Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI MODEL SHANON DAN

WEAVER
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Komunikasi
yang dibina oleh Ibu Dra. GM Sindarti, M.Kes

Disusun Oleh :
Linda Wahyu Lisetyowati P17210193078

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALANG
PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG
AGUSTUS 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan bagian dasar di dalam kehidupan.
Tanpa adanya komunikasi manusia tidakakan hidup, sehingga
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kehidupan manusia tidak akan berjalan secara lancar jika tida
ada komunikasi. Peran komunikasi sangatlah penting dan dibuat
suatu model komunikasi.
Komunikasi memiliki beberapa model, pada setiap
modelnya memiliki definisi yang berbeda-beda. Pembahasan
model komukasi ini adalah tentang masalah daam proses
pengiriman pesan berdasarkan kecermatannya .
Model komunikasi dibuat agar proses komunikasi dapat
dilakukan secara mudah dan memhami proses komunikasi, serta
dapat melihat komponen dasar suatu komunikasi.
Umumnya pad setiap komunikasi itu muncul dan berhasil
secraa tiba-tiba. Pada setiap model pasti melewati tahap uji
untuk mejadi suatu odel yang baik. Serta, perlu ditegaskan lagi
bahwa tidak ada model yang sempurna.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi model komunikasi ?


2. Bagaimana model komunikasi shanon dan weaver ?
3. Bagaimana terjadinya proses komunikasi ?
4. Bagaimana contoh aplikasi model shanon dan weaver ?
5. Kelebihan dan kekurangan model komunikasi shanon dan
weaver?
6. Model komunikasi shanon dan weaver berdasarkan kehidupan
sehari-hari ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Komunikasi
2. Menambah pngetahuan tentang Komunikasi model Shanon dan
Weaver.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini merupakan sebagai
penambah wawasan dan pengetahuan bgai pembaca maupun
penulis tentang komunikasi model Shanon dan Weaver.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI MODEL KOMUNIKASI


Model komunikasi adalah gambaran dari suatu proses
komunikasi yang mengkaitkan suatu komponen komunikasi
dengan komponen komunikasi yang lainnya.
Model adalah representasi dari suatu benda, proses, sistem
ataupun gagasan ide. Model dipandang sebagai analogi dari
beberapa fenomena. Maka dari itu model dapat berbentuk
gambar grafis, verbal maupun matematika. (Littlejhon)
Dalam Imu Komunikasi, model model komunkasi
dirancang menggunakan serangkaian blok, segiempat, panah dan
lain-lain. Model juga menguji suatu temuan dalam dunia nyata
meskipun tidak final, karena selalu diuji dengan penemuan
model yang baru.
Melalui model-model komunikasi dapat terlihat beberapa
faktor yang terlibat dalam suatu proses komunikasi, tetapi model
tidak berisikan suatu penjelasan tentang hubungan antara faktor
dan unsur yang merupakan bagian dari suatu model, dimana
suatu penjelasannya didapat melalui teori.

B. MODEL SHANON DAN WEAVER


Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim
pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini
mengandaikan sebuah sumber daya informasi yang menciptakan
sebuah pesan dan mengirimnya dengan suatu saluran kepada
penerima yang kemudian membuat ulang pesan tersebut.
Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa
sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat
pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan
menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran
adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada
penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak,
pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang
dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme
pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda
itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting
dalam model ini adalah gangguan.
Fokus utama teori ini adalah untuk menentukan cara di
mana saluran komunikasi dapat digunakan secara efisien. Bagi
mereka, saluran utamanya adalah kabel telepon dan gelombang
radio. Mereka mencetuskan teori yang memungkinkan mereka
mendekati masalah bagaimana mengirim sejumlah informasi
yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana
mengukur kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa
informasi. Mereka menggunakan asumsi bahwa komunikasi
antar manusia itu ibarat hubungan melalui telepon dan
gelombang radio.

a. Sumber Informasi ( Information Source )


Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah
otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang
tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah
menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-
juta pesan yang ada.
b. Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter.
Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang
digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi
yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah
alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot
serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa
nonverbal , sedangkan pada komunikasi yang menggunakan
mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter
adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan
film.
c. Penyandingan Pesan (Encoding )
Penyandingan pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak
kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam
komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara
adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan
indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat
yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan
juga berasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan
transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia,
televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat
komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau
penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah
penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan
transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat
suara dan otototot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat
tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal.
Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan,
mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan
kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata.
Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka
kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan
akan menjadi macet.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang
dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak
manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam
hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti
pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui
pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian
signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor
sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari
transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda
berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara mobil
lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu
pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi.
Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak
terkejut dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini
Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :
• Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita
berbicara dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk
pikuk, kita perlu memperkeras suara kita dalam berbicara supaya
tidak diteln suara hiruk pikuk dan agar dapat didengar oleh
lawan kita berbicara.
• Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam
pembicaraan diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk
mengatasi gangguan adalah berbicara dekat sekali dengan lawan
berbicara sehingga suara kita itu dapat menetralkan gangguan
suara lain.
• Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar
pertama, dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir
gangguan yaitu dengan memperkuat pesan dengan signal lain
misalnya, dengan gerakan kepala, gerakan badan, sentuhan, dan
sebagainya.
• Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik
digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan
kata-kata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk
membantu memperjelas pesn yang disampaikan.
Sumber dipandang sebagai pembuat keputusan (decision
maker), yaitu sumber yang memutuskan pesan mana yang akan
dikirim. Pesan yang sudah diputuskan untuk dikirim kemudian
diubah oleh transmiter menjadi sebuah sinyal yang dikirim
melalui saluran kepada penerima. Diumpamakan telepon,
salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di
dalamnya, dan transmiter dan penerimanya adalah pesawat
telepon.
(http://i-purnama.blogspot.com/2016/04/teori-komunikasi-
model-shannon-dan.html)
C. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi bertujuan menciptakan
komunikasi yang lebih efektif (sesuai tujuan komunikasi pada
umumnya).
Proses komunikasi termasuk proses penyampaian
informasi dari satu pihak ke pihak yang lain dimana seseorang
atau beberapa orang kelompok, organisasi atau masyarakat
menciptaka dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa
Latincommunis yang berarti sama. Comminico, Communication,
atau Communicare yang bererti membuat sama. Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan.
Umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya , komunikasi
masih lagi dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan dan menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum,
mengangkat bahu, dan sebagainya. Komunikasi ini disebut
komunikasi non verbal.
Proses komunikasi bertujuan untuk mencipta komunikasi
yang lebih efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi
antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan
motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain.
Proses Komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni
proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara
sekunder.
A.)Proses komunikasi secara primer.
Proses komunikasi secara primer adalah proses komunikasi secara
langsung.
B.) Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses komunikasi
dengan perantara(technologi maupun non technologi).
Langkah-Langkah Proses Komunikasi
1. Komunikator memiliki gagasan atau pesan/ informasi yang
ingin disampaikan kepada komunikan.
2. Komunikator membuat/ menyusun sandi-sandi (encoding)
utntuk menyatakan maksud dalam bentuk kata-kata ataupun
lambang.
(http://dewivalentini.blogspot.com/2017/07/makalah-model-
komunikasi.html)

D. CONTOH APLIKASI KOMUNIKASI


Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem
penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model
itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan
pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada
seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang
pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan
untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang
dimungkinkan.
Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal
yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel)
adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter
ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi ini
adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang
menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan
lewat udara (sebagai saluran). Penerima (reciever), yakni
mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang
dilakukan transmitter dengan merekonstruksi dari sinyal, sasaran
(destination) adalah (otak) orang yang tujuan pesan itu.
Model Shannon dan Weaver dapat diterapkan kepada
konteks -konteks komunkasi lainnya seperti komunikasi
antarpribadi, komunikasi public atau komunikasi massa.
Sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial
mengenai proses komunikasi. Komunikasi dipandang sebagai
fenomena statis dan satu arah dan juga tidak ada konsep umpan
balik atau transaksi yang terjadi dalam penyandian dan
penyandian balik dalam model tersebut.
Contoh aplikasinya itu seperti dua orang atau lebih yang saling
bekomunikasi secara antarpribadi, yang kebanyakan di lakukan
orang-orang pada umumnya.
(https://dhionthabode.blogspot.com/2016/03/tugas-kelompok-
model-shannon-dan-weaver.html)
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL
KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER
Dalam realitasnya teori Shannon dan Weaver ini
memberikan sumbangan besar terhadap konsep message yang
dipengaruhi entropy dan redundancy serta keharusan dalam
melakukan keseimbangan antara keduanya menuju efesiensi
komunikasi melalui upaya pengurangan gangguan dalam fungsi
proses komunikasi (Lubis, 1998 : 45).
Namun, sayangnya model ini juga memberikan gambaran
yang parsial mengenai proses komunikasi. Selain itu komunikasi
pada model ini dipandang sebagai fenomena statis dan satu arah.
Juga tidak menjelaskan konsep umpan balik atau transaksi yang
terjadi dalam penyediaan dan penyediaan balik.
Konsep gangguan dalam saluran komunikasi menurut teori ini
adalah setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan
(Mulyana, 2001 : 138).
Gangguan ini bisa merupakan interferensi statis atau suatu
panggilan telepon, musik yang hingar bingar disebuah pesta atau
sirene diluar fungsi yang menjelaskan gangguan suara atau
sumber informasi. Berikut ini adalah beberapa penjelasan
mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki model
komuikasi Shannon dan Weaver:
1. Kelebihan Model Komunikasi Shannon dan Weaver
• Menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang
menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau
dengan kata lain, komunikator dan komunikan.
• Membedakan source dengan transmitter dan antara receiver
dengan destination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada
sisi pengiriman (transmitting) dan pada sisi penerimaan
(receiving) dari proses.
• Digunakan dalam konteks-konteks komunikasi yaitu
komunikasi antar pribadi, komunikasi publik dan komunikasi
massa.
• Menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya.
• Memiliki konsep penting yang tidak dimiliki oleh model
komunikasi lain yaitu : Noise (gangguan), yakni setiap
rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

2. Kekurangan Model Komunikasi Shannon dan Weaver


• Komunikasi dipandang sebagai fenomena yang statis.
• Komunikasi bersifat satu arah dengan tidak memiliki konsep
feedback.
• Model ini memberikan gambaran yang parsial mengenai proses
komunikasi.
• Tidak ada konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi
dalam penyandian dan penyadian balik dalam model tersebut.
• Tulisan-tulisan Weaver sangat sulit dipahami, misalnya formula
yang dikemukakannya.

Shannon dan Weaver juga mengidentifikasi tiga level masalah


(noise) dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah:

• Level A (masalah teknis)


Bagaimana simbol-simbol komunikasi dapat ditransmisikan
secara akurat?

• Level B (masalah semantik)


Bagaimana simbol-simbol yang ditransmisikan secara persis
menyampaikan makna yang diharapkan?

• Level C (masalah keefektifan)


Bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi
tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
Ibarat sedang berkomunikasi lewat telepon, gangguan
teknis adalah tentang apakah telepon kita berfungsi baik atau
tidak. Jika telepon yang kita gunakan sinyalnya tidak jelas atau
putus-putus, sehingga suara kita tidak terdengar dengan jelas
oleh lawan bicara kita, maka hal ini termasuk ke dalam
gangguan teknis.
Pada noise yang kedua, gangguan level semantik, adalah
sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan
melalui telepon tadi dapat dipahami atau ditangkap sesuai apa
yang kita maksudkan. Mungkin secara teknis, suara kita sudah
dapat didengar dengan cukup jelas oleh lawan bicara kita, tapi
belum tentu apa maksud dari pembicaraan atau dari kata-kata
kita dipahami atau ditangkap secara baik oleh lawan bicara kita
itu.
Sedangkan pada level yang ketiga, gangguan masalah
keefektifan adalah persoalan tentang sejauh mana kata-kata atau
komunikasi yang kita lakukan terhadap lawan bicara kita mampu
mempengaruhi tingkah laku orang tersebut agar mau melakukan
sesuatu sesuai dengan kehendak kita. Gangguan pada level ini
adalah persoalan behavioral. Pada level ini pula, komunikasi
dilihat oleh Shannon dan Weaver sebagai alat propaganda.
Jika ternyata komunikasi yang dilakukan tidak berhasil
mengubah perilaku lawan bicara kita agar mau mengikuti apa-
apa yang dimaksudkan oleh komunikator, maka komunikasi
yang dilakukan dianggap mengalami gangguan atau noise. Lebih
dari itu komunikasi yang dilakukan dilihat juga sebagai
komunikasi yang tidak efektif, atau komunikasi yang gagal.
Dalam sudut pandang ini, teori Shannon dan Weaver
selanjutnya dianggap mamandang persoalan komunikasi sekedar
sebagai hitung-hitungan yang matematis. Lebih jauh lagi,
komunikasi pada nantinya dibuat sedemikian rupa agar mampu
memanipulasikan pesan dan saluran guna mencapai level
keefektifan komunikasi yang optimal, yaitu mampu mengubah
orang lain mengikuti apa-apa yang diinginkan oleh seorang
komunikator.
(http://i-purnama.blogspot.com/2016/04/teori-komunikasi-
model-shannon-dan.html)

F. ANALISA MODEL KOMUNIKASI SHANON DAN


WEAVER BERDASARKAN KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Model Shannon dan Weaver sering disebut model
matematis atau model teori informasi. Model ini menyoroti
problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya.
Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau
menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran
kepada seorang penerima.
Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak,
transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan
sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara
(sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme
pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan
transmitter dengan merekonstuksi pesan dari sinyal. Tujuan
(destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan tersebut.
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini
adalah bising (noise), yakni setiap rangsangan tambahan yang
tidak dikehendaki yang dapat menggangu kecermatan pesan
yang disampaikan.
Noise ini contohnya adalah saat kita mengobrol dengan
seseorang di telepon saat kita sedang berdiri di pinggir jalan dan
kita terganggu dengan suara berisik dari kendaraan yang berlalu
lalang di depan kita. Menurut Shannon dan Weaver, gangguan
ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang
diterima oleh penerima. Dengan adanya sumber gangguan (noise
source) ini banyak kemungkinan dapat terjadi. Bisa saja pesan
yang disampaikan oleh sumber informasi tidak sampai ke tujuan,
bisa juga si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat pula
pesan justru diterima orang lain.
Gangguan yang terdapat pada konsep ini dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran dan
perasaan yang mengganggu penerimaan pesan yang akurat.
Contoh: Melamun, Mengantuk, dan lain-lain
2. Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung menyerang
fisik seseorang.
Contoh: Tunanetra, Tunarungu dan lain-lain

Kelemahan model Shannon dan Weaver adalah :


· Dianggap komunikasi satu arah maka tidak adanya feedback
yang didapat
· Dalam praktik komunikasinya, disebut bahwa komunikasi
memiliki gangguan yaitu Noise.
Kelebihan model Shannon dan Weaver adalah:
· Penyampaian informasi dalam berkomunikasi terkesan lebih
mudah.
· Membuat pengembangan teknologi informasi menjadi suatu hal
yang penting dalam komunikasi karena menurut teori ini,
komunikasi membutuhkan channel atau media penghubung.
· Model komunikasi ini dapat diaplikasikan dalam komunikasi
antar pribadi maupun komunikasi massa.
Komentar:
- Model komunikasi ini bersifat satu arah
- Teori Shannon dan Weaver tidak membahas mengenai feedback
yang seharusnya diterima dalam berkomunikasi .
- Teori ini membuktikan bahwa media penghubung (channel)
sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi.
Shannon & Weaver juga menambahkan konsep entropi.
Entropi adalah ketidakpastian atau ketidakteraturan dalam suatu
situasi. Dalam teori informasi entropi dihubungkan dengan
tingkat kebebasan memilih yang dimiliki seseorang dalam
membangun pesan.
Pesan yang teratur tidak mempunyai tingkat keacakan,
ketidakpastian. Hal ini berarti entropi suatu informasi rendah
karena suatu bagian dari pesan itu yang hilang saat diterima
mempunyai tingkat probabilitas yang tinggi untuk diisi
penerima. Entropi dipandang sebagai masalah dalam
komunikasi. Entropi muncul jika prediktabilitas rendah dan
informasi yang ada tinggi (high information). Semakin besar
entropi semakin kecil prediktabilitas.
Contoh : Karena pengaturan dalam bahasa Inggris, seseorang
penerima yg sangat mengenal bahasa itu bisa membetulkan salah
eja yg terdapat dalam pesan tersebut.
Bagian pesan yg bukan entropi disebut dengan redundancy
(redundansi). Redundansi adalah bagian dari pesan yang
ditentukan oleh aturan yang mengatur bagaimana penggunaan
lambang/simbol atau bagian yang bisa diprediksi. Semakin besar
redundansi suatu pesan, semakin sedikit pesan yang dibawa. Bila
prediktabilitasnya tinggi, maka informasinya rendah.
Peningkatan redundasi akan meningkatkan efisiensi sistem
komunikasi.
Redundansi dipandang sebagai sarana untuk memperbaiki
pesan.
Redundansi berfungsi untuk :
1. membantu masalah teknis
2. masalah yg berkaitan dengan perluasan konsep redundansi
dalam dimensi sosial.
Semakin banyak gangguan, semakin besar kebutuhan akan
redundansi yang mengurangi entropi pesan. Keseimbangan
redundansi dan entropi dapat menghasilkan komunikasi yang
efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran
komunikasi.
(http://i-purnama.blogspot.com/2016/04/teori-komunikasi-
model-shannon-dan.html)
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan
model komunikasi. Penyusun tidak mungkin membahas model-
model tersebut satu persatu. Setiap model mempunyai kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Dalam makalah ini
penyusun memilih Model Komunikasi Shannon dan Weaver
sebagai Model Komunikasi yang dikaji dikarenakan Model
Shannon dan Weaver mengkomunikasikan sesuatu hal kepada
penerima pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan
atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga
menimbulkan suatu symbol yang bermakna, diketahui bahwa
dimana pun kita berkomunikasi maka terjadi setiap gangguan di
sekeliling kita tapi kita sebagai komunkator menyampaikan ke
komunikan agar lebih efektif.
Tidak ada model yang benar atau salah. Setiap model
hanya dapat diukur berdasarkan kemanfaatannya ketika
dihadapkan dengan dunia nyata, khususnya ketika digunakan
untuk menjaring data dalam penelitian. Selain itu, model yang
dirancang, unsure-unsur model dan hubungan antara berbagai
unsur tersebut, bergantung pada perspektif yang digunakan si
pembuat model.
Pandangan dari suatu perspektif akan menampilkan
dimensi – dimensi tertentu, sementara pengamatan dari sudut
pandang berbeda akan menyoroti aspek – aspek komunikasi
yang berbeda pula.
SARAN
Bagi para pembaca dalam berkomunikasi harus
menggunakan komunikasi dengan model yang pas dalam
komunikasi. Dimana komunikasi yang baik antara satu yang lain
harus saling berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai