Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS

PENERIMAAN KAS (Studi Kasus pada RSUD Kabupaten Jombang)

Venia Wahyu Ningsih

Anita Wijayanti, SE., MSA., Ak

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT

This study aims to describe how internal controls have been applied to the

General Hospital of Jombang especially in the cycle of cash receipts. Data collection

for this study was done by interview, direct observation and documentation as well

as the use of literature related to the cycle of cash receipts. Results from this study

indicate that there are some weaknesses in the internal control Hospital Jombang.

Which were related to the absence flowchart cash receipts, and SOP patient

enrollment. Therefore, hospitals need to design a system that is more effective and

efficient.

Key words: Systems, Information, Accounting, Internal Control, Cash Receipt


Cycle.

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti saat ini, keberadaan sistem informasi sangat penting
bagi suatu organisasi ataupun perusahaan. Dengan adanya sistem informasi yang
baik, maka akan dapat membantu proses kinerja perusahaan agar dapat mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan sistem informasi yang lengkap dan memadai
juga akan dapat dijadikan pedoman bagi seorang manager ataupun pimpinan direksi
sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga dengan
menerapkan sistem informasi yang baik, diharapkan perusahaan akan mendapatkan
hasil sesuai dengan misinya. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan
suatu evaluasi dan analisis yang dilakukan secara berkala oleh suatu perusahaan atau
organisasi. Kegiatan mengevaluasi dan analisis ini diharapkan dapat mengurangi
adanya kecurangan dan kegagalan yang dialami oleh perusahaan dalam
mengaplikasikan suatu sistem selama kegiatan operasional berlangsung. Analisis
yang dilakukan oleh perusahaan biasanya dapat dilakukan setelah terjadi suatu
permasalahan yang serius dan menyebabkan perusahaan tersebut memutuskan untuk
memperbaiki sistem dan prosedur yang telah ada.
Rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan dan memberikan jasa
pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan
observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitative untuk orang-orang yang
menderita sakit, terluka dan untuk yang melahirkan (World Health Organization).
Selain memiliki motif memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,
tidak menutup kemungkinan rumah sakit juga ingin memperoleh laba dari kegiatan
operasionalnya. Oleh karena itu, untuk dapat mengelola dan mengatur keuangan
yang ada, diperlukan adanya suatu sistem dan pengendalian yang dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang merupakan badan usaha yang
bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan, dalam menjalankan aktivitasnya
tentunya membutuhkan suatu sistem informasi Akuntansi yang baik. Mengingat
penerimaan kas merupakan sumber pendapatan utama bagi rumah sakit. Sistem
akuntansi yang dijalankan dalam perusahaan tidaklah dapat dikatakan baik apabila
sistem akuntansi tersebut tidak memperhatikan siklus pengendalian intern atas
pendapatan yang diperoleh rumah sakit setiap periode. Siklus pengendalian intern
atas pendapatan merupakan suatu unsur yang dapat dipakai untuk menilai
peningkatan pendapatan dari priode ke priode. Selain itu siklus pengendalian intern
atas pendapatan juga dapat menekan dan mengurangi terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dalam aktivitas rumah sakit. Tanpa adanya suatu Siklus pengendalian
intern atas pendapatan yang baik, maka pendapatan operasi dari rumah sakit tidak
optimal.
Dari penjelasan dan uraian di atas, penulis ingin mengetahui kelemahan dan
kelebihan sistem pengendalian internal sebagai alat pengambilan keputusan. Serta
dapat memberikan usulan dan perbaikan khusunya pada siklus penerimaan kas
rumah sakit. Penulis mencoba dan meneliti dalam penyusunan skripsi yang berjudul
“ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS

2
PENERIMAAN KAS (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Jombang).

Rumusan Masalah
Dalam pembahasan kali ini, maka pokok permasalahan yang diangkat oleh
penulis adalah bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian internal atas siklus
penerimaan kas yang ada pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Samiaji (2009), Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data sehingga menghasilkan
informasi yang berguna dalam membuat keputusan.. Lain daripada itu Wilkinson
(1995) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang
menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen
lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau
pemakainya (users).
Menurut Baridwan (1998), sistem informasi akuntansi terdiri dari formulir-
formulir, catatan-catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data
mengenai suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik
dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi
usaha-usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang
saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Menurut Hall (2007), sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang
memproses berbagai transaksi keuangan yang sudah dikumpulkan menjadi suatu
informasi dan didistribusikan kepada para pengguna.
Jadi sistem informasi akuntansi merupakan suatu system yang mengolah dan
memproses berbagai data dan transaksi akuntansi menjadi suatu informasi yang
dapat berguna untuk pengambilan keputusan oleh suatu perusahaan mulai dari
pengumpulan, pencatatan dan penyimpanan dan pemrosesan data yang
didistribusikan kepada para pemakainya untuk pengambilan keputusan.
Siklus Penerimaan Kas
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau dari piutang yang
siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2001:500).
Selain itu sistem akuntansi penerimaan kas menurut Sudarmo (1992:61) dapat
diartikan juga sebagai “proses aliran kas yang terjadi di perusahaan yang
bersangkutan yang terdiri dari aliran kas masuk (cash inflow).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang dimaksud sistem akuntansi
penerimaan kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani suatu peristiwa atau

3
kejadian yang mengakibatkan terjadinya penambahan uang dalam kas yang berasal
dari penjualan tunai maupun piutang yang melibatkan bagian-bagian yang saling
berkaitan satu sama lain.
Sistem Pengendalian Internal
Setiap perusahaan maupun organisasi menetapkan kebijakan dan prosedur
pengendalian internal guna memelihara kualitas informasi dan operasi dalam rangka
pencapaian tujuan. Baridwan (1981) mendefinisikan pengendalian internal dalam
dalam artian sempit, merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan
mendatar (crossfooting) maupun penjumlahan menurun (footing). Dalam artian yang
luas, pengendalian intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi
semua alat-alat yang digunakan managemen untuk mengadakan pengawasan. AICPA
memberikan pengertian pengendalian intern dalam arti yang luas sebagai berikut:
Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara
serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam
operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan managemen
yang telah diterapkan lebih dahulu.

Sistem pengendalian internal merupakan pengawasan yang meliputi struktur


organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam
perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan
membantu mendoron dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
lebih dahulu. (Sutabri : 2004).
COSO mengidentifikasikan komponen pengendalian internal sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur.
Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan
pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,
dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur
organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan
SDM.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan

4
bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan
adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan
dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU.
Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan
dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan
data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup
peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara
negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah,
meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen
dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai
keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem
informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk,
atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar
akuntansi baru.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja,
pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas
pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Pengendalian Pemrosesan Informasi
 Pengendalian umum
 Pengendalian aplikasi
 Otorisasi yang tepat
 Pencatatan dan dokumentasi
 Pemeriksaan independen
b. Pemisahan tugas
c. Pengendalian fisik
d. Telaah kinerja
4. Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam
pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat,
dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban.
Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab
berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :

5
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses
informasi.

5. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi
secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai
entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan
dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti
keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan
petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen
pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen
tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas,
karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman
dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan
persyaratan hukum dan peraturan.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif dan menggunakan single case study. Penelitian deskriptif
memberikan gambaran kepada pembaca mengenai fenomena, kejadian, dan keadaan
sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta secara detail. penelitian studi kasus
merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian yang
berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder, data
primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber tanpa perantara.
Data primer dapat berupa opini dari informan. Data sekunder merupakan data yang
telah tersedia yang ada di dalam suatu institusi atau organisasi. data sekunder yang
dicatat adalah berupa struktur organisasi, gambaran umum organisasi, dan prosedur
penerimaan kas yang diterapkan oleh RSUD Kabupten Jombang.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.

6
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif. Dimana dalam analisis kualitatif ini aktivitasnya terdapat tiga
komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Data-data yang berhasil
dikumpulkan diolah kemudian dianalisis. Hal tersebut merupakan cara atau langkah
untuk mengolah data primer dan data sekunder untuk memecahkan masalah
penelitian. Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam menganalisa data dalam
penelitian ini antara lain: (1) Memahami profil, lingkungan, dan ruang lingkup
RSUD Kabupaten Jombang, (2) Analisis terhadap struktur organisasi terkait dengan
siklus penerimaan kas melalui unit rawat jalan dan rawat inap. Dalam hal ini yang
perlu dilakukan adalah menganalisis pelaksanaan pengendalian internal terhadap
siklus penerimaan kas dengan melibatkan fungsi-fungsi yang, (3) Analisis terhadap
informasi-informasi dan dokumen-dokumen terkait dengan siklus penerimaan kas
rumah sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan adalah mengetahui informasi-
informasi berupa data yang dibutuhkan dalam penelitian di dalam siklus penerimaan
kas. Data-data tersebut adalah berupa dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang
dibutuhkan dan dihasilkan oleh rumah sakit dan menganalisis kecukupan informasi
yang digunakan dan dihasilkan dalam siklus penerimaan kas dan membandingkannya
dengan prosedur pendapatan yang dimiliki oleh RSUD Kabupaten Jombang, (4)
Mengevaluasi atas konsep praktis organisasi dengan melihat fakta yang ada. Evaluasi
ini mengungkapkan temuan-temuan yang terjadi dari pelaksanaan sistem ke dalam
aktivitas operasional perusahaan dan mencari alternatif pilihan yang digunakan
sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi di lapangan. Hasil dari evaluasi
tersebut kemudian ditarik sebagai kesimpulan dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam penerapan sistem pengendalian internal atas siklus
penerimaan kas RSUD Kabupaten Jombang.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Sistem informasi akuntansi pada RSUD. Kabupaten Jombang menciptakan
pengendalian internal dalam siklus penggajiannya yang terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut (Hall, 2001) :

1. Pengendalian Lingkungan
Sistem informasi akuntansi siklus penggajian yang diterapkan di RSUD.
Kabupaten Jombang telah menerapkan pengendalian lingkungan dengan baik
karena dapat menciptakan kesadaran control bagi manajemen dan dan
karyawannya, yaitu :
a. Seluruh pegawai dan karyawan disiplin dan berkomitmen terhadap peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak RSUD Kabupaten Jombang.
b. Struktur organisasi rumah sakit telah dibuat berdasarkan wewenang, tugas,
dan tanggung jawab masing-masing pegawai.
c. Pembagian otoritas dan tanggung jawab masing-masing pegawai telah
dilaksanakan dengan benar sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
d. Seluruh karyawan sangat menjunjung tinggi nilai etika dalam berorganisasi,
antar sesama pegawai baik terhadap atasan maupun bawahan terjadi sikap
saling hormat-menghormati.

7
e. Kinerja perusahaan dilaksanakan berdasarkan filosofi manajemen yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika antar pegawai dan berkompeten dalam
menyelesaikan tugas masing-masing pegawai untuk memperoleh tujuan
rumah sakit.
f. Perhatian dan pengarahan selalu diberikan oleh dewan direksi (direktur)
berserta komitenya setiap bulannya untuk menilai kinerja perusahaan.
g. Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur (dalam hal ini prosedur
penerimaan kas) sudah ada dan tertulis dalam bentuk SOP. Dengan adanya
SOP ini dapat mencegah terjadinya penyimpangan prosedur atau pelaksanaan
siklus. Namun alangkah baiknya apabila pihak manajemen rumah sakit
membuat SOP penerimaan kas agar dapat mencegah terjadinya
penyimpangan prosedur atau pelaksanaan siklus penerimaan kas yang tidak
sehat serta untuk mempermudah dalam pengawasan sistem penerimaan yang
akan dilakukan oleh direktur dan kepala sub bagian keuangan rumah sakit.

2. Penilaian Resiko
RSUD Kabupaten Jombang selalu berusaha dalam mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk mengantisipasi segala resiko yang mungkin akan disebabkan
oleh beberapa faktor berikut:
a. Pembagian shift kasir
Shift kasir dibagi ke dalam 2 waktu. Shift pagi dan siang, dimana shift pagi
mulai dilaksanakan pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00. Sedangkan shift
siang mulai beroperasi dari pukul 14.00 sampai pukul 17.00. Pembagian shift
ini dapat menghindari terjadinya pencurian kas. Karena setiap uang yang
disetorkan kepada bendahara penerimaan kas, harus ada otorisasi dari
masing-masing fungsi yakni fungsi kasir dan fungsi keuangan. Untuk yang
shift siang, setiap pendapatan yang diterima akan disimpan dalam brankas
rumah sakit yang kemudian akan disetorkan keesokan harinya kepada bank
JATIM.
b. Karyawan Baru
Pihak RSUD Kabupaten Jombang dalam menerima karyawan baru akan
melakukan beberapa seleksi. Diantaranya dalam hal tes pengetahuan dan
komunikasi. Setiap karyawan baru yang diterima, akan dilakukan training
selama 3 bulan. Selama 3 bulan tersebut, diharapkan karyawan baru dapat
menjalankan tugas dengan baik dan benar.
c. Pergantian Jabatan
Adanya pergantian jabatan diharapkan agar memberikan kesempatan bagi
seluruh karyawan agar dapat meningkatkan kinerja untuk bekerja serta agar
dapat memperluas jenjang karir untuk kedepannya. Pihak rumah sakit tidak
asal dalam pergantian jabatan, pihak rumah sakit melihat keandalan kinerja
para karyawan apakah sesuai dengan kriteria yang tepat untuk suatu jabatan
tertentu.
d. Musibah yang tidak dapat diprediksi
Adanya berbagai musibah yang tidak diprediksi datang akan membuat
kerugian pada rumah sakit, namun hal ini telah di antisipasi dengan berbagai
cara. Dengan mengasuransikan seluruh harta rumah sakit. Jadi, bila terjadi

8
suatu musibah yang akan merugikan rumah sakit, maka seluruh kerugian
tersebut akan di tanggung sepenuhnya oleh pihak asuransi.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai
tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin
relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian
fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai
berikut:
a. Pengendalian Pemrosesan Informasi
Keberadaan SOP yang telah disediakan oleh pihak RSUD sangat memberikan
dampak positif terhadap kinerja pegawai rumah sakit. Dengan adanya SOP
tersebut, pegawai dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu
diperhatikan. Manajemen mebuat SOP penerimaan kas agar dapat mencegah
terjadinya penyimpangan prosedur atau pelaksanaan siklus penerimaan kas
yang tidak sehat serta untuk mempermudah dalam pengawasan sistem
penerimaan yang akan dilakukan oleh direktur dan kepala sub bagian
keuangan rumah sakit.
b. Pemisahan Tugas
Pihak rumah sakit telah melakukan pemisahan tugas, wewenang dan
tanggung jawab kepada masing-masing pegawai. Dengan adanya surat
keputusan (SK) dari direktur RSUD tentang uraian tugas dan wewenang dari
semua sub bagian dan fungsi-fungsi yang lain yang terdapat dalam susunan
organisasi rumah sakit, seluruh pegawai rumah sakit dapat mengetahui
bagaimana tata cara dalam melakukan hubungan organisasi antar sub bagian
yang satu dengan yang lain, fungsi yang satu dengan yang lain, yang mana
hal ini sudah termasuk dalam bentuk pengendalian internal yang telah
diterapkan oleh manajemen rumah sakit.
Dalam sistem penerimaan kasnya, bentuk pengendalian yang dilakukan
adalah dengan adanya pemisahan tugas dan wewenang oleh sub bagian
verifikasi & akuntansi dan sub bagian keuangan. Sub bagian keuangan
membagi tugas pelaksanaan pelayanan administrasi dan teknis pengeluaran,
meliputi penyiapan sistem dan prosedur, pelaksanaan, pengendalian proses,
pemantapan sistem dan prosedur. Sedangkan sub bagian akuntansi dan
verifikasi bertanggung jawab terhadap pengendalian proses pelayanan
administrasi dan teknis verifikasi dan penata usahaan verifikasi. Selain itu
juga memantapkan sistem dan prosedur pelayanan administrasi dan teknis
verifikasi dan piñata usahaan verifikasi.
Dalam hal penyetoran pendapatan harian, pihak rumah sakit yang bekerja
sama dengan Pemda Jombang menunjuk Bank Jatim sebagai tempat
penyimpanan aktiva dalam hal ini adalah penerimaan kas RSUD. Tentu saja
hal ini merupakan pengendalian yang sangat baik, sebab tingkat keamanan
sebuah bank sangatlah terjamin.
c. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik terhadap seluruh harta (aktiva) rumah sakit dilakukan
dengan jasa bank yang telah bekerja sama dengan pihak rumah sakit.
Pengendalian pada arsip data yang berbentuk dokumen serta catatan penting
dilakukan oleh pihak internal rumah sakit dengan menggunakan brankas yang

9
telah di integritasi memakai kunci yang hanya bisa dibuka karyawan tertentu
saja.
d. Telaah Kinerja
Telaah kinerja dilakukan dengan cara melihat keberhasilan yang telah di
capai, apakah telah sesuai dengan rencana strategis yang telah di kemukakan
sebelumnya, melihat segala tingkat pencapaian yang ada serta mereviu
semuanya kedalam rapat yang nantinya akan membahas segala hal yang
berkaitan dengan rencana-rencana yang ada.
4. Informasi dan Komunikasi
a. Adanya penggunaan formulir, catatan, prosedur dan laporan yang telah
ditetapkan oleh pihak rumah sakit cukup baik, sehingga telah dapat
memberikan informasi yang dipercaya.
b. Adanya laporan yang disusun secara periodik dapat memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen rumah sakit.
c. Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan para karyawan terlihat dengan
dipenuhinya kebijakan dalam pelayan jasa kesehatan di rumah sakit. Selain
itu seluruh pikiran oleh karyawan akan ditampung dan dibahas dalam rapat
yang di akan hadiri oleh pimpinan rumah sakit serta seluruh kepala bagian. Di
harapkan dengan adanya rapat tersebut dapat memberikan masukkan yang
baru dari para karyawan.
5. Pengawasan dan Monitoring
Pengawasan dan monitoring dilaksakan terus menerus secara langsung oleh
dewan pengawasan internal, dan kepala bagian keuangan. Pemeriksaan dilakukan
secara mendadak agar dapat menghindari adanya tindakan kecurangan yang akan
di lakukan oleh para karyawan. Pemeriksaan fisik di lakukan sesuai dengan
laporan pendapatan bulanan dan tahunan, apakah hasil dari pemeriksaan fisik
sama dengan yang tertulis dalam laporan keuangan rumah sakit. Adanya teguran
secara lisan biasannya diberikan kepada karyawan yang melakukan kesalahan
yang bersifat ringan dan masih bisa diperbaiki. Sedangkan peringatan tertulis
akan diberikan kepada karyawan yang melakukan kesalahan berat dan tidak
dapat diperbaiki, hal ini biasanya melalui surat peringatan (SP) yang diberikan
sesuai dengan jenis kesalahan yang dibuat oleh karyawan.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal yang
diterapkan sudah cukup baik karena telah memenuhi kelima unsur pengendalian
internal yang ditetapkan oleh COSO. Akan tetapi masih perlu perbaikan untuk
meningkatkan sistem pengendalian tersebut. Diantaranya keberadaan flowchart akan
sangat membantu pihak manajemen dalam melihat dan mengevaluasi kinerja rumah
sakit.

10
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dihasilkan penulis setelah melakukan penelitian pada
RSUD Kabupaten Jombang adalah bahwa sistem informasi akuntansi yang telah
diterapkan dengan analisis pengendalian internal cukup baik karena telah
menerapkan kelima bentuk pengendaliannya, meliputi:
1. Pengendalian lingkungan yang meliputi kesadaran dari setiap pegawai untuk
tetap menjunjung tinggi nilai etika dalam bekerja. Selain itu juga setiap pegawai
berkomitmen dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
2. Penilaian resiko yang meliputi beberapa hal dalam rangka meminimalisir
terjadinya kecurangan-kecurangan yang mungkin dilakukan oleh setiap pegawai.
Selain itu pembuatan dokumen dalam beberapa rangkap juga dapat membantu
pengendalian resiko yang baik bagi pihak rumah sakit.
3. Dari keempat bentuk pengendalian aktivitas yang meliputi pengendalian
pemrosesan informasi, pemisahan tugas, pengendalian fisik, dan telaah kinerja
sudah cukup baik. Akan tetapi, untuk pengendalian terhadap asset fisik kurang
baik. Hal ini dapat diketahui dari ketiadaan otorisasi dari pihak direktur ketika
bendahara penerimaan kas akan menyetorkan pedapatan hariannya ke Bank.
Maka dari itu perlu diperbaiki dari pihak sub bagian keuangan dan komunikasi
dengan pihak direktur.
4. Pengendalian informasi dan komunikasi yang diterapkan pada sistem informasi
akuntansi siklus penerimaan kas RSUD Kabupaten Jombang sudah cukup baik.
Dapat dikatakan demikian karena RSUD Kabupaten Jombang dapat
menghasilkan informasi yang handal dan dapat dipercaya. Pembuatan laporan
yang dilakukan secara periodic dapat membantu pihak manajemen sebagai acuan
dalam setiap pengambilan keputusan.
5. Pengawasan dan monitoring yang dilakukan dalam siklus penerimaan kas RSUD
Kabupaten Jombang sudah sangat baik. Karena pemeriksaan dilakukan secara
mendadak sehingga akan mengurangi terjadinya kebocoran kas yang mungkin
akan dilakukan. Selain itu teguran teguran yang dilakukan ketika ada pegawai
yang melakukan kesalahan ringan juga sangat baik.

Saran
Bagi Pihak RSUD
Penulis berusaha untuk memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat
bagi pihak RSUD Kabupaten Jombang, yaitu:
1. Adanya otorisasi dari pihak direktur ketika bendahara penerimaan kas akan
menyetorkan pendapatan harian ke Bank. Hal ini dapat membantu proses
pengendalian internal dalam hal perawatan asset fisik perusahaan atau organisasi.
2. Dilakukan perbaikan selama terus menerus setiap tahun dalam hal prosedur
peneriman kas apabila terjadi permasalahan yang muncu.
3. Perlu diadakan pergantian tugas agar karyawan tidak jenuh saat melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
4. Perlu penambahan kasir rawat inap yang bertujuan untuk mempercepat proses
pembayaran pasien rawat inap.

11
5. Pintu masuk untuk pengunjung pasien agar dibuat satu saja, hal ini dapat
menghindari anak yang masih kecil agar tidak dapat memasuki kawasan rumah
sakit melalui pintu lain.
Bagi Peneliti Berikutnya
Saran bagi penelitian Berikutnya, yaitu:
1. Penelitian dilakukan pada Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Rawat Inap (IRI),
Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan Instalasi-instalasi Penunjang.
2. Penelitian menambahkan narasumber lainnya.
3. Hasil dari penelitian bisa diimplementasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, H. George and William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Kesembilan, (Diterjemahkan oleh Julianto Agung Saputra dan Lilis
Setiawati). Yogyakarta : ANDI.
Esterberg, Kristin G. 2002. Qualitative Methods in Social Research. New York: Mc
Graw Hill.
Hall, James A. 2007. Accounting Information System, Buku Dua, Edisi ke-4,
(Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary). Jakarta : Salemba
Empat.
Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi Edisi Keempat. Jakarta: Salemba
Empat.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kusumadewi, Areta Widya. 2014. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus
Pendapatan (Studi Kasus Pada RSUD Dr. “X”). Skripsi. Malang: Program
Sarjana Universitas Brawijaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Nash, John F. 1989. Accounting Information System 2nd edition. PWS-KENT
Publishing Company.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.159b/MENKES/PER/1988
tentang Rumah Sakit
Pradiptasari, Amida Rahma. 2010. Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Instalasi Rawat Inap Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabuoaten Sukoharjo.
Skripsi. Surakarta: Program Studi Diploma III Universitas Sebelas Maret.
Prihanto. 2010. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dari Instalasi
Rawat Inap Pada RSUD Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Program Studi
Diploma III Universitas Sebelas Maret.

12
PSAK Nomer 23 Paragraf 6
Pura, Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi I: Pendekatan Siklus Akuntansi. Jakarta :
Erlangga.
Romney, Marshall B. Steinbart, Paul Jhon. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Edisi
ke-9. Jakarta : Salemba Empat.
Sari, Fauzia Kartika. 2013. Evaluasi Pengendalian Inter Terhadap Penerimaan Kas
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Abepura. Skripsi. Manado: Program Sarjana
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Sarosa, Samiaji. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : PT. Gramedia.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Susan Stainback; William Stainback; Understanding and Conducting Qualitative
Research; Kendal/Hunt Publising Company; Dubuque, Iowa; 1998
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sutabri, Tata. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : ANDI.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Wilkinson, Joseph W., Michael J.Cerullo, Vasant Raval, and Bernard Wong-On-
Wing. 2002. Accounting Information System, 11th Edition : Essential Concepts
and Application. New Jersey : John Willey and Sons, Inc.
World Health Organization

13

Anda mungkin juga menyukai