Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS

PEMBELIAN PADA KLINIK WIDJAJA ASTHMA


CENTRE SURABAYA

OLEH:
PRISKILA CHANDRA SARI WALUYO
3203018095

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di masa pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat yang mulai menjaga dan
memperhatikan kesehatan tubuhnya dengan mengkonsumsi vitamin serta melakukan
perawatan diri. Dengan membangun kebiasaan positif ini, banyak masyarakat yang
semakin peduli terhadap kebersihan lingkungan yang dapat mempengaruhi lingkungan
sekitar. Hal ini juga menjadi peluang bagi pelaku usaha yang bergerak dibidang
kesehatan dan obat-obatan dan perawatan. Salah satunya adalah Klinik Widjaja Asthma
Centre Surabaya (WAC) yang bergerak dibidang kesehatan dan kecantikan. Klinik
Widjaja Asthma Centre didirikan pada tahun 2001 di kota Surabaya, dan telah menjadi
klinik Asthma, kulit, medikasi spa, dan COPD terkemuka di Surabaya. Klinik tersebut
berlokasi di Jl.Dharmahusada Indah timur 7, tepat disebelah Mall Galaxy, dimana mall
tersbut merupakan salah satu icon pusat kunjungan di Surabaya. Spesialis Asthma dan
COPD dipimpin oleh Prof. Adji Widjaja, FCCP, spesialis asthma dan perawatan COPD.
Kulit dan spa medical dipimpin oleh Dr. Enny Susilowati spesialis perawatan kulit dan
peremajaan kulit. Kedua dokter tersebut merupakan penemu dan pendiri dari Klinik
Widjaja Asthma Centre. Dengan menghadirkan fasilitas modern dan atmosfir yang
nyaman, pelayanan professional dan lingkungan yang higienis merupakan prioritas
utama. Widjaja Asthma Centre berkomitmen untuk menyembuhkan dan membantu
konsumen untuk merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih segar.

Tujuan utama dibangunnya suatu usaha adalah untuk menghasilkan keuntungan sehingga
dapat memaksimalkan kekayaan pemilik usaha. Untuk itu, harus dicapai berbagai
kemajuan dalam hal kinerja perusahaan dan diimbangi dengan efisiensi penggunaan aset
atau sumber daya yang dimilikinya secara efektif. Namun didapati dalam rangka
mencapai kemajuan maupun pencapaian dari usaha-usaha tersebut, tidak terdapat sistem
informasi akuntansi yang profesional yang membantu pemilik usaha agar dapat membuat
keputusan yang berkualitas.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana sistem pengendalian internal siklus pembelian pada Klinik Widjaja
Asthma Centre Surabaya".

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pengendalian internal
terhadap siklus pembelian pada Klinik Widjaja Asthma Centre Surabaya sehingga dapat
memberikan kesimpulan serta saran perbaikan yang dapat membantu mengatasi
permasalahan yang terjadi dan mengurangi risiko usaha yang dihadapi.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencangkup siklus pembelian mulai dari prosedur
pembelian dengan menghubungi supplier hingga proses pembelian berhasil sampai
kepada Klinik Widjaja Asthma Centre

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Akademik

Manfaat penelitian ini diharap agar dapat menjadi pembelajaran dan referensi bagi
pembaca yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang memiliki
hubungan dengan judul penelitian di atas serta dapat menambah ilmu pengetahuan
dan membuka wawasan berpikir penulis, dan dapat mengaplikasikannya ditempat
kerja.
1.5.2. Manfaat Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi klinik sebagai masukan dan
pertimbangan dalam menyikapi masalah kekurangan dan kelebihan system
pengendalian Internal Siklus pembelian pada klinik.

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini berdasarkan sistematika penulisan pedoman tugas akhir skripsi, yang
terdiri dari:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir skripsi.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu; landasan teori yaitu sistem informasi
akuntansi, sistem pengendalian internal, siklus pembelian, yang berhubungan dengan
permasalahan pada penelitian ini.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan desain penelitian, jenis dan sumber data, alat dan metode
pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti penelitian yang menjelaskan tentang gambaran umum
perusahaan, deskripsi data, analisis dan pembahasan.

BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab terakhir ini berisi tentang simpulan dari analisis yang telah dilakukan,
keterbatasan yang dialami dan saran yang ingin diberikan untuk membangun
perusahaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi itu adlaah suatu subsistem dari SIM yang
menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang
diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. SIA menelusuri
sejumlah besar informasi mengenai pesanan penjualan, penerimaan barang,
pembayaran, gaji, dan jam kerja.

2.1.2. Sistem Pengendalian Internal.

Mulyadi (1993:166) menyatakan, Sistem Pengendalian Intern mempunyai 4


unsur-unsur pokok, antara lain:

1. Strukstur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara


tegas;

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian


tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan


perlindungan yang cukup terhadap kekayaan;

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi.
Oleh karena itu, organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk ototrisasi atas terlaksanakannya setiap transaksi. Sistem
9otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat
dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi
proses akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan
informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaaan, utang,
pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

3. Praktik yang sehat dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi;

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan


prosedur pencataan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan metode atau cara-cara untuk menjamin praktik
yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya
ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

• Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya


harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Formulir
merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi, maka pengendalian pemakaiannya sebaiknya dengan
menggunakan nomor urut tercetak.
• Pemeriksaan mendadak, dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih
dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan
pemeriksaan mendadak terhadap kegiatan-kegiatan pokok, hal ini
akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
• Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang/satu unit organisasi atau tanpa ada campur tangan
dari orang/unit organisasi lain. Transaksi yang dilaksanakan
dengan campur tangan pihak lain, dapat terjadi Internal chek
terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait,
maka setiap unit organisasi akan melaksanakan organisasi yang
sehat dalam pelaksanaan tugasnya.
• Perputaran jabatan (job rotation), perputaran jabatan yang
diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sehingga persekongkolan di antara
karyawan dapat dihindari.
• Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Karyawan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.
Selama cuti karyawan yang bersangkutan digantikan sementara
oleh pejabat lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam
departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh
pejabat yang menggantikan untuk sementara.
• Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatan; Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan catatan akuntansi, secara periodik harus
diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik
dengan catatan akuntansi.
• Pembentukan organisasi yang bertugas untuk mengecek unsur-
unsur sistem pengendalian intern yang lain. Untuk organisasi ini
disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Agar
dalam menjalankan tugasnya dapat berjalan baik, satuan pengawas
intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi, fungsi
penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta harus bertanggungjawab
langsung kepada manajemen puncak(Direktur Utama). Adanya
satuan pengawas intern dalam perusahaan diharapkan Sistem
Pengendalian Intern dapat terwujud, sehingga kekayaan
perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi akan
terjamin ketelitian dan keandalannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya;

Di antara 4 unsur pokok pengendalian intern tersebut di atas, unsur mutu


karyawan juga merupakan unsur Sistem Pengendalian Intern yang
penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur,
unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang
minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan
2.1.3. Siklus Pembelian.

Menurut Krismiaji (2015:395), sistem persediaan merupakan sistem yang


menyimpan dan memperbarui catatan persediaan serta memperingatkan
manajer akan jenis barang tertentu yang perlu ditambah.Siklus persediaan
berhubungan erat dengan siklus-siklus lainnya yaitu siklus pembelian dan
siklus penjualan. Siklus persediaan dimulai ketika memperoleh barang melalui
siklus pembelian dan berakhir pada saat perusahaan menyerahkan barang ke
pelanggan melalui siklus penjualan. Fungsi-fungsi yang terdapat pada siklus
persediaan perusahaan dagang (Elder dkk., 2011b:226-229), terdiri dari:

 Pemrosesan pesanan pembelian, merupakan awal dari siklus persediaan


yang biasanya dilakukan oleh bagian yang membutuhkan penambahan
persediaan. Pesanan pembelian menggunakan formulir permintaan
pembelian untuk meminta bagian pembelian melakukan pemesanan
persediaan.
 Penerimaan persediaan, dilakukan oleh bagian penerimaan yang akan
memeriksa kuantitas dan kualitas barang serta membuat laporan
penerimaan. Setelah memeriksa barang, bagian penerimaan akan
mengirimkan barang ke bagian penyimpanan dan mengirimkan salinan
laporan penerimaan barang ke bagian pembelian, penyimpanan dan utang.
 Penyimpanan persediaan, dilakukan oleh bagian penyimpanan untuk
menyimpan barang sampai barang terjual
 Pengiriman persediaan, merupakan proses pertukaran aset oleh perusahaan
dan pelanggan. Perusahaan akan mengirimkan barang ke pelanggan yang
akan ditukar dengan kas atau aset lainnya oleh pelanggan. Pengiriman
barang harus diotorisasi menggunakan dokumen pengiriman yang telah
disetujui.
Gambar 2.1
Flowchart Pembelian
Sumber: Krismiaji (2015:353)
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Fowchart Pembelian
Sumber: Krismiaji (2015:353)
2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Ringkasan Tujuan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Kristianti Heryanto Penelitian


(2017) (2020) sekarang
1 Tujuan Penelitian Analisis Evaluasi sistem Analisis sistem
pengendalian pengendalian pengendalian
internal dalam internal siklus internal siklus
siklus pendapatan pembelian
pembelian pada pada PT.
divisi kacang Inhutani I
atom PT. Persero, Gresik.
Garudafood
Putra Putri Jaya.

2 Objek Penelitian PT. Garudafood PT. Inhutani I Klinik Widjaja


Putra Putri Jaya Persero, Gresik. Asthma Centre
Surabaya

3 Cakupan Sistem Sistem Sistem Sistem


Pembelian Pendapatan Pembelian
2.3. Rerangka Konseptual

Pengendalian internal siklus pembelian merupakan suatu hal terpenting dalam


perusahaan, dimana hal tersebut bertujuan sebagai pendongkrak rantai kehidupan
perusahaan dan pengatur setiap proses aktivitas bisnis di perusahaan tersebut. Widjaja
Asthma Centre merupakan objek penelitian yang bertujuan untuk membantu
menganalisis permasalahan pada siklus pembelian serta memberikan bantuan untuk
solusi.

INDIKASI PERMASALAHAN

SOP yang bersifat kurang efektif dalam halnya keamanan dan kelengkapan data

AKIBAT PERMASALAHAN

Terjadinya kesalahan data atau miskomunikasi terhadap SP dan kurangnya input

SOLUSI

Mengidentifikasi dan mengembangkan sistem pengendalian internal siklus pembelian


pada Klinik Widjaja Asthma Centre

Gambar 2.2
Rerangka Konseptual
DAFTAR PUSTAKA

Elder, d. (n.d.). Jasa Auditdan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) (1 ed.).
(E. T. Aryani, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.

Hall, J. A. (2011). Accounting Information System.

Heryanto, J. Z. (2020). Evaluasi sistem pengendalian internal siklus pendapatan pada PT.
Inhutani I Persero, Gresik. Retrieved from repository:
http://repository.wima.ac.id/21209/

Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Kristianti, D. N. (2017). Analisis Sistem Pembelian untuk Meningkatkan Pengendalian


Internal (Studi Kasus pada Divisi Kacang Atom PT Garudafood Putra Putri Jaya).
Retrieved from repository: http://repository.wima.ac.id/13331/

Mulyadi. (1993). Sistemi Akuntansi. Salemba Empat.

O' Brien, J. A. (2010). Introduction to Information Systems. The McGraw-Hill Companies,


Inc.

Rama, D. V., & Jones, F. L. (n.d.). SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (1 ed.). Salemba
Empat.

Yulianthi, A. D., & Astuti, N. W. (2014, Desember). ANALISIS SISTEM


PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PEMBELIAN (Studi Kasus Pada
The Wing Ed-Hotel). 4.

Anda mungkin juga menyukai