Anda di halaman 1dari 6

Hiperaldosteron Sekunder

Hiperaldosteronisme Sekunder
• Dijumpai pada keadaan dimana terjadi perangsangan renin persisten
• Dapat dijumpai pada keadaan hipersekresi renin primer akibat
hiperplasia sel juxtaglomerulus di ginjal (sindrom bartter)
• Penyakit ini ditemukan pada keadaan yang berkaitan dengan :
• Penurunan perfusi ginjal (nefrosklerosis arteriol, stenosis arteri renalis)
• Hipovolemia arteri dan edema (gagal jantung kongestif, sirosis, sindrom
nefrotik)
• Kehamilan (akibat peningkatan substrat renin plasma yang dipicu oleh
estrogen)
Hiperaldosteronisme Sekunder
Gejala Klinis
• Hipertensi esensial benigna disertai sakit kepala, jarang ditemui
edema
• Hipokalemia (K < 3,0 mMol/L) tanpa suatu sebab yang jelas atau
karena muntah-muntah
• Kadang pasien mengalami simptom hipokalemia
• poliuria
• nokturia
• parestesia
• kelemahan otot
• hiporefleksi episodik atau paralis
Hiperaldosteronisme Sekunder
Penatalaksanaan
Farmakologi

• Spironolakton  suatu antagonis aldosteron yang dapat menghilangkan gejala


hiperaldosteronisme

• Obat ini digunakan untuk tes diagnostik, persiapan operasi dan pengobatan jangka panjang
jika operasi merupakan kontraindikasi

• Pada pasien dengan hiperplasia adrenal  spironolakton

• Terapi hiperaldosteronisme sekunder dilakukan dengan memperbaiki penyebab yang


mendasari terangsangnya sistem renin angiotensin
Primary & Secondary
Aldosteronism
Clinical Finding Primary Aldosteronism Secondary Aldosteronism
Adenoma Hyperplasia Renovascular or Edematous
Accelerated disorders
Hypertension

BP ↑↑ ↑ ↑↑↑↑ N, ↑
Edema Rare Rare Rare Present
Serum Na N, ↑ N, ↑ N, ↓ N, ↓
Serum K ↓ N, ↓ ↓ N, ↓
Plasma renin ↓↓ ↓↓ ↑↑ ↑
activity
Aldosterone ↑ ↑ ↑↑ ↑
Primary & Secondary
Aldosteronism

Anda mungkin juga menyukai