Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTEOMIELITIS
Dosen Pengampuh : Nur Febrianti, S.Kep,Ns,.M.Kep

ANDINI PRATIWI
20008

Akademi Keperawatan Justitia Palu


Pengertian
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang mencangkup sumsum dan
atau korteks tulang, yang terjadi secara eksogen dan hematogen, akut
atau kronis, dan menyerang metafis tulan panjang (Lukman & Nurma
Ningsih. 2009).
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan
dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling
jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang
akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan
ekstremitas. (Brunner, suddarth. 2002).
Etiologi
Penyebab utama osteomielitis adalah bakteri staphylococcus aureus.
Bakteri tersebut bisa terdapat dikulit atau di hidung dan umumnya tidak
menimbulkan masalah kesehatan. Namun, saat sistem kekebalan tubuh sedang
lemah karena suatu penyakit, maka bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi.
Masuknya bakteri staphylococcus hingga ke tulang dapat melalui beberapa cara,
yaitu:
1. Melalui aliran darah: Bakteri dari bagian tubuh lain dapat menyebar ke
tulang melalui aliran darah.
2. Melalui jaringan atau sendi yang terinfeksi: Kondisi ini memungkinkan
bakteri bisa menyebar ke tulang di dekat jaringan atau sendi yang terinfeksi.
3. Melalui luka terbuka: Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh jika terdapat luka
terbuka seperti patah tulang terbuka atau kontaminasi langsung saat bedah
ortopedi. Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70-80% osteomielitis.
Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala meliputi demam, bengkak, nyeri, dan keterbatasan gerak.
Tulang yang paling terpengaruh adalah tibia, tulang paha dan pada tingkat lebih
rendah dari tungkai atas. Kekambuhan infeksi terjadi pada pasien dengan
fraktur dan perubahan keselarasan segmen fraktur. Diperkirakan bahwa tulang
terinfeksi antara 1 dan 2% dari operasi musculoskeletal (Reyes, H., Navarro, P,
2001).
Gejala osteomielitis dapat terjadi secara akut atau kronis. Berikut ini
adalah penjelasannya:
a. Osteomielitis akut Osteomielitis jenis ini
terjadi secara mendadak dan berkembang dalam waktu 7 sampai 10
hari.
b. Osteomielitis kronis
Osteomielitis kronis dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala selama
beberapa bulan bahkan tahun, sehingga terkadang sulit untuk dideteksi.
Osteomielitis jenis ini juga dapat terjadi akibat osteomielitis akut yang
sulit ditangani dan terjadi secara berulang untuk waktu yang lama.
Patofisiologi / Pathway
(Brunner, suddarth. (2001) Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai
80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis
meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat  peningkatan insiden
infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik. Awitan
Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3  bulan pertama (akut
fulminan –  stadium 1) dan sering berhubngan dengan  penumpukan hematoma atau
infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan
setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran
hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap
infeksi adalah salah satu dari inflamasi,  peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2
atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan
iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula.
Infeksi kemudian  berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke  jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat
dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan alamiahnya,
abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase
oleh ahli bedah.
Pathway
Osteomielitis

Fagositosis  

Proses Imflamasi

Proses Imflasi Peningkatan tekanan


Keterbatan jaringan tulang dan Pembedahan
Secara Umum
Pergerakan medula

Demam, malaise, Penurunan kemampuan


penururan nafsu makan, Iskemia Dan
pergerakan Terputusnya
penurunan kemampuan nekrosis tulang RESIKO
fosus otot kontinuitas INFEKSI
jaringan
GANGGUAN Pembentukan abses
MOBILITAS FISIK tulang
Gangguan Suhu tubuh
metabolisme meningkat
Involuctum (pertumbuhan
tulang baru ) pengeluaran pus NYERI AKUT
Anoreksia
HIPERTERMI dari luka

RESIKO DIFISIT Deformitas ,


NUTRISI bau dari adanya luka
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Arif Masjoer dkk (2002) :
1. Pemeriksaan laboratorium : pada fase akut
ditemukan CRP yang meningkat, laju endap darah
(LED) yang meninggi dan leukositosis.
2. Pemeriksaan Radiologi : pada fase akut gambaran
radiologik tidak menunjukkan kelainan, pada fase
kronik ditemukan suatu involuasi dan sekuester.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan osteomielitis antara
lain (Suratun dkk, 2008):
a. Daerah yang terkena diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyaman
dan mencegah terjadinya fraktur.
b. Lakukan rendaman air hangat selama 20 menit beberapa kali sehari
untuk mengingkatakan aliran darah.
c. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses
infeksi.
d. Berdasarkan hasil kultur, dimulai pemberian antibiotik intravena. Jika
infeksi tampak terkontrol dapat diberikan per oral dan dilanjutkan
sampai 3 bulan.
e. Pembedahan dilakukan jika tidak menujukkan respon terhadap
antibiotic
f. Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologis steril 7-8 hari pada
jaringan purulen dan jaringan nekrotik di angkat. Terapi antibiotic
dilanjutkan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. D DENGAN OSTEOMIELITIS
ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Masuk RS : 5 Januari 2022 Jam Masuk : 20.10 WITA
Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2022 No. Rekam Medik : -
Jam Pengkajian : 09.20 WITA Diagnosa Medis : OSTEOMIELITIS

1. Identitas Diri Klien


Nama : Tn. M
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Camar blok C
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Camar blok C
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : URT
Hubungan dengan Klien : Istri
 
3. Status Kesehatan
Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien masuk RS dengan keluhan nyeri 3 hari yang lalu pada tungkai
bawah
 
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan 2 Tahun yang lalu, mengalamai kecelakan dengan
fraktur terbuka pada tungkai bawah
 
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Genogram
K

//
= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien
=
Tinggal serumah
 7. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
- Klien jarang berolahraga dan tidur tidak teratur
 
 8. Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
R : 22 x/menit
N : 100 x/menit
S : 39°C
- Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, tidak ada kelainan lain dikepala, rambut klien bersih,
rambut hitam beruban.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
 
- Wajah
Inspeksi : Bentuk wajah oval dan tidak ada edema
Palpas : Tidak ada nyeri tekan
- Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis, penglihatan baik dan tidak ada edema
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 
- Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret/kotoran, dan tidak ada edema
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 
- Telinga
Inspeksi : Bentuk kedua telinga simetris, tidak ada serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 
- Mulut dan Gigi
Inspeksi : Keadaan mulut baik, gigi sudah tidak utuh, ada karies
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

- Leher
Inspeksi : Bentuk leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi dan
edema
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Abdomen
Palpasi : Bentuk perut simetris, tidak ada kelainan lain,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan .
 
Thorak
a. Dada
Inspeksi : Simetris kiri kanan, dinding dada tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Bunyi vesikuler
b. Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri kanan, pergerakan simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi sonor, dan tidak ada suara tambahan
Auskultasi : Suara napas normal
c. Jantung
Inspeksi : Simetris kiri kanan, pergerakan jantung normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi normal
Auskultasi : Tidak ada bising usus
Ekstremitas atas
Inspeksi : Bentuk kedua tangan simetris, tidak ada kelainan
lain
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 
Ekstremitas bawah
Inspeksi : Bentuk kedua kaki simetris, tidak ada kelainan
lain,
Palpasi : Reflek patella normal
9. Keadaan Sehat Sakit
No Keterangan Sehat Sakit
1. Pola persepsi dan Klien mengatakan sehat adalah Klien mengatakan sakit adalah
pelaksaan kesehatan keadaan dimana dia dapat keadaan yang membuat dia merasa
melakukan aktivitas tidak nayaman
2. Pola nutrisi
a. Pola makan
- Frekuensi makan 3 x sehari 3 x sehari
- Porsi makan 1 porsi 1 porsi
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Jenis makan Nasi lauk pauk Nasi lauk pauk
b. Pola minum
- Jumlah caiaran 2 liter / hari 1-2 liter / hari
- Jenis caraian Air putih Air putih
3. Pola istirahat tidur
- Malam 7-8 jam 6-7 jam
- Siang 5-4 jam 3-4 jam
4 Pola eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
- Warna Kuning Kuning
- Konsistensi Lembek Lembek
- Bau Khas Khas
b. BAK
- Frekuensi 3-4 x sehari 3 x sehari
- Warna Kuning Kuning
- Konsistensi Encer Encer
- Bau Amoniak Amoniak
5 Pola aktivitas dan latihan Klien melakukan aktivitas seperti biasa Klien melakukan aktivitas dibantu
keluarga
6 Pola persepsi diri Klien selalu menganggap dirinya baik- Klien mengatakan ada masalah pada
baik saja dirinya
7 Pola hubungan dan peran Klien mengatakan istri dan keluarga Klien mengatakan istri dan keluarga
selalu mendampinginya selalu mendampinginya
Spiritual dan nilai Klien beragama islam dan melakukan Klien beragama islam dan melakukan
kepercayaan ibadah sesuai ajaran agama ibadah sesuai ajaran agama
10. Pengkajian spikososial

a. Persepsi klien terhadap penyakitnya


Klien mengatakan ingin cepat pulih dan bisa pulang serta bisa melakukan
aktivitas seperti biasa

b. Ekpresi klien terhadap penyakinya


Klien tampak cemas pada dirinya

c. Reaksi saat interaksi


Klien saat interaksi merespon dan mau diajak bicara

d. Gangguan konsep diri


Klien selalu mengatakan keluhan yang dirasakn
11. Data Penunjang
- Hasil Laboratorium

NO Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


1 Hb 16.4 g/dl L= 14 – 18 . P = 12 – 16
2 Leukosit 7600 ribu/cc 4.000 – 11.000
3 Eritrosit 5.62 juta/cc L= 4,5 – 6,5. P = 3,0 – 6,0
4 Trombosit 249.000 ribu/cc 150.000 – 450.000
5 Neotrofil 70.5 % 50-70
6 Limposit 23.8 % 20-40
7 Monosit 5.7 % 2-8
8 Hematocrit 47.9 % L = 40 – 48 . P = 37 – 43
9 MCV 85.4 Fl 82,9 – 92,9
10 MCH 29.1 Pg 27,0 – 33,0
11 MCHC 34.2 g/dl 30,1 – 38,1

- Therapy

1. IVFD RL 20 tmp
2. Ceftriaxone inj IV / 1x2 / 1 gr
3. Ranitidine inj IV /1x1 / 5 gm
4. Ondansentron inj IV / 1x1 /8 gm
12. Personal hygiene

a. Kebiasaan diri
Klien jarang berolahraga dan tidur tidak teratur

b. Kemampuan klien dalam pemenuhan dan kebutuhan


Mandi : 2x sehari
Ganti pakaian : 2x sehari
Keramas : 2x seminggu
Sikat gigi : 2x sehari
Memotong kuku : 1x seminggu
Makan : 3x sehari
13. Pengumpulan Data

Klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah


Klien mengatakan nyerinya terus menerus
Klien mengatakan nyeri tungkai bawah saat digerakkan
Klien mengatakan badannya panas
Wajah klien tampak meringis
Tampak kekuatan otot menurun
Suhu tubuh klien 39oC
Kulit klien teraba hangat
14. Klasifikasi Data
- Data subjektif
Klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah
Klien mengatakan nyerinya terus menerus
Klien mengatakan nyeri tungkai bawah saat digerakkan
Klien mengatakan badannya panas
 
- Data objektif
Wajah klien tampak meringis
Tampak kekuatan otot menurun
Suhu tubuh klien 39oC
Kulit klien teraba hangat
15. Analisis Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1 DS: - Klien mengatakan Osteomielitis Nyeri Akut


nyeri pada tungkai bawah  
Klien mengatakan Fagositosis
nyerinya terus menerus  
Proses Implamasi
DO: - Wajah klien tampak  
meringis Peningkatan tekana jaringan tulang
dan medula
 
Iskemia dan nekrosis tulang
 

Pembentukan abses tulang


 
NYERI AKUT
2 DS: - Klien mengatakan Osteomielitis Gangguan Mobilitas
nyeri tungkai bawah saat   Fisik
digerakkan Fagositosis
 
DO: - Tampak kekuatan Proses Implamasi
otot menurun  
Keterbatasan
 
Penurunan kemampuan
 
GANGGUAN MOBILITAS
FISIK
3 DS: - Klien mengatakan Osteomielitis Hipertermia
badannya panas  
Fagositosis 
DO: - Suhu tubuh Klien  
39oC Proses Implamasi
- Kulit klien teraba  
hangat Proses implamasi secara
umum
 
Demam, malaise, penurunan
nafsu makan, penurunan
kemampuan tanus otot
 
Suhu tubuh meningkat
 
HIPERTERMIA
16. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
( Proses implamasi ), ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan nyeri pada tungkai bawah
Klien mengatakan nyerinya terus menerus
DO : - Wajah klien tampak meringis
 
b. Diagnosa 2 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, ditandai dengan :
DS: - Klien mengatakan nyeri tungkai bawah saat digerakkan
DO: - Tampak kekuatan otot menurun

c. Diagnosa 3 : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi), ditandai


dengan :
DS: - Klien mengatakan badannya panas
DO: - Suhu tubuh Klien 39oC
- Kulit klien teraba hangat
17. Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA PERENCANAAN

KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL

1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi skala Mengetahui tingkat nyeri


berhubungan dengan tindakan keperawatan nyeri yang dirasakan klien
agen pencedera 1x24 jam, diharapkan
fisiologis ( Proses Tingkat Nyeri teratasi  2. Ajarkan teknik Mengurangi tingkat nyeri
implamasi ) ditandai dengan kriteria hasil : relaksasi klien
dengan : 1. Klien mengatakan nyeri  
DS: berkurang 3. Fasilitasi istirahat dan Memenuhi kebutuhan
- Klien mengatakan 2. Meringis menurun tidur istirahat klien
nyeri pada tungkai
bawah 4. Jelaskan penyebab, Memberikan informasi
- Klien mengatakan periode dan pemicu terkait nyeri yang dirasakan
nyerinya terus menerus nyeri klien
 DO:    
- Wajah klien tampak 5. Kolaborasi Mengurangi nyeri dan
meringis pemberian analgetik meningkatkan kenyamanan
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi adanya nyeri Mengetahui keluhan lain
Gangguan
keperawatan 1x24 jam, atau keluhan fisik lainnya klien dan rencana tindakan
mobilitas fisik diharapkan Mobilitas fisik   yang dapat dilakukan
meningkat dengan kriterai  
berhubungan
hasil : 2. Identifikasi toleransi fisik Mengetahui kemampuan dan
dengan nyeri Klien mengatakan nyeri melakukan pergerakan batasan klien
saat digerakkan menurun  
ditandai dengan :
Kekuatan otot meningkat 3. Fasilitasi melakukan Meningkatkan status
DS: pergerakan mobilitas fisik klien
 
- Klien
 4. Libatkan keluarga untuk Keluarga dapat secara
mengatakan nyeri membantu klien dalam mandiri membantu klien
meningkatkan pergerakan melakukan latihan
tungkai bawah saat
pergerakan
digerakkan
5. Jelaskan tujuan dan Memberikan informasi
DO: prosedur mobilisasi kepada klien dan keluarga
  tentang tindakan yang akan
- Tampak kekuatan   diberikan
otot menurun
3 Hipertermia Setelah dilakuakan 1. Identifikasi penyebab Memberikan
berhubungan dengan perawatan selam hipertermia perawatan yang tepat
proses penyakit (infeksi) 1x 24 jam,
ditandai dengan : diharapkan 2. Monitor suhu tubuh
DS: termoregulasi   Mengetahui keadaan
- Klien mengatakan membaik dengan suhu tubuh klien
badannya panas kriteria hasil: 3. Longgarkan Pakaian  
  1. Suhu tubuh   Mengurangi panas
DO: klien membaik dan gerah pada klien
- Suhu tubuh klien 39oC 2. Suhu kulit 4. Lakukan pendinginan  
Kulit klien teraba hangat membaik eksternal Agar perpindahan
  panas secara
kondutif
5. Kolaborasi pemberian  
cairan dan elektrolit Mengatasi
intravena kehilangan cairan
tubuh dan membantu
mempercepat
penyembuhan
18. Implementasi
Hari, Tanggal : Senin, 2 Januari 2022
Implementasi : Hari pertama ( 1 Hari )

No DIAGNOSA KEPERAWATAN JAM IMPLEMENTASI Paraf

1 Nyeri akut berhubungan 09.05 1. Mengidentifikasi skala nyeri


dengan agen pencedera Hasil : Skala nyeri 6
fisiologis  
( Proses implamasi ) ditandai 09.08  2. mengajarkan teknik relaksasi
dengan : Hasil : Relaksasi napas dalam
DS:    
- Klien mengatakan nyeri 09.15 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur
pada tungkai bawah Hasil : Memberikan kenyamana pada klien
- Klien mengatakan nyerinya  
terus menerus 09.20 4. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu
 DO: nyeri
- Wajah klien tampak Hasil : Klien paham dengan penyebab nyeri
meringis    
09.24 5. Berkolaborasi pemberian analgetik
2 09.26 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Gangguan mobilitas fisik
  lainnya
berhubungan dengan  Hasil : Mengetahui adanya nyeri dan keluhan lain
klien
nyeri ditandai dengan :
DS: 09.29 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
  pergerakan
- Klien mengatakan nyeri
Hasil : Klien mulai bisa menggerakan kakinya
tungkai bawah saat
09.31 3. Memfasilitasi melakukan pergerakan
digerakkan
  Hasil : Menyarankan kalien untuk melakukan
pergerakan otot
DO:  
- Tampak kekuatan otot 09.34  4. Melibatkan keluarga untuk membantu klien
  dalam meningkatkan pergerakan
menurun Hasil : Agar klien merasa nyaman bersama
  keluarga
09.36 5. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Hasil : Klien paham tentang tujuan tindakan yang
di lakukan
3 Hipertermia 09.38 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
berhubungan dengan   Hasil : Mengetahui penyebab hipertermia
proses penyakit (infeksi)
ditandai dengan : 09.41 2. Memonitor suhu tubuh
DS: Hasil : Suhu tubuh mulai normal
- Klien mengatakan  
badannya panas 09.43 3. Melonggarkan Pakaian
  Hasil : Pakai pakaian yang tipis
DO:  
- Suhu tubuh klien 39oC 09.46 4. Melakukan pendinginan eksternal
Kulit klien teraba Hasil : Kompres dingin
hangat  
09.50 5. Berkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
Hasil : Cairan RL 20 TMP
19. Evaluasi
Hari, Tanggal : Senin, 2 Januari 2022
Implementasi : Hari pertama ( 1 Hari )
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN JAM EVALUASI
1 Nyeri akut berhubungan 09. 51 S : Klien mengatakan nyeri berkurang
dengan agen pencedera O : - Meringis menurun
fisiologis ( Proses implamasi ) - Skala nyeri 6
ditandai dengan : A : Masalah Tingkat nyeri teratasi
DS: P : Lanjutkan Intervensi dihentikan
- Klien mengatakan nyeri pada  
tungkai bawah
- Klien mengatakan nyerinya
terus menerus
 DO:
- Wajah klien tampak meringis
2 09.54 S : Klien mengatakan nyeri saat digerakkan
Gangguan mobilitas fisik
menurun
berhubungan dengan nyeri O : Kekuatan otot meningkat
A : Masalah Tingkat mobilitas fisik teratasi
ditandai dengan :
P : Intervensi dihentikan
DS:
- Klien mengatakan nyeri
tungkai bawah saat digerakkan

DO:
- Tampak kekuatan otot
menurun
3 Hipertermia berhubungan 09.58 S : Suhu tubuh Klien membaik
dengan proses penyakit O : Suhu kulit membaik
(infeksi) ditandai dengan : A : Masalah Hipertermia teratasi
DS: P : Intervensi dihentikan 
- Klien mengatakan
badannya panas
 
DO:
- Suhu tubuh klien 39oC
Kulit klien teraba hangat
Thank you

Anda mungkin juga menyukai