Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

Keperawatan Medikal Bedah

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Dengan Gastritis Erosif

Disusun Oleh:
HESTI KARMILA
(P0 5120420 012)

Mengetahui

Clinical Teacher Clinical Instructure

(Ns.Andhyta ratna,Sp.Kep.M.B) ( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A. 2020/2022
KONSEP MAP GASTRITIS EROSIF
Etiologi :
Gastritis erosif atau ukserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana terjadi erosi
1. Pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem pembuluh darah
(OAINS) seperti aspirin, ibuprofen, piroxicam. lambung atau duodenum (Sylvia, 2005)
2. Alkohol
3. Merokok
4. Stres
5. Inflamasi lambung Helicobakter pylor
Autoantibodi OAINS Alcohol Stress
6. Autoantibodi
7. Inflamasi lambung oleh Helicobakter pylor
(Sylvia, 2005) Infeksi mukosa Meningkatkan produksi Merangsang
Atrofi sel parietal Menghambat aktifitas hipotalamus
lambung (antrum) asam lambung
dan sekresi asam oksigenasi mukosa
Komplikasi : dan IF menurun Pengaktifan
Gastrin Mengikis mukosa
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas N. Vagus
meningkat Menghambat lambung
2. Peptic ulcer
Menghambat Sekresi gastrin prostaglandin
3. Atrofi lambung
Sekresi asam normal kobalamin meningkat Melepaskan asetil kolin
4. Kanker lambung
atau meningkat Perlindungan mukosa yg bekerja pada sel-sel
( Mubin 2006)  Hipertrofi sel
Defisiensi menurun kelenjar korpus fundus
Merusak mukosa pembentukan
kobalamin
Penatalaksanaan : lambung gastrin Gastritis Erosif
a. Untuk pencegahan Anemia pernisiosa
1. Makan secara teratur (jangka panjang) Karsinoid
2. Hindari alcohol Gastritis
3. Jangan merokok kronik tipe B
4. Olah raga secara teratur Gastritis kronik
5. Kendalikan setres tipe B
6. Kurangi penggunaan obat NSAID
b. Terapi H. Pilori
c. Terapi terhadap asam lambung Peningkatan asam lambung
Antasida , Penghambat asam, Penghambat pompa proton,
Cytoprotective agents. ( Mubin 2006)  Pemberian antasida Asam lambung menurun
Inflamasi mukosa lambung
Endoskopi
Merangsang pusat muntah Erosive dan ulserasi Distensi gaster Iritasi sampai
(farmasio retikularis) mukosa usus
DAFTAR PUSTAKA Hemoragik
Everen N. vagus Dx. Nyeri Erosi mukosa usus
Mansjoer, Arif, (2001). Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi III, Jilid I. Jakarta : Penerbit Media Anemia Hematemesis dan melena
Aesculapius, FKUI NOC : Perilaku mengendalikan nyeri Peristaltic meningkat
Mubin .(2006). Panduan Praktis Ilmu Penyakit Anoreksia Mual muntah
Syok hipovolemik
Dalam: Diagnosis Dan Terapi . Jakarta: NIC : Penatalaksanaan nyeri Diare
EGC Dx. Perubahan nutrisi
Dx. Kekurangan volume cairan Pemeriksaan Penunjang :
Sylvia, A Price. (2005) . Patofisiologi Konsep Klinis kurang dari kebutuhan Manifestasi Klinis :
Proses-Proses Keperawatan. Edisi 6. Jakarta a. Anoreksia a. Pemeriksaan darah
NOC : Status gizi : Asupan NOC : Status nutrisi : Asupan b. Pemeriksaan fases
: EGC b. Mual
makanan dan cairan makanan dan cairan c. Endoskopi saluran cerna
Wilkinson,Judith M .(2011). Buku Saku Diagnosis c. Muntah
Keperawatan NIC Dan NOC. Jakarta:EGC d. Nyeri epigastrum bagian atas
NIC : Pengelolaan nutrisi NIC : pengelolaan hipovolemia e. Kembung d. Biopsy mukosa lambung
f. Nausea e. Pemeriksaan gastrokopi
g. Keluhan-keluhan anemia ( Mubin 2006) 
(Mansjo
er,2001)
PERENCANAAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO Tanda dan Gejalah RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
1 Nyeri Akut Gejala dan Tanda Mayor Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Pengalaman sensorik Subjektif keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi:
atau emosional yang  Mengeluh nyeri pasien diharapkan: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Mengobservasi tingkat
berkaitan dengan Objektif SLKI : Tingkat Nyeri durasi, frekuensi, kualitas, nyeri pasien
kerusakan jaringan  Tampak meringis  Dipertahankan kelevel 3 intensitas nyeri
actual atau  Bersikap protektif (mis. waspada, posisi  Ditingkatkan kelevel 4 2. Identifikasi skala nyeri 2. Menentuka skala nyeri
fungsional, dengan mengindari nyeri)  1 = Memburuk 3. Identifikasi respons nyeri non 3. Melihat respon nyeri
onset mendadak atau  Gelisah  2 = Cukup Memburuk verbal pasien dari tindakan
lambat dan  Frekuensi nadi meningkat  3 = Sedang pasien
berintensitas ringan 4. Identifikasi faktor yang 4. Melihat apa yan membuat
 Sulit tidur  4 = Cukup Membaik
hingga berat yang memperberat dan memperingan nyeri pasien bertambah
Gejala dan Tanda Minor  5 = Membaik
berlangsung kurang nyeri atau berkurang
Subjektif Dengan kriteria hasil:
dari 3 bulan. 5. Identifikasi pengetahuan dan 5. Menanyakan apa yang
 (Tidak tersedia) 1. Frekuensi nadi [4]
keyakinan tentang nyeri pasien ketahui tentan
Objektif 2. Pola nafas [4]
Kondisi Klinis nyerinya
 Tekanan darah meningkat 3. Keluhan nyeri [4]
Terkait 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada 6. Apakah ada pengaruh
 Pola napas berubah 4. Meringis [4]
 Kondisi kualitas hidup dalam hidup pasien
 Nafsu makan berubah 5. Gelisah [4]
pembedahan dikarenakan nyerinya
 Proses berpikir terganggu 6. Kesulitan tidur [4]
 Cedera traumatis 7. Monitor efek samping 7. Melihat efek penggunaan
 Menarik diri
 Infeksi penggunaan analgetik obat penurun nyeri pasien
 Berfokus pada diri sendriri Terapeutik
 Sindrom koroner
 Diaforesis 8. Berikan teknik non farmakologi 8. Mengurangi skala nyeri
akut
 Glaukoma untuk mengurangi rasa nyeri pasien
9. Kontrol lingkungan yang 9. Mengurangi faktor resiko
memperberat rasa nyeri nyeri pasien
10. Fasilitasi istirahat dan tidur 10. Memberikan kenyamanan
kepada pasien
11. Pertimbangkan jenis dan sumber 11. Membantu pasien dalam
nyeri dalam pemilihan strategi menurunkan nyerinya
meredakan nyeri
Edukasi
12. Jelaskan penyebab, periode, dan 12. Memberitahukan apa yang
pemicu nyeri membuat pasie nyeri
13. Jelaskan strategi meredakan 13. Menjelaskan cara
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
nyeri meredakan nyerinya
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
14. Ajarkan teknik non 14. Mengurangi nyeri pasien
Perfusi Perifer Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
farmakologis untuk mengurangi dengan teknik non
Tidak Efektif Observasi:
rasa nyeri farmakologi
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Periksa sirkulasi perifer
diharapkan perfusi perifer meningkat Kolaborasi
 Identifikasi factor risiko gangguan
Pengertian : Kriteria Hasil: sirkulasi pemberian analgetik, 15. Mengurangi nyeri pasien
15. Kolaborasi
Penurunan Meningka Cukup Sedang Cukup Menuru  jikaMonitor
perlu panas, kemerahan, nyeri, atau
sirkulasi darah t Meningk Menuru n
pada level kapiler at n
yang dapat 1 Warna kulit pucat
mengganggu   1 2 3 4 5
metabolism tubuh 2 Edema perifer
1 2 3 4 5
3 Kelemahan otot
Memburu Cukup Sedan Cukup Membai
k Membur g Membai k
uk k
4 Pengisian kapiler
1 2 3 4 5
5 Akral
1 2 3 4 5
 6 Turgor Kulit
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status Observasi:
nutrisi terpenuhi.  Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Identifikasi perlunya penggunaan selang
cukup untuk memenuhi Menurun Meningkat
kebutuhan metabolisme. 1 Porsi makanan yang dihabiskan
  1 2 3 4 5
2 Berat Badan atau IMT
  1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
3 Frekuensi makan
  1 2 3 4 5
4 Nafsu makan
  1 2 3 4 5
5 Perasaan cepat kenyang
1 2 3 4 5
Evidence Based Practice

Diagnosa Nama Penulis dan


No. Judul Evidence Base Practice (EBP) Hasil Penelitian
Keperawatan Tahun Penerbitan

1 Nyeri Akut Pengaruh Teknik Relaksasi Gusti Ayu Putu Teknik Relaksasi Benson Hasil penelitian menunjukkan
Benson Terhadap Intensitas Jayanti, I Gusti Ayu bahwa uji wilcoxon diperoleh
P. Sampel penelitian ini
Nyeri Pada Pasien Pasca Ratih Agustini, Ni nilai p=0,000 maka dapat
Operasi Seksio Sesarea Di Komang sebanyak 15 orang disimpulkan bahwa pemberian
Rumah Sakit Umum Puri Purwaningsih, (2020) teknik relaksasi benson efektif
I. Teknik Relaksasi Benson
Raharja Denpasar menurunkan intensitas nyeri pada
C. Tidak ada intervensi pasien pasca operasi seksio
sesarea. Hasil penelitian ini sesuai
pembanding
dengan pendapat Yusliana (2015)
O. Menurunkan intensitas bahwa relaksasi benson
merupakan teknik relaksasi
nyeri
pernapasan dengan melibatkan
keyakinan yang mengakibatkan
penurunan terhadap konsumsi
oksigen oleh tubuh dan otototot
tubuh menjadi rileks sehingga
menimbulkan perasaan tenang dan
nyaman.
2 Nyeri Akut Pengaruh Teknik Relaksasi Pengaruh Teknik Teknik Relaksasi Guided Hasil uji Mann-Whitney diperoleh
Guided Imagery Terhadap Relaksasi Guided p-value sebesar 0,004 < 0,05
Imagery
Penurunan Nyeri Pada Imagery Terhadap Intensitas nyeri post operasi TURP
Pasien Pasca Operasi Penurunan Nyeri Pada P. Sampel penelitian ini pada pasien BPH sebelum
Fraktur Di Rsud Dr. Pasien Pasca Operasi dilakukan mobilisasi dini di RS
sebanyak 15 orang
Moewardi Surakarta Fraktur Di Rsud Dr. PKU Muhammadiyah Bantul pada
Moewardi Surakarta, I. Teknik Relaksasi Guided kelompok intervensi sebagian
(2018) besar pada skala 3 (nyeri ringan)
Imagery
(40%), setelah dilakukan
C. Tidak ada intervensi mobilisasi dini di RS PKU
Muhammadiyah Bantul pada
pembanding
kelompok intervensi sebagian
O. Menurunkan intensitas besar pada skala 1 (nyeri ringan)
(53,3%).
nyeri

Anda mungkin juga menyukai