Anda di halaman 1dari 7

DBD & DSS

Definisi
• Demam Dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, dan diastesis hemoragik.
• Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
• Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome/DSS) adalah demam berdarah
dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Etiologi
Disebabkan oleh virus dengue.
• Genus: Flavivirus, keluarga Flaviviridae
Flavivirus
• Diameter 30nm
• Terdiri dari RNA rantai tunggal
• Berat molekul 4 x 10^6.
Ada 4 serotipe virus:
• DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
• Keempatnya dapat menyebabkan DBD, dan yang terbanyak di Indonesia adalah DEN-3

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Epidemiologi
• Tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik barat, dan Karibria.
• Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah. Insiden DBD di Indonesia:
• pada tahun 1989-1995 : 6-15/100.000 penduduk,
• meningkat tajam pada KLB tahun 1998 : 35/100.000 penduduk,
• angka mortalitas pada tahun 1999 adalah 2%
• Penularan melalui vektor nyamuk genus Aedes (A. aegypti & A. albopictus).
• Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan virus dengue:
• Vektor  perkembangbiakan, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, jarak terbang
• Pejamu  terdapatnya penderita di lingkungan, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan
jenis kelamin
• Lingkungan  curah hujan, suhu, sanitasi, dan kepadatan penduduk.
Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Gambaran klinis
• Manifestasi klinis dapat bersifat asimtomatik
• Umumnya pasien mengalami fase demam (2-7 hari), fase kritis (2-3 hari). Pada
waktu fase ini, pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk
terjadi syok jika tidak mendapat pengobatan adekuat

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
• Pemeriksaan lab:
• Hb
• Leukosit N/↓
• Trombositopenia pd hari ke 3-8
• Ht ↑ >20% umumnya pd hari ke-3 demam
• Pemeriksaan PT, APTT, fibrinogen, D dimer, atau FDP jika dicurigai terjadi perdarahan
• Hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
• SGOT/SGPT ↑
• Ureum-Kreatinin ↑ bila ada gangguan fungsi ginjal
• imunoserologi IgM dan IgG  deteksi antigen virus ; diagnosis pasti
• uji HI hemaglutinasi inhibisi
• NS1 : antigennya dpt dideteksi pd awal demam hari pertama sampai ke delapan
• trombositopenia terjadi krn supresi sumsum tulang dan destruksi serta pemendekan masa
hidup trombosit
• interaksi virus dengan endotel menyebabkan disfungsi endotel  koagulopati
• infeksi virus dengue dpt bersifat asimptomatik, demam yg tidak khas, demam dengue,
demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue
berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila;
• demam atau demam akut antara 2-7 hari biasanya bifasik
• manifestasi perdarahan seperti;
• Rumple leede positif
• petekie, ekimosis, purpura
• perdarahan mukosa
• Hematemesis atau melena
• trombositopenia
• kebocoran plasma
• penurunan hematokrit >20%
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan
demam tifoid, campak, influenza, chikungunya dan leptospirosis

Anda mungkin juga menyukai