Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN PADA PERUM


BULOG CABANG MEULABOH
(ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM OF
CASH RECEIPT FROM SALES AT PERUM BULOG
MEULABOH BRANCH)

APRIANI
2005906030006

ABSTRAK

Suatu perusahaan menerapkan sistem pengendalian internal sebagai penunjang dalam menjalankan
bisnis. Sistem pengendalian internal harus dirancang dengan baik untuk mengurangi terjadinya
penipuan atau penyelewengan aset perusahaan. Analisis sistem pengendalian internal penerimaan kas
dari penjualan . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan analisis sistem
pengendalian internal penerimaan kas dari penjualan pada Perum Bulog Cabang Meulaboh adalah
salah satu sub sistem dalam informasi akuntansi yang menjelaskan tentang bagaimana prosedur yang
benar dalam aktivitas penjualan dan penerimaan kas. Itu juga ada dalam sistem pengendalian internal
yang juga membutuhkan seperangkat sistem control yang dapat melindungi sistem itu dari penipuan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana penerapan sistem analisis penerimaan kas dari
penjualan pada Perum Bulog Cabang Meulaboh?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
karena data yang dikumpulkan berupa pernyataan atau deskriptif yang diterima oleh penulis. Prosedur
pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan perekaman langsung ke objek penelitian. Hasil
penelitian analisis di perusahaan Bulog Cabang Meulaboh ini, mempunyai aplikasi tersendiri dari
beberapa bagian, baik itu dibagian bisnis maupun di bagian keuangan akuntansinya, prosedur
pencatatan serta pengawasannya juga dilakukan dengan baik, sesuai peraturan yang sudah ditetapkan.

Kata kunci : Sistem pengendalian intern, penerimaan kas, penjualan, subdrive Bulog Cabang
Meulaboh Aceh Barat.
ABSTRACT
A company implements an internal control system to support running a business. The internal control
system must be well designed to reduce the occurrence of fraud or misappropriation of company
asset. Analysis of the internal control system for cash receipt from sales. This research aims to
describe how to apply the analysis of the internal control system for cash receipts from sales at perum
bulog meulaboh branch, which is one of the subsystems in accounting information that explains the
correct procedures for sales activities and cash receipts. It also exists in the internal control system
which also requires a set of control systems that can protect the system from fraud. The problem in
this research is, how to apply the analysis system for cash receipts from sales at perum bulog
meulaboh branch?, this research uses qualitative methods because the data collected is in the from of
statements or descriptives that are accepted by the author. Data collection procedures are
observation, interviews, and recording directly at the research object. The results of analytical
research at the bulog company meulaboh branch, have their own applications in several sections,
both in the business section and in the financial accounting section, the recording and monitoring
procedures are also carried out well, in accordance with established regulations.

Keywords : internal control system, cash receipts, sales, subdrive Bulog Meulaboh Aceh Barat
Branch.
PENDAHULUAN

Setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai. Berbagai jenis perusahaan
mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba yang tinggi, sehingga persaingan yang terjadi di
dunia usaha juga semakin tinggi dan menyebabkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh
perusahaan semakin banyak. Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola kegiatannya sekaligus dapat
mengatasi masalah-masalah yang selalu muncul. Masalah yang seringkali terjadi adalah adanya
kesalahan atau penyelewengan khususnya pada bidang pengendalian hartanya. Salah satu harta
perusahaan yang susah diawasi adalah kas. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dari seluruh
aktiva yang ada. Kas mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh aktiva lainnya, yaitu kas tidak
mudah diidentifikasi pemiliknya, mudah di pindahtangankan dalam kurun waktu yang relative
singkat. Keinginan untuk memiliki kas tinggi sehingga kas selalu menjadi sasaran penyelewengan.
Sudah seharusnya perusahaan melalukan pengendalian internal yang memadai terhadap kas untuk
menghindari penyelewengan. (pakadang, 2013)

Perusahaan perlu mengadakan penelaahan pengendalian internal guna memperbaiki adanya


kesalahan dan penyelewengan yang dapat terjadi dan dapat mengambil tindakan korektif jika terjadi
penyimpangan yang menunjukan adanya kelemahan pengendalian internal perusahaan tersebut.
Perusahaan harus menyadari perlunya manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalian
internal yang memadai agar tercapai pengelolaan yang lebih efektif dalam kegiatan perusahaan.
Pengendalian internal yang memadai tidak menjamin bahwa semua penyimpangan atas tindakan yang
merugikan perusahaan dapat dihindarikan, tetapi kemungkinan-kemungkinan tersebut diusahakan
dapat mengurangi kemungkinan tindak kecurangan ( pakadang, 2013: 213 ). Pengendalian internal
adalah seperangkat kebijakann dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari
segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang
akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum / undang-undang serta kebijakan
manajemen telah dipenuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh kekayaan perusahaan
menurut hery (2014:66).

Perusahaan menerapkan sistem pengendalian internal sebagai penunjang dalam menjalankan


usaha. Sistem tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kondisi perusahaan karena jenis dan bentuk
perusahaan berbeda- beda. Menurut mulyadi (2016:4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan sistem
akuntansi menurut Mulyadi (2016:3) adalah organisasi formular, catatan, dan laporan yang di
koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem pengendalian internal yang dirancang
dengan baik terhadap struktur organisasi didalamnya terdapat pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan,
seperti pemisahaan fungsi operasional, fungsi penyimpanan dan fungsi pencatatan, mulyadi
(2016:131).

Pada umumnya, penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang
tunai maupun surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat
menambah kas perusahaan. Dengan adanya kegiatan penerimaan kas ini maka perusahaan akan
Menyusun sistem prosedur yang erat kaitannya terhadap pengendalian internal atas penerimaan kas.
Prosedur ini dapat menggambarkan berapa kas masuk yang telah dicatat dan kemudian akan
diverifikasi langsung berdasarkan bukti kas masuk yang ada.

Peranan pengendalian internal dalam hal ini sangatlah penting dalam meningkatkan keamanan
kas perusahaan, karena penerimaan kas dikhawatirkan akan menjadi kehilangan ataupun pencurian.
Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi dalam pengendalian internal yang efektif
merupakan suatu keharusan. Dalam hal ini, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan harus
memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, piutang, pendapatan dan serta biaya serta
praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi juga harus dilaksanakan
dengan baik. Kelengkapan dokumen atau catatan akuntansi dan pembagian tugas yang terkoordinir
dengan baikdapat mempengaruhi keakuratan catatan akuntansi.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2016:380) adalah suatu catatan
yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai yang siap digunakan
untuk kegiatan umum perusahaan dengan uang yang bersumber dari menjual barang dengan cara
mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran yang sesuai sebelum barang diserahkan kepada
pembeli.

Bulog (Badan Urusan Logistik) adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang
logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik / pergudangan, survei dan
pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan
usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap
melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilitas harga khususnya harga
pokok, menyalurakan beras untuk bantuan sosial (bansos) dan pengelolaan stok pangan. Bedasarkan
peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2016 tentang Perusahaan Umum (perum) BULOG adalah
badan usaha milik negara sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 19 tahun 2003 tentang
badan usaha milik negara, yang seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang
dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, yang menyelenggarakan usaha logistik serta usaha lainnya
yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perusahaan. (bulog.ac.id)

Maksud didirikannya perusahaan adalah menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang
bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Perum BULOG juga melaksanakan
tugas-tugas tertentu yang diberikan Pemerintah dalam pengamanan harga pangan pokok, pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan tertentu, khususnya
pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan pemerintah dalam rangka ketahanan
pangan. Tujuan perum bulog adalah turut serta membangun ekonomi nasional khususnya dalam
rangka pelaksanaan program pembangunan nasional di bidang pangan. Untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut, perum BULOG menyelenggarakan kegiatan usaha-usaha logistik pangan pokok serta
usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perum BULOG berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan yang baik. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Analisis Sistem Pengendalian
internal penerimaan kas dari penjualan pada Perum Bulog Cabang Meulaboh Aceh Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016:), sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk
menjaga atau melindungi aktiva dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya
(Krismiaji,2010:218).

Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Suatu pengendalian yang efektif dan efesien sanga dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan,
karena dengan adanya sistem pengendalian internal diharapkan semua yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan dengan baik.

Menurut Mulyadi (2010:163) tujuan sistem pengendalian internal adalah :

1. Menjaga kekayaan organisasi


2. Mengecek ketelitian dan keandalan dalam akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Dilihat dari tujuan di atas, maka Sistem Pengendalian Internal tersebut dapat digolongkan
menjadi dua yaitu:

1. Pengendalian Internal Akuntansi


Pengendalian akuntansi meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Pengendalian internal akuntansi yang baik akan menjamin
kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan yang akan
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2. Pengendalian Internal Administratif


Pengendalian internal administratif meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen (mulyadi, 2016:164)

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal


Menurut Mulyadi (2016:221) unsur pokok sistem pengendalian internal adalah :
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, piutang, pendapatan dan biaya.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4) Karyawan bermutu sesuai dengan tanggung jawabnya.

Penerimaan Kas
Kas merupakan aktiva yang sangat penting dan sangat mempengaruhi semua transaksi yang
terjadi karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita. Kas terlibat secara maupun tidak
langsung dalam hampir semua transaksi uasaha. Kas diartikan sebagai uang kontan yang ada dalam
perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya. Menurut mulyadi
(2016:445), kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, certified chek,
chasier’ chek, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di bank yang pengambilannya
tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang
digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan -laporan yang diperlukan manajemen untuk
mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak yang berkempentingan (Baridwan, 1991). Sistem
penerimaan kas menurut Mulyadi (2013:500) adalah kas yang diterima perusahaan yang baik yang
berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang
berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya
yang dapat menambah kas perusahaan. Sistem akuntansi penerimaan kas adalah proses aliran kas
yang terjadi di perusahaan terus-menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan terdiri dari
aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow) Sudarmo (1992) .

Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2016), penjualan tunai dilaksanakan oleh suatu perusahaan dengan pembeli
melakukan pembayaran atas barang yang dibeli secara langsung atau tunai sebelum penjual
menyerahkan barang pada pembeli kemudian perusahaan pihak penjual mencatatnya.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus disetorkan langsung ke bank untuk melakukan
internal chek.
2. Penerimaan kas melalui kartu kredit.

A. Fungsi yang terkait


Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Fungsi Gudang
2. Fungsi pengiriman
3. Fungsi akuntansi
4. Fungsi penjualan
5. Fungsi kas

B. Dokumen yang digunakan


Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas di penjualan tunai adalah :
1. Faktur penjualan tunai
2. Cash register tape
3. Credit card sales slip
4. Bill of lading
5. Faktur penjualan COD
6. Bukti setor bank
7. Rekapitulasi beban pokok penjualan

C. Catatan akuntansi yang digunakan


Menurut Mulyadi (2016), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah :
1. Jurnal penjualan
2. Jurnal penerimaan kas
3. Jurnal umum
4. Kartu persedian
5. Kartu Gudang

D. Unsur pengendalian internal penjualan tunai


Menurut Mulyadi (2016), unsur pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem
peneriman kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1. Organisasi
a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
b) Fungsi kas dari fungsi akuntansi
c) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a) Penerimaan order diotorisasi oleh fungsi- fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualn tunai.
b) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap
lunas pada faktur tersebut.
c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari
bank penerbit kartu kredit.
d) Penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara
memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
3. Praktik yang sehat
a) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung
jawabkan oleh fungsi penjualan.
b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada
hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
c) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara
mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern.

Penjualan kredit
Penjualan kredit merupakan sistem penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara
menyerahkan barang yang dipesan oleh pelanggan terlebih dahulu, kemudian perusahaan memberikan
jangka waktu tertentu dan perusahaan akan melakukan penagihan pembayaran kepada pelanggan
ketika sudah jatuh tempo pembayaran. Menurut Mulyadi (2017), sistem penjualan kredit adalah
sistem penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2017),
antara lain:
1. Fungsi penjualan
 Penjualan merupakan titik awal dari proses penjualan kredit. Tim penjualan bertanggung
jawab untuk mengidentifikasi peluang penjualan, berkomunikasi dengan pelanggan, dan
memahami kebutuhan mereka. Proses ini juga melibatkan negosiasi harga dan persyaratan
penjualan lainnya.
 Penjualan kredit menuntut pemahaman yang lebih dalam mengenai kondisi keuangan
pelanggan karena risiko yang terlibat lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan tunai. Oleh
karena itu, tim penjualan juga harus memiliki kepekaan terhadap aspek keuangan pelanggan.
2. Fungsi kredit
 Fungsi ini melibatkan penilaian kelayakan kredit pelanggan. Ini meliputi analisis laporan
keuangan pelanggan, riwayat kredit, dan kemampuan mereka untuk membayar hutang.
 Penetapan batas kredit dan syarat pembayaran merupakan bagian penting dari fungsi ini.
Keputusan diambil berdasarkan analisis risiko kredit dan potensi bisnis dari setiap pelanggan.
3. Fungsi Gudang
 Gudang bertanggung jawab atas penyimpanan dan pengelolaan barang. Dalam konteks
penjualan kredit, gudang harus menyiapkan dan memelihara barang yang dipesan sampai
dikirim.
 Sistem manajemen persediaan yang efisien sangat penting untuk memastikan bahwa barang
yang dipesan tersedia dan dalam kondisi baik.
4. Fungsi pengiriman
 Setelah penjualan disetujui dan barang siap, fungsi pengiriman mengambil alih. Tugas mereka
adalah memastikan bahwa barang dikirim tepat waktu dan dalam kondisi baik kepada
pelanggan.
 Pengiriman yang efektif dan tepat waktu adalah kunci untuk menjaga kepuasan pelanggan
dan mengurangi risiko terkait dengan barang yang rusak atau terlambat.
5. Fungsi penagihan
 Fungsi ini mengaktifkan proses penagihan ketika pembayaran jatuh tempo. Ini melibatkan
mengirimkan faktur dan pengingat pembayaran kepada pelanggan.
 Fungsi penagihan juga bertanggung jawab untuk mengelola komunikasi dengan pelanggan
yang terlambat membayar dan mengambil tindakan untuk pemulihan kredit jika perlu.
6. Fungsi akuntansi
 Akuntansi memiliki peran kritis dalam mencatat transaksi penjualan kredit. Ini termasuk
pencatatan piutang, pendapatan, dan pengakuan pendapatan.
 Fungsi ini juga melibatkan pengawasan arus kas dan laporan keuangan perusahaan. Mereka
harus memastikan bahwa transaksi kredit tercermin dengan akurat dalam laporan keuangan
perusahaan.
Menurut Mulyadi (2016:403), sistem penerimaan kas dari penjualan kredit mengharuskan beberapa
langkah penting untuk memastikan bahwa dana tersebut dikelola dengan benar dan masuk ke dalam
rekening perusahaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Langkah-langkah ini termasuk:
1. Pembayaran oleh Debitur
 Debitur, yang merupakan pelanggan yang membeli barang atau jasa pada kredit, diharuskan
untuk melakukan pembayaran melalui cek atau dengan cara memindah bukukan melalui
rekening bank, yang sering disebut sebagai giro bilyet.
 Ketika pembayaran dilakukan dengan cek, sangat penting bahwa cek tersebut dibuat atas
nama perusahaan. Hal ini menjamin bahwa kas yang diterima benar-benar masuk ke dalam
rekening perusahaan. Metode pembayaran ini juga memberikan lapisan keamanan tambahan,
karena transaksi dapat dilacak dan diverifikasi.
 Pembayaran melalui giro bilyet memudahkan proses rekonsiliasi bank dan membantu dalam
mengurangi kemungkinan kesalahan atau penipuan, karena transaksi tercatat secara elektronik
dan dapat dilacak dengan mudah.
2. Penyetoran Kas ke Bank
 Setelah menerima pembayaran dalam bentuk cek dari debitur, perusahaan harus segera
menyetor cek tersebut ke bank. Ini adalah langkah penting untuk memastikan likuiditas dan
keamanan dana.
 Penyetoran cepat ke bank juga mengurangi risiko terkait dengan penyimpanan cek atau uang
tunai di lokasi perusahaan, seperti risiko pencurian atau kerusakan.
 Selain itu, penyetoran cepat mempercepat proses penerimaan kas secara efektif,
memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan dana tersebut untuk operasional atau
investasi lebih lanjut.
 Proses ini juga memudahkan dalam rekonsiliasi akuntansi, memastikan bahwa catatan
keuangan perusahaan mencerminkan keadaan aktual dari arus kas.

A. Fungsi yang terkait


Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Fungsi secretariat
Bertanggung jawab atas administrasi dan dokumentasi yang terkait dengan penjualan
tunai. Fungsi ini mencakup pengelolaan surat-menyurat yang berkaitan dengan transaksi
penjualan dan pembayaran.
2. Fungsi penagihan
Melakukan proses penagihan terhadap pelanggan. Termasuk dalam fungsi ini adalah
penyiapan dan pengiriman surat pemberitahuan pembayaran kepada pelanggan.
3. Fungsi kas
Mengelola penerimaan kas fisik dan transaksi perbankan. Ini termasuk penyetoran uang
ke bank dan pengelolaan bukti setor bank.
4. Fungsi akuntansi
Melakukan pencatatan transaksi penjualan dan pembayaran. Fungsi ini memastikan
bahwa semua transaksi direkam dengan tepat di jurnal penjualan, kartu piutang, dan
kartu persediaan.
5. Fungsi pemeriksaan internal
Melakukan audit dan pemeriksaan terhadap proses penerimaan kas untuk memastikan
kepatuhan terhadap prosedur internal dan mengidentifikasi potensi penyimpangan.
B. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Surat pemberitahuan
Dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan sebagai pemberitahuan atau konfirmasi
atas transaksi yang telah terjadi.
2. Daftar surat pemberitahuan
Daftar yang mencatat semua surat pemberitahuan yang telah dikirimkan, berfungsi
sebagai kontrol atas komunikasi dengan pelanggan.
3. Bukti setor bank
Dokumen yang diterbitkan oleh bank sebagai bukti bahwa uang telah disetor ke
rekening bank perusahaan.
4. Kwintansi
Bukti resmi penerimaan pembayaran dari pelanggan.

C. Catatan akuntansi yang digunakan


Menurut Mulyadi (2016), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah:
1. Jurnal penjualan
Catatan semua transaksi penjualan yang terjadi.
2. Kartu piutang
Catatan yang mengikuti jumlah piutang yang masih harus diterima dari pelanggan.
3. Kartu persediaan
Catatan terkait dengan barang yang masuk dan keluar dari gudang.
4. Kartu Gudang
Catatan terkait dengan barang yang masuk dan keluar dari gudang.
5. Jurnal umum
Catatan umum yang mencakup berbagai transaksi keuangan, termasuk yang terkait
dengan penjualan tunai.
D. Unsur pengendalian internal penjualan tunai
Menurut Mulyadi (2016), unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1. Organisasi
a) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan penerimaan kas
untuk menghindari konflik kepentingan dan potensi penyalahgunaan dana.
b) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi untuk memastikan
bahwa pengendalian dana dilakukan secara efektif.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a) Pembayaran oleh debitur sebaiknya dalam bentuk cek atas nama atau
pemindahbukuan untuk memudahkan pelacakan dan verifikasi.
b) Fungsi penagihan dilakukan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi
akuntansi, untuk memastikan bahwa penagihan dilakukan atas dasar informasi
yang akurat.
c) Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi harus
didasarkan pada surat pemberitahuan yang diterima dari debitur, untuk
memastikan akurasi dan validitas transaksi.
3. Praktik yang sehat
a) Hasil perhitungan kas harus dicatat dengan teliti dan disetor ke bank tanpa
penundaan.
b) Para penagih dan kasir sebaiknya diasuransikan untuk melindungi perusahaan
dari risiko kehilangan uang.
c) Uang tunai yang sedang dalam perjalanan harus diasuransikan untuk meng.

METODE PENELITIAN

a) Desain Penelitian Deskriptif Kualitatif


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan pribadi, dan
nantinya metode ini menghasilkan data deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian tanpa menggunakan
angka statistic tetapi dengan pemaparan secara deskriptif yaitu berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi fokus perhatiannya untuk kemudian
dijabarkan sebagaimana adanya.

 Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah, selama penelitian berlangsung (emergent
sampling design) saya mendapatkan data informasi dengan mewawancarai 2 orang yang
tertentu. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan percakapan, wawancara tidak
terstruktur (informal), survey dan pengumpulan dokumen-dokumen pribadi (Tulisan, rekaman
percakapan, dan foto).

b) Sumber data
Sumber data menurut Kaelan di dalam buku Metodelogi penelitian Kualitatif adalah
mereka yang disebut narasumber, informan, partisipan, teman dan guru dalam penelitian.
Sedangkan menurut Satori sumber data berupa benda, orang, maupun nilai, atau pihak yang
dipandang mengetahui tentang social situation dalam objek penelitian (sumber informasi).
(Ibrahim, 2015:67). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
 Sumber data utama (primer)
Dalam penelitian ini sumber data utamanya ialah hasil wawancara dari produser
1 dan produser 2, dengan informasi mengenai kebijakan penerimaan kas,
penjualan, serta penerimaan kas dari penjualan pada perusahaan Bulog Aceh
Barat.

 Sumber data tambahan (sekunder)


Dalam penelitian ini sumber datanya ialah penambahan dokumen, data dari
bacaan-bacaan serta dokumen pendukung yang berkaitan dengan penelitian ini.

c) Teknik pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian,
karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui Teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Maka Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada perum Bulog adalah
interview (wawancara), observasi (pengamatan), dan perekaman.
 Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian pada perum
bulog yaitu jenis wawancara tak terstruktur dikarenakan pada saat melakukan wawancara,
peneliti tidak menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
alternatif, peneliti hanya melakukan pedoman wawancara berupa garis-garis besar
permasalahan yang ditanyakan secara lisan. Namun, hasil pengumpulan data dari penelitian
tersebut sudah terangkum semua mulai dari kinerja perusahaan, penjualan, hingga proses
penerimaan hasil dari penjualan pada perusahaan Bulog Cabang Meulaboh.

 Observasi
Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja
melalui pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti. Melalui
Teknik observasi ini, peneliti terjun langsung ke lokasi dimana objek penelitian ini berada.
Peneliti mencoba berpartisipasi dengan cara berbaur dan megikuti lingkungan pada
perusahaan Bulog Cabang Meulaboh. Observasi dalam penelitian ini akan difokuskan pada
kebijakan penerimaan kas, penjualan, penerimaan kas dari hasil penjualan.

 Teknik Perekaman
Teknik perekaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik audio yang hanya
merekam informasi-informasi pada sesi wawancara dengan para narasumber saat observasi
berlangsung di Perum Bulog Cabang Meulaboh.

d) Teknik Analisis Data


Teknis analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diimplementasikan. Analisis data dilakukan dengan tujuan agar informasi yang
dihimpun akan menjadi jelas dan eksplisit. Sesuai dengan penelitian maka Teknik analisis
data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah kualitatif model
interaktif. Adapun Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah :

1. Display data (penyajian data)


Penyajian data dilakukan setelah data dari lapangan didapat dan dipilih sesuai apa yang
menjadi fokus penelitian. Penyajian data pada penelitian ini dalam bentuk uraian naratif
mengenai penerimaan kas dari hasil penjualan pada Perum Bulog Cabang Meulaboh.

2. Conclusion drawing/verification
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah penyajian data dalam penelitian ini adalah
Analisis Sistem Pengendalian internal penerimaan kas dari hasil penjualan pada Perum
Bulog Cabang Meulaboh dengan perolehan data yang didapat pada perusahaan tersebut
apakah penyajian penelitian ini sesuai dengan teori yang ada atau tidak.

Bulog Subdirve
Cabang Meulaboh

Penerimaan Kas

Pengendalian
Internal

Gambar Kerangka Berpikir


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Perusahaan umum BULOG (perum bulog) adalah badan usaha milik negara yang berdiri pada
tanggal 21 januari 2003. Pendiriannnya berdasarkan peraturan pemerintah no. 7 tahun 2003 tentang
pendirian perusahaan umum (perum) BULOG, sebagaimana telah diubah dengan peraturan
pemerintah no. 61 tahun 2003 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2003 yang
merupakan anggaran dasar perum BULOG tersebut kemudian diubah Kembali menjadi PP nomor 13
tahun 2016 tentang perum BULOG. Pendirian perum BULOG tidak lepas dari keberadaan Lembaga
sebelumnya yaitu Badan Urusan Logistik (BULOG). Sebab, perum BULOG merupakan hasil
peralihan kelembagaan atau perubahan status hukum Lembaga pemerintah non Departemen (LPND)
menjadi Badan Usaha Negara (BUMN) dalam bentuk perusahaan umum (perum). Perubahan status
badan hukum BULOG juga mempengaruhi alur koordinasi vertikal yang semula berada berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden RI menjadi di bawah koordinasi
kementrian BUMN dan Lembaga kementrian teknis lainnya. (bulog.ac.id)

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


1. Kebijakan penerimaan kas
Menurut hasil wawancara dengan bapak Eru Purnomo selaku kasi manajer minku pada
Perum BULOG Cabang Meulaboh. Secara administrasi bahannya setelah di pusat,
selanjutnya pihak Bisnis membuat yang namanya SO (Sales Order) di aplikasi, SO tersebut
dibuat untuk dikirimkan ke bagian MINKU keuangan, jadi bagian keuangan mengetahui pada
aplikasi tersebut bahwa bagian bisnis ada melakukan penjualan. Selanjutnya asisten manager
bisnis melakukan pembayaran ke rekening sejumlah uang yang sudah di keluarkan.
Administrasinya, pihak keuangan melakukan Validasi terhadap SO, validasi tersebut untuk
melanjutkan proses uang tadi secara administrasi masuk ke rekening cabang, sebelum
divalidasi pihak keuangan membuat pembayaran (create payment) secara administrasi di
aplikasi tersebut, setelah di validasi maka status SO tadi berubah dari rancangan menjadi
dalam proses pembayaran (in payment) setelah masuk ke rekening penampungan, uang fisik
tadi dibuatkanlah slip setoran kemudian dimasukkan secara fisik ke rekening penampungan.
Setelah uang masuk ke rekening penampungan secara sistem aplikasi tadi, selanjutnya pihak
administrasi keuangan melakukan pelimpahan pengiriman uang ke rekening pusat itu
namanya content rebbag yang di aplikasi atau pemberi transfer, itu nanti dilakukanlah
pelimpahan uang sejumlah di rekening penampuangan pada hari itu juga ke rekening pusat.
Setelah itu selesai maksudnya administrasi untuk ke rekening pusat, secara fisik uang
dikirimkan juga cuman tidak lagi melalui bank ke rekening penampungan, dikarenakan
mareka sudah mengirimkan melalui aplikasi BSI yang namanya CMS (cash management
system), uang yang dikirimkan ke penampungan masuklah ke pusat melalui CMS tadi, dengan
melampirkan keterangan kode yang diaplikasi tadi pada saat company tranfer akan muncul
kodenya, kode tersebut di salin diketik kembali pada CMS tadi. Setelah barulah masuk
akuntansinya, pada bagian akuntansi itu pencatatan buku Besarnya, di akuntansi juga nanti
baru namanya divalidasi juga untuk buku besar dan transaksinya. Namun aplikasi tersebut
mempunyai kelemahan yaitu apk baru itu bisa melakukan ceklis-ceklis sampai ke rekening
pusat, setelah di crosscek oleh pihak akuntansi salah itu bisa dibatalin secara administrasi,
tetapi secara CMS tadi itu tidak bisa dibatalin bahwa akan dikirim ke pusat.
Hasil wawancara dari staff seksi administrasi & keuangan Perum bulog pada kebijakan
penerimaan kas dapat disimpulkan bahwa alur kinerja yang harus dilakukan yaitu, bahan yang
diperoleh dari pusat kemudian dikelola oleh pihak bisnis yang akan menyelenggarakan
membuat SO (sales order) di aplikasi, selesainya SO tersebut kemudian dikirimkan ke bagian
Minku keuangan, bagian keuangan megetahui bahwa bagian bisnis sedang melakukan
penjualan, selanjutnya diproses oleh asisten manajer bisnis yang bertugas melakukan
pembayaran uang sejumlah uang ke rekening yang sudah dikeluarkan administrasinya, setelah
itu pihak keuangan melakukan validasi terhadap SO, gunanya validasi tersebut untuk
melanjutkan proses pemasukan uang ke rekening cabang, sebelum divalidasi pihak keuangan
membuat pembayaran (create payment) di aplikasi tersebut, setelah divalidasi maka status SO
berubah dari rancangan menjadi proses pembayaran (in payment), setelah masuk ke rekening
penampungan, uang fisik tadi dibuatkanlah slip setoran uang yang telah masuk ke rekening
penampungan. Selanjutnya pihak administrasi keuangan melakukan pelimpahan uang ke
rekening pusat namanya content rebbag yang ada diaplikasi atau pemberi transfer, pelimpahan
uang di rekening penampungan dilakukan pada hari itu juga ke rekening pusat, secara fisik
uang yang dikirimkan tidak lagi melalui bank, dikarenakan mereka sudah mengirimkannya
melalui aplikasi CMS (cash management system).

2. Penjualan
Menurut wawancara yang telah dilakukan, penjualan yang diterapkan Perum BULOG
Cabang Meulaboh. Dalam proses penginputan data penjualan di Bulog mereka menggunakan
aplikasi ERP, ERP (Enterprice Resource Planning) atau sistem ERP adalah sebuah proses
pengumpulan dan pengorganisasian data bisnis menggunakan perangkat lunak yang
terintegrasi. Sederhananya, sistem ERP adalah perangkat yang memiliki kemampuan untuk
mengotomatisasi segela proses bisnis berdasarkan data acuan. Sistem ERP adalah inovasi
baru yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengelola rantai pasok inventaris,
akuntansi, dan berbagai aktivitas lainnya. Sistem ERP adalah perangkat lunak yang
bermanfaat untuk kegiatan bisnis. Manfaat ERP ini terdiri dari :
 Manajemen resiko
 Menghemat biaya operasional
 Efektivitas alur kerja
Cara kerja ERP ini adalah mengotomatiskan seluruh proses bisnis dalam satu
database terpusat. Selain itu, ERP dapat melihat data-data berupa waktu pengiriman, tingkat
inventaris, dan factor lain untuk menentukan pusat distribusi manakah yang paling tersedia
untuk menyelesaikan pesanan tersebut secara tepat waktu.

berikut tampilan portal ERP

Sumber data: bulog cabang

Dalam pengimputan SO/sales order penjualan, terdapat beberapa tahap yang harus diisi
diantaranya:

 Pelanggan →kepada siapa pembelian dituju


 Dokumen sumber →diisi nota intern pembelian pelanggan
 Alamat invoice →sudah otomatis mengikuti pelanggan
 Alamat pengiriman →sudah otomatis mengikuti pelanggan
 Tanggal order →tanggal transaksi dilakukan
 Jangka waktu penawaran →masa berlakunya SO (untuk penjualan komersial
selama 3 hari kerja
 Harga →harga jual kantor cabang
 Syarat pembayaran →bisa tunai atau transfer
 Rekening tujuan →adala rekening kantor bulog pusat di catatnya ke transaksi
kantor cabang
sumber data: bulog cabang

Sumber data: bulog cabang

Sumber data: bulog cabang

Dalam pengimputan penjualan barang yang kena pajak pada saat pembuatan SO, seperti penjualan
minyak goreng, maka akan otomatis berapa yang harus disetorkan ke rekening tujuan berapa yang
harus disetorkan ke kas pajak.
Sumber data: bulog cabang

Alur Penjualan Tunai:

 Mitra menyetor uang ke bank ke rekening Bulog


 Selanjutnya seksi bisnis membuat SO
 Bisnis membuat Nota Intern atas transaksi tersebut
 Bisnis memberikan NI kepada keuangan untuk melimpahkan Uang penjualan ke kantor pusat
 Ketika SO berstatus lunas pada ERP maka barulah gudang bisa mengeluarkan barang

Seksi bisnis membuat SO:

 Gudang mengeluarkan barang


 Bisnis membuat invoice
 Keuanganhanya menkonfirmasi atas invoice yang telah di buat, di keuangan SO tersebut
masih berstatus konfirmasi tapi belum lunas
 Pembayaran dianggap lunas apabila telah dibayarkan mitra
 Setelah di bayar mitra, bisnis berkoordinasi dengan keuangan untuk melunaskan atas
invoicenya.

3. Penerimaan kas dari penjualan tunai

Menurut wawancara yang diperoleh, Perum Bulog Cabang Meulaboh, dalam penerimaan
kas dari penjualan tunai, setelah melakukan pengimputan SO (sales order) oleh pihak bisnis,
selanjutnya pihak bisnis meminta kepada seksi keuangan supaya mereka melakukan
pelunasan SO yang sudah ada nilai uangnya dari penjualan tersebut untuk dilimpahkan ke
kantor pusat, kantor pusat sudah memasukkan uangnya, yang telah meminta bantuan mereka
ke bagian keuangannya, uang hasil penjualan tadi sudah disetor ke rekening Cabang supaya
tidak salah, bagian bisnis membuat SO, dengan melampirkan bukti no NI dan mengetahui
pimpinan Cabang. Sebagai contoh SO yang di ambil beras dan minyak yang ada nilai pajak.
Dalam pengimputan SO tersebut para keuangan menggunakan aplikasi terbaru yaitu aplikasi
CMS BSI. Cash management System BSI (CMS BSI) adalah salah satu jenis jasa layanan
pengelolaan keuangan yang ditujukan untuk nasabah non-perorangan, (perusahaan/Lembaga)
dimana nasabah yang bersangkutan dapat melalukan pengelolaan keuangannya langsung
melalui fasilitas online.

Sumber data: bulog cabang

Slip setoran ini tujuannya ke rekening cabang, maka kita lakukanlah create payment (proses
pembayaran) dengan status terekam, maka berubahlah dari create payment tadi menjadi in
payment (dalam proses pembayaran), maka pembayarannya itu belum dibayar 0, bearti untuk
SO nya itu sudah lunas, dikarenakan statusnya sudah ada uang, kemudian prosesnya itu harus
di cetak agar ada tanda bukti bahwasanya mereka sudah melakukukan pembayaran. Dapat
dijelaskan dari SO di keuangan itu dibuatkan pembayaran yang sudah divalidasi,setelah itu
keluarlah pada slip setoran tadi dengan keterangan “sudah Lunas” yang artinya uang sudah
masuk ke rekening kantor Cabang.
Sumber data: bulog cabang

Pada bagian keuangan ini, mereka menjelaskan bahwa setelah dinyatakan sudah lunas,
selanjutnya mereka melakukan pelimpahan dari rekening kantor cabang kemudian dikirimkan
ke rekening kantor pusat.

Secara administrasi keuangan sudah melakukannya ke aplikasi tadi, secara fisiknya keuangan
melakukan pelimpahan melalui apikasi BSI CMS (Cash manajement system), pada tahap ini
Bulog Cabang Meulaboh mengirimkan uang dari rekening Cabang ke rekening pusat pada
hari itu juga. Secara keseluruhan sesuai dengan NI dan SO yang dibuat oleh seksi terkait.
Maka setelah pelimpahan itulah hasil dari rangkaian Analisa penerimaan kas dari penjualan.
Tampilan dari hasil penjualan tersebut harus divalidasi oleh 3 orang yaitu:

 Kasir
 Kasi minku keuangan
 Pimpinan Cabang
Dengan divalidasi oleh 3 orang tersebut maka tampilan tadi baru dianggap sah, namun secara
aplikasi CMS tadi sudah sah karena statusnya sudah lunas.
Tampilan ini tidak bisa dijelaskan secara rinci, karena ini menyangkut data pribadi suatu
perusahaan.

4. Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit


Menurut dokumentasi yang diperoleh, Perum BULOG melibatkan beberapa unsur
pokok dalam penerimaan kas dari penjualan tunai yang terdiri dari:
1) Fungsi-fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam pengendalian internal yang terkait dalam sistem penerimaan
kas dari penjualan kredit adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Penagihan
Perum BULOG Subdivre Cabang Meulaboh fungsi ini dilakukan langsung oleh
Kepala Seksi Pelayanan publik yaitu bertugas melakukan penagihan piutang kepada
debitur.
b. Fungsi Kas
Fungsi kas bertugas untuk menerima cek atau bukti penerimaan kas dari fungsi
penagihan. Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan ke bank dalam jumlah
penuh. Pada Perum BULOG Subdivre Cabang Meulaboh fungsi ini dilakukan oleh
staff seksi pelayanan publik.
c. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertugas mencatat seluruh penerimaan kas Perum BULOG Subdivre
Cabang Meulaboh. Pada Perum BULOG Cabang Meulaboh fungsi ini dilakukan oleh
staff akuntansi.
d. Fungsi Pemeriksaan Internal
Di dalam Perum BULOG Subdivre Cabang Meulaboh setiap akhir bulan sebelum
pelaporan dilakukan pengecekan bersama oleh Seksi Pelayanan Publik, Staff MinKu
(Administrasi & Keuangan) dan Seksi Akuntansi yang disebut Rekon
2) Dokumen-dokumen yang Digunakan
a. Surat Pemberitahuan
Merupakan dokumen yang diterbitkan oleh debitur untuk memberitahukan tentang
pembayaran yang telah dilakukan. Surat pemberitahuan umumnya berupa bukti
transfer, yang akan menjadi dokumen acuan dalam mencatat daftar surat
pemberitahuan.
b. Daftar Surat Pemberitahuan Rekapitulasi
Dokumen ini berupa rekapan bukti transfer yang dibuat oleh fungsi penjualan
menggunakan Microsoft Excel. Daftar ini digunakan sebagai dasar untuk pembuatan
laporan keuangan oleh fungsi akuntansi. Contoh rekap transfer dapat ditemukan di
lampiran.
c. Bukti Setor ke Bank
Bukti setor ke bank dibuat oleh fungsi penjualan sebagai bukti penyetoran kas yang
diterima dari piutang ke bank. Dokumen ini kemudian diserahkan kepada fungsi
akuntansi sebagai sumber data untuk laporan keuangan. Contoh bukti setor ke bank
juga terlampir.

3) Pencatatan Akuntansi
a. Kartu Piutang
Kartu piutang Perum BULOG Subdivre Cabang Meulaboh berfungsi untuk
memantau jumlah piutang yang terjadi serta menyajikan informasi mengenai saldo
terkini. Kartu piutang ini berbentuk Microsoft Excel pada Perum BULOG Subdivre
Cabang Meulaboh, mencakup total piutang yang tercatat. Transaksi pembayaran
piutang akan direkap dalam daftar surat pemberitahuan.
b. Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mengawasi jumlah persediaan barang dagang yang
tersedia.

4) Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Kredit


a. Pembeli melakukan pemesanan langsung kepada petugas pelaksana, yaitu oleh seksi
pelayanan publik, dan menyelesaikan Perjanjian Jual Beli (PJB). Selanjutnya,
dibuatlah Purchase Order (PO) yang mencantumkan jenis pembayaran tunda bayar
atau jatuh tempo.
b. Petugas pelaksana, dalam hal ini seksi pelayanan publik, menerbitkan Delivery Order
(DO) tanpa Surat Perintah Setor (SPS) atau dengan SPS yang memiliki jangka waktu
pembayaran sesuai dengan PO.
c. Pembeli mengunjungi gudang untuk mengambil barang, dan bagian gudang
mengeluarkan Berita Acara Serah Terima (BAST).
d. Pembeli melakukan pembayaran sebelum batas waktu jatuh tempo, dengan
mentransfer dana ke rekening yang tertera pada DO.
e. Bukti transfer dikirimkan atau diserahkan oleh pembeli kepada seksi pelayanan
publik. Bukti transfer dicetak untuk keperluan arsip dan direkap.
f. Kartu piutang dan rekap transfer diserahkan ke fungsi akuntansi untuk penyusunan
laporan keuangan.
Untuk pemahaman yang lebih detail mengenai sistem penerimaan kas atas penjualan
kredit di Perum BULOG Subdivre Cabang Meulaboh, dapat merujuk pada Gambar berikut
yang tersedia. Gambar ini memberikan gambaran visual terkait dengan langkah-langkah dan
hubungan antarproses dalam prosedur penerimaan kas tersebut.
Gambar Diagram Alur Penjualan Kredit
PENUTUP

Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan analisis sistem pengendalian internal penerimaan kas dari penjualan pada
perum bulog. Data yang diperoleh dengan melakukan wawancara secara langsung kepada 2
pihak tertentu yaitu bapak Eru Purnomo selaku kasi manajer minku, dan bapak Fadhil
Syahputra selaku staff seksi bagian bisnis penjualan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penerapan Analisis Sistem
Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Penjualan pada Perum Bulog Cabang Meulaboh
Aceh Barat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: Dalam pengelolaan kegiatan
perusahaan pada Perum Bulog ini, untuk proses alur kinerja perusahaan terutama pada bagian
penerimaan hasil mulai dari pembuatan SO yang dilakukan oleh pihak bisnis, kemudian
diserahkan ke bagian keuangan, lalu diproses oleh asisten manajer untuk melakukan
pembayaran sejumlah uang yang sudah dikeluarkan melalui SO tadi, setelah melakukan
pembayaran tersebut pihak keuangan melakukan validasi dan pihak administrasi keuangan
juga melakukan pelimpahan uang tersebut ke rekening pusat. Dalam proses pembayaran
mereka tidak lagi melalui bank, melainkan sebuah aplikasi baru yaitu CMS (cash
management system). Namun aplikasi ini mempunyai kelemahan yaitu setelah pembayaran
mereka bisa saja melakukan ceklis-ceklis melalui aplikasi tadi sampai ke rekening pusat,
namun setelah di cek oleh pihak keuangan akuntansi ternyata terjadi kesalahan, kemudian
pihak keuangan bisa membatalkan kesalahan tadi secara administrasi, akan tetapi secara
aplikasi CMS itu tidak bisa dibatalkan lagi sampai ke rekening pusat.
Proses penjualan yang dilakukan oleh pihak bisnis dan pemasaran, mereka menggunakan
aplikasi ERP (Enterprice Resource Planning) untuk pengimputan data penjualan.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data di lapangan, pada dasarnya
penelitian ini berjalan dengan baik. Namun bukan suatu kekeliruan apabila peneliti ingin
mengemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
Adapun saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
 Hendaknya pada penelitian selanjutnya dapat memperdalam kembali mengenai
data-data kebutuhan apa saja yang dibutuhkan terkait dengan analisis penelitian
yang akan diteliti. Dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan
data deskriptif.
 Hendaknya para peneliti selanjutnya, lebih mengembangkan ruang lingkup
penelitian, mengingat penelitian yang dilaksanakan ini belum sepenuhnya bisa
menggambarkan pemenuhan kepuasan yang diperoleh dari perusahaan.

 Dalam proses pengumpulan data, hendaknya menggunakan teknik yang lebih


optimal dalam mendapatkan data yang diperlukan dari sebuah perusahaan yang
akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, D. Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif . Makassar : CV. Syakir Media Press.

Aprilia, A. D. (2021). Penjualan Kredit. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT KA, 7-8.

Azizah, N. (2021). Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan . Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan
Untuk Meningkatkan Pengendalian Internal Toko H. Maswidan (SHD) Banjarmasin, 26-27.

B, M. R., & John, P. S. (2016). Accounting Information System. New York 14th Edition: Pearson
Education Limited.

Baridwan. (1991). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE edisi Kelima.

Bulog, P. (2018). Bulog id. Retrieved from humas@bulog.co.id: https://www.bulog.co.id/.

ERP, A. (2023, Maret 7). Aplikasi ERP. Retrieved from Blog OCBC NISP:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/03/07/sistem-erp.

Gito, I. S. (1992). Sistem Akuntansi Penerimaan Kas. Yogyakarta: BPFE.

Heri. (2014). Akuntansi dasar 1 dan 2. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ibrahim. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Khotimah , s. N. (2019). Analisis Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Penjualan pada
Perum Bulog Subdrive Surabaya Utara. STIE Perbanas Surabaya, 1-6.

Krismiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi Edisi Tiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.

Latifah, G. S. (2020). Desain Penelitian Deskriptif Kualitatif . Strategi Penyiaran Program Kalawarta
TVRI Jawa Barat, 53-57.

Mulyadi . (2016). Sistem Akuntansi . Jakarta : Salemba Empat .

Mulyadi. (2017). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat edisi Keempat.

Pakadang , D. (2013). Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Penerimaan kas. Jurnal
EMBA, 1, 213-223.

S. M. (2015, 09 25). Pengertian Pengendalian Internal . Retrieved from Binus University:


https://accounting.binus.ac.id/2015/09/25/pengertian-pengendalian-internal/
Wiranti, S. S., & P. C. (2021). Sistem Akuntansi Penerimaan Kas. Analisis Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Dalam Mendukung Sistem Pengendalian Intern pada
PRIMKOM Polrestabes Semarang , 2-3.

Anda mungkin juga menyukai