Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

PUZZEL GAMBAR
DI RUANG PERAWAT STIKES BCM
PANGKALAN BUN
Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Dasar IV
Dosen pembimbing : Ns. Weni Ulandari, S.Kep,

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Asma Sri Wardani


Bobby Anggara
David Aditya
Ilham Gerhanadi
Jabarudin
Taufiq Rahman

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES BORNEO CENDEKIA MEDIKA
KALIMANTAN TENGAH
2013

TERAPI BERMAIN

SUSUN BALOK

A.

LATAR BELAKANG
Hospitalisasi pada anak merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan
trauma atau kecemasan yang efeknya dapat mengganggu tugas perkembangan anak.
Meskipun anak berada di rumah sakit masih tetap diperlukan stimulasi tumbuh kembang
untuk membantu anak tetap mampu menyelesaikan tugas perkembangannya sehingga
tidak mengganggu proses tumbuh kembang anak selanjutnya. Bermain adalah cara
alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Selama
menjalani masa perawatan di rumah sakit, seorang anak mempunyai tugas perkembangan
yang harus dia selesaikan sesuai dengan usia perkembangannya (Wong, 2004).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum
dan sesudah tindakan operatif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa di dalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan di dalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Wong, 2004).
Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari
bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan
media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang.
Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa
media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan
matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle
berdasarkan pasangannya.

B.

TUJUAN
1. Untuk melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
2. Untuk Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan kepingkeping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
3. Untuk memperkuat daya ingat
4. Untuk mengenalkan anak pada konsep hubungan
5. Untuk dapat melatih anak untuk berfikir matematis (menggunakan otak kiri)

C.

JENIS PERMAINAN
puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi
sebuah gambar yang utuh. Media puzzle sangat sering digunakan di Taman Kanak-kanak
karena media puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang memiliki nilai-nilai
edukatif. Dalam bermain puzzle membutuhkan ketelitian, anak akan dilatih untuk
memusatkan pikiran, karena anak harus berkonsentrasi ketika meyusun kepingankepingan puzzle tersebut hingga menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap
(Pramudiati, Rezha: 2011)

D.

MEDIA
E.

Puzzel kertas bergambar

METODE
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang dilakukan oleh
anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah langkah :
1. Membagi Anak dalam beberapa kelompok masing-masing terdapat 3-4orang.
2. Masing-masing kelompok diberi puzzel bergambar untuk disusun bersama.
3. Anak diberi tugas untuk merangkai puzzel bergambar agar disusun hingga benar.
4. Anak di beri waktu untuk menyusun puzzel hingga benar.
5. Setelah Selesai, kelompok berdiskusi tentang gambar.

F.

PESERTA
Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:

1.

Kriteria Inklusi:

a.

Anak usia 5-7 tahun

b.

Anak tidak mengalami buta warna

c.

Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter)

2.

Kriteria Eksklusi:
a.

Buta warna

b.

Cacat tangan

c.

Terpasang alat-alat invasif

d.

Bedrest

e.

Infeksi

Peserta terapi bermain:


1. Nama

: An.

Umur
Dx. Medis
KU
TTV
2. Nama

: An.

Umur
Dx. Medis
KU
TTV
3. Nama

:
:
:
:
: An.

Umur
Dx. Medis
KU
TTV
G.

:
:
:
:

:
:
:
:

SETTING TEMPAT

TIKAR

Keterangan:
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Leader

PELAKSANAAN :
Hari/ Tanggal

: selasa , 2 Juni 2011

Waktu

: jam 09.00 10.45 WIB

Tempat
H.

: Ruang perawat STIKES BCM, Pangkalan Bun

PENGORGANISASIAN
1.

Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua

2.

Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain

3.

Menyiapkan alat yang diperlukan

4.

Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan observer

5.

Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung

Leader :

Tugas:
-

Membuka Acara

Membaca peraturan bermain

Memimpin Jalannya permainan

Memberi semangat kepada peserta

Menciptakan suasana menjadi meriah

Mengambil Keputusan

Memberikan Reward

Fasilitator:

Tugas:
-

Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung

Mendampingi anak selama bermainan

Memberikan semangat dan motivasi


Observer :

Tugas:

I.

Mengamati dan mengevaluasi permainan

Mengamati tingkah laku anak

Memberikan kritik dan saran

STRATEGI BERMAIN
N
o

Kegiatan

Waktu

Respon

Persiapan:
-

Menyiapkan ruangan

Menyiapkan Alat

Kontrak dengan keluarga

5 menit

(Fasilitator)
2

Proses:
- Membuka proses terapi bermain

5 menit

dengan mengucap salam,


-

Memperkenalkan diri (Leader)


- Menjelaskan kepada anak dan

Menjawab salam
Memperkenalkan diri

5 menit

Memperkenalkan

10 menit

Mendengarkan

20 menit

Mendengarkan

5 menit

Anak

keluarga tentang tujuan dan


manfaat bermain (Leader )
- Menjelaskan cara bermain
(Leader)
- Mengajak anak bermain
(Fasilitator)

mau

bermain

dengan

antusias

bersama

teman-

temannya
-

Mengevaluasi respon anak dan

5 menit

Respon positif

keluarga (Observer )
3

Penutup:

5 menit
Menyimpulkan

(Observer )

Memperhatikan
Menjawab salam

Mengucapkan salam
(Leader )

J. KRITERIA EVALUASI
1. Anak bersedia mengikuti terapi bermain
2. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader

4. Kebutuhan anak terpenuhi


5. Anak bersosialisasi dengan temannya
6. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
7. Anak berperan aktif dalam permainan
8. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
9. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
10. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di
11. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain

Anda mungkin juga menyukai