Anda di halaman 1dari 11

“TEORI CALISTA ROY”

 
 

KELOMPOK IV
 ADELIANI
 ASTRID S. TANCARO
 AFIATUN
 CANDRA
 ULFA NURHABIBA
 UMIRA

PRODI D3 AKADEMIK KEPERAWATAN JUSTITIA PALU


TAHUN AJARAN 2021/2O22
 
Dosen pembimbing mata kuliah : Nur febrianti, S.Kep,Ns, M.Kep
Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister calista roy

Sister Calissta Roy yang lahir di Los Angeles pada tanggal 14 Oktober 1939,
Mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan suatu analisa proses dan tindakan
sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial seseorang untuk sakit. Teori adaptasi
Suster Calista Roy (Roy dan Obloy, 1979,roy,1980,1984,1989) memandang klien sebagai
suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu
seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi
peran, dan hubugan interdependensi selama sehat dan sakit (mariner-Tomery,1994).
Konsep Adaptasi Roy.

Definisi dan Konsep Mayor yang membangun kerangka konseptual model adaptasi roy adalah:

1. Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan umpan balik.
2. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual dan
residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif sendiri.
3. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan atau
peningkatan kebutuhan.
4. Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung mengharuskan
manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi perubahan tingkah laku.
5. Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan konstribusi
terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal.
Model Konseptual Adaptasi roy, ada empat elemen penting yang
termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah :
1. MANUSIA
2. LINGKUNGAN
3. KESEHATAN
4. KEPERAWATAN
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini
penting untuk menetapkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku. Roy merekomendasikan pengkajian
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Tahap I : Pengkajian Perilaku.


Ini merupakan tahap proses keperawatan yang bertujuan mengumpulkan data dan memutuskan klien adptif dan
maladaptive. Termasuk dalam model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah dapat dipengaruhi oleh kekurangan
atau kelebihan. Misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau terlalu banyak ketergantungan.
Perawat menggunkan wawancara, observsi dan pengukuran untuk mengkaji perilaku klien sekarang dan setiap mode.
Berdasarkan pengkajian ini perawat menganalisis apakah perilaku ini adaptif, maladaptive atau potensial
maladaptive.

Tahap II: Pengkajian faktor – faktor yang berpengaruh


Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli
focal, kontekstual dan residual.
 
Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai
suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang
mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan
mengobservasi tingkah laku kilen terhadap pengaruh lingkungan. Menurut
Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan
Menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependen.
Penentuan Tujuan

Roy (1984) menyampaikan bahwa secara urnum tujuan pada intervensi keprawatan
adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku
inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh,
reproduksi dan kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang
diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.
 
Intervensi

Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah atau memanipulasi


stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan pada koping individu
atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan indMdu
untuk beradaptasi. Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju
perilaku adaptif. Hal ini menekankan kembali pentingnya mengidentifikasi
penyebab selama pengkajian tahap II.
Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas
terhadap intervensi keperawatan sehubungan
dengan tingkah laku pasien. Perawat harus
mengkaji tingkah laku pasien setelah
diimplementasi. Intervensi keperawatan dinilai
efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy
                Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat
mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para
perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan
konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya
adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri,
mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor
yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual, sehingga diagnosis yang
dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat. Sedangkan kelemahan dari model
adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada
proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses
keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada
pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi
sterssor bagi para pasiennya.
.
SELESAI

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai