Disusun Oleh :
Sutrisno Sudirjo
(1120021020)
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dibuat dan disusun sebagai bukti
bahwa mahasiswa di bawa ini mengikuti praktikum Profesi :
Mahasiswa
(Sutrisno Sudirjo)
NIM : 1120021020
Mengetahui
Pembimbing Akademik
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI STROKE
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran
darah otak (Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama
beberapa tahun (Smeltzer et al, 2002).
B. KLASIFIKASI
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:
(Muttaqin, 2008)
a. Stroke Hemoragi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun. Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:
1) Perdarahan intraserebra
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan
edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat
mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering
dijumpai di daerah putamen, thalamus, pons dan serebelum.
2) Perdarahan subaraknoid
Pedarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi
willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim
otak.Pecahnya arteri dan keluarnya keruang subaraknoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur
peka nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebral yang
berakibat disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan
kesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan hemisensorik,
dll)
b. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral,
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau
di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Kesadaran umumnya baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya, yaitu:
a. TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang
terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang
timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang
dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana
gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk.
Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah
menetap atau permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit
dapat diawali oleh serangan TIA berulang.
C. ETIOLOGI
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis memburuk
pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti
koronaria, basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007).
Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat
terjadi melalui mekanisme berikut:
1) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
2) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
3) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
4) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian
robek dan terjadi perdarahan.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit
meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan
emboli:
1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease
(RHD).
2) Myokard infark
3) Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan
embolus-embolus kecil.
4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
b. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim
otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin
herniasi otak.
c. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
d. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
D. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus,
emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik sering/
cenderung sebagai faktor penting terhadap otak, thrombus dapat berasal dari
flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana
aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia jaringan otak
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti disekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa
jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema
pasien mulai menunjukan perbaikan. Oleh karena thrombosis biasanya tidak
fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral
oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika
terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan
terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh
darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal
ini akan menyebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro
vaskuler, karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
peningkatan tekanan intracranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan
herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak,
dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan
otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral.
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka
waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang
relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan
menyebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase
otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik
akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah
yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume
darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan
dalam dan 71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan
serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian
sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat
fatal. (Misbach, 1999 cit Muttaqin 2008)
E. PATHWAY
Stroke Hemoragi Stroke Non Hemoragi
Peningkatan Tekanan
Sistemik Trombus/ Emboli
di cerebal
Aneurisme
Suplai darah ke jaringan
cerebal tidak adekuat
Perdarahan
Arakhnoid/Ventrikel
Kerusakan
fungsi N.VII Deficit Resiko Hambatan
perawatan diri kerusakan mobilitas fisik
integritas kulit
Gangguan Resiko
komunikasi trauma
verbal Resiko
Resiko
jatuh
F. MANIFESTASI KLINIS
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala
sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis)
yang timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
G. KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami
lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam
jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
d. gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan,
Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.
d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu
dengan membuka arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan
jam MRS, nomor register, diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo,
dan tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat
anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
diabetes militus.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah
ke otak terhambat
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke
otak
3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan
kerusakan neurovaskuler
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik.
7. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran.
8. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
DAFTAR PUSTAKA
Biodata :
Pasien : Penanggung Jawab :
Nama : Tn S Nama : Ny. Mutiah
Umur : 49 Tahun Umur : 70 Tahun
Agama : Protestan Agama : Protestan
Pendidikan : SMA Pendidikan :
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Belum Menikah Status Pernikahan : Janda
Alamat : Teluk Alamat : Teluk
Penanjung 22-A penanjung 22-A
Diagnos : Susp CVA Hubungan dengan : Ibu Kandung
a Medis Infark klien
Hemiperese D
No. RM : 3014xx
Tgl. Masuk : 28 Sept 2021
Jam 04.50
1. Status kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama : Ibu pasien mengatakan kesadaran pasien menurun dan
px cenderung tidur terus, ada kelemahan pada kaki kanan
b. Lama keluhan : 2 minggu lalu
c. Kualitas keluhan :berat
d. Faktor pencetus :Hipertensi
e. Faktor pemberat :pasien cenderung tidur
f.Upaya yg. telah dilakukan : berobat ke RS PHC
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien sesak nafas, pasien cenderung tidur dan tidak respon kalau dipanggil
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu): pernah mengalami kecelakaan kerja sehingga
siku lengan kanan ada benjolan bekas terjatuh
b. Pernah dirawat : tidak pernah dirawat sebelumnya
c. Operasi (jenis & waktu) : tidak pernah melakukan operasi
d. Penyakit:
- Kronis : HT, DM
Akut : tidak ada riwayat penyakit akut
e. Terakhir masuki RS : tidak pernah masuk RS sebelumnya
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll): : tidak ada alergi obat
3) Imunisasi
(√ ) BCG (√ ) Hepatitis
( √) Polio ( √) Campak
( √) DPT ( √ ) Lengkap
4) Kebiasaan :
jenis Frekuensi
Jumlah/Lamanya
Merokok Tidak Meroko
Kopi hitam 2x sehari 15
tahun
Alkohol tidak mengkonsumsi alkohol
5) Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
Tidak ada
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu Pasien mengatakan kalau kedua orang tuanya mempunyai penyakit hipertensi
d. Genogram
49 th
Keterangan :
: Laki-Laki : Pasien
: Perempuan
Basic Promoting physiology of Health
1. Aktivitas dan latihan
Kemampuan ambulasi dan ADL
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum teratur Sonde susu entresol 6
x 150 cc kali/hari
Mandi 2 kali sehari 2 kali seka
Berpakaian/berdandan teratur Tidak pernah
Toileting 4 kali Pakai pempres
Mobilitas di tempat tidur teratur Teratur dilakukan
petugas
Berpindah teratur Tidak pernah
Berjalan teratur Tidak pernah
Naik tangga jarang Tidak pernah
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu
Rumah Rumah Sakit
Pekerjaan Swasta Tidak bekerja
Olah raga rutin sepeda Tidak berolahraga
Alat Bantu jalan Tidak menggunakan lat bantu Tidak menggunakan alat bantu
jalan jalan
Kemampuan melakukan ROM Mampu Tidak mampu
Region :
XX
pasien kesakitan
saat perut ditekan
Depan Belakang
Scale :
Time :
4. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 6x 150 cc sehari
b. Berat Badan / Tinggi Badan : BB/TB sebelum sakit 55 kg/158cm
: BB/TB waktu sakit 50 kg/158 cm
c. IMT & BBR : 22.0
d. BB dalam 1 bulan terakhir : [√ ] menurun: 55 Kg alasan : hanya
makan dari sonde
e. Jenis makanan : sonde susu entrasol 6x150 cc
f. Makanan yang disukai : semur daging
g. Makanan pantang : tidak ada makanan pantang Alergi : tidak
ada alergi
h. Nafsu makan : [ ] baik
[ √ ] kurang, alasan : kesadaran pasien
menurun
i. Masalah pencernaan : [ ] mual
[ ] muntah
[ √ ] kesulitan menelan
[ ] sariawan
j. Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: tidaka ada riwayat operasi
7. Eliminasi fekal/bowel
a. Frekuensi : 1x Penggunaan pempres : ya
b. Waktu : pagi / siang / sore / malam
c. Warna : kuning kecoklatan Darah tidak
ada darah konsistensi: lembek
d. Ggn. Eliminasi bowel : [ ] Konstipasi
[ ] Diare
[ ] Inkontinensia bowel
Tidak ada gangguan eliminasi bowel
e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri / Tergantung / Dg
Bantuan (Total care)
8. Eliminasi urin
a. Frekuensi :2x sehari Penggunaan pempres : ya
b. Warna :jernih Darah tidak ada darah
c. Ggn. Eliminasi bladder: [ ] nyeri saat BAK
[ ] burning sensation
[ ] bladder terasa penuh setelah BAK
[ ] inkontinensia bladder
pasien ada retensi urine tampak pada bowel
Suhu :37,3 oC
b. Kepala :
[ ] Kebutaan ka/ki
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah : tidak ada masalah
………………………………………………………………………………………
………..
kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :
………………………………………………………………………………………
………..
cara mengatasinya :
…………………………………………………………………………...
pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :
….
……………………………………………………………………………................
.........
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya:
………………………………………………….
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya:
………………………………………..
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari datang ke gereja setiap hari minggu
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan :
……………………………………………….
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang
dialami :
………………………………………………………………………………………
……….
5. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG, EEG dll)
Laboratorium :
Tanggal pemeriksaan : 27-09-2021
Hematologi
Uraian Hasil Satuan Nilai Normal
Darah Lengkap
Laju endap - Mm/jam 0-10
darah
Hemoglobin 13.5 G/dl 13.2-17.3
Jumlah lekosit 7.63 4.0-11.0
Hitung Jenis
Eosinofil 0 % 0-7
Basofil 0 % 0-1
Batang L0 % 2-6
Segmen H 87 % 40-74
Limfosit L6 % 25-40
Monosit 7 % 3-9
Jumlah 6.63 % 1.50-7.00
Neutrofil
Jumlah Lymp L 0.48 1.00-3.70
N/L Ratio H 13.81 < 3.13
Jumlah Eritrosit 4.91 4.50-6.50
Hematokrit L 37.3 % 40.0-52.0
Jumlah 301 150-450
Trombosit
MCV L 76.0 fl 79.0-97.0
MCH 27.5 pg 27.0-31.0
MCHC H 36.2 g/dl 32.0-36.0
Elektrolit
Natrium (Na) L 121.8 mmol/L 136.0-144.0
Kalium (K) L 3.29 mmol/L 3.60-5.00
Lemak (29-09-2021)
Trigliserida 84 mg/dl < 160
(Ensimatik)
LDL Kolesterol 120 mg/dl < 130:
(Enzimatik) Recommendete
130-159 : Moderate
Risk
=> 160 : Hogh Risk
Faal Ginjal
BUN 11.37 mg/dl 6.00-20.00
Kreatinen 0.70 mg/dl 0.67-1.17
(ensimatyik)
Asam Urat L2.28 mg/dl 3.4-7.0
(Enzimatik)
Elektrolit
Natrium (Na) L 133.8 mmol/L 136.0-144.0
Kalium (K) 3.64 Mmol/L 3.60-5.00
ANALISA DATA
Hemiperese Dextra
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
peningkatan intracranial.
2. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
RENCANA TINDAKAN
2. Terapeutik
Minimalka
n stimulus
dengan
menyediakan
lingkungan yang
tenang
Berikan
posisi semi
fowler
Hindari
maneuver
Valsava
Cegah
terjadinya
kejang
Hindari
penggunaan
PEEP
Hindari
pemberian
cairan IV
hipotonik
Atur
ventilator agar
PaCO2 optimal
Pertahanka
n suhu tubuh
normal
3. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian sedasi
dan
antikonvulsan,
jika perlu
Kolaborasi
pemberian
diuretic osmosis,
jika perlu
Kolaborasi
pemberian
pelunak
tinja, jika perlu
RR : 20 x/menit
IMPLEMENTASI
Nama Klien : Tn SH No. RM : 3014xx
IMPLEMENTASI
EVALUASI
P : Intervensi dilanjutkan
-Observasi k/u pasien
-Bantu melakukan ROM pasif
-Kolaborasi dengan ahli fisiotrapi.
2 29-09-2021 13.00 S : Sutrisno
Keluarga mengatakan
pasien hanya berbaring
di tempat tidur.
O :
- kulit tampak lembab
- tidak ada kemerahan
- tidak ada lecet pada
pinggang
A:
- Kelembapan kulit Baik
- Turgor kulit elastis
P:
Intervensi di lanjutkan
- obsevasi tanda-tanda dekubitus
- Beri tindakan massase pada punggung.
- Anjurkan keluarga merubah posisi setiap 2 jam
3 29-09-2021 14.00 S :
Tidak terkaji
O :
GCS : E4, VX, M5
A:
- GCS: E4,VX, M5
- ada tanda peningkatan TIK
P:
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus kesadaran pasien
-Monitor peningkatan TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah baring
EVALUASI
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi k/u pasien
P:
Intervensi di lanjutkan
-obsevasi tanda-tanda dekubitus
- Beri tindakan massase pada punggung.
-Anjurkan keluarga merubah posisi setiap 2 jam
3 30-09-2021 18.00 S : Sutrisno
Tidak terkaji
O :
GCS : E4, VX, M5
A:
- GCS: E4,VX, M5
- ada tanda peningkatan TIK
P:
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus kesadaran pasien
-Monitor peningkatan TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah baring
EVALUASI
P : Intervensi dilanjutkan
-Observasi k/u pasien
-Bantu melakukan ROM pasif
-Kolaborasi dengan ahli fisiotrapi
2 01/10/2021 15.00 S : Sutrisno
- Keluarga mengatakan pasien hanya berbaring di tempat tidur.
- Pasien tidakdapat dikaji
O :
- kulit tampak lembab
- tidak ada kemerahan
- tidak ada lecet pada
pinggang
A:
- Kelembapan kulit Baik
- Turgor kulit elastis
P:
Intervensi di lanjutkan
-obsevasi tanda-tanda dekubitus
- Beri tindakan massase pada punggung.
-Anjurkan keluarga merubah posisi setiap 2 jam
3 01/10/2021 16.00 S : Sutrisno
Tidak terkaji
O :
GCS : E4, VX, M5
A:
- GCS: E4,VX, M5
- ada tanda peningkatan TIK
P:
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus kesadaran pasien
-Monitor peningkatan TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah baring