Anda di halaman 1dari 19

filariasis

Filariasis
Penyebab
• Wuchereria bancrofti, Brugia malayi  famili Firidae, ditemukan di peredaran
darah, limfe, otot, jaringan ikat atau rongga serosa pada vertebrata.
Epidemiologi
• Prevalensi didapatkannya mikrofilaria meningkat bersamaan dengan umur pada
anak-anak dan meningkat antara umur 20-30 tahun, pada saat usia pertumbuhan,
serta lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita.

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Penyebab: Wuchereria bancrofti
Morfologi:
• Cacing dewasa hidup di saluran limfe, berbentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu.
Cacing betina berukuran 65-100 mm x 0,25 mm dan jantan 40 mm x 0,1 mm.
• Mikrofilaria berukuran 250-300 mikron x 7-8 mikron hidup dalam datah dan terdapat di aliran
darah tepi pada waktu malam. Pada siang hari, mikrofilaria hanya terdapat di kapiler alat dalam
(paru, jantung, ginjal, dll)
• Vektor di daerah perkotaan  Culex quinquefasciatus. Di pedesaan  Anopheles/Aedes

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Daur hidup
• Mikrofilaria yang terhisap nyamuk melepas sarung dalam lambung  menembus
dinding lambung  bersarang diantara otot toraks  menjadi larva stadium 1 
larva stadium 2  larva stadium 3  migrasi ke abdomen, kepala, dan probosis 
masuk manusia  bersarang di saluran limfe setempat  larva stadium 4  larva
stadium 5  cacing dewasa

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Patologi & gejala klinis
• Mikrofilaria biasanya tidak menimbulkan kelainan, namun dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan
occult filariasis.
• Sementara itu, gejala yang ditimbulkan oleh cacing dewasa menimbulkan linfadenitis dan limfangitis
retrograd stadiu akut, disusul dengan obstruktuf menahun 10-15 tahun kemudian.
• Perjalanan penyakit filariasis dapat dibagi menjadi berbagai stadium:
• Stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis
• Stadium akut
• Stadium menahun

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis
• Pemeriksaan dengan limfosintrigrafi menunjukkan adanya kerusakan saluran limfe.
• Cacing dewasa menyumbat saluran limfe dan terjadi dilatasi saluran limfe (lymphangiektasia),
jika terjadi secara intensif maka menyebabkan disfungsi saluran limfatik.
• Cacing dewasa yang mati menyebabkan reaksi inflamasi, setelah infiltrasi limfositik yang
intensif, lumen tertutup dan cacing mengalami kalsifikasi.
• Sumbatan di sirkulasi limfatik terus berlanjut pada individu yang terindeksi berat sampai semua
saluram limfatik tertutup menyebabkan limfedema pada daerah yang terkena

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Stadium akut
• Ditandai dengan peradangan pada saluran dan kelenjar limfe, berupa limfadenitis dan limfangitis retrograd yang
disertai demam dan malaise.
• Gejala peradangan ini hilang timbul beberapa kali dalam setahun dan berlangsung beberapa hari sampai 1/2 minggu
lamanya
Stadium menahun
• Gejala klinis yang sering dijumpai adalah hidrokel, namun dapat juga dijumpai limfedema dan elefantiasis yang
mengenai seluruh tungkai, lengan, testis, payudara, dan vulva.
• Kadang-kadang terjadi kiluria (urine berwarna putih susu karena dilatasi pada pembuluh limfe pada sistem ekskretori
dan urinari)

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Diagnosis parasitologi
• Deteksi parasit  menemukan mikrofilaria dalam darah, cairan hidrokel, atau cairan kiluria pada
pemeriksaan sediaan darah tebal. Pada pemeriksaan histopatologi, kadang-kadang potongan cacing dewasa
dapat dijumpai di saluran dan kelenjar limfe dari jaringan yang dicurigai sebagai tumor.
• Teknik biologi molekuler  mendeteksi parasit dengan DNA parasit menggunakan reaksi rantai polimerase
Radiodiagnosis
• Pemeriksaan dengan USG pada skrotum dan KGB inguinal pasien akan memberikan gambaran cacing yang
bergerak-gerak (hanya untuk filaria W. bancrofti)
• Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran/albumin yang ditandai dengan zat radioaktif
menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik sekalipun pada penderita yang asimtomatik
mikrofilaremia.

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis bancrofti/Wucheriasis/Elefantiasis
Diagnosis imunologi
• Deteksi antigen dengan immunochromatographic (ICT) yang menggunakan antibodi
monoklonal telah dikembangkan untuk mendeteksi antigen W.bancrofti dalam sirkulasi darah.
Hasil + menunjukkan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah
• Deteksi antibodi dengan menggunakan antigen rekombinan telah dikembangkan untuk
mendeteksi antibodi subklas IgG4 pada filariasis Brugia. Kadar antibodi ini meningkat pada
penderita mikrofilaremia. Deteksi ini tidak dapat membedakan infeksi lampau dan infeksi aktif.

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis Malayi
• Penyebab: Brugia malayi
• Lingkungan hidup:
• Periodisitas: nokturna, subperiodik nokturna, atau nonperiodic
• Dlm tubuh nyamuk, mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif dlm wkt 6-12 hari
• Dlm tubuh manusia perkembangannya sama seperti W. bancrofti
• Epidemiologi
• Srilangka, Indonesia, Filipina, India Selatan, Tiongkok, Korea, sebagian kecil
Jepang
• Penyebaran: sesuai tempat hidup nyamuk Mansonia
• Mansonia: terdapat di luar perkotaan. Anopheles: di daerah perkotaan dan
Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Filariasis Malayi
Mofologi
• Cacing dewasa hidup di pembuluh limfe, berbentuk halus seperti benang dan berwarna
putih susu. Cacing betina berukuran 55 mm x 0,16 mm dan jantan 22-23 mm x 0,09
mm
• Mikrofilaria berukuran 200-260 mikron x 8 mikron.
• Vektor  Anopheles barbirostris dan Mansonia

Sutanto I, Ismid IS, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Filariasis Malayi
• Gejala klinis
• Khas: limfadenopati superfisial dengan eosinophilia yg tinggi (7-70%)
• Stadium akut: demam dan gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe (limfe
inguinal di salah satu sisi)
• Peradangan lanjut menyebabkan infiltrasi paha atas  kaki membengkak
• Limfadenitis dpt berkembang menjadi bisul, pecah, lalu menjadi ulkus yg sembuh
menimbulkan jaringan parut
• Sistem limfe alat kelamin tidak pernah terkena

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Filariasis malayi
• Diagnosis
• Sama seperti diagnosis W. bancrofti.
• Pemeriksaan imunologi tdk dpt dilakukan utk mendeteksi mikrofilaria
• Pemeriksaan radiologi jarang dilakukan utk filariasis malayi
• Pengobatan
• DEC dgn dosis 6mg/kgBB/hari selama 6 hari
• Utk pengobatan massal, pemberian dosis standar dan dosis tunggal tdk dianjurkan
• Yg dianjurkan adl pemberian dosis rendah jangka Panjang (100mg/minggu selama 40 minggu) atau
garam DEC 0,2-0,4

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Pengobatan
• Perawatan umum
• Istirahat, pindah tempat inggal ke lokasi lbh dingin ↓ derajat serangan akut
• Antibiotik  infeksi sekunder & abses
• Pengikatan daerah pemendungan akan mengurangi edema
• Pengobatan spesifik
• Pengobatan spesifik:
• WHO menetapkan Dietilcarbamezine (DEC) sbg satu-satunya obat yg efektif, aman
dan murah diberikan dgn dosis 6mg/kgBB/hari selama 12 hari
• Ivermektin yg bisa membunuh mikrofilaria tapi tdk bisa untuk cacing dewasa
• ES DEC: a. bersifat farmakologis, tergantung dosisnya, angka kejadiannya sama baik
pada yg terinfeksi filariasis maupun tidak , b. respon hospes yg terinfeksi terhadap
Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
• Pengobatan penyakit:
• Hidrokel besar yang tidak mengalami regresi spontan sesudah terapi adekuat harus
di operasi dgn tujuan drainase cairan dan pembebasan tunika vaginalis yg terjebak
utk melancarkan aliran limfe
• Pemeriksaan dermatologis utk kemungkinan infeksi
• Terapi bedah di pertimbangkan jika terapi non bedah tdk berhasil
• u/ kiluria  nutrisi rendah lemak, tinggi protein, asupan cairan tinggi, dan suplemen
tambahan dgn rantai trigliserida sedang

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Pencegahan

• Pencegahan massal
• Kontrol vektor tidak lagi efektif karena masa hidup parasit yang panjang
• Pengobatan dosis tunggal (1x/tahun): Albendazol (400mg) dan Ivermektin (200mg/kgBB) cukup
efektif untuk menurunkan jumlah mikrofilaria di populasi
• Pemberian DEC dosis standar tidak dianjurkan karena ES nya, maka diberikan dosis lebih rendah
(6mg/kgBB) dengan jangka waktu pemberian yg lebih Panjang utk mencapai dosis total yg sama.
Pemberian obat dilakukan seminggu sekali atau dosis tunggal setiap 6 bulan/1 tahun
• Pencegahan individu
• Diatasi dengan penggunaan obat oles anti nyamuk, kelambu, dan insektisida

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Prognosis
• Pada kasus dini dan sedang prognosis nya baik terutama bila pasien pindah
dari daerah endemic
• Pengawasan daerah endemic tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
obat, serta pemberantasan vektornya.
• Pada kasus lanjut terutama dengan edema tungkai, prognosisnya lebih
buruk

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014

Anda mungkin juga menyukai