Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

CARA PEMERIKSAAN DAN PENULISAN VISUM ET REPERTUM PADA KASUS


LUKA TUSUK TANPA BENDA ASING (PUNCTURE WOUND WITHOUT FOREIGN
BODY)

Pemimbing :
dr. Rahmania Kemala Dewi, Sp.F

Penyusun :
Kelompok Dokter Muda UNPATTI I
Periode 31 Oktober – 9 Desember 2017
Fauzi A.S Mahmud (201584008)
Desya B. Silaya (201684008)
Muqsitu N. Risaldin (201684030)
Rizaldy Umasangadji (201784005)
Vicentia Pical (201784020)
Frandita I. Tanisiwa (201784037)
Lydia. A. Kainama (201784039)

DEPARTEMEN / INSTALASI ILMU KEDOKTERAN


FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Referat dengan judul “Luka Tusuk” telah disetujui dan disahkan oleh Departemen
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : Ruang Kuliah Dokter Muda Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Pembimbing : dr. Rahmania Kemala Dewi
Penyusun : Kelompok Dokter Muda UNPATTI II
Periode 31 Oktober – 9 Desember 2017
Fauzi A.S Mahmud (201584008)
Desya B. Silaya (201684008)
Muqsitu N. Risaldin (201684030)
Rizaldy Umasangadji (201784005)
Vicentia Pical (201784020)
Frandita I. Tanisiwa (201784037)
Lydia. A. Kainama (201784039)

Surabaya, November 2017

Koordinator Pendidikan Dokter Muda Dosen Pembimbing


Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

dr. Nily Sulistyorini, Sp.F dr. Rahmania Kemala Dewi, Sp.F


NIP. 198204152009122002 NIP. 19850111 201012 2 005

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga referat
yang berjudul “Luka Tusuk” dapat diselesaikan meskipun jauh dari sempurna. Pembuatan
referat ini merupakan salah satu tugas dalam menempuh masa dokter muda di Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr.Soetomo
Surabaya. Ucapan terima kasih karena bimbingan, dukungan dan bantuan dalam pembuatan
makalah ini disampaikan kepada :
1. H. Edi Suyanto, dr., Sp.F, SH, MH. Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal FK Universitas Airlangga dan Kepala Instalasi Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
2. Nily Sulistyorini, dr., Sp.F selaku Koordinator Pendidikan Dokter Muda Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo Surabaya
3. Rahmania Kemala Dewi, dr., pembimbing referat ini di Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal FK Universitas Airlangga,
4. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK
Universitas Airlangga,
5. Seluruh PPDS Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Universitas Airlangga.
Besar harapan penulis agar referat ini dapat memperluas wawasan dan menambah
pengetahuan khususnya pada para praktisi ilmu kedokteran forensik dan medikolegal serta
pembaca pada umumnya.

Surabaya, November 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................... 1
1.3. Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 27
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 27
3.2. Saran ................................................................................................................. 28
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN`

1.1. Latar Belakang


Luka tusuk didefinisikan sebagai luka akibat benda/ alat yang berujung runcing dan
bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong dengan
permukaan tubuh.1

Saat ini luka tusuk merupakan salah satu kekerasan akibat benda tajam yang dapat
dijumpai di masyarakat. Menurut Hasil RISKESDAS tahun 2013, prevalensi kekerasan
akibat benda tajam di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 20,6% dan pada tahun 2013 telah
mengalami penurunan menjadi 7,3%.2
Walaupun demikian, kasus luka tusuk yang terjadi di masyarakat perlu mendapat perhatian
dari dokter secara klinis maupun forensik. Karena nantinya dokter akan dipanggil untuk
melakukan pemeriksaan, baik itu korban hidup atau mati, cedera ringan atau berat, dengan
penyebab kematiannya dapat berupa kasus pembunuhan atau bunuh diri dan pemeriksaan
yang dilakukan dokter tersebut juga memiliki kepentingan medikolegal yang berfokus pada
patologi trauma yang disebabkan oleh trauma itu sendiri dan temuan yang
didapatkan berdasarkan pemeriksaan yang teliti kemudian dibuat menjadi Visum et Repertum
untuk kepentingan medikolegal. Bukan hanya memeriksa dan merekam dengan
teliti semua penemuan dan yang didapatinya tetapi juga memberikan pendapat
tentang hubungan sebab akibat, karena pemeriksaan yang menyeluruh akan
menentukan proses hokum di pengadilan nanti.

1.2. Batasan Masalah

Referat ini mendeskripsikan tentang luka tusuk berdasarkan kepentingan medikolegal dan
forensik dari alur pemeriksaannya sampai penulisan Visum et Repertum kasus luka tusuk
berdasarkan contoh kasus luka tusuk yang terjadi di masyarakat.

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mahasiswa mengetahui pengertian dan mekanisme kekerasan benda tajam akibat luka
tusuk.

b. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya luka tusuk dalam Visum et Repertum


sebagai kepentingan medikolegal.

1
c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan penulisan luka tusuk pada Visum et Repertum
secara tepat.

d. Mahasiswa mampu membuat penulisan luka tusuk pada kesimpulan Visum et


Repertum berdasarkan ICD 10-INA-CBGS pada korban dan korban mati/

1.4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis

Memberikan penjelasan mengenai luka tusuk berdasarkan kepentingan medikolegal


dan forensik dari alur pemeriksaannya sampai penulisan Visum et Repertum kasus luka
tusuk berdasarkan contoh kasus luka tusuk yang terjadi di masyarakat.

b. Manfaat Praktis

Membantu dokter muda dalam mempelajari luka tusuk berdasarkan kepentingan


medikolegal dan forensik dari alur pemeriksaannya sampai penulisan Visum et Repertum
kasus luka tusuk berdasarkan contoh kasus luka tusuk yang terjadi di masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Luka tusuk adalah luka akibat benda/alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau
tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong dengan permukaan tubuh.

Contoh alat: belati, bayonet, pedang, keris, clurit, pecahan kaca, benda-benda berujung
runcing dengan penampang bulat/persegi empat/segitiga, misalnya kikir, tanduk kerbau, dll.1

2.2 Deskripsi Luka

Bentuk luka1
Tergantung lokasi luka dan bentuk penampang alat penyebab luka.

1. Pada alat-alat tubuh parenkim dan tulang, bentuk luka tusuk sesuai penampang alat
penyebabnya

2. Pada kulit atau otot:

a. Alat pisau:

• Arah sejajar serat elastis/otot: bentuk luka seperti celah

• Arah tegak lurus serat elastis/otot: bentuk luka menganga

• Arah miring terhadap serat elastis/otot: bentuk luka asimetris

b. Alat ganco/lembing: bentuk luka seperti celah bila luka di daerah pertemuan
serat elastis/otot , maka bentuk luka bulat (sesuai dengan penampang alat)

c. Alat penampang segitiga: bentuk luka bintang berkaki tiga atau empat

Ciri-ciri luka tusuk1


Tergantung alatnya bermata tajam atau tidak. Bila alat berujung runcing dan bermata tajam:

a. Tepi luka rata

b. Sudut luka tajam, pada sisi tumpul dari alat, sudut luka kurang tajam

c. Pada sisi tajam dari alat, rambut ikat terpotong

3
d. Bila tusukan dilakukan sampai pangkal pisau, kadang-kadang ditemukan memar
disekitar luka

e. Ukuran dalam luka lebih besar daripada panjang luka

Pada kasus tertentu hasil pemeriksaan luka tusuk kadang-kadang dapat membantu
menentukkan alat atau penyebab luka yaitu, bila luka tusuk di bagian tubuh yang bentuknya
stabil, misalnya dada dan ditemukan beberapa alat yang dicurigai sebagai penyebab luka,
ditemukan patahan ujung senjata penyebab luka.
Pedoman:
a. Panjang luka adalah ukuran maksimal dari lebar senjata

b. Dalam luka adalah ukuran minimal dari panjang senjata

2.3. Karakteristik Luka Tusuk


Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil ataupun lebih besar
dibandingkan dengan lebar pisau. Kebanyakan luka tusuk akan menganga bukan karena sifat
benda yang masuk tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada tubuh,
dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk
seperti kurva. Panjang luka penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu
akan mewakili lebar alat. Panjang luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat,
apalagi bila luka melintang terhadap otot. Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama
maka lebar luka sama dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar
alat kerena tarikan ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat
atau pisau yang masuk kejaringan dengan posisi yang miring.3
Bentuk dan ukuran dari luka tusuk di kulit tergantung pada jenis pisau, arah dorong,
gerakan pisau saat menusuk, pergerakan korban saat ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit.
Ketajaman alat dapat menentukan batas luka, tepinya dapat tajam dan teratur, kulit
terkelupas, memar ataupun bergerigi. Perkiraan derajat pada luka tusuk, diberikan keterangan
sesuai dengan:3-6
a. Bagian dari tulang atau pengerasan tulang rawan
a. Ketajaman dari ujung pisau
b. Kecepatan datangnya pisau
c. Kulit yang elastis lebih mudah ditembus
d. Variasi ketebalan kulit terhadap pisau, kulit telapak kaki lebih tebal dari bagian tubuh lain
e. Luka tembus yang disebabkan tusukan

4
Kasus pembunuhan yang ditemukan seringkali bukan hanya terdapat satu luka tusuk
saja, melainkan beberapa jumlah luka sekaligus. Luka tusuk yang hanya sekali saja dilakukan
biasanya terdapat pada korban yang lemah atau tertidur saat terjadi serangan atau secara tiba-
tiba bila korban terkena serangan di sekitar organ-organ vital. Luka tusuk pada kasus
pembunuhan yang dilakukan dengan menggunakan pisau lebih banyak ditemukan pada laki-
laki dibandingkan perempuan. Luka yang mematikan biasanya pada daerah leher, dada, dan
pada daerah perut yang merupakan letak organ-organ vital. 7
Luka tusukan pada kepala dan leher jarang terjadi. Luka tusuk pada leher dapat
menyebabkan kematian yang cepat oleh karena perdarahan, emboli udara atau asfiksia yang
disebabkan karena perdarahan jaringan lunak yang hebat dengan tekanan kompresi di trakea
dan pembuluh darah di leher.7
Luka tusukan yang paling bahaya terletak di daerah dada kiri. Seseorang akan
cenderung menusuk dada sebelah kiri. Selain itu, jika seseorang berniat untuk membunuh
maka orang tersebut akan menusuk pada dada sebelah kiri, hal ini karena sebagaian besar
jantung terletak di dada sebelah kiri sehingga orang tersebut berfikir korban akan lebih cepat
mati. Luka tusuk pada dada bisa melibatkan jantung yang menyebabkan trauma pada
miokardium, arteri koroner, struktur katup atau pembuluh darah besar, yang bisa
mendatangkan ancaman nyawa bagi korbannya. Luka tusukan pada tulang belakang juga
jarang ditemui. Seperti pada luka tusukan kepala, pisau yang digunakan dapat pecah dan
ditemukan pecahannya di tulang belakang. Cedera pada medula spinalis dapat menyebabkan
kelumpuhan.7
Luka tusuk pada bagian abdomen dapat menimbulkan kerusakan pada hepar, lien,
gaster, pankreas, renal, vesika urinaria, usus sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang
cukup banyak. Luka tusuk lebih sering terjadi pada kuadran atas dari abdomen dibandingkan
dengan kuadran bawah. Kematian tidak terjadi secara langsung pada luka tusuk di abdomen.
Faktanya baru beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu luka tusuk dapat menyebabkan
kematian.7

5
Gambar 2.1. luka tusuk pada dada kiri menembus tulang iga depan 3&4 kiri
hingga paru kiri bagian atas sedalam 1 cm8

Gambar 2.2. luka tusuk pada dada kanan menembus bilik kanan jantung sedalam
1 cm6

6
Gambar 2.3. luka tusuk pada dada kanan menembus hati sedalam 1 cm8

2.4. Cara Kematian Akibat Benda Tajam


 Pembunuhan

 Bunuh diri

 Kecelakaan

Ciri-ciri luka tusuk pada pembunuhan:

1. Lokasi di sembarang tempat, juga di daerah-daerah yang tak mungkin dijangkau


tangan sendiri

2. Jumlah luka dapat satu atau lebih

3. Adanya tanda-tanda perlawanan dari korban yang menyebabkan luka tangkisan.

4. Tidak ditemukan luka tusuk percobaan (tentative stabs)

Ciri-ciri luka tusuk pada bunuh diri:

1. Lokasi pada daerah-daerah yang ada alat tubuh penting dan dapat dicapai oleh tangan
korban sendiri, misalnya dada, perut

2. Jumlah luka yang mematikan biasanya satu

3. Ditemukan luka tusuk percobaan disekitar luka utama, bergerombol dan dengan
kedalaman yang berbeda-beda

7
4. Tidak ditemukan luka tangkisan

5. Bila pada daerah yang ada pakaian, maka pakaian akan disingkirkan lebih dahulu

6. Kadang-kadang tangan yang memegang senjata mengalami cadaveric sapsm

Luka tusuk di kepala:


 Hampir selalu karena pembunuhan

 Kemaian sering disebabkan karena perdarahan, rusaknya organ vital, yaitu jaringan
otak.

 Bentuk luka kepala dapat membantuk untuk menentukan identifikasi senjata yang
dipakai

Luka tusuk di leher:


 Korban dapat meninggal karena terpotongnya arteria carotis, vena jugularis, pharynx
dan trachea.

 Terpotongnya arteri carotis dapat menyebabkan perdarahan yang banyak atau dapat
menyebabkan thrombus yang dapat menyumbat arteri cerebralis

 Terpotongnya vena jugularis dapat menimbulkan emboli udara yang dapat


menyumbat arteri pulmonalis

 Terpotongnya trachea dapat menyebabkan aspirasi darah ke dalam paru-paru

Luka tusuk di dada:


 Dapat menimbulkan kerusakan jantung, paru-paru, vena atau arteri besar, yang dapat
menimbulkan kematian

Luka tusuk pada abdomen:


 Dapat menimbulkan kerusakan pada hepar, lien, gaster, pancreas, renal, vesical
urinaria, usus sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak.

Luka tusuk pada ektremitas:

 Sering luka tangkisan, bila jumlahnya banyak dapat menimbulkan kematian akibat
perdarahan

8
2.5. Sebab Kematian Akibat Benda Tajam
a. Penyebab kematian langsung:1

 Perdarahan :

Perdarahan luas (syok hipovolemik) dan banyak dapat terjadi di dalam rongga
tubuh atau di luar rongga tubuh. Volume darah ada kira – kira 7 -10 % atau
1/13 berat badan. Kehilangan 1/3 bagian dari volume darah tubuh secara tiba-
tiba dapat menyebabkan kematian. Kehilangan darah yang demikian ini
mengakibatkan syok dan meninggal bila tidak dilakukan penanganan yang
tepat dan cepat, sedangkan kehilangan darah secara perlahan - lahan tidak
begitu membahayakan oleh karena tubuh dapat mengkompensasinya.
Perdarahan di dalam rongga tubuh dapat kita jumpai pada luka tusuk yang
mengenai organ – organ dalam seperti jantung, paru – paru, hati dan limpa.
kalau dijumpai lebih dari satu luka, maka harus ditentukan yang mana yang
menyebabkan kematian korban.
 Kerusakan alat tubuh yang penting :

Luka pada organ vital. Bila yang terluka adalah organ vital, seperti jantung,
paru, limpa, hati, ginjal, pembuluh darah besar akan menyebabkan kematian
lebih cepat. Perdarahan pada kantung pericardium sebanyak 300- 400 cc telah
dapat menyebabkan kematian karena terjadi tamponade jantung. Demikian
juga darah sejumlah 200 – 300 cc yang menyumbat saluran pernafasan dapat
menyebabkan kematian karena asfiksia.
 Emboli udara

b. Penyebab kematian tak langsung: sepsis/infeksi1

Fungsi dasar International Statistical Classification of Diseases and


Related Health Problems (ICD): adalah suatu klasifikasi penyakit, cedera, masalah
kesehatan dan sebab kematian untuk tujuan statistis yakni insidens morbiditas &
mortalitas bisa direkam dalam aturan yang sama sehingga bisa dikomparasi.10

Nomor Code/sandi Diagnose sesuai sistem ICD 10 adalah, Wakil Pernyataan


Diagnose(s) yang ditegakkan oleh Praktisi Asuhan Medis-Kesehatan/Dokter.

9
Contoh penulisan sebab kematian berdasarkan ICD 10 pada luka akibat benda tajam (luka
tusuk) :

a. S31.619A : Laceration without foreign body


b. S61.432A : Puncture wound without foreign body, unspecific hand
c. S91.339S : Puncture wound without foreign body, unspecific foot, sequel.

2.6. Pemeriksaan Luka Tusuk


Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam yang perlu
diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi korban yaitu tanda
percobaan dan luka perlawanan. Keduanya mempunyai bentuk, letak dan”tanda percobaan”
adalah insisi dangkal, luka tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh individu yang berencana
bunuh diri. Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat dengan luka
dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk lainnya antara lain luka tusuk dangkal
didekat luka tusuk dalam dan mematikan. Meskipun jarang sekali dilaporkan.9
Bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam adalah ”luka perlawanan”. Luka jenis
ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari korban
sebagaimana ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan
menggenggam bilah dari instrumen tajam.9

Gambar 2.4. Ilustrasi terjadinya luka perlawanan9

10
Gambar 2.6. Luka perlawanan pada Gambar 2.7. Luka perlawanan pada
bagian extensor lengan bawah.9 tangan.9

Dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak boleh
dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan:
a. Jumlah luka
b. Lokasi luka
c. Arah luka
d. Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)
e. Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.
f. Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh diri, atau
kecelakaan.
Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerah – daerah yang berdekatan dengan
garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya garis tengah tubuh, ketiak, puting
susu, pusat, persendian dan lain – lain.1
Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk menggambarkan
kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu organ dalam (viseral).
Diukur secara tepat (dalam ukuran millimeter atau centimeter) tidak boleh dalam ukuran kira
– kira saja.1
Bentuk Luka:1
Tergantung lokasi luka dan bentuk penampang alat penyebab luka.
1. Pada alat-alat tubuh parenkim dan tulang, bentuk luk tusuk sesuai penampang alat
penyebabnya.
2. Pada kulit atau otot:
a. Alat pisau:
- Arah sejajar serat elastis/otot: bentuk luka seperti celah.
- Arah tegak lurus serat elastis/otot: bentuk luka menganga.

11
- Arah miring terhadap serat elastic/otot: bentuk luka asimetris.
b. Alat ganco/lembing: bentuk luka seperti celah bila luka didaerah pertemuan serat
elastic/otot, maka bentuk luka bulat.
c. Alat penampang segitiga atau segiempat: bentuk luka bintang berkaki tiga atau empat.

Ciri-Ciri Luka1
Tergantung alatnya bermata tajam atau tidak.
Bila alat berujung runcing dan bermata tajam:
a. Tepi luka rata.
b. Sudut luka tajam, pada sisi tumpul dari alat, sudut luka kurang tajam.
c. Pada sisi tajam dari alat, rambut ikut terpotong.
d. Bila tusukan dilakukan sampai pangkal pisau, kadang-kadang ditemukan memar
disekitar luka.
e. Ukuran dalam luka lebih dari panjang luka.
Luka Tusuk Pembunuhan:
1. Lokasi di sembarang tempat, juga di daerah-daerah yang tak mungkin dijangkau
tangan sendiri.
2. Jumlah luka dapat satu atau lebih.
3. Adanya tanda-tanda perlawanan dari korban yang menyebabkan luka tangkisan.
4. Tidak ditemukan luka tusuk percobaan (tentative stabs).

Luka Tusuk Bunuh Diri:


1. Lokasi pada daerah-daerah yang ada alat tubuh penting dan dapat dicapai oleh tangan
korban sendiri, misalnya dada, perut.
2. Jumlah luka yang mematikan biasanya satu.
3. Ditemukan luka tusuk percobaan disekitar luka utama, bergerombol dan dengan
kedalaman yang berbeda-beda.
4. Tidak ditemukan luka tangkisan.
5. Bila pada daerah yang ada pakaian, maka pakaian akan disingkirkan lebih dahulu.
6. Kadang-kadang tangan yang memegang senjata mengalami cadaveric spasm.
Pada kasus tertentu hasil pemeriksaan luka tususk kadang-kadang dapat membantu
menentukan alat atau benda penyebaab luka yaitu, bila luka tusuk dibagian tubuh yang

12
bentuknya stabil, misalnya dada dan ditemukan beberapa alat yang dicurigai sebagai
penyebab luka.
Pedoman:
a. Panjang luka adalah ukuran maksimal dari lebar senjata.
b. Dalam luka adalah ukuran minimal dari panjang luka.
Luka Tusuk di Kepala:
- Hampir selalu karena pembunuhan.
- Kematian sering disebabkan karena perdarahan, rusaknya oragan vital, yaitu jaringan
otak.
- Bentuk luka kepala dapat membantu untuk menentukan identifikasi senjata yang
dipakai.
Luka Tusuk di Leher:
- Korban dapat meninggal karena terpotongnya arteria carotis, vena jugularis, pharynx
dan trachea.
- Terpotongnya arteri carotis dapat menyebabkan perdarahaan yang banyak atau dapat
menyebabkan thrombus yang dapat yang dapat menyumbat arteri cerebralis.
- Terpotong trachea dapat menyebabkan aspirasi darah kedalam paru-paru.
Luka Tusuk di Dada:
- Dapat menimbulkan kerusakan jantung, paru-paru, vena atau arteri besar, yang dapat
menimbulkan kematian.
Luka Tusuk Pada Abdomen:
- Dapat menimbulkan kerusakan pada hepar, lien, gaster, pancreas, renal, vesica
urinaria, usus sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak.
Luka Tusuk Pada Ekstremitas
- Sering luka tangkisan, bila jumlahnya banyak dapat menimbulkan kematian akibat
perdarahan.

2.7. Pemeriksaan Tambahan


Pemeriksaan X-Ray untuk Screening Trauma Tajam
Pasien luka tusuk dengan hemodinamik yang abnormal tidak memerlukan
pemeriksaan screening x-ray. Pada pasien luka tusuk diatas umbilicus atau dicurigai
dengan cedera thoracoabdominal dengan hemodinamik yang normal, rontgen foto
thorak tegak bermanfaat untuk menyingkirkan kemungkinan hemo atau
pneumothorak, ataupun untuk dokumentasi adanya udara bebas intraperitoneal.

13
Cedera thorax bagian bawah
Untuk pasien yang asimptomatik dengan kecurigaan cedera pada diafragma dan
struktur abdomen bagian atas diperlukan pemeriksaan fisik maupun thorak foto
berulang, thoracoskopi ataupun laparoskopi ataupun pemeriksaan CT scan. Dengan
pemeriksaan diataspun kita masih bisa menemukan adanya hernia diafragma sebelah
kiri karena luka tusuk thoracoabdominal, sehingga untuk luka seperti ini opsi lain
diperlukan yaitu eksplorasi bedah.11
Eksplorasi lokal luka
55-65% pasien luka tusuk tembus abdomen depan akan mengalami hipotensi,
peritonitis ataupun eviscerasi omentum maupun usus halus. Untuk pasien seperti ini
harus segera dilakukan laparotomi. Untuk pasien selebihnya, sesudah konfirmasi
adanya luka tusuk tembus peritoneum sesudah melakukan eksplorasi lokal luka,
setengahnya juga akan mengalami laparotomi. Laparotomi ini merupakan salah satu
opsi yang relevan untuk semua pasien ini. Untuk pasien yang relatif asimptomatik
(kecuali rasa nyeri akibat tusukan), opsi diagnostik yang tidak invasive adalah
pemeriksaan fisik diagnostik serial dalam 24 jam, DPL maupun laparoskopi
diagnostik. Pemeriksaan fisik diagnostik serial membutuhkan sumber daya manusia
yang besar, tetapi dengan ketajaman sebesar 94%. Dengan DPL bisa diperoleh
diagnosa lebih dini pada pasien yang asimptomatik dan ketajaman mencapai 90% bila
menggunakan hitung jenis sel seperti pada trauma tumpul. Laparoskopi diagnostik
bisa mengkonfirmasi ataupun menyingkirkan tembusnya peritoneum, tetapi kurang
bermakna untuk mengenali cedera tertentu.11

2.8. Visum et Repertum


Definisi

Adalah laporan tetrulis untuk justisi yang dibuat oleh dokter berdasar sumpah, tentang segala
sesuatu yang diamati (terutama yang dilihat dan ditemukan) pada benda yang diperiksa.
(Visum= dilihat, Repertum= ditemukan)1

Tata cara permintaan Visum et Repertum untuk korban hidup:1

a. Permintaan harus secara tertulis, tidak dibenarkan secara lisan, telepon atau melalui
pos.

b. Korban adalah barang bukti, maka permintaan Visum et Repertum harus diserahkan
sendiri oleh polisi bersama-sama korban/tersangka kepada dokter.
14
c. Tidak dibenarkan dilakukan permintaan Visum et Repertum tentang suatu peristiwa
yang telah lampau, mengingat rahasia kedokteran (Instruksi Kapolri
No.Ins/E/20/IX/75)

Tata cara permintaan Visum et Repertum untuk korban mati (mayat):1

a. Permintaan harus diajukan secara tertulis, tidak dibenarkan melalui lisan, telepon atau
melalui pos.

b. Mayat diantar bersama-sama SPVR oleh polisi.

c. Kemudian pada mayat harus diikatkan label yang memuat identitas mayat. Label
mutlak diperlukan, sedangkan keharusan dilak dan diberi materai (segel) merupakan
suatu birokrasi, mengingat materai hanya sebuah dan tentunya tidak bisa dibawa
kemana-mana. Pemasangan label harus dilakukan atau paling tidak disaksikan oleh
polisi, sebab bila ada kekeliruan mayat maka polisilah yang bertanggung jawab.

Prosedur permintaan Visum et Repertum

Permintaan Visum Et Repertum guna membuat terang suatu perkara hanya dapat
dilakukan oleh Penyidik, Hakim Pidana, Hakim Perdata dan Hakim Agama.1

a. Penyidik

Adalah Polri dengan pangkat serendah-rendahnya Aipda (Ajudan Inspektur Dua).


Sedangkan pangkat terendah utuk penyidik pembantu adalah Bripda (Brigadir
Dua). Namun di daerah yang terpencil, mungkin saja seorang polisi berpangkat
Bripda dapat diberi wewenang sebagai penyidik, oleh karena didaerah tersebut
tidak ada yang pangkatnya lebih tinggi.

b. Hakim Pidana

Hakim pidana biasanya tidak langsung memita Visum et Repertum kepada dokter,
akan tetapi hakim dapat memerintahkan kepada jaksa untuk melengkapi Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) dengan Visum et Repertum, kemudian jaksa
melimpahkan permintaan hakim kepada penyidik.

Bilamana sidang pengadilan hakim pidana minta Visum et Repertum, berarti ada
kesalahan tehnis dalam pentidikan. Harus diingat bahwa jika hal ini menyangkut
korban hidup tidaklah mengapa, akan tetapi akan menjadi pelik ketika
menyangkut korban mati yang tentunya sudah dikubur. Dalam hal ini tentunya
banyak kelainan yang tidak dapat ditemukan lagi bahkan menjadi musnah oleh
karena sudah membusuk atau telah menjadi kerangka, kecuali bila kelainan

15
tersebut lama hilangnya atau tidak hilang sama sekali misalnya: patah tulang,
keracunan arsen, gigi putus dan sebagainya.

c. Hakim Perdata

Hakim Perdata berhak meminta Visum et Repertum. Hal ini diatur dalam HIR
(Herziene Inlands Regement). Hal ini dikarenakan dalam sidang pengadilan
perdata tidak ada jaksa, maka hakim perdata dapat langsung meminta Visum et
Repertum kepada dokter

d. Hakim Agama

Bahwa hakim agama dapat meminta Visum et Repertum telah diatur dalam
undang-undang No. 24 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 10.

CONTOH VISUM ET REPERTUM

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6 – 8 Surabaya 6028 Telp. (031) 5501545 - 49 ,
Fax (031) – 5501545

VISUM ET REPERTUM
(JENAZAH)
Pro Justisia
No. KF: 17.0280
Sehubungan dengan surat Saudara :
Nama: MASIGIT H, Pangkat: AIPTU, NRP: 62040649, Jabatan: KA SPKT “C” Polsek
Dukuh Pakis, Alamat: Jalan Dukuh Kupang Barat XVI/6-8 Surabaya. Nomor:
VER/C/15/VI/2017/SPKT, Tertanggal: 1 Juni 2017, Perihal: Visum et Repertum/Jenazah
yang kami terima pada hari Kamis tanggal 1 Juni 2017, pukul 23.30 WIB, maka kami: -----------
-----------------------------------DR. H. Ahmad Yudianto, dr., SpF., SH., M.Kes------------------------
sebagai dokter pada Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, telah melakukan pemeriksaan luar dan dalam pada hari Jumat tanggal 2 Juni 2017,
pukul 04.28 WIB di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo
Surabaya atas jenazah:-----------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Busani. ------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Perempuan.--------------------------------------------------------------------------
Umur : 48 Tahun.----------------------------------------------------------------------------
16
Agama : Islam.---------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Swasta (Pembantu Rumah Tangga).---------------------------------------------
Kewarganegaraan : Indonesia.----------------------------------------------------------------------------
Alamat : Jl. Nusa Indah 2 DusunKobongan Rt.02 Rw.10 Tempurejo Jember.--------
Korban ditemukan meninggal dunia di Jl. Kupang Indah 17/25 Surabaya pada hari Kamis
tanggal 1 Juni 2017 pukul 20.09 WIB dengan luka-luka pada tubuh korban: luka terbuka
berdarah di kepala dada lengan sebelah kiri dan kepala atas, pipi dan tangan telapak tangan
kanan sudah membusukdan banyak belatung. Jenazah tiba di Instalasi Kedokteran Forensik
dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo pada hari Kamis 1 Juni 2017 pukul 23.30 WIB.--------------

HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan luar : --------------------------------------------------------------------------------------------
1. Jenazah perempuan, umur antara empat puluh tahun sampai lima puluh tahun, panjang
badan seratus empat puluh sentimeter, berat badan enam puluh dua kilogram, warna kulit
sawo matang, status gizi cukup.---------------------------------------------------------------------------
2. Jenazah tiba dengan ditutup kantong jenazah berwarna oranye bertuliskan Dinas Sosial
Kota Surabaya, berukuran dua ratus sentimeter kali seratus dua puluh lima sentimeter. ---------
3. Properti jenazah: Satu buah boxer hitam merk Bossini tanpa ukuran, satu buah boxer
hitam tanpa merek dan ukuran, satu buah baju kaos berwarna hijau polos tanpa merek dan
ukuran, satu buah bra berwarna putih tanpa merek dan ukuran, dan sepasang sandal jepit
berwarna merah tanpa ukuran. ----------------------------------------------------------------------------
4. Jenazah datang dalam keadaan pembusukan lanjut, ditemukan larva lalat berukuran rata-
rata satu sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------------
5. Kepala: Bentuk bulat, simetris, rambut berwarna hitam dengan panjang enam belas
sentimeter bergelombang dan mudah tercabut. ---------------------------------------------------------
1) Pada dahi, tepat pada garis pertengahan depan, enam sentimeter di atas alis, seratus
empat puluh satu sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka, tepi rata dengan dasar
tulang dahi yang retak, dengan panjang tiga sentimeter.-----------------------------------------
2) Pada pipi kiri, sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter di
bawah mata kiri, seratus tiga puluh dua sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dasar luka sedalam jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang satu
setengah sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------
3) Pada dahi kiri, delapan sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter diatas
mata kiri, seratus tiga puluh satu sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang dua sentimeter.----------
4) Pada dahi kiri, sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter di atas
mata kiri, seratus tiga puluh dua sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan
tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang dua sentimeter.-----------
5) Pada dahi kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga sentimeter di atas
alis kiri, seratus tiga puluh tiga sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan
tepi rata, dengan dasar tulang tengkorak yang retak, dengan panjang empat sentimeter.----
6) Pada pipi kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter di atas
bibir, seratus dua puluh lima sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan
tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang enam sentimeter.--------

17
7) Pada pipi kiri, empat belas sentimeter dari garis pertengahan depan, setinggi bibir,
seratus sembilan belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata,
dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang sembilan sentimeter.---------------
8) Pada pipi kiri, sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga sentimeter dari
mata kiri, seratus dua puluh dua sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan
tepi rata, dengan dasar tulang pipi yang utuh, dengan panjang dua setengah
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
9) Pada pipi kiri, empat belas sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter
dari bibir, seratus dua puluh sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi
rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang satu koma tiga
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
10) Pada kepala samping kiri, lima belas sentimeter dari garis pertengahan depan, empat
sentimeter di atas telinga kiri, seratus dua puluh tujuh sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit,
dengan panjang satu koma empat sentimeter.------------------------------------------------------
11) Pada kepala samping kiri, sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan, tujuh
sentimeter di atas alis kiri, seratus tiga puluh satu sentimeter dari tumit, ditemukan
luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang
dua sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------------
12) Pada kepala samping kiri, enam belas sentimeter dari garis pertengahan depan, enam
sentimeter diatas telinga kiri, seratus dua puluh sembilan sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit,
dengan panjang satu setengah sentimeter.----------------------------------------------------------
13) Pada kepala samping kiri, delapan belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
tujuh sentimeter diatas telinga kiri, seratus tiga puluh sentimeter dari tumit, ditemukan
luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang
satu koma dua sentimeter.----------------------------------------------------------------------------
14) Pada kepala samping kiri, delapan belas setengah sentimeter dari garis pertengahan
depan, empat sentimeter diatas telinga kiri, seratus tiga puluh dua sentimeter dari
tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah
kulit, dengan panjang setengah sentimeter.--------------------------------------------------------
15) Pada kepala samping kiri, sembilan belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
sembilan sentimter diatas telinga kiri, seratus tiga puluh tiga sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit,
dengan panjang nol koma delapan sentimeter.-----------------------------------------------------
16) Pada kepala samping kiri, sembilan belas setengah sentimeter dari garis pertengahan
depan, sepuluh sentimeter diatas telinga kiri, seratus tiga puluh tiga sentimeter dari
tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah
kulit, dengan panjang satu koma tiga sentimeter.-------------------------------------------------
17) Pada puncak kepala, sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan, sebelas
sentimeter dari telinga kiri, seratus tiga puluh empat sentimeter dari tumit, ditemukan
luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang
satu setengah sentimeter.------------------------------------------------------------------------------
18) Pada kepala samping kiri, tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, empat
sentimeter di atas leher kiri, seratus sebelas sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka berbentuk bulan sabit dengan tepi rata, dengan dasar tulang tengkorak yang
utuh, dengan panjang enam sentimeter.-------------------------------------------------------------
19) Pada kepala samping kiri, dua puluh sentimeter dari garis pertengahan depan, lima
sentimeter di atas leher kiri, seratus tujuh belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka

18
terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang
tujuh sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------------
20) Pada pipi kiri, enam belas sentimeter dari garis pertengahan depan, nol koma lima
sentimeter di bawah telinga kiri, seratus tujuh belas sentimeter dari tumit, ditemukan
luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang
satu koma tujuh sentimeter.--------------------------------------------------------------------------
21) Pada dagu kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, empat sentimeter di
bawah bibir, seratus delapan belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dengan dasar tulang rahang bawah yang utuh, dengan panjang empat
koma lima sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
22) Pada kepala belakang kanan, satu sentimeter dari garis pertengahan belakang,
sembilan sentimeter di atas leher, seratus delapan belas sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit,
dengan panjang dua sentimeter.----------------------------------------------------------------------
23) Pada kepala belakang kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan belakang, sepuluh
sentimeter di atas leher, seratus delapan belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang dua
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
24) Pada kepala belakang kiri, tiga sentimeter dari garis pertengahan belakang, tiga
sentimeter di atas leher, seratus empat belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang satu
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
25) Pada kepala belakang kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan belakang, empat
sentimeter di atas leher, seratus empat belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang satu
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
26) Pada kepala belakang kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan belakang, dua
sentimeter di atas leher, seratus sebelas sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang dua
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
27) Pada kepala belakang kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan belakang, satu
sentimeter di atas leher, seratus sepuluh sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dengan dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan panjang dua
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------
28) Pada kepala samping kanan, delapan belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
empat sentimeter dari telinga kanan, seratus dua puluh lima sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit dengan
panjang satu sentimeter. ------------------------------------------------------------------------------
29) Pada kepala samping kanan, tiga belas sentimeter dari garis pertengahan depan, lima
sentimeter dari telinga kanan, seratus dua puluh delapan sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit dengan
panjang dua sentimeter. ------------------------------------------------------------------------------
30) Pada kepala samping kanan, delapan belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
tujuh sentimeter dari telinga kanan, seratus tiga puluh tiga sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit dengan
panjang tiga sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

19
31) Pada kepala samping kanan, dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan, tujuh
sentimeter dari telinga kanan, seratus tuga puluh sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit dengan panjang dua koma
lima sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------
32) Tepat pada puncak kepala kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan,
seratus tiga puluh lima sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata,
dasar jaringan ikat bawah kulit dengan panjang empat sentimeter. ----------------------------
33) Pada kepala belakang kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan depan, sebelas
sentimeter dari telinga kanan, seratus empat puluh satu sentimeter dari tumit,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit, dengan
panjang dua sentimeter. ------------------------------------------------------------------------------
34) Pada pipi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter dari
mata kanan, seratus dua puluh empat sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dasar tulang rongga mata kanan yang patah, dengan panjang dua
sentimeter. ----------------------------------------------------------------------------------------------
35) Pada pipi kanan, empat sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter dari
mata kanan, seratus dua puluh empat sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata, dasar jaringan ikat bawah kulit dengan panjang dua sentimeter. ----------
36) Pada dagu kanan, sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, setinggi bibir,
seratus dua puluh sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata,
dasar tulang rahang bawah kanan yang utuh dengan panjang dua sentimeter. ---------------
6. Leher: --------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Pada leher kiri, sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan, tujuh sentimeter di
bawah telinga kiri, seratus sembilan belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan bawah kulit, dengan panjang dua
sentimeter.
2) Pada leher kiri, sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, delapan sentimater
dari bawah telinga kiri, seratus lima belas sentimeter dari tumit, ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata dasar jaringan otot, pembuluh darah balik besar leher kiri
yang terputus, pembuluh darah nadi besar leher kiri yang utuh, dan tulang belakang
leher yang patah, dengan panjang tujuh belas sentimeter.---------------------------------------

7. Dada: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.--------------------------------------------------------


8. Perut dan punggung: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. --------------------------------------
9. Anggota gerak atas:-----------------------------------------------------------------------------------------
a. Kanan: --------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Pada lengan atas sisi belakang, dua belas sentimeter di atas siku ditemukan luka
terbuka dengan tepi rata, dengan dasar jaringan otot, dengan panjang delapan
koma tiga sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------
2) Pada lengan bawah sisi belakang, dua belas sentimeter di bawah siku, ditemukan
luka terbuka dengan tepi rata dengan dasar jaringan otot dan tulang hasta yang
retak, dengan panjang enam sentimeter.-------------------------------------------------------
3) Tepat pada ketiak, sepuluh sentimeter dari puncak bahu, ditemukan luka terbuka
dengan tepi rata dasar jaringan otot, jaringan saraf, dan pembuluh darah yang
utuh, dengan panjang enam sentimeter.--------------------------------------------------------
4) Pada lengan bawah kanan sisi belakang, empat sentimeter di bawah siku,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar tulang hasta yang retak, dengan
panjang tiga koma dua sentimeter.--------------------------------------------------------------

20
5) Pada lengan atas sisi belakang, empat setengah sentimeter di atas siku, ditemukan
luka terbuka dengan tepi rata, dasar tulang lengan atas yang utuh, dengan panjang
dua sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------
6) Tepat pada ibu jari ruas pertama ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar
tulang ruas pertama ibu jari yang patah, dengan panjang tiga sentimeter.-----------------
b. Kiri: Pada lengan atas sisi belakang, lima belas sentimeter dari puncak bahu, seratus
lima sentimeter dari tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata dengan dasar
jaringan otot dan jaringan tulang yang utuh, dengan panjang delapan sentimeter. ----------
10. Anggota gerak bawah: -----------------------------------------------------------------------------------
a. Kanan: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.--------------------------------------------------
b. Kiri:------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Pada tungkai bawah sisi belakang, sepuluh sentimeter di atas pergelangan kaki,
ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan otot dan tulang betis yang
utuh, dengan panjang enam sentimeter.--------------------------------------------------------
2) Tepat pada tumit, ditemukan luka terbuka dengan tepi rata, dasar jaringan ikat
bawah kulit, dengan panjang dua sentimeter.-------------------------------------------------
11. Alat kelamin: Perempuan. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.------------------------------
12.Dubur: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.-------------------------------------------------------

Pemeriksaan dalam:.-----------------------------------------------------------------------------------------
1.Kepala:---------------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Pada tulang atap tengkorak sisi luar ditemukan dua puluh enam goresan dengan ukuran
panjang rata-rata satu sentimeter.----------------------------------------------------------------------
b. Pada dasar tengkorak tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.------------------------------------
c. Lapisan selaput otak: tidak utuh.-----------------------------------------------------------------------
d. Otak: otak berwarna hijau keabuan dan sudah membubur.----------------------------------------
e. Pada tulang dahi, tepat pada garis pertengahan depan, enam sentimeter di atas tulang
mata bagian atas, ditemukan resapan darah berwarna merah keunguan, dengan ukuran
tujuh sentimeter kali enam sentimeter.----------------------------------------------------------------
2. Leher:---------------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Pembuluh darah balik besar kiri leher terputus.-----------------------------------------------------
b. Pada tulang belakang leher bagian badan (corpus) ditemukan patah tulang antara tulang
belakang ke tiga dan ke empat. Pada tulang belakang leher bagian tonjolan samping
(processus transversus) kiri ditemukan patah tulang antara tulang belakang ruas ke tiga
sampai ke lima.------------------------------------------------------------------------------------------
c. Lidah: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.----------------------------------------------------
d. Tenggorokan: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.-------------------------------------------
3.Dada:-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Jaringan bawah kulit dada: Tebal kulit nol koma satu sentimeter, tebal lemak nol koma
delapan sentimeter, tebal otot nol koma tiga sentimeter. ------------------------------------------
b. Tulang Dada: Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.--------------------------------------------
c. Tulang Iga: Sela iga tidak melebar.-------------------------------------------------------------------
d. Sekat Rongga dada -------------------------------------------------------------------------------------
1) Kanan: Terletak setinggi sela antar tulang iga ketiga. Tidak ditemukan tanda-tanda
kekerasan.----------------------------------------------------------------------------------------------
2) Kiri: Terletak setinggi sela antar tulang iga ketiga. Tidak ditemukan tanda-tanda
kekerasan.----------------------------------------------------------------------------------------------

21
e. Paru-paru: paru berwarna merah kehijauan, konsistensi lembek. Tidak ditemukan
perlekatan pada kedua paru.----------------------------------------------------------------------------
Paru kiri berukuran sembilan belas sentimeter kali empat belas sentimeter kali dua
sentimeter, berat lima puluh gram.--------------------------------------------------------------------
Paru kanan berukuran empat belas sentimeter kali sembilan sentimeter kali nol koma
lima sentimeter, berat seratus gram.-------------------------------------------------------------------
f. Jantung: jantung berwarna merah kehitaman, konsistensi lembek, berat seratus gram.
Tebal jantung satu koma lima sentimeter, tebal otot bilik kanan nol koma lima
sentimeter, tebal otot bilik kiri satu sentimeter. Keliling katub dua daun dua belas
sentimeter, keliling katub tiga daun tujuh sentimeter, keliling katub pembuluh darah
balik utama paru delapan sentimeter, keliling katub pembuluh darah nadi utama enam
sentimeter. Pada katub aorta ditemukan pengerasan.-----------------------------------------------
4.Perut:----- Tebal kulit nol koma satu sentimeter, tebal lemak tiga sentimeter, dan tebal otot nol
koma empat sentimeter. ---------------------------------------------------------------------------------------
a. Lambung: lambung berwarna merah muda kekuningan, konsistensi lembek, berisi nasi.-----
b. Usus: usus berwarna kuning kehijauan, konsistensi lembek, berisi sisa feses, panjang
tiga ratus lima puluh tujuh sentimeter.----------------------------------------------------------------
c. Limpa: berwarna coklat kehijauan, konsistensi lembek, berat lima puluh gram, ukuran
empat belas sentimeter kali lima sentimeter kali nol koma lima sentimeter. Pada irisan
tidak tampak kelainan.----------------------------------------------------------------------------------
d. Hepar: berwarna coklat kehijauan, konsistensi lembek, berat tiga ratus gram, ukuran
dua puluh tiga sentimeter kali lima belas sentimeter kali dua koma lima sentimeter.
Pada irisan tidak tampak kelainan.--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
e. Ginjal: kanan dan kiri: berwarna merah hijau kecoklatan, konsistensi lembek, berukuran
sepuluh sentimeter kali empat sentimeter kali satu sentimeter. Pada irisan tidak tampak
kelainan.---------------------------------------------------------------------------------------------------
f. Pankreas: berwarna merah keclokatan, konsitensi lembek, ukuran tiga belas sentimeter
kali tiga sentimter kali nol koma lima sentimeter, berat tiga puluh gram. Pada irisan
tidak tampak kelainan.----------------------------------------------------------------------------------
g. Uterus: berwarna merah kecoklatan, konsistensi lembek, ukuran tiga sentimeter kali dua
sentimeter kali nol koma lima sentimeter, berat lima puluh gram. Pada irisan tidak
tampak kelainan.-----------------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN

1. Jenazah perempuan, umur antara empat puluh tahun sampai lima puluh tahun, panjang
badan seratus empat puluh sentimeter, berat badan enam puluh dua kilogram, warna
kulit sawo matang, status gizi cukup.---------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Pada pemeriksaan luar ditemukan:------------------------------------------------------------------
a. Luka terbuka pada kepala sejumlah tiga puluh enam luka, leher sejumlah dua luka,
anggota gerak atas sejumlah tujuh luka, dan anggota gerak bawah sejumlah dua
luka, akibat kekerasan tajam.---------------------------------------------------------------------
b. Pembusukan lanjut pada seluruh tubuh.---------------------------------------------------------
3. Pada pemeriksaan dalam ditemukan: ---------------------------------------------------------------

22
a. Goresan pada tulang atap tengkorak bagian luar sejumlah dua puluh enam garis
patahan.----------------------------------------------------------------------------------------------
b. Patah tulang belakang leher ke tiga dan ke empat bagian badan (corpus) serta ke
tiga sampai ke lima bagian tonjolan samping (processus transversus) kiri.----------------
c. Terputusnya pembuluh darah balik besar leher kiri.-------------------------------------------
Kelainan di atas akibat kekerasan tajam.-----------------------------------------------------------
4. Korban meninggal akibat luka bacok pada leher yang mengakibatkan putusnya
pembuluh darah balik besar di leher (vena jugularis eksterna sinistra).-----------------------

Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan pengetahuan sebaik-baiknya dan mengingat
sumpah pada waktu menerima jabatan. -------------------------------------------------------------------

Dokter Pemeriksa,

Dr. H. Ahmad Yudianto, dr, Sp F, SH, M.Kes

NIP. 19730530 200604 1 019

2.9. Peraturan Perundang-Undangan


Aspek hukum prosedur medikolegal
Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai
aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara garis besar
prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika
kedokteran.12
Ruang lingkup prosedur medikolegal adalah pengadaan visum et repertum, pemberian
keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam
persidangan, kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran, penerbitan surat kematian
dan surat keterangan medik, pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka (psikiatri forensik),
dan kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik.12

Dasar Pengadaan Visum et Repertum12,13


Pasal 133 KUHAP
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.

23
2. Permintaan keterangan ahli sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan
pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Menurut pasal 133 KUHAP permintaan visum et repertum merupakan wewenang


penyidik, resmi dan harus tertulis, visum et repertum dilakukan terhadap korban bukan
tersangka dan ada indikasi dugaan akibat peristiwa pidana. Bila pemeriksaan terhadap mayat
maka permintaan visum disertai identitas label pada bagian badan mayat, harus jelas
pemeriksaan yang diminta, dan visum tersebut ditujukan kepada ahli kedokteran forensik atau
kepada dokter di rumah sakit.

Sanksi Hukum bila Menolak12,13


Pasal 216 KUHP
Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang
dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau
oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yag diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam
dengan pidana penjara selama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak Sembilan
Ribu Rupiah.

Pemeriksaan Mayat untuk Peradilan12,13


Pasal 222 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara palling lama
Sembilan bulan atau pidana denda paling banyak Empat Ribu Lima Ratus Rupiah.

Permintaan Sebagai Saksi Ahli12,13


Pasal 179 (1) KUHAP

24
Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
Pasal 224 KUHP
Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang
dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus
dipenuhinya, diancam dalam perkara pidana dengan penjara paling lama Sembilan Bulan.

Pembuatan Visum et Repertum bagi tersangka ( VeR Psikiatris)13


Pasal 120 KUHAP
(1)   Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus.
Pasal 180 KUHAP
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang
pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan saksi ahli dan dapat pula minta
agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
Pasal 53 UU Kesehatan
(3) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan medis
terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.

Keterangan Ahli12,13
Pasal 1 Butir 28 KUHAP
 Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana
guna kepentingan pemeriksaan. (pengertian keterangan ahli saecara umum)
Agar dapat diajukan ke sidang pengadilan sebagai upaya pembuktian, keterangan ahli harus
“dikemas” dalam betuk alat bukti sah.

Alat Bukti Sah12


Pasal 183 KUHAP
 Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindakan pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.

25
Pasal 184 KUHAP
 Alat bukti yang sah adalah:
(a) keterangan saksi, (b) keterangan ahli, (c) Surat, (d) petunjuk,
(e) keterangan terdakwa

Keterangan ahli diberikan secara lisan13


Pasal  186
 Keterangan ahli adalah apa yang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Penjelasan Pasal 186
Keterangan ahli dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik
atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah di waktu menerima jabatan atau pekerjaan (BAP saksi ahli).

Keterangan ahli diberikan secara tertulis13


Pasal 187 KUHAP
 Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah
jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah: (c) surat keterangan dari seorang
ahli yang memuat pendapat bedasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau suatu
keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.

26
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Luka tusuk adalah suatu keadaan ketidakseinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan. Mekanisme terjadinya luka bergantung pada efek dari kekuatan
mekanis benda yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan,
penarikan, perputaran pada tubuh. Selain itu, terjadinya luka juga dipengaruhi
dari jenis benda apakah benda tajam atau tumpul. Secara mekanis, jenis
penyebab luka dapat dibedakan atas luka tajam dan luka tumpul. Luka tajam
dapat menyebabkan luka iris, luka tusuk, dan luka bacok. Sedangkan luka
tumpul dapat menyebabkan luka memar, luka lecet dan luka robek.
2. Luka tusuk memiliki arti medikolegal yang penting, karena berdasarkan data
yang ada sebagian besar kasus luka tusuk merupakan kasus percobaan
pembunuhan. Oleh karena itu, seorang dokter yang baik tidak hanya memberi
pengobatan terhadap luka namun melakukan pemeriksaan secara teliti untuk
antisipasi adanya aspek medikolegal yang akan timbul dan jika diperlukan
dokter harus membuat Visum et Repertum. Dokter memeriksa dan merekam
dengan teliti semua penemuan dan yang didapatinya dan memberikan pendapat
tentang hubungan sebab akibat dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus

27
berdsarkan penemuan dan tidak boleh dipengaruhi oleh keterangan pasien atau
keluarga karena akan menentukan proses hukum dipengadilan nanti. Dalam
melakukan pemeriksaan terhadap korban hidup atau meninggal yang menderita
luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata
atau benda yang menyebabkan luka dan derajat luka.
3. Cara penulisan luka tusuk pada pada bagian Visu et Repertum adalah dengan
mendiskripsikan bagian pemeriksaan luka terbuka tersebut dengan tepat.
Dengan mencantumkan lokasi secara aksis dan koordinat, sudut luka lancip,
permukaan luka rata, rambut yang terpotong, tidak adanya jembatan jaringan,
tidak ada luka memar, gambaran dasar luka atau dalam luka, serta pengukuran
panjang luka harus dengan merapatkan luka.
4. Penulisan luka tersebut pada bagian kesimpulan Visum et Repertum harus
sesuai dengan ICD 10-INA-CBGS, baik pada kasus korban hidup atau korban
mati. Pada kasus hidup memuat identitas korban, hal-hal yang ditemukan pada
saat pemeriksaan, seperti tepi luka dan sebab luka serta kualifikasi luka bila
memungkinkan. Pada kasus mati harus memuat identitas korban, hal-hal yang
ditemukan saat pemeriksaan, seperti tepi luka, sebab luka, dan penyebab
kematian paling mencurigakan.
3.2. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan selalu menambah pengetahuan tentang luka, klasifikasi luka,
mekanisme luka sampai dengan proses penyembuhan luka baik luka akibat
benda tajam maupun benda tumpul. Sehingga mahasiswa mampu
mendeskripsikan luka yang berguna dalam proses pembuatan Visum et
Repertum saat menjadi dokter di masa depan.

2. Bagi dokter
Diharapkan dokter menambah pengetahuan dan ketrampilannya dalam
penatalaksanaan luka akibat benda tajam dan tumpul, sehingga mampu memberi
penatalaksanaan yang tepat bagi setiap luka, selain itu dokter mampu membuat
deskripsi luka dalam Visum et Repertum yang berguna dalam sebuah proses
hukum.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Hoediyanto, Hariadi A. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Edisi 8.
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, 2012.
2. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 2013
3. DiMaio VJ, DiMaio D. Forensic Pathology (2nd ed.). London: CRC Press LLC,
2001.
4. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu
Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI, 1997.
5. Idries AM, Tjiptomartono A. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses
Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto.
6. Ashari I. Luka Tembak (online). [cited 2014 Dec 11]. Available from: Hyperlink
http://www.irwanashari.com/lukatembak/
7. Referat Luka Tusuk (online). [cited 2014
Dec 11]. Available from: http://www.scribd.com/doc/236790233/
Referat-LUKA-TUSUK-ForensikEditan-Tice
8. Syarifah CM, Yudianto A. Temuan otopsi pada kasus kekerasan tajam. Proceeding
Annual Scientific Meeting 2017 [serial online]. 2017 [cited 2017 Nov 11]. Available
from: http://download.portalgaruda.org/article.php?
29
article=332518&val=1001&title=POLA%20LUKA%20PADA%20KEMATIAN
%20AKIBAT%20KEKERASAN%20TAJAM%20DI%20BAGIAN%20ILMU
%20KEDOKTERAN%20FORENSIK%20DAN%20MEDIKOLEGAL%20RSUP
%20PROF.%20DR.%20R.%20D.%20KANDOU%20MANADO%20PERIODE%202013
9. Mia S. Luka tusuk. [internet] 27 Juli 2017 [dikutip: 6 November 2017]. Diambil dari:

https://www.scribd.com/document/101252880/Luka-Tusuk.

10. Anggraini, Mayang. Makalah Training of Trainers ICD-10, Indo Nusa Esa Uggul.

Jakarta. 1999.

11. Feldman, G. 2006 Blunt Abdominal Trauma : Evaluation. Diakses pada 26 Maret 2013
dari http://www.docstoc.com/docs/30321684/Blunt-Abdominal-Trauma-Evaluation.
12. Amir,Amri.2007.Ilmu Kedokteran Forensik.Medan:Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU.
13. Suryadi,Taufik.2009.Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Buku
Penuntun Kepaniteraan Klinik Kedokteran Forensik dan Medikolegal.Banda Aceh: FK
Unsyiah/RSUDZA

30

Anda mungkin juga menyukai