Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sutrisno Sudirjo

NIM : 1130119022

Prodi : S1 Keperawatan Alih Jenjang

Tugas Materi penderita HIV dengan TB

1. Mengapa dengan HIV perlu cek TBC

2. Bagaimana gejala yang menyertai penderita HIV dengan TB

3. Tes apa yang perlu dijalani ODHA untuk cek TB

4. Apa yang harus dilakukan jika ada ODHA juga menderita TB

Jawab :

1. Mengapa dengan HIV perlu cek TBC

Karena ODHA lebih rentan mengalami TB. Bakteri TB pada ODHA lebih cepat menjadi

aktif dibandingkan jika bakteri ini berada pada orang yang sehat. Bahkan, meskipun

kasus TB pada ODHA lebih cepat berubah menjadi aktif, infeksi ini akan lebih sulit

didiagnosis dan diobati. ODHA harus memeriksa ada tidaknya infeksi TB sedini

mungkin. Pada kasus tertentu, jika TB belum terdeteksi, dan ternyata dialami saat pasien

HIV ini sudah mengalami sistem kekebalan tubuh yang sangat rusak, maka sangat sulit

untuk diobati. Tidak jarang, pasien dengan HIV meninggal dunia dalam beberapa hari

atau minggu setelah mulai terapi TB. Hal itulah yang menekankan pentingnya penderita

HIV harus segera cek TB, agar dapat ditangani lebih cepat.
2. Bagaimana gejala yang menyertai penderita HIV dengan TB

- Batuk berdahak, yang berlanjut selama tiga minggu atau lebih

- Kehilangan berat badan

- Demam terutama pada sore hari

- Keringat basah kuyup di malam hari

- Kelenjar bengkak, terutama di leher

- Rasa Lelah

- Sesak nafas

- Nyeri Dada

- Sering terserang flu

- Wheezing

- Dispnue

3. Tes apa yang perlu dijalani ODHA untuk cek TB

Terdapat tiga tes umum utnuk TBC yang dapat dilakukan yakni:

- Tes Kulit Tuberkulin (TST) yang disebut juga sebagai tes Mantoux

- Sinar X (rontgen) bagian dada

- Tes dahak atau sputum (BTA)

4. Apa yang harus dilakukan jika ada ODHA juga menderita TB

a. Jika hasilnya mengalami TB aktif :

Seperti kasus HIV, TB juga harus diobati dengan kombinasi beberapa obat. Jika dari

hasil pemeriksaan memang menunjukan adanya TB aktif, biasanya dokter Anda akan

memberikan obat tertentu.


Mengonsumsi obat HIV dan TB saat bersamaan dapat meningkatkan risiko interaksi

obat-obatan dan efek samping terhadap kesehatan. Oleh karena itu, orang yang dirawat

karena infeksi TB dan HIV ini harus dipantau sangat hati-hati oleh tenaga medis. Ada

5 pilihan obat yang biasanya dipakai di Indonesia yaitu: :Isoniazid (ditandai dengan

kode INH atau H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E), Streptomycin (S)

Pilihan yang mana yang digunakan tergantung pada keadaan pasien. Misalnya, ada

beberapa obat yang tidak bisa digunakan selama kehamilan. Anda perlu

membicarakannya dengan dokter tentang obat-obatan ini. Selain kombinasi dari

pilihan obat-obatan tersebut, biasanya akan diberikan pil piridoksin. Piridoksin yakni

vitamin B6 yang dipakai untuk mengurangi efek samping dari obat-obatan TB

tersebut.

b. Jika ditemukan bakteri TB yang tidak aktif :

Jika hasil tes TB menunjukan adanya bakteri TB tetapi masih belum aktif, ada cara

yang dilakukan untuk mencegah agar tidak cepat menjadi aktif. Pemberian profilaksis

biasanya diberikan oleh tenaga medis. Namun, penggunaan profilaksis ini harus benar-

benar dipastikan dulu bahwa memang TB di dalam tubuhnya yang belum aktif. Tidak

bisa langsung diberikan profilaksis sebelum dicek kondisi bakteri TB-nya. Selain

dengan profilaksis, pencegahan aktifnya bakteri TB bisa dimulai dari lingkungan.

Lingkungan yang bersih, sirkulasi udara yang baik, dan pencahayaan dari sinar

matahari yang cukup sangat dibutuhkan untuk mencegah pengembangan penyakit TB

menjadi aktif di dalam tubuh ODHA.

Anda mungkin juga menyukai