Anda di halaman 1dari 7

Analisis Common Size

Analisis common size dapat disusun dengan cara tiap – tiap rekening dalam laporan
Laba Rugi dan Laporan posisi keuangan menjadi proporsi dari total penjualan ( untuk laporan
Laba Rugi ) dan dari total aset (untuk Laporan posisi keuangan ).

Analisis ini bertujuan untuk memudahkan pembacaan data – data keuangan untuk
beberapa periode waktu dan untuk melihat perubahan trend nya.

Perusahaan yang di analisis dalam laporan ini meliputi (perhitungan terlampir):

1. PT Astra Agro Lestari Tbk


2. PT Eagle High Plantation Tbk
3. PT Sinarmas agro resources Tehcnologi Tbk
4. PT Sampoerna agro Tbk
5. PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk

1. PT Astra Agro Lestari Tbk

Pada laporan posisi keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk tahun 2011 komponen aset
lancarnya berjumlah 18,20% dari total aset tahun tersebut. Dimana dalam proporsi tersebut
kas dan setara kas memiliki komponen terbesar yaitu 8,21% dari total aset, setelah itu
persediaan sebesar 7,54% dari total aset. Aset tidak lancar perusahaan berjumlah 81,51% dari
total aset. Pada aset tidak lancar ini komponen aset tetap memiliki ukuran terbesar yaitu
33,56% dari total aset sedangkan komponen tanaman belum menghasilkannya berjumlah
23,95% dari total aset. Pada sisi liabilitas dan ekuitas, jumlah liabilitas adalah 17,43% dari
total liabilitas dan ekuitas. Dimana total liabilitas jangka pendek sebesar 14,11% dan liabilitas
jangka panjang sebesar 3,31%. Sedangan dari sisi ekuitasnya berjumlah 82,57% dari total
liabilitas dan ekuitas.

Pada tahun 2012, total aset lancar menurun dari tahun 2011 menjadi 14,34% dari total
aset dimana persediaan memiliki persentase terbesar yaitu 10,06% dari total aset. Total aset
tidak lancarnya naik dari tahun 2011 menjadi 85,66% dari total aset. Pada posisi liabilitas dan
ekuitasnya, pada tahun 2012, total liabilitas jangka pendek naik dari tahun 2011 menjadi
20,94% dari total liabilitas dan ekuitas tahun itu dan liabilitas jangka panjangnya berjumlah
3,65%. Total liabilitas perusahaan terhadap total liabilitas dan ekuitasnya adalah 24,59%.
Pada sisi ekuitas, pada tahun 2012 ini jumlahnya turun menjadi 75,41% dari total liabilitas
dan ekuitasnya.

Pada tahun 2013, total aset lancar menurun dari tahun 2012 menjadi 11,31% dari total
aset. Total aset tidak lancarnya naik dari tahun 2012 menjadi 88,69% dari total aset. Pada
posisi liabilitas dan ekuitasnya, pada tahun 2013, total liabilitas jangka pendek naik dari
tahun 2012 menjadi 25,12% dari total liabilitas dan ekuitas tahun itu dan liabilitas jangka
panjangnya berjumlah 6,29%. Total liabilitas perusahaan terhadap total liabilitas dan
ekuitasnya adalah 31,42%. Pada sisi ekuitas, pada tahun 2013 jumlahnya turun menjadi
68,62% dari total liabilitas dan ekuitasnya.

Di tahun 2014, total aset lancar naik dari tahun 2013 menjadi 12,95% dari total aset.
Total aset tidak lancarnya naik dari tahun 2013 menjadi 87,05% dari total aset. Pada posisi
liabilitas dan ekuitasnya, pada tahun 2014, total liabilitas jangka pendek turun dari tahun
2013 menjadi 22,15% dari total liabilitas dan ekuitas tahun itu dan liabilitas jangka
panjangnya berjumlah 14,06%. Total liabilitas perusahaan terhadap total liabilitas dan
ekuitasnya adalah 25,30%. Pada sisi ekuitas, pada tahun 2014 jumlahnya turun menjadi
63,79% dari total liabilitas dan ekuitasnya.

Dan di tahun 2015, total aset lancar naik dari tahun 2014 menjadi 13,08% dari total
aset. Total aset tidak lancarnya turun dari tahun 2014 menjadi 86,92% dari total aset. Pada
posisi liabilitas dan ekuitasnya, pada tahun 2015, total liabilitas jangka pendek turun dari
tahun 2014 menjadi 16,37% dari total liabilitas dan ekuitas tahun itu dan liabilitas jangka
panjangnya berjumlah 29,25%. Total liabilitas perusahaan terhadap total liabilitas dan
ekuitasnya adalah 45,62%. Pada sisi ekuitas, pada tahun 2015 jumlahnya turun menjadi
54,38% dari total liabilitas dan ekuitasnya.

Pada sisi laporan laba rugi perusahaan, pada tahun 2011 beban pokok penjualan
berjumlah 63,47% dari total penjualan saat itu. Laba komprehensif yang diperoleh berjumlah
23,19% dari total penjualan tahun tersebut. Pada tahun 2012, beban pokok penjualan turun
menjadi 62,32% total laba komprehensif yang diperoleh pun turun menjadi 21,22%. Pada
tahun 2013, beban pokok penjualan naik menjadi 67,80%. Laba komprehensif pun juga ikut
turun menjadi 15,28%. Pada tahun 2014 beban pokok penjualan masih naik yaitu sebesar
69,63% dari total penjualan saat itu. Namun laba komprehensif naik sedikit menjadi 15,85%.
Pada tahun 2015, beban pokok penjualan berjumlah 76,40% dari total penjualan saat itu.
Laba komprehensif pun menurun signifikan yaitu 5,28%.
2. PT Eagle High Plantation Tbk

Dari sisi laporan posisi keuangan pada tahun 2011 komponen aset lancar sebagian
besar dari Investasi Jangka pendek 5,08% dari total aset, hal ini berarti perusahaan banyak
menginvestasikan uangnya dibanding dijadikan kas atau digunakan untuk pembelian aset.
Persediaan 4,70% dari total aset mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan
dalam melakukan penjualan. Proporsi jumlah aset lancar terhadap total aset adalah sebesar
12,29%. Ini berarti perusahaan akan susah untuk memenuhi kewajiban jangka pendek karena
aset lancar perusahaan kurang likuid.

Dari sisi aset tidak lancar, aset tetap memiliki proporsi paling besar yaitu sebanyak
50,05% . setelah itu pembibitan sebesar 4,06%. Jumlah aset tidak lancar ini mendominasi
total aset yaitu sebesar 87,71%.

Jika dilihat dari sisi liabilitas, liabilitas jangka pendek hanya sebesar 14,41% dimana
proporsi yang paling besar dipegang oleh hutang usaha pihak ketiga sebanyak 5,83% dari
total liabilitas dan ekuitas. Setelah itu pinjaman bank jangka panjang yang akan jatuh tempo
dalm setahun sebesar 2,37%, pinjaman bank jangka pendek 2,04%. Jika dilihat dari aset
lancar yang dimilikinya, perusahaan ini akan mengalami kesulitan dalam membayar liabilitas
janka pendek ini sehingga perusahaan ini pada tahun 2011 sangat tidak likuid, terbukti karena
keadaan ini diikuti dengan semakin besarnya jumlah hutang usaha perusahaan.

Proporsi liabilitas jangka panjang adalah 45,86% dari totas liabilitas dan ekuitas.
Pinjaman bank jangka panjang porsinya 25,41%, utang obligasi 19,33%. Hal ini tidak
masalah karena perusahaan masih memiliki banyak aset tidak lancarnya untuk menjamin
hutang jangka panjang ini. Sementara proporsi ekuitas adalah sebanyak 39,73%.

Dari sisi laporan posisi keuangan pada tahun 2012, aset lancar hanya memliki porsi 6,82%
dati total aset. Dimana persediaan memiliki jumlah paling besar sebanyak 4,39%. Kas juga
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 1,03%. Hal ini berarti terjadi
penurunan likuiditas perusahaan yang sangat drastis.

Aset tetap perusahaan menurun menjadi 48,13%. Namun tanaman belum


menghasilkan naik menjadi 16,67%. Hal ini berarti perusahaan sedang meningkatkan
penanaman bibit. Jumlah aset tidak lancar lainnya naik menjadi 14,06%. Dan aset tidak
lancar perusahaan totalnya naik menjadi 93,18% dari total aset 2012.
Untuk liabilitas, liabilitas jangka pendek menurun menjadi 10,47%. Hal ini sangat
baik karena perusahaan telah mengangsur hutangnya dengan baik terbukti dengan penurunan
jumlah aset lancar perusahaan. Liabilitas jangka panjang sebesar 55,61% dimana pinjaman
bank jangka panjang naik menjadi 40,20% dan utang obligasi turun menjadi 14,15%.
Perusahaan mengumpulkan dana tambahan dengan cara melakukan pinjaman bank. Sehingga
jumlah liabilitasnya naik menjadi 66,09% terhadap total liabilitas dan ekuitas.

Sementara untuk ekuitas sendiri mengalami penurunan sebesar 33,91%. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami penurunan laba sehingga mempengaruhi
ekuitas.

Penjualan 2011

Beban pokok penjualan proporsinya 30,88%. Hal ini membuktikan perusahaan sangat
mampu mengatur strategi produksi yang efektif karena beban pokok penjualannya bisa
dibilang rendah sehingga laba kotornya 69,12% dari penjualan. Jumlah beban usaha memiliki
proporsi paling besar yaitu 14,75%. Sementara laba bersih perusahaan sebesar 36,07% dari
total penjualan. Pada tahun 2011 ini perusahaan melakukan penjualan dengan sangat baik

Penjualan 2012

Beban pokok penjualan proporsinya naik menjadi 39,51%. Perusahaan mengalami


penurunan kinerja produksinya. Beban usaha pun naik sebanyak 12,79% dari penjualan.
Sehingga laba bersih turun menjadi 27,77%. Perusahaan mengalami penurunan kinerja dari
tahun ke tahun sehingga pada akhir tahun 2015 perusahaan mengalami rugi yang sangat
signifkan sebesar -6,78% dari penjualan.

Kesimpulan

Pt Eagle High Plantation bisa memaksimalkan kinerja penjualan pada tahun 2011
sehingga memperoleh laba yang sangat baik. Namun ia tidak dapat mempertahankan kinerja
tersebut sehingga untuk tahun berikutnya perusahaan mengalami penurunan laba dan pada
tahun 2015 merupakan tahun terburuk perusahaan karena ia mengalami rugi yang sangat
signifikan dengan total penjualan tahun itu.
3. PT Sinarmas Agro Resources and Tehcnology Tbk

Jumlah aset lancar pada tahun 2011 adalah 53,96% dari total aset perusahaan dimana
piutang usaha pihak berelasi 19,30% dan persediaan 19,29%. Artinya perusahaan pada tahun
2011 ini memiliki kemampuan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya dengan sangat
baik. Sementara aset tidak lancarnya berjumlah 46,04% dari total aset dimana aset tetap
dimiliki sebesar 30,85%.

Dari sisi liabilitas, 28,86% adalah porsi dari liabilitas jangka pendek terhadap total
liabilitas dan ekuitas. Dimana utang bank jangka pendek sebesar 13,93%. Hal ini masih aman
karena perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk menjaminnya. Sementara untuk
liabilitas jangka panjang ada utang kepada pihak berelasi dengan porsi yang besar yaitu
12,84%. Dan total liabilitas 50,17%. Hal ini mengindikasikan perusahaan sangat mampu
untuk mengendalikan liabilitasnya dan mengukurnya dengan kemampuan perusahaan melalui
aset yang dimilikinya.

Perusahaan memiliki proporsi ekuitas yang dibilang aman yaitu 49,83%. Hampir
seimbang dengan liabilitas yang dimilikinya.

Penjualan

Walaupun perusahaan memiliki laporan posisi keuangan yang baik, penjualan


perusahaan pada tahun 2011 ini mengalami keadaan yang buruk. Hal ini disebabkan karena
kurang efektif dan efisiennya beban pokok penjualan yang digunakan. Beban pokok
penjualan tersebut mendominasi angka penjualan yaitu sebesar 76,25%. Sehingga laba kotor
yang dihasilkan sangat sedikit. Pada tahun 2011 sendiri perusahaan menghasilkan laba yang
kecil yakni 5,65% dari total penjualan. Dari tahun ke tahun penggunaan beban pokok
penjualan semakin besar. Sehingga laba yang dihasilan perusahaan pun juga semakin kecil.
Pada tahun 2015 perusahaan mengalami rugi sebesar 0,77% dari total penjualan. Hal itu
diakibatkan salah satunya karena penggunaan beban pokok penjualan yang sangat besar pada
tahun itu.

Kesimpulan

Perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi jika ia mampu mengelola beban pokok
penjualan dengan baik. Untuk laba sendiri, perusahaan ini mengalami fluktuasi laba dari
tahun ke tahun namun karena dengan semakin meningkatnya beban pokok penjualan pada
tahun 2015 tanpa diikuti dengan pendapatan yang signifikan sehingga pada tahun 2015
perusahaan mengalami rugi sebesar 0,78%.

4. PT Sampoerna Agro Tbk

Jumlah aset lancar pada tahun 2011 sebesar 22,94% dari total aset. Di dominasi oleh
kas sebesar 10,22% dan persediaan 9,79%. 77,06% adalah proporsi aset tidak lancar dari total
aset yang dimiliki. Hal ini berarti perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang dengan memiliki aset tidak lancar yang cukup untuk menjaminnya.

Dari sisi liabilitas, perusahaan memiliki 14,43% dari liabilitas jangka pendek. Jika
dibandingkan dengan aset lancar yang dimiliki, perusahaan ini dibilang sanggup untuk
memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Untuk liabilitas jangka panjang, perusahaan memiliki
12,29% dari total liabilitas dan ekuitas. Perusahaan ini bisa dibilang likuid dalam hal
memenuhi kewajibannya karena proporsi liabitas ini kecil dibanding ekuitas yang
dimilikinya.

Sementara jumlah ekuitas bersih mendominasi sebesar 73,28% dari total liabilitas dan
ekuitas. Ini berarti perusahaan memiliki modal yang besar untuk terus melanjutkan
usahanya.untuk tahun- tahun berikutnya perusahaan mengalami penurunan dari proporsi
modal dan adanya kenaikan liabilitas. Sementara untuk aset yang dimiliki perusahaan lebih
meningkatkan kepada aset tidak lancarnya karena jumlah aset tersebut meningkat dari tahun
ke tahun.

Penjualan

Beban pokok penjualan memiliki proporsi yang besar yakni 66,24% dari total
penjualan. Hal ini mengakibatkan laba bruto yang dihasilkan kecil. Namun perusahaan masih
dapat memperoleh laba sebesar 17,49% dari total penjualan karena beban lain yang
mempengaruhi penjualan sangat kecil. Jika perusahaan dapat meminimalkan beban pokok
penjualannya, maka kemungkinan laba yang akan diperoleh akan besar. Dari tahun ke tahun
beban pokok penjualan pun semakin meningkat sehingga laba yang dihasilkan pun juga
selalu menurun namun belum sampai mencapai kerugian.
5. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Pada tahun 2011, perusahaan memiliki aset lancar dengan proporsi sebesar 7,32% dari
total aset. Proporsi aset tidak lancarnya adalah 92,68% dari total aset. Dari sisi liabilitas, total
liabilitas jangka pendek adalah 18,41% dari total liabilitas dan ekuitas perusahaan.
Sedangkan liabilitas jangka panjangnya adalah 33,16%. Total seluruh liabilita adalah 51,57 %
dari total liabilitas dan ekuitas tahun itu. Pada sisi ekuitas, proporsinya 48,43% dari total
liabilitas dan ekuitasnya.

Pada tahun 2012, total aset lancar perusahaan naik drastis menjadi 19,96%. Hal ini
didukung dengan adanya aset tidak lancar yang dimiliki yang akan dijual sebesar 13,34%.
Sementara total aset tidak lancarnya turun menjadi 80,04%. Pada sisi liabilitas, total liabilitas
jangka pendek turun menjadi 15,81% dan liabilitas jangka panjang naik menjadi 45,20%.
Sehingga total liabilitas terhadap total liabilitas dan ekuitas tahun tersebut berjumlah 58,31%.
Ekuitas pada tahun ini turun menjadi 41,69% dari total liabilitas dan ekuitasnya.

Pada tahun 2013 hingga tahun 2015 adanya penurunan jumlah aset lancar perusahaan.
Sehingga pada aset tidak lancar ada kenaikan pada setiap tahunnya hingga 2015. Dari sisi
liabilitas dari tahun 2013 hingga tahun 2015 terjadi kenaikan liabilitas. Ekuitas perusahaan
pun menurun dari tahun ke tahun hingga tahun 2015.

Penjualan

Pada tahun 2011, dari 100%penjualan, 60,71% dari penjualan tersebut dikeluarkan
untuk beban pokok penjualan. Sementara laba komprehensif pada tahun tersebut berjumlah
18,31%. Pada tahun 2012, beban pokok penjualan naik menjadi 69,88%. Pada tahun ini
perusahaan mengalami rugi yang sangat drastis yaitu 44,20%. Kerugian ini disebabkan oleh
semakin besarnya beban keuangan yaitu 22,28% dari penjualan dan beban umum 13,70%
dari penjualan yang ditanggung perusahaan. Pada tahun 2013, beban pokok penjualan
berjumlah 71,54%. Hal ini naik dari tahun sebelumnya. Rugi komprehensif pada tahun ini
berjumlah 14,67% dari penjualan. Pada tahun 2014, beban pokok penjualan
berjumlah72,29% dari penjualan saat itu. Namun pada tahun ini perusahaa dapat membentuk
laba komprehensif sebesar 27,50%. Pada tahun 2015 beban pokok penjualan perusahaan pada
tahun ini berjumlah 74,59 %. Laba komprehensif yang diperoleh adalah 37,63% dari total
penjualan.

Anda mungkin juga menyukai