Anda di halaman 1dari 2

Nama :Ni Luh Putu Sinta Dewi Puspa Adi Purnami

Nim :18.321.2842
KELAS :A12-A
Tugas temu 2
1. Jelaskan bagaimana budaya dalam lingkungan kerja yang dapat menjaga keselamatan
kerja
2. Jelaskan penyebab terjadinya adverse events terkait prosedur invasive
3. Sebutkan dan jelaskan etika dalam menjaga keselamatan kerja

Jawaban :
1. Budaya dalam lingkungan kerja dapat menjaga keselamatan kerja karena dengan
budaya dalam lingkungan kerja dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak
diinginkan seperti kecacatan hingga kematian. Budaya dalam lingkungan kerja bisa
berjalan sangat baik karena meningkatkan kepedulian terhadap pasien, diperlukan
upaya pasif kepada masyarakat terutama yang akan menggunakan jasa pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki perilaku mereka dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan dan harus ada upaya untuk meningkatkan
kesadaran para pemberi pelayanan kesehatan tentang pentingnya menerapkan budaya
keselamatan pasien dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan . Budaya dalam
lingkungan kerja akan menjadi buruk jika:
a. Rendahnya tingkat kepedulian petugas kesehatan terhadap pasien. Hal ini bisa dilihat
dengan masih ditemukannya kejadian diskriminasi yang dialami oleh pasien
terutama dari masyarakat yang tidak mampu.
b. Beban kerja petugas kesehatan yang masih terlampaui berat terutama perawat.
Perawatlah yang bertanggung jawab terkait asuhan keperawatan kepada pasien
sedangkan disisi lain masih ada rumah sakit yang memiliki keterbatasan jumlah
perawat yang menjadikan beban kerja mereka meningkat. Selain perawat, saat ini di
Indonesia juga masih kekurangan dokter terutama dokter spesialis serta distribusi
yang tidak merata. Ini berdampak pada mutu pelayanan yang tidak sama di setiap
rumah sakit.
c. Orientasi pragmatisme para petugas kesehatan yang saat ini masih melekat
disebagian petugas kesehatan. Masih ditemukan para petugas kesehatan yang hanya
berorientasi untuk mencari materi/keuntungan semata tanpa mempedulikan
keselamatan pasien.
d. Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan terhadap para petugas
kesehatan. Lemahnya pengawasan sendiri dikarenakan beberapa faktor mulai dari
terbatasnya personel yang dimiliki dinas kesehatan sampai rendahnya bargainning
2. Penyebab terjadinya adverse events terkait prosedur invasive adalah karena
berhubungan dengan diagnosa, pemeriksaan, pemberian obat dan kesalahan
komunikasi.
a. Diagnosa yaitu tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai. Kesalahan diagnosa
bisa menyebabkan kecacatan bahkan bisa menyebabkan nyawa melayang. Misalnya
pasien A seharusnya terdiagnosa penyakit covid-19 tetapi yang terjadi pasien
didiagnosa terkena influenza.
b. Pemeriksaan. Menggunakan cara pemeriksaan yang tidak dipakai lagi atau
bertindak atas hasil observasi. Pemeriksaan harus benar benar tepat dilakukan
karena pemeriksaan awal dari terdiagnosanya sebuah penyakit. Jika pemeriksaan
kita tidak benar maka sampai perawatanpun akan tidak benar.
c. Pemberian obat. Kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi yang
salah, metode penggunaan obat yang salah, dan keterlambatan dalam merespon
hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak. Sebelum memberikan obat sebaiknya
dicek kembali dengan 12B yaitu benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu,
benar dokumentasi, benar reaksi obat terhadap makanan, benar reaksi obat terhadap
obat lainnya, benar pendidikan kesehatan terhadap medikasi, benar hak klien untuk
menolak, benar pengkajian, benar evaluasi.
d. Kesalahan komunikasi. Kesalahan komunikasi antar tenaga kesehatan harus
diminimalisir agar tidak membuat kondisi pasien memburuk. Jika ada dokter yang
memberikan resep obat melalui telepon maka kita harus memberikan feedback atau
mengulang untuk memastikan obatnya.
3. Etika dalam menjaga keselamatan kerja adalah kita harus menjalin bina trust dengan
klien
a. Lebih baik berkonsultasi dengan klien ketika merencanakan dan mengevaluasi
kegiatan promosi kesehatan. Misalnya kita ingin melakukan edukasi pentingnya
phbs terhadap pasien yang terkena diare tentang maka kita harus meminta izin dulu
ke pasien ataupun keluarga pasien, jangan tiba tiba masuk ke ruang pasien tanpa
izin tiba tiba melakukan edukasi pasti pasien atau keluaraga tidak akan
menerimanya.
b. Promosi harga diri dan otonomi diantara kelompok-kelompok klien harus
merupakan prinsip mendasar dari semua praktik promosi kesehatan. Dalam
melakukan promosi kesehatan kita juga harus mengetahui apa saja hal hal yang
menjadi otonomi atau tradisi di suatu wilayah.
c. Semua praktik promosi. Kita harus menjaga etika kita dalam melakukan semua
praktek promosi karena etika merupakan ciri bagaimana orang tersebut bersikap.

Anda mungkin juga menyukai