BAB I
PENDAHULUAN
dalam sebuah perusahaan berskala besar maupun kecil. Baik profit maupun non
dengan perusahaan lainnya semakin ketat, belum lagi kondisi perekonomian yang
kebangkrutan.
Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan
1
2
aktivitas keuangan perusahaan selama periode satu tahun atau terhitung mulai
pada awal tahun (bulan Januari) hingga akhir tahun (bulan Desember) atau pada
Salah satu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
perusahaan farmasi. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset. Salah
satu hal yang tidak bisa dihindari adalah timbulnya persaingan yang tajam antar
untuk mampu bersaing dengan cara membuat inovasi, promosi dan sistem
jangka panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan
hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi. Rasio likuiditas terdiri dari debt to asset
Debt to asset ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan subsektor farmasi di BEI tidak sejalan dengan kinerja keuangan yang
menurun pada beberapa periode. Angka kenaikan yang terjadi tidak sebanding
Debt to equity ratio (DER) ialah suatu rasio keuangan yang menunjukkan
proporsi relatif antara ekuitas dan hutang yang digunakan untuk membiayai aset
perusahaan. Rasio debt to equity ini juga dikenal sebagai rasio leverage (rasio
pengungkit) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa baik struktur
Penurunan yang cukup tajam dialami oleh DER pada seluruh perusahaan
tidak stabil. Namun, pada periode 2018 angka DER menanjak naik, akan tetapi
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau
efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau aset (aktiva)
yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam
rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan
dengan baik. Rasio ini terdiri dari fixed asset turn over (FATO) dan Total asset
Fixed asset turn over (FATO) merupakan rasio aktivitas (rasio efisiensi)
yang mengukur seberapa efektif dan efisien perusahaan menggunakan aset atau
memiliki rasio perputaran aktiva tetap atau aset tetap yang tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut mampu untuk mengelola aset tetapnya secara efisien
4
dan efektif. Aset tetap sangat penting untuk diperhitungkan karena aset tetap ini
aset yang tersedia sebagai modal yang mampu meraup pendapatan yang
diharapkan. Angka FATO yang fluktuatif terjadi pada setiap periode dari 2014
hingga 2018.
Total asset turn over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai perputaran semua aktiva yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan juga
menilai seberapa besar jumlah penjualan yang didapat dari setiap laba yang
dihasilkan.
Sejalan dengan FATO, TATO juga mengalami fluktuasi angka. Hal ini
perusahaan.
Tabel 1.1
Perkembangan Rasio Solvabilitas pada Perusahaan Farmasi
yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Rasio Solvabilitas
No Kode Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to Equity Ratio (DER)
Emiten 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA 0,22 0,29 0,30 0,32 0,29 0,28 0,41 0,42 0,47 0,41
2 INAF 0,53 0,61 0,58 0,66 0,68 1,11 1,59 1,40 1,91 2,10
3 KAEF 0,39 0,42 0,51 0,58 0,68 0,64 0,74 1,03 1,37 2,10
4 KLBF 0,22 0,20 0,18 0,16 0,17 0,27 0,25 0,22 0,20 0,20
5 MERK 0,23 0,26 0,22 0,27 0,28 0,29 0,35 0,28 0,37 0,39
6 PYFA 0,44 0,37 0,37 0,32 0,40 0,79 0,58 0,58 0,47 0,66
7 SCPI 1,03 0,93 0,83 0,74 0,71 -31,04 13,98 4,95 2,79 2,41
8 SIDO 0,07 0,07 0,08 0,08 0,09 0,07 0,08 0,08 0,09 0,10
9 TSPC 0,26 0,31 0,30 0,32 0,30 0,35 0,45 0,42 0,46 0,43
Rasio Pertumbuhan 2,06 -2,60 2,37 4,35 167,66 -49,10 -13,33 8,24
Sumber : www.idx.co.id
5
yaitu pada tahun 2015 terjadi peningkatan DAR sebesar 2,06% dan DER sebesar
167,66%. Tahun 2016 terjadi penurunan DAR sebesar 2,60% dan DER sebesar
49,10%. Tahun 2017 terjadi peningkatan DAR sebesar 2,37% dan penurunan
DER sebesar 13,33%. Tahun 2018 terjadi peningkatan DAR sebesar 4,35% dan
Pada tahun 2016, debt to asset ratio (DAR) mengalami penurunan dari
tahun 2015 dengan persentase sebesar 2,60%. Pada tahun yang sama, debt to
equity ratio (DER) merupakan penurunan persentase tertinggi dalam periode 2014
Tabel 1.2
Perkembangan Rasio Aktivitas pada Perusahaan Farmasi
yang Terdaftar di BEI selama Periode 2014-2018
Rasio Aktivitas
No Kode Fixed Asset Turn Over (FATO) Total Asset Turn Over (TATO)
Emiten 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA 4.13 5.06 3.59 3.98 3.20 0.89 0.95 0.95 0.96 0.73
2 INAF 3.50 4.07 3.93 3.35 1.50 1.11 1.06 1.21 1.07 0.49
3 KAEF 8.10 7.13 5.77 3.63 2.29 1.52 1.50 1.26 1.01 0.62
4 KLBF 5.10 4.54 4.25 3.78 2.64 1.40 1.31 1.27 1.21 0.89
5 MERK 10.61 8.88 7.96 6.51 5.10 1.20 1.53 1.39 1.37 1.04
6 PYFA 2.42 2.59 2.71 2.94 2.12 1.29 1.36 1.30 1.40 0.99
7 SCPI 3.91 9.47 10.25 8.95 4.02 0.73 1.50 1.72 1.61 0.68
8 SIDO 2.78 2.31 2.44 2.12 1.30 0.78 0.79 0.86 0.81 0.60
9 TSPC 4.83 5.06 5.06 4.82 3.41 1.34 1.30 1.39 1.29 0.97
Rasio Pertumbuhan 8.18 -6.39 -12.84 -36.11 1.03 0.05 -0.63 -3.72
Sumber : www.idx.co.id
periode 2014-2018 yaitu pada tahun 2015 terjadi peningkatan FATO sebesar
6
8,18% dan TATO sebesar 1,03%. Tahun 2016 terjadi penurunan FATO sebesar
-6,39% dan peningkatan TATO sebesar 0,05%. Tahun 2017 terjadi penurunan
FATO sebesar 12,84% dan TATO sebesar 0,63%. Tahun 2018 terjadi penurunan
Pada tahun 2018, fixed asset turn over (FATO) mengalami penurunan
paling signifikan dalam periode 2014 hingga 2018 dengan persentase sebesar
36,11%. Hal ini diikuti pula oleh total asset turn over (TATO), dimana persentase
Tabel 1.3
Perkembangan Kinerja Keuangan (Return on Asset) pada Perusahaan
Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode 2014-2018
Kinerja Keuangan
No Kode Return on Asset (ROA)
Emiten 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA 6.55 7.84 9.93 9.89 9.63
2 INAF 0.09 0.43 -1.26 -3.03 -2.3
3 KAEF 7.97 7.82 5.89 5.44 2.62
4 KLBF 17.06 15.02 15.44 14.76 10.46
5 MERK 25.32 22.22 20.68 17.4 15.58
6 PYFA 1.54 1.93 3.08 4.47 2.29
7 SCPI -4.74 9.22 9.67 9.05 7.13
8 SIDO 14.72 15.65 16.08 16.9 14.83
9 TSPC 10.45 8.42 8.28 7.5 5.7
Rasio Pertumbuhan 12.15 -0.86 -6.16 -19.96
Sumber : www.idx.co.id
yang terdaftar di BEI selama periode 2014-2018 yaitu pada tahun 2015 terjadi
Tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 6,16% dan pada tahun 2018 terjadi
struktur modal terhadap kinerja keuangan pada perusahaan farmasi yang terdaftar
DAR dan DER serta objek penelitian sedangkan perbedaan pada variabel LDR
Malalui penelitian yang dijelaskan oleh Dian (2017) yaitu analisis rasio
keuangan. Persamaan penelitian pada variabel DER, FATO dan TATO serta objek
penelitian sedangkan perbedaan pada CR, QR, DR, GPM, NPM dan ROE.
Selama periode 2016 hingga 2018 atau pada tiga tahun terakhir, kinerja
apakah penurun kinerja keuangan tersebut disebabkan oleh dua faktor yang telah
sebuah penelitian. Menurut Nazir (2009;111), peneliti harus dapat memilih suatu
8
ini adalah : Apakah nilai rasio solvabilitas yang terdiri dari Debt to Asset Ratio
(DAR), Debt to Equity Ratio (DER) dan rasio aktivitas yang terdiri dari Fixed
Asset Turn Over (FATO), Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh secara
serempak dan parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar
di BEI?
kesimpulan penelitian.
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai rasio solvabilitas
yang terdiri dari Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) dan rasio
aktivitas yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over (FATO), Total Asset Turn Over
adalah menjelaskan manfaat penelitian yang berupa hasil penelitian yang telah
dicapai nantinya. Ada beberapa pihak yang akan menerima manfaat dari hasil
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi peneliti
3. Bagi fakultas
akhir.
4. Bagi akademisi
Manfaat penelitian ini sebagai kajian ilmu dan pustaka yang akan
Manfaat penelitian ini sebagai referensi, baik berupa variabel yang diteliti yaitu
nilai rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan kinerja keuangan ataupun objek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan pada perusahaan farmasi yang
(uji-F) dengan nilai Fhitung (17,657) > Ftabel (1,56) sehingga secara serempak DAR,
DER dan LDR mempengaruhi kinerja keuangan. Hasil uji serempak (uji-t), nilai
thitung (-7,355) < ttabel (-2,02) sehingga DAR mempengaruhi kinerja keuangan. Nilai
thitung (-1,556) > ttabel (-2,02), artinya DER tidak mempengaruhi kinerja keuangan.
Nilai thitung (-1,337) > ttabel (-2,02), artinya tidak terdapat pengaruh LDR terhadap
kinerja keuangan.
leverage, aktivitas dan arus kas perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan
(studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI). Hasil uji-F,
secara serempak TIE, FATO, CFS, WCTO, CFROA, DER, ITO dan OI
berpengaruh pada kinerja keuangan dengan nilai Fhitung (9,612) > Ftabel (2,06). Hasil
uji uji-t, TIE mempengaruhi kinerja keuangan karena t hitung (1,772) > ttabel (1,29).
FATO tidak mempengaruhi kinerja keuangan karena thitung (0,839) > ttabel (1,29).
CFS mempengaruhi kinerja keuangan karena thitung (1,383) < ttabel (1,29). WCTO
mempengaruhi kinerja keungan karena thitung (1,597) > ttabel (1,29). CFROA
mempengaruhi kinerja keuangan karena thitung (1,443) > ttabel (1,29). DER
11
12
mempengaruhi kinerja keuangan karena thitung (3,607) > ttabel (1,29). ITO
Henny Setyo Lestari dan Rosiana Dewi (2016) dengan judul pengaruh
terdaftar di BEI. Hasil uji serempak (uji-F), nilai Fhitung (6,198) > Ftabel (3,20),
artinya secara serempak DR, DER dan ICR berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Hasil uji-t, nilai thitung (2,077) > ttabel (1,73) sehingga DR berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. Nilai thitung (-3,902) < ttabel (-1,73) sehingga DER
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Nilai thitung (1,988) > ttabel (1,73)
rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar
di BEI tahun 2012-2016. Hasil uji-F, CR, QR, DR, DER, GPM, NPM, ROE,
FATO dan TATO berpengaruh pada kinerja keuangan dengan nilai F hitung (10,103)
> Ftabel (3,33). Hasil uji parsial nilai thitung CR (-1,707), QR (1,549), DR (2,004),
DER (1,986), GPM (1,908), NPM (-1,981), ROE (2,598), FATO (1,323) dan
TATO (-3,673) > dari ttabel (1,28) serta < (-1,28) sehingga secara parsial seluruh
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji serempak (uji-F),
nilai Fhitung (26,266) > Ftabel (2,80) sehingga CR, TATO, DER, DR dan NPM
13
keuangan. Hasil uji parsial (uji-t), nilai thitung (2,805) > ttabel (1,66), artinya CR
berpengaruh pada ROA. Nilai thitung (1,927) > ttabel (1,66), artinya TATO
berpengaruh pada ROA. Nilai thitung (-1,794) < ttabel (1,66), artinya DER
berpengaruh pada ROA. Nilai thitung (3,208) > ttabel (1,66), artinya DR berpengaruh
pada ROA. Nilai thitung (2,003) > ttabel (1,66), artinya NPM berpengaruh terhadap
ROA. Nilai thitung (1,771) > ttabel (1,66), artinya pertumbuhan penjualan
berpengaruh pada ROA. Nilai thitung (2,018) > ttabel (1,66), artinya ukuran
poin-poin tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio solvabilitas atau yang sering disebut
juga rasio leverage yaitu rasio yang mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut.
digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh
jangka panjang.
14
atau kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari
pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka
panjang.
modal.
6. Menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
7. Menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian
pengguaan modal sendiri atau dai modal pinjaman akan memberikan dampak
tertentu bagi perusahaan. Pihak manjemen harus pandai mengatur rasio kedua
lainnya.
modal.
pengelolaan aktiva.
6. Menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
7. Menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat
keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada.
Dalam praktiknya, terdapat dua jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan
perusahaan, yaitu:
Debt to asset ratio (DAR) menunjukkan seberapa besar total aset yang
(DAR) sebagai proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai
berikut:
Total Hutang
Debt to Asset Ratio (DAR) =
Total Aset
pendanaan bisa diperoleh dari dalam perusahaan (internal financing) dan dari
luar perusahaan (eksternal financing). Modal internal berasal dari laba ditahan,
sedangkan modal dari luar bersumber dari modal sendiri dan melalui hutang.
Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage (solvabilitas)
sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dengan
jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang
Total Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) =
Total Ekuitas
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
yang dimilikinya dapat dikatakan pula rasio ini digunakan untuk mengukur
1. Mengukur seberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang berputar dalam satu periode.
4. Mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal
5. Mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
penjualan.
(2011;119) diantaranya:
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
Hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal
kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjualan yang
digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai pihak
perputaran aset tetap yang terbaik. Oleh karena itu, diperlukan perbandingan
rasio ini untuk perusahaan yang sama dari tahun-tahun sebelumnya untuk
penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan,
yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap.
Penjualan
Fixed Assets Turn Over (FATO) =
Aktiva Tetap
Total assets turnover (TATO) ini sangat penting bagi para kreditur dan
pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan,
karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva
dalam perusahaan.
Penjualan
Total Asset Turn Over (TATO) =
Total Aktiva
kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam
laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca. Sedangkan menurut
disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah suatu usaha formal yang
secara umum.
kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Ada 5 (lima) tahap dalam
(2011;8) yaitu:
Review dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat
tersebut sesuai dengan penerapan kaidah yang berlaku umum dalam dunia
dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan
a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara
bersamaan.
26
Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat dibuat
kondisi sangat baik, baik, sedang/normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah
tersebut.
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi
maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa
laba yang berasal dari aktivitas investasi. Adapun pengertian ROA menurut
Munawir (2004;216), ROA adalah indikator suatu unit usaha untuk memperoleh
27
laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Pengukuran
Laba Bersih
Return on Asset (ROA) =
Total Aset
secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka bagan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
28
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
tanggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
diajukan oleh penulis pada penelitian ini adalah nilai rasio solvabilitas yang terdiri
dari Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) dan rasio aktivitas
yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over (FATO), Total Asset Turn Over (TATO)
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk mengungkapkan apakah ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) dan dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian pengaruh nilai rasio
solvabilitas yang terdiri dari Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio
(DER) dan rasio aktivitas yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over (FATO), Total
Asset Turn Over (TATO) terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi yang
terdaftar di BEI.
dengan situs www.idx.co.id pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2014 – 2018. Waktu penelitian ini dilakukan dari
29
30
Tabel 3.1
Time Schedule
Rancangan Tahun 2019-2020
No Juni Juli Agustus September Oktober November
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Data Penelitian X
2 Penulisan proposal XXX
3 Bimbingan proposal XXXX
4 Seminar proposal X
5 Pengolahan data X
6 Penyelesaian skripsi XX
7 Bimbingan skripsi XXXX
8 Seminar hasil X
9 Sidang meja hijau X
terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, yaitu dengan jumlah 9 perusahaan selama 5 tahun (2014 – 2018)
berjumlah 45 pengamatan.
2. Perusahaan tersebut tidak pernah delisting (tidak keluar) pada periode tahun
2014-2018.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
Kriteria
Kode
No Nama Perusahaan Sampel
Emiten Sampel
1 2 3
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk. √ √ √ 1
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk. √ √ √ 2
3 KAEF Kimia Farma Tbk. √ √ √ 3
4 KLBF Kalbe Farma Tbk. √ √ √ 4
5 MERK Merck Tbk. √ √ √ 5
6 PYFA Pyridam Farma Tbk. √ √ √ 6
7 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. √ √ √ 7
8 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. √ √ √ 8
9 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. √ √ √ 9
Sumber : www.idx.co.id
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang merupakan data yang diperoleh secara langsung yaitu melalui media
yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian khususnya pada perusahaan
yang dipublikasikan perusahaan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data pooling, yaitu gabungan dari
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung
penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal, yaitu
data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan.
1. Pada tahap pertama melalui studi kasus yaitu dengan mengumpulkan data
2. Pada tahap kedua dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
diajukan, maka variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
X4 Total Asset Turn Over (TATO), rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penjualan tertentu.
aktivitas investasi.
34
dengan menggunakan skala rasio yang bersumber dari data laporan keuangan
yang dipublikasikan melalui situs internet. Skala Rasio adalah data yang dapat
dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software
(2009;68), persamaan regresi memberi taksiran respon variabel terikat (Y) untuk
sesuatu nilai variabel bebas (X) yang diberikan. Adapun metode analisis data yang
digunakan untuk menjawab hipotesis ini adalah analisis regresi linier sederhana
Y = a + bX + e
Dimana :
Y = Variabel dependen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
x = Variabel independen
e = Term of error
pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari DAR, DER, FATO dan
berikut:
36
Keterangan :
Y = Kinerja Keuangan
a = Konstanta
X1 = DAR
X2 = DER
X3 = FATO
X4 = TATO
e = Standart Erorr
variabel independen dan variabel dependen tidak sama. Sedangkan bila variabel
independen dan variabel dependen memiliki satuan yang sama maka nilai
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-
benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Uji asumsi klasik
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
independen dan dependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada
prinsipnya normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik)
Data yang baik adalah data yang mempunyai garis lengkung membentuk
lonceng dan harus merata yakni tidak miring ke kiri atau miring ke kanan.
- Jika titik menyebar mengikuti garis diagonal pada grafik P-P Plot
asumsi normalitas.
- Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik P-P Plot, tidak menunjukkan pola terdistribusi
2. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab
itu dianjurkan selain menggunakan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas
- Data residual berdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig. > 5% (0,05)
- Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig. < 5% (0,05)
persebaran datanya sehingga sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan pada
variabel bebas dengan pernyataan pada variabel lainnya sehingga hal tersebut
tidak dianjurkan dan dapat terjadi sebaran data yang sejenis. Agar sebaran data
merata, artinya pernyataan tersebut tidak memiliki makna dan maksud yang sama
maka setiap variabel harus memiliki indikator yang berbeda. Syarat agar sebaran
> 0,1 dan nilai VIF < 10. Jika syarat tersebut dilanggar, maka problem
salah satu indikator yang digunakan. Dominasi tersebut harus dihindarkan karena
sebaran data yang baik adalah data yang tersebar pada seluruh indikator. Syarat
agar terhindar dari heteroskeedastisitas ialah jika titik-titik pada grafik scaterplot
tersebar pada empat bagian melalui penentuan garis lurus disetiap angka 0 pada
Uji Autokorelasi juga dapat dilakukan melalui Run Test. Uji ini merupakan
bagian dari statistik non-parametric yang dapat digunakan untuk menguji apakah
dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) uji Run Test. Apabila nilai Asymp.Sig
(2-tailed) > signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
(Ghozali, 2011;113).
masalah, tujuan penelitian serta adanya dugaan sementara yaitu hipotesis terhadap
ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta hasil uji
dan rasio aktivitas yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over
terdaftar di BEI.
H1 : b1≠b2≠b3≠b4 = 0, artinya bahwa nilai rasio solvabilitas yang terdiri dari debt
(Ghozali, 2011;93). Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan
1. Merumuskan hipotesis, artinya ada dan tidak adanya pengaruh yang signifikan
Ha diterima apabila thitung > ttabel atau sama dengan -thitung < -ttabel dan nilai
signifikansi 5% (0,05)
42
determinasi (R2), yaitu uji yang dilakukan terhadap seluruh variabel bebas
untuk melihat seberapa besar nilai persentase pengaruh bauran seluruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Indikator hasil ditentukan melalui nilai Adjusted R
Square, yaitu nilai yang dipakai apabila dalam suatu penelitian menggunakan tiga
atau lebih variabel bebas. Adapun kriteria yang dihasilkan melalui uji-R2 ini dapat
1. Apabila Adjusted R Square < 0,5, maka hasil dinyatakan kurang baik.
BAB IV
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia menjadi landasan
Bursa Efek Indonesia atau yang dikenal dengan BEI ialah suatu lembaga
yang berada di dalam pasar modal. Dibentuk melalui bersatunya (merger) antara
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 1
Desember 2007. BEJ sendiri dikelola oleh Badan Pengawas Pasar Modal
Belanda yaitu pada tahun 1912 yang berkedudukan di Batavia (saat ini Jakarta)
yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Naumn, keberadaan pasar modal
43
44
Sumber : idx.co.id
memproduksi obat-obatan bagi kesehatan masyarakat yang resmi dan diakui oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Fungsi dan peranan perusahaan
farmasi ini yaitu menjadi distributor atau pemasok obat-obatan bagi seluruh pusat
layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik maupun toko obat dan
apotik.
merupakan salah satu perusahaan manufaktur dari beberapa sektor dan subsektor
yang tergabung di BEI dengan kode sektor 5 dan subsektor 53.Berikut ini adalah
beberapa perusahaan yang berada pada subsektor farmasi yang terdaftar di BEI,
diantaranya:
45
Tabel 4.1
Perusahaan-perusahaan Subsektor Farmasi yang Terdaftar di BEI
Kode Bergabung
No Nama Perusahaan
Emiten Sejak
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk. 11-11-1994
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk. 17-04-2001
3 KAEF Kimia Farma Tbk. 04-07-2001
4 KLBF Kalbe Farma Tbk. 30-07-1991
5 MERK Merck Tbk. 23-07-1981
6 PYFA Pyridam Farma Tbk. 16-10-2001
7 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. 08-01-1990
8 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. 18-12-2013
9 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. 17-01-1994
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2020)
setiap variabel yang terdapat pada penelitian yang bersumber dari laporan
keuangan yang diterbitkan pada periode 2014 hingga 2018. Analisis deskriptif
meliputi nilai terendah, nilai tertinggi nilai rata-rata (mean) dan standard deviasi
Tabel 4.2
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DAR 45 .07 1.03 .3838 .23474
DER 45 -31.04 13.98 .3889 .25883
FATO 45 1.30 10.61 4.5802 2.36717
TATO 45 .49 1.72 1.1256 .30025
ROA 45 -4.74 25.32 8.9693 6.93038
Valid N (listwise) 45
Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2020)
1. DAR mencapai nilai terendah 0,07, nilai tertinggi 1,03, mean 0,3838 dan
2. DER meraih angka terendah -31,04, angka tertinggi 13,98, mean 0,3889 dan
3. FATO menghasilkan nilai terendah 1,30, nilai tertinggi 10,61, mean 4,5802
4. TATO mendapatkan nilai terendah 0,49, nilai tertinggi 1,72, mean 1,1256 dan
5. ROA menghasilkan angka terendah -4,74, angka tertinggi 25,32, mean 8,9693
Berdasarkan analisa pada setiap variabel dalam penelitian ini yang terdiri
dari DAR, DER, FATO, TATO dan ROA, dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel menghasilkan nilai rata-rata (mean) > nilai standar deviasi sehingga data
yang dihasilkan seiap variabel penelitian tidak ditemukan penyimpangan dan dapat
Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan grafik dan
1. Histogram
maupun ke kanan, maka dapat disimpulkan bahwa model sebaran data (regresi)
kiri maupun ke kanan ataupun tidak beraturan, maka model sebaran data
2. P-P Plot
Uji grafik menggunakan P-P Plot berdasarkan garis lurus melalui sumbu
titik-titik sebaran data mengikuti diagonal line atau lurus pada garis tersebut,
memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika titik-titik sebaran data menjauh dan
tidak beraturan, maka dapat disimpulkan bahwa model sebaran data (regresi)
Berdasarkan uji normalitas melalui P-P Plot di atas, garis diagonal diikuti
oleh titik-titik yang diawali dari titik 0,0 pada sumbu X dan Y, artinya sebaran
pada laporan keuangan yang tidak selalu sama pada setiap periodenya sehingga uji
jawaban pasti terhadap asumsi normalitas. Uji yang digunakan adalah Uji
Kolmogorov Smirnov Test. Ketentuannya yaitu jika nilai Asymp > 0,05 maka
Melalui tabel uji statistik yang telah dijabarkan di atas, maka dinyatakan
bahwa data dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas karena nilai
Asymp.Sig (2-tailed) yang dihasilkan memenuhi syarat normalitas yaitu > 0,05
sehingga uji normalitas melalui statistik ini melengkapi hasil uji normalitas
berarti adanya bentuk pernyataan yang identik pada satu variabel bebas dengan
pernyataan pada variabel bebas lainnya sehingga hal tersebut tidak dianjurkan dan
dapat terjadi sebaran data yang sejenis. Agar sebaran data merata, artinya
pernyataan tersebut tidak memiliki makna dan maksud yang sama maka setiap
variabel harus memiliki indikator yang berbeda. Syarat agar sebaran data terhindar
dari permasalahan multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance harus > 0,1
50
dan nilai VIF diwajibkan < 10. Jika syarat tersebut dilanggar, maka peroblem
Tolerance VIF
(Constant)
variabel menghasilkan nilai tolerance seperti DAR (0,901), DER (0,900), FATO
(0,464) dan TATO (0,477) > dari syarat yang telah ditentukan yaitu 0,1 serta nilai
VIF setiap variabel seperti DAR (1,110), DER (1,111) FATO (2,155) dan TATO
(2,096) < dari syarat yang telah ditentukan yakni 10. Maka, dapat disimpulkan
bahwa sebaran data dalam penelitian ini terhindar dari problem multikolinearitas.
salah satu indikator yang digunakan. Dominasi tersebut harus dihindarkan karena
sebaran data yang baik adalah data yang tersebar pada seluruh grafik. Syarat agar
tersebar pada empat bagian melalui penentuan garis lurus disetiap angka 0 pada
tersebar pada seluruh bagian titik 0 pada sumbu X dan Y. Cara mendeteksi apakah
sebaran data terjadi heteroskedastisitas apabila salah satu bagian tidak terlihat
titik-titik yang terbagi melalui titik 0 pada sumbu X dan Y, namun seluruh titik-
52
titik tersebut tersebar keseluruh bagian sehingga dapat disimpukan bahwa data
Run Test. Uji ini merupakan bagian dari statistik non-parametric yang dapat
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) uji
Run Test. Apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) > signifikansi 0,05 maka dapat
bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) 0,098 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
setiap variabel bebas terhadap variabel terikat, artinya jika nilai koefisien bernilai
positif maka variabel bebas akan memberikan dampak positif terhadap variabel
terikat. Regresi linear berganda dilakukan karena variabel bebas yang digunakan
diterangkan bahwa hubungan yang terjadi dari setiap variabel bebas yang terdiri
dari DAR, DER, FATO dan TATO terhadap variabel terikatnya yaotu kinerja
berikut:
1. Konstanta yang dihasilkan sebesar 15,943, artinya apabila setiap nilai yang
dihasilkan oleh variabel bebas yang terdiri dari DAR (X1), DER (X2), FATO
54
(X3) dan TATO (X4) menunjukkan kestabilan (konstan) dengan nilai seperti
2. Koefisien regresi variabel DAR (X1) ialah -24,392, artinya setiap terjadi
penambahan sebesar satu satuan variabel DAR (X1), maka akan mengurangi
3. Koefisien regresi variabel DER (X2) yaitu 0,040, artinya setiap terjadi
penambahan sebesar satu satuan variabel DER (X2), maka akan menambah
4. Koefisien regresi variabel FATO (X3) yakni 2,471, artinya setiap terjadi
penambahan sebesar satu satuan variabel FATO (X 3), maka akan menambah
5. Koefisien regresi variabel TATO (X4) yakni -7,947, artinya setiap terjadi
penambahan sebesar satu satuan variabel TATO (X4), maka akan mengurangi
sama seluruh variabel bebas yang terdiri dari DAR, DER, FATO dan TATO
1. Jika nilai Fhitung < Ftabel dan signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
2. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan signifikansi < 0,05 maka Ha diterima.
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 1731.093 4 432.773 45.289 .000b
1 Residual 382.234 40 9.556
Total 2113.327 44
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), TATO, DAR, DER, FATO
Sumber : Pengolahan Data Penelitian (2020)
Sebagai landasan untuk menjawab uji serempak ini, maka dapat dilihat
Ftabel = N–k–1
= 45 – 4 – 1
Menurut data yang telah ditampikan pada tabel dan diuraikan tersebut,
maka hasil uji serempak (uji-F) pada penelitian ini yaitu : Fhitung (45,289) > Ftabel
(2,61) dan nilai signifikansi (0,000 < 0,05) sehingga H a diterima, artinya terdapat
pengaruh secara serempak seluruh variabel bebas yang terdiri dari DAR, DER,
hipotesis yang telah diajukan melalui pengaruh setiap variabel bebas dengan
1. Jika nilai thitung < ttabel dan nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
2. Jika nilai thitung > ttabel atau sama dengan thitung < ttabel dan nilai signifikansi < 0,05
maka Ha diterima.
56
= 45 – 4
Berdasarkan data pada tabel yang telah diuraikan di atas, maka pengaruh
setiap variabel bebas yang terdiri dari DAR (X 1), DER (X2), FATO (X3) TATO
1. Variabel DAR (X1) menghasilkan nilai -thitung (-11,663) > -ttabel (-2,019) dan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara parsial DAR
2. Variabel DER (X2) menghasilkan nilai t hitung (0,426) < ttabel (2,019) dan
signifikansi 0,672 > 0,05 maka H0 diterima, artinya secara parsial DER (X2)
3. Variabel FATO (X3) menghasilkan nilai thitung (8,549) > ttabel (2,019) dan
signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara parsial FATO (X 3)
4. Variabel TATO (X4) menghasilkan nilai -thitung (-3,536) < -ttabel (-2,019) dan
signifikansi 0,001 < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara parsial FATO (X 4)
(X1) karena mampu menghasilkan nilai thitung (-11,663) dan yang terbesar
koefisien determinasi (R2), yaitu uji yang dilakukan terhadap seluruh variabel
berfungsi untuk melihat seberapa besar nilai persentase pengaruh bauran seluruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Indikator hasil ditentukan melalui nilai
Adjusted R Square, yaitu nilai yang dipakai apabila dalam suatu penelitian
menggunakan tiga atau lebih variabel bebas. Adapun kriteria yang dihasilkan
a. Apabila Adjusted R Square < 0,5, maka hasil dinyatakan kurang baik.
Melalui tabel yang telah ditampilkan di atas, maka hasil uji koefisien
determinasi (uji-R2) dalam penelitian ini ditentukan melalui nilai pada kolom
Adjusted R Square yaitu 0,801 atau secara persentase yaitu 80,1%. Maka, variabel
bebas yang terdiri dari DAR (X1), DER (X2), FATO (X3) dan TATO (X4)
selebihnya yaitu 19,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh DAR, DER, FATO dan TATO Terhadap Kinerja Keuangan
nilai Fhitung (45,289) > Ftabel (2,61) dan signifikansi 0,000 < 0,05.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Nelsi (2017), Fhitung (17,657) > Ftabel (1,56), Ivan (2014), Fhitung (9,612) > Ftabel
(2,06), Henny dan Rosiana (2016), Fhitung (6,198) > Ftabel (3,20), Dian (2017), Fhitung
(10,103) > Ftabel (3,33) serta Afriyanti dan Didit (2018), Fhitung (26,266) > Ftabel
(2,80) menjelaskan bahwa DAR, DER, LDR, TIE, FATO, CFS, WCTO, CFROA,
59
ITO, OI, DR, ICR, CR, QR, GPM, NPM, ROE, TATO, pertumbuhan penjualan
Berdasarkan hasil uji parsial (uji-t), DAR menghasilkan -thitung (-11,663) < -
ttabel (-2,019) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara
parsial DAR berpengaruh negatif pada kinerja keuangan (Y). hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nelsi (2017) dengan nilai
thitung (-7,355) < ttabel (-2,02) sehingga DAR mempengaruhi kinerja keuangan.
asset ratio (DAR) yaitu rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Fenomena yang terlihat pada laporan keuangan ialah
pergerakan DAR yang terlihat stabil pada laporan keuangan pada perusahaan
subsektor farmasi di BEI tidak sejalan dengan kinerja keuangan yang menurun
Berdasarkan hasil uji parsial (uji-t), DER menghasilkan t hitung (0,426) < ttabel
(2,019) dan signifikansi 0,672 > 0,05 maka H0 diterima, artinya secara parsial
DER tidak berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan (Y). hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nelsi (2017) bahwa nilai
60
thitung (-1,556) > ttabel (-2,02), artinya DER tidak mempengaruhi kinerja keuangan.
Namun, menurut Ivan (2014), DER mempengaruhi kinerja keuangan karena thitung
subsektor farmasi yang terdaftar di BEI, adanya penurunan nilai DER. Angka
yang ditunjukkan menyebabkan kinerja keuangan yang tidak stabil. Namun, pada
periode 2018 angka DER menanjak naik, akan tetapi tetap saja kinerja keuangan
Berdasarkan hasil uji parsial (uji-t), FATO menghasilkan thitung (8,549) >
ttabel (2,019) dan signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara parsial
FATO berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan. Hasil ini sejalan dengan
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian (2017), nilai thitung (1,323) >
ttabel (1,28) sehingga secara parsial FATO berpengaruh pada kinerja keuangan.
ialah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Adanya asumsi bahwa
modal yang mampu meraup pendapatan yang diharapkan. Angka FATO yang
61
fluktuatif terjadi pada setiap periode dari 2014 hingga 2018. Namun, angka
membenarkan hasil penelitian karena semakin tinggi nilai penjualan maka FATO
akan semakin tinggi dan akan mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan.
Berdasarkan hasil uji parsial (uji-t), TATO menghasilkan -thitung (-3,536) <
-ttabel (-2,019) dan signifikansi 0,001 < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara
parsial FATO berpengaruh negatif pada kinerja keuangan. Hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Afriyanti dan Didit (2018)
dengan nilai thitung (1,927) > ttabel (1,66), artinya TATO berpengaruh pada ROA.
penjualan yang berimbas pada penerimaan laba (profit) serta memberikan persepsi
seluruh aset yang ada sehingga dapat dibuktikan bahwa TATO mampu
BAB V
5.1. Kesimpulan
koefisien -7,947.
2. Secara serempak melalui uji-F, DAR, DER, FATO dan TATO mempengaruhi
kinerja keuangan dengan nilai thitung (45,289) > ttabel (2,61) dan signifikansi
keuangan dengan nilai -thitung (-11,663) < -ttabel (-2,019) dan signifikansi 0,000 <
0,05. DER tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan nilai t hitung
(0,426) < ttabel (2,019) dan signifikansi 0,672 > 0,05. FATO berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan dengan nilai thitung (8,549) > ttabel (2,019)
DAR (X1) karena mampu menghasilkan nilai thitung (-11,663) dan yang terbesar
4. Variabel bebas dalam penelitian ini yang terdiri dari DAR, DER, FATO dan
(R2) sedangkan selebihnya yaitu 19,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
5.2. Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat disampaikan oleh beberapa pihak
hutang dan aset-aset yang dibeli melalui hutang harus mampu memberikan
serta harus lebih kecil dari pada modal yang dihasilkan melalui aset sendiri
produksi serta menjaga seluruh peralatan produksi agar tetap bisa digunakan
keuangan perusahaan.
65
variabel yang sama pada sektor maupun subsektor perusahaan berbeda yang
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S.S. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Iskandar, A.Z. 2003. Pasar Modal : Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Jakarta :
Yayasan Pancur Siwah.
66
65
Afriyanti Hasanah dan Didit Enggariyanto, “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Return on Asset pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”, Journal of Applied Managerial Accounting, Maret
2018, ISSN : 2548-9917, Vol.2, No.1 : 15-25.
Henny Setyo Lestari dan Rosiana Dewi, “Pengaruh Financial Leverage Terhadap
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
67
Ivan Deas Kurniawan, “Pengaruh Leverage, Aktivitas dan Arus Kas Perusahaan
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Artikel Skripsi, 2014, http://ejournal.
unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/1527