologi................................................................................................ 7
2.4 Klasifikasi........................................................................................... 8
2.5 Tanda Gejala....................................................................................... 9
2.6 Patofisiologi......................................................................................... 9
2.7 Komplikasi.......................................................................................... 10
2.8 Pemeriksaan Penunjang.................................................................... 11
2.9 Penatalaksanaan................................................................................. 12
2.10 Pencegahan............................................................................................14
BAB 3 PATHWAY LEUKIMIA..........................................................................16
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................18
4.1 Pengkajian Keperawatan.....................................................................18
4.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................24
4.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................25
4.4 Implementasi Keperawatan..................................................................27
4.5 Evaluasi keperawatan...........................................................................27
v
BAB 5 PENUTUP................................................................................................29
5.1 Kesimpulan............................................................................................29
5.2 Saran......................................................................................................29
SOAL KASUS.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, penulis dapat merumuskan tujuan
penulisan dari makalah ini, di antaranya:
1.3.1 untuk mengetahui pengertian leukemia;
1.3.2 untuk mengetahui epidemiologi leukemia;
1.3.3 untuk mengetahui etiologi leukemia;
1.3.4 untuk mengetahui klasifikasi leukemia;
1.3.5 untuk mengetahui tanda dan gejala leukemia;
1.3.6 untuk mengetahui patofisiologi leukemia;
1.3.7 untuk mengetahui komplikasi dan prognosis leukemia;
1.3.8 untuk mengetahui penataaksanaan leukemia;
1.3.9 untuk mengetahui pencegahan leukemia;
1.3.10 untuk mengetahui pathway leukemia;
1.3.11 untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien leukemia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis ilmiah yang dapat
dijadikan referensi dalam pembelajaran mahasiswa jurusan
keperawatan;
1.4.2 dengan mengetahui segala hal yang berkaitan dengan penyakit
leukopenia dan leukemia maka kita dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien leukopenia dan leukemia dengan baik.
tindak lanjut dan berbagai tindakan darurat yang harus dilakukan kepada pasien
tersebut.
4
2.1 Definisi
Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang artinya putih dan
haima yang artinya darah. Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi
sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang
membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan
membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel
semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.
Namun, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang. Dimana sel-sel
baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak
mati seperti seharusnya. Hal ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang
menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
Menurut Suriadi, 2001, Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang
masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. Leukimia adalah suatu keganasan
pada alat pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hemopoetik muda
yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah
normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, dkk, 2002).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer, 2001).
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari
sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
2.2 Epidemiologi
Insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5
tahun yaitu ALL (Acute Lymphoid Leukemia). Anak perempuan menunjukkan
prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Penderita ANLL (Acute
5
Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak.
Dan resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan
kromosom bawaan seperti Sindrom Down (Smeltzer, 2001).
Leukemia merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya
merupakan sebagian kecil dari kanker secara keseluruhan. Menurut Handayani
(2008) ada beberapa data epidemiologi menunjukkan hasil sebagai berikut.
a. Insidensi
Insidensi leukemia di negara barat adalah 13/100.000 penduduk/
tahun. Dan leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada
angka pasti mengenai insiden leukemia di Indonesia.
b. Frekuensi relatif
Frekuensi relatif di Negara Barat menurut Guns yaitu: Leukemia akut
60%, CLL 25%, CML 15%. Sedangkandi Indonesia, frekuensi CLL sangat
rendah. Dan CML merupakan leukemia kronis yang paling sering di jumpai.
c. Usia
1) ALL terbanyak pada anak-anak dan dewasa
2) AML pada semua usia, lebih sering pada orang dewasa
3) CML pada semua usia tersering usia 40-60 tahun
4) CLL terbanyak pada orang tua
d. Jenis kelamin
Leukimia lebih sering di jumpai pada laki-laki dibandingkan
wanita dengan perbandingan 2:1.
2.3 Etiologi
Penyebab yang pasti dari penyakit ini belum diketahui, akan tetapi terdapat
beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
a. Genetik
Adanya penyimpangan kromosom. Insidensi leukemia meningkat pada
penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma
Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van
Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von
Reckinghausen, dan neurofibromatosis (Wiernik, 1985; Wilson, 1991 dalam
Handayani 2008). Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya
perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau
pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
6
b. Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik
dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini
berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi
(Wiernik,1985 dalam Handayani, 2008) .
c. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan
kromosom dapatan, misal: radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang
dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya
ANLL (Wiernik,1985; Wilson, 1991 dalam Handayani, 2008).
d. Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus
menyebabkan leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia
menemukan adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi
tidak ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang
merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan (Wiernik, 1985
dalam Handayani, 2008). Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan
leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia. Jenis leukemia yang
ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia (Kumala, 1990 dalam Reeves, 2001).
e. Bahan Kimia dan Obat-obatan
Paparan kromis dari bahan kimia (benzen) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering
terpapar benzen (Wiernik,1985; Wilson, 1991 dalam dalam Handayani, 2008).
Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML,
antara lain: produk – produk minyak, cat , ethylene oxide, herbisida, pestisida, dan
ladang elektromagnetik (Soeparman, 1998).
f. Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik (alkilator dan inhibitor topoisomere II) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML.
Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML (Soeparman, 1998).
g. Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan pada
pasien-pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus
7
lain seperti peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat
dari ledakan bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien
yang mendapat terapi radiasi misal: pembesaran thymic, para pekerja yang
terekspos radiasi dan para radiologis.
nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan, purpura, pembesaran
hepar dan lien, adanya gejala tidak khas (sakit sendi atau tulang karena infiltrasi
sel-sel ganas), jika terdapat infiltrasi ke dalam susunan saraf pusat, dapat
ditemukan tanda meningitis, peningkatan cairan cerebrospinal mengandung
protein dan penurunan glukosa (Nursalam, 2005).
2.6 Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang
disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu
sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang
sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang
dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan
sel darah normal. Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai
leukemia, yaitu:
a. Leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering
ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Hal ini
diakibatkan karena produksi yangdihasilkan adalah sel yang immatur.
b. Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah
normal atau jaringan vaskuler. Destruksi seluler diakibatkan proses
infiltrasi dan sebagai bagian darikonsekuensi kompetisi untuk
mendapatkan elemen makanan metabolik.
Sejumlah besar sel pertama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit
dalam sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ
hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar (splenomegali,
hepatomegali). Poliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal
sel hematopoetik lainnya dan mengarah ke pengembangan/pembelahan sel yang
cepat dan ke sitopenias (penurunan jumlah). Pembelahan dari sel darah putih
mengakibatkan menurunnya immunocompetence dengan meningkatnya
kemungkinan terjadi infeksi (Long, 1996).
Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah
masuk ke dalam tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur
1
antigen manusia. Begitu juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak oleh
tubuh. Dimana struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari
berbagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan
tubuh (Ngastiyah, 1997). Menurut Uriadi (2001), prosesnya meliputi: normalnya
tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan
terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah
mengalami infeksi, manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone
marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat, gangguan pada nutrisi dan
metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan
leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan meningkatnya tekanan jaringan dan
adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,
limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.
2.7 Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu:
a. Gagal sumsum tulang (bone marrow failure)
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam jumlah
yang memadai, biasanya ditandai dengan:
1) Lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu
sedikit).
2) Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih
3) Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
b. Infeksi
Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien
menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga
dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem
imun tidak efektif.
c. Hepatomegali (Pembesaran Hati
d. Splenomegali (Pembesaran Limpa)
1
2.9 Penatalaksanaan
1
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang
diberikan. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi,
konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak
menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode
intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk
memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan
diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi.
Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison
(antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar
asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit),
merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia
granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin
(menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut) (Betz,Cecily L.
2002).
Selain apa yang telah di jelaskan diatas, pada klien dengan leukemia dapat
dilakukan beberapa penatalaksaan sebagai berikut.
a. Pelaksanaan kemoterapi
1) Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase.
Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau
tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari
5%.
2) Fase profilaksis sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan
hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invisi sel leukemia ke otak.
Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami
gangguan sistem saraf pusat.
3) Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan
remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.
1
2.10 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Tindakan yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian terhadap pemaparan sinar radioaktif
Pencegahan ini ditujukan kepada petugas radiologi dan pasien yang
penatalaksanaan medisnya menggunakan radiasi. Untuk petugas radiologi
dapat dilakukan dengan menggunakan baju khusus anti radiasi,
mengurangi paparan terhadap radiasi, dan pergantian atau rotasi kerja.
Untuk pasien dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan diagnostik
radiologi serendah mungkin sesuai kebutuhan klinis.
2) Pengendalian terhadap pemaparan lingkungan kimia
Pencegahan ini dilakukan pada pekerja yang sering terpapar dengan
benzene dan zat aditif serta senyawa lainnya. Dapat dilakukan dengan
memberikan pengetahuan atau informasi mengenai bahan-bahan
karsinogen agar pekerja dapat bekerja dengan hati-hati. Hindari paparan
langsung terhadap zat-zat kimia tersebut.
3) Mengurangi frekuensi merokok
Pencegahan ini ditujukan kepada kelompok perokok berat agar dapat
berhenti atau mengurangi merokok. Satu dari empat kasus LMA
disebabkan oleh merokok. Tindakan yang dapat dilakukan dengan
memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok yang bisa menyebabkan
kanker termasuk leukemia (LMA).
4) Pemeriksaan kesehatan pranikah
Pencegahan ini lebih ditujukan pada pasangan yang akan menikah.
Pemeriksaan ini memastikan status kesehatan masing-masing calon
mempelai. Apabila masing-masing pasangan atau salah satu dari pasangan
tersebut mempunyai riwayat keluarga yang menderita sindrom Down atau
1
BAB 3 PATHWAY
LEUKEMIA
Leukemia
Disfugsi sumsum
Mual, anoreksia, Kurang informasi
tulang Allopesia
muntah
Kurang
Menurunkan Menurunkan Menurunkan Gangguan Citra Ketidakseimbangan Pengetahuan
trombosit nutrisi:
neutrofil eritrosit Tubuh Tubuh kurang dari
Suplai O2 anemia
Resiko PendarahanResiko Infeksi
menurun
Gangguan Perfusi
jaringan
1
Peningkatan Menumpuk di
Intoleransi konsumsi kalori Infiltrasi ke Infiltrasi ke SSP
sumsum tulang organ
Aktivitas
Nyeri Tulang limfoid S. Neurologis
Sel neoplastik
Splenomegali, terganggu
cepat membelah
hepatomegali,
limfadenopati
Intoleransi
Aktivitas
1
1. Kepala :
a. Lingkar kepala :
b. Rambut : kebersihan.(bersih) warna. (hitam)
Tekstur (kasar) distribusi rambut.(merata)
Kuat/mudah tercabut. . .( kuat )
2. Mata :
a. Sklera :Normal/non ikterik
b. Konjungtiva :anemis
c. Palpebra :
d. Pupil :ukuran 2mm .bentuk isokor, reaksi cahaya
berkurang
3. Telinga :
a. Simetris : ya
b. Serumen : Ada
c. Pendengaran: Baik
4. Hidung :
a. Septum simetris :ya
b. Sekret :tidak
c. Polip :tidak
5. Mulut :
Kebersihan kurang, warna pucat kelembaban kering, gusi mudah
berdarah
a. Lidah :kemungkinan adanya sariawan
b. Gigi : kemungkinan terjadi caries pada gigi atasnya
6. Leher :
a. Kelenjer getah bening :
Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½ cm dan di inguinal
dextra ada 3 bh diameter ½ x 1 ½ x 2 cm
b. Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
c. JVP : 5-2 cm H2O
7. Dada :
2
a. Inspeksi :Normal
b. Palpasi :Normal
c. Perkusi :normal
d. Auskultasi : bunyi ronchi
8. Jantung :
a. Inspeksi : iktus cordis di IC V
b. Auskultasi :-
c. Palpasi :-
9. Paru-paru :
a. Inspeksi :simetris
b. Palpasi :fremitus kiri=kanan
c. Perkusi :-
d. Auskultasi :vesikuler
10. Perut :
a. Inspeksi :ada purpura
b. Palpasi :Hepar kenyal dan pinggirnya tajam
c. Perkusi :timpani
d. Auskultasi :bising usus normal (4x/menit)
e. Pemeriksaan persistem:
1) Sistem pernapasan
Nafas pendek, dispnea, tachipnea, batuk, RR meningkat, ronchi.
2) Sistem pencernaan
Distensi abnormal, bising usus meningkat, anoreksia, mual, muntah,
penurunan BB, stomatitis, ulkus mulut, hipertrofi gusi, diare, feses hitam,
nyeri tekan perianal.
3) Sistem kardiovaskuler
Palpitasi, takikardi, murmur jantung, kulit dan membrane mukosa pucat,
konjungtiva anemis.
4) Sistem perkemihan
Penurunan output urin, hematuria.
5) Sistem persarafan
Defisit syaraf cranial/tanda perdarahan serebral, penurunan koordinasi,
kesemutan, paretesia, otot iritabilitas, kejang, pusing, sakit kepala,
disorientasi.
6) Sistem musculoskeletal
Nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sterna, kram otot, kelelahan, kelemahan.
f. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium pada klien dengan leukemia yang biasanya muncul yaitu:
a. Anemi normokrom normositer
b. Leukosit : meningkat >15.000/mm3 (N = 5000-10000/ mm3)
c. Sitogenik: kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang
pada kromosom 6, 11
d. H : menurun ( < 12.0 – 16.0 g/dL).
e. Trombosit: Menurun (<150.000-400.000/mm3)
f. SDP : meningkat (>50.000)
g. PT/PTT : memanjang
h. Copper serum : meningkat
i. Zink serum : menurun
Produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang
memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi
hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang.
d. Dispneu karena
d. Awasi upaya pernafasan, regangan jantung
auskultasi bunyi nafas. lama/peningkatan
kompensasi curah
jantung.
e. Mengidentifikasi
e. Kaji pemeriksaan lab defisiensi dan
klien, utamanya Hb kebutuhan
pengobatan / respon
terhadap terapi.
f. Berkolaborasi dengan tim f. Memaksimalkan
medis lainnya dalam transport oksigen ke
pemberian terapi jaringan.
medikasi oksigen
2
No Diagnosa Evaluasi
2
BAB 5 PENUTUP
2
5.1 Kesimpulan
Leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi
abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat
pembentuk darah. Insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara
3 dan 5 tahun yaitu ALL (Acute Lymphoid Leukemia). Anak perempuan
menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Dan ANLL
(Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia
pada anak. Dan resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai
kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Etiologi pasti masih belum
diketahui. Namun terdapat berbagai faktor predisposisi seperti genetik,
lingkungan, saudara kandung, virus, dan lain sebagainya.
5.2 Saran
Setelah membahas mengenai asuhan keperawatan pada lansia ini penulis
menyarankan untuk perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan pada klien dengan leukemia. Untuk masyarakat diharapkan dapat
melakukan pengobatan secara optimal untuk kesembuhan penyakitnya. Untuk
mahasiswa agar lebih memahami tentang leukemia agar dapat melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan leukemia secara optimal.
3
SOAL KASUS
1. Seorang perempuan 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam
tinggi, lemas, dan terkadang terjadi perdarahan di gusi. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan sel kanker pada sumsum tulang dan jaringan getah
bening. Sel-sel kanker ini terus melakukan pembelahan meski tubuh tidak
membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Selain itu
juga didapatkan bahwa jumlah leukosit mengalami peningkatan melebihi
batas normal. Penyakit yang dialami oleh klien adalah
a. Leukimia
b. Leukopeni
c. Anemia
d. Tumor sumsum tulang
e. Kanker sumsum tulang
2. Berdasarkan kasus diatas, insidensi paling sering terjadi pada usia...
a. Anak-anak 3-5 tahun
b. Remaja usia 12-20 tahun
c. 20-30 tahun
d. 30-40 tahun
e. > 40 Tahun
3. Jumlah leukosit yang mungkin didapatkan dari kasus di atas adalah...
a. >5000 leukosit/mm3
b. ±7000 leukosit/mm3
c. ±9000 leukosit/mm3
d. ±10000 leukosit/mm3
e. >15000 leukosit/mm3
4. Seorang laki-laki berusia 35 tahun di diagnosa mengalami leukimia. Klien
mengeluhkan rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, petekie,
pendarahan, nyeri tulang, infeksi dan pembesaran kelenjar getah bening,
limpa, hati, dan kelenjar mediastinum. Sel kanker telah mengenai sel stem
hematopeotik dan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. Jenis leukimia yang
mungkin dialami klien adalah...
a. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
b. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
c. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
d. Leukemia Limfositik Kronis (LLC)
e. Leukimia Limfositik Permanen (LLP)
5. Seorang klien didiagnosa mengalami Leukemia Limfositik Akut (LLA). Pada
saat pengjian didapatkan klien sering ditemukan mengalami penurunan
kesadaran, iritabilits otot dan “seizure activity”, adanya keluhan sakit kepala,
3
DAFTAR PUSTAKA