Anda di halaman 1dari 22

KAJIAN MANAJEMEN PROYEK

2.1 Pengertian
Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui pemanfaatan
manusia sebagai sumber daya, Proyek adalah rangkaian kegiatan yang mempunyai
dimensi waktu, fisik, dan biaya guna mewujudkan gagasan serta mendapatkan
tujuan tertentu.Manajemen proyek adalah usaha untuk mencapai tujuan yaitu
menyelesaikan satu proyek melalui pemanfaatan manusia sebagai sumber daya.
Manajemen Proyek adalah proses manajemen berupa proses Plan, Organizing,
Actuating and Controlling (POAC) agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan
memenuhi semua persyaratan, yaitu :
a.Sesuai biaya yang disediakan;
b.Sesuai mutu yang disyaratkan;
c.Sesuai waktu yang telah ditetapkan;
d.Tercapainya tertib administrasi;
e.Memperoleh profit yang wajar.
 Ciri-Ciri Proyek
1.Terdiri dari bagian-bagian pekerjaan/kegiatan;
2.Antar kegiatan ada hubungan ketergantungan;
a.Ketergantungan waktu (urutan);
b.Ketergantungan teknis;
3.Untuk pelaksanaan setiap kegiatan perlu :
a.Sumber daya (bahan, alat, tenaga);
b.Waktu
c.Metode
 Secara umum dikelompokan kedalam 4 (empat) kelompok:
a.proyek mempunyai tujuan yaitu menghasilkan barang dan jasa;
b.proyek memerlukan input berupa faktor-faktor produksi atau sumber daya,
seperti modal, tanah dan material, peralatan, tenaga pegawai dan kepemimpinan;
c.proyek mempunyai titik awal dan titik akhir;

1
d.dalam waktu tertentu setelah proyek selesai, mulai dapat menghasilkan.
 Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi
a. Bersifat sangat komplek, dan multi disiplin ilmu
b. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah;
c. Masa kerja terbatas;
d. Intensitas kerja tinggi
e. Menggunakan peralatan kerja beragam dan berpotensi bahaya

2.2 Pemahaman manajemen proyek/konstruksi

Pada hakekatnya manajemen konstruksi ada 2 (dua) pemahaman yang pada


pelaksanaannya menjadi satu kesatuan dalam mencapai tujuan proyek yaitu:

- Teknologi Konstruksi (Construction Technology): mempelajari metode atau teknik


tahapan melaksanakan pekerjaan dalam mewujudkan bangunan fisik disuatu lokasi
proyek sesuai dengan kaidah teknis/spesifikasi teknik yang disyaratkan

- Manajemen Konstruksi (Construction Management) adalah bagaimana sumber daya


(manusia, material, peralatan, keuangan, metode/teknologi) yang terlibat dalam
pekerjaan dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan proyek,
sesuai dengan ketentuan/hukum yang berhubungan dengan konstruksi

Manajemen konstruksi telah diakui sebagai suatu cabang manajemen yang khusus,
yang dikembangkan dengan tujuan untuk dapat melakukan koordinasi dan
pengendalian atas beberapa kegiatan pelaksanaan proyek yang sifatnya kompleks.

2
Dengan demikian, teknik/manajemen yang dapat mengakomodasi kebutuhan sumber
daya konstruksi selalu dilakukan peninjauan dan penyesuaian terus menerus, setiap
saat dalam menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.

2.3 Siklus dan Fungsi manajemen proyek/konstruksi

Pada suatu penyelenggaraan proyek, untuk mencapai tujuan proyek dilakukan


pendekatan yang disebut manajemen proyek, yaitu penentuan cakupan dan tahapan-
tahapan kegiatan proyek serta peranan/tugas penyelenggara proyek menyangkut hak
dan kewajiban antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

Penerima hak kontrak jasa pelaksanaan konstruksi sebagai penyedia jasa akan
melakukan koordinasi menyiapkan kebutuhan sumber daya konstruksi meliputi
keuangan/dana, manusia/tenaga kerja/ahli, material, peralatan dan menyusun metoda
kerja.

Umumnya pimpinan pelaksana yang ditugaskan dilapangan telah berpengalaman


melaksanakan pekerjaan konstruksi, tetapi tidak berarti bahwa sudah menguasai
manajemen proyek secara menyeluruh dan mendetail, menganalisa secara teliti setiap
kegiatan dan kesulitan pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan.

Adapun hubungan antara masing-masing kegiatan dan fungsi dapat digambarkan


merupakan suatu hubungan siklus manajemen proyek sebagai berikut:

Gambar 1.1 Hubungan siklus manajemen proyek/konstruksi

3
Keterangan gambar:

- P = planning; perencanaan/rencana kerja

- O = organizing; organisasi kerja

- A = actuating; pelaksanaan pekerjaan

- C = controlling; kontrol/pengendalian kerja

Manajemen proyek dimulai dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) perencanaan/rencana kerja (planning) yaitu kegiatan menyiapkan rencana kerja


sesuai dengan metode konstruksi terhadap semua urutan kegiatan yang akan
dilakukan dan waktu yang diperlukan pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek.
Adapun hal-hal yang menyangkut kegiatan rencana kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut:

- rencana kerja yang disusun meliputi:

1) penentuan urutan/tahapan kegiatan pekerjaan;

2) prosedur pengawasan pekerjaan;

3) prosedur persetujuan gambar, baik gambar kerja (shop drawing)

maupun gambar terbangun (as built drawing);

4) prosedur pengujian bahan dan hasil pekerjaan;

5) penentuan standar rujukan dan standar operasi pelaksanaan;

6) prosedur perubahan pekerjaan;

7) prosedur pengadaan barang;

8) prosedur pengamanan proyek;

9) prosedur keuangan;

4
10) prosedur lainnya disesuaikan situasi dan konsisi proyek.

-Manfaat dan kegunaan rencana kerja adalah :

1) alat koordinasi bagi pimpinan, pimpinan pelaksana dapat memanfaatkan rencana


kerja untuk melakukan koordinasi terhadap semua kegiatan pelaksanaan konstruksi di
lapangan;

2) pedoman kerja para pelaksana, rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi para
pelaksana konstruksi di lapangan terhadap urutan kegiatan dan batas waktu
penyelesaian pekerjaan untuk setiap item pekerjaan;

3) alat untuk menilai kemajuan pekerjaan, kemajuan pekerjaan dapat dipantau dari
realisasi yang dicapai dibandingan rencana terhadap waktu kegiatan dari setiap item
pekerjaan;

4) alat untuk evaluasi pekerjaan, evaluasi pekerjaan terhadap prestasi yang dicapai
yaitu selisih rencana dan realisasi yang akan dipakai sebagai bahan evaluasi untuk
menetapkan rencana selanjutnya.

- Data-data untuk rencana kerja

Adapun data-data yang perlu dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan untuk


menyusun rencana kerja pelaksanaan konstruksi, antara lain:

1) lokasi quarry, termasuk persiapan yang diperlukan, jalan masuk dan jembatan-
jembatan, harga dan jumlah/jenis material yang akan digunakan;

2) rencana lokasi base camp, dipilih lokasi yang mempunyai pengaruh pengangkutan
yang terkecil ke lokasi pelaksanaan proyek. Jika dimungkinkan lokasi base camp dan
quarry dapat diletakkan pada satu lokasi sehingga angkutan material lebih efisien;

3) keadaan topografi lokasi proyek, hal ini akan menentukan metode pelaksanaan
yang berbeda-beda untuk daerah datar, bukit dan gunung;

5
4) data curah hujan di lokasi proyek, untuk memperhitungkan waktu kerja masing-
masing item kegiatan terhadap pengaruh musim hujan;

5) kemungkinan kesulitan-kesulitan yang akan dijumpai di jalur pengangkutan


material, jalan rusak/sempit, daerah padat penduduk/lalu lintas, kondisi jembatan,
sarana utilitas kemungkinan terganggu (telepon, PLN, PAM, Gas, irigasi, dll), adat
penduduk dan sumbangan proyek untuk penduduk, dan gangguan terhadap fasilitas
umum lainnya;

6) pengadaan peralatan konstruksi jalan dan jembatan, jalur mobilisasi dan


agen/suplier alat-alat/ suku cadang konstruksi yang mendukung kelancaran
pelaksanaan proyek;

7) sumber daya manusia, kemampuan tenaga kerja yang ada disekitar proyek,
kemungkinan dapat bekerja diproyek berdasarkan kriteria keahliannya;

8) fasilitas komunikasi dan akomodasi;

9) fasilitas keselamatan dan kesehatan (K 3) , puskesmas/rumah sakit, dokter,


apotik/toko obat, dll;

10) fasilitas jaringan listrik dan air, PLN dan PAM;

11) fasilitas stasiun bahan bakar minyak (BBM), aspal, dll;

12) fasilitas perbankan disekitar proyek;

13) fasilitas stasiun pemadam kebakaran, peralatan pemadam, dll;

14) fasilitas bantuan dari instansi-instansi pemerintah pada proyek;

15) pekerjaan pemeliharaan rutin pada jalan masuk dan jembatan- jembatan;

16) kemungkinan adanya revisi desain dan konstruksi;

17) kemungkinan adanya pekerjaan tambahan dan item pekerjaan baru;

6
18) kemungkinan adanya peristiwa kompensasi yang dapat mempengaruhi

rencana kerja;

19) kemungkinan adanya peraturan/kebijaksanaan pemerintah mengenai moneter,


keadaan darurat militer/sipil;

20) lingkungan hidup yang tidak boleh terganggu, cagar alam, bangunan bersejarah
atau makam pahlawan, dll;

21) data-data lain yang berguna.

b) organisasi kerja (organizing) yaitu kegiatan pembentukan organisasi kerja yang


akan ditugasi melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dipimpin oleh
seorang ahli pelaksana jalan dan jembatan yaitu Pimpinan Pelaksana (General
Superintendent/ GS). Dalam organisasi ini, disamping General Superintendent/ GS
ditentukan jabatan-jabatan lainnya seperti pimpinan-pimpinan divisi proyek
(peralatan, laboratorium, jalan, jembatan, pengukuran, logistik, umum, base camp)
bendahara proyek, pengawas pelaksanaan proyek, dan sebagainya. Setiap jabatan
diuraikan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan
pengendalian pelaksanaan konstruksi.

c) pelaksanaan pekerjaan (actuating) yaitu merupakan aktualisasi pelaksanaan dari


perencanaan dan pengorganisasian yang telah diuraikan diatas dalam pelaksanaan
konstruksi.

d) kontrol/pengendalian kerja (controlling) yaitu kegiatan pengawasan terhadap


pelaksanaan pekerjaan meliputi kegiatan: pemeriksaan, pengujian apakah
pelaksanaan konstruksi sesuai dengan prosedur dan rujukan yang telah ditetapkan
dalam pelaksanaan.

7
2.4 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek


sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi
berbagai masalah yang mungkin timbul ketika proyeek dilaksanakan. Beberapa aspek
yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek serta
membutuhkan penanganan yang cermat adalah sebagai berikut :

a. Aspek Keuangan : Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan


proyek. Biasanya berasal dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari Bank atau
investor dalam jangka pendek atau jangka panjang. Pembiayaan proyek menjadi
sangat krusial bila proyek berskala besar dengan tingkat kompleksitas yang rumit,
yang membutuhkan analisis keuangan yang cepat dan terencana.
b. Aspek Anggaran Biaya : Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan
pengendalian biaya selama proyek berlangsung. Perencanaan yang matan dan
terperinci akan menudahkan proses pengendallian biaya, sehingga biaya yang
dikeluarkan sesuai dengan anggaran yng direncanakan. Jika sebaliknya, akan
terjadi peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses perencanaannya
salah.
c. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia : Masalh ini berkaitan dengan
kebutuhan dan alokasi SDM selama proyek berlangsung yang berfluktuatif. Agar
tidak menimbulkan masalah yang kompleks, perencanaan SDM didasarkan atas
organisasi proyek yeng dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah,
proses staffing SDM, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja, deskripsi
wewenang dan tanggung jawab SDM serta penjelasan tentang sasaran dan tujuan
proyek.
d. Aspek Manajemen Produksi : Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari
proyek; hasil akhir proyek negative bila proses perencanaan dan pengendaliannya
tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk
meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan efisiensi prose produksi dan

8
kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian
mutu.
e. Aspek Harga : Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan
harga, yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang diahasilkan
membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain.
f. Aspek Efektifitas dan Efisiensi : Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk
yang dihasilakn tidak terpenuhi/tidak efektif atau dapat juga terjadi bila factor
efisiensi tidak terpenuhi, sehingga usah produksi membutuhkan biaya yang besar.
g. Aspek Pemasaran : Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan factor
eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk
serta analisi pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan.
h. Aspek Mutu : Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya
dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.
i. Aspek Waktu : Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat
dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.

2.5 Proses dalam Manajemen Proyek

Proses manajemen proyek agar proyek jalan tol berjalan sesuai rencana dibagi
menjadi 4 yaitu : Leadership, Komunikasi, Keputusan dan Organisasi.

a. Leadership : kemampuan seseorang (yaitu pemimpin) untuk mempengaruhi


orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya). Leadership
diperlukan untuk memimpin sebuah kelompok / anggota sehingga tujuan
tercapai dalam segi biaya, mutu dan waktu. Leadership dilakukan dengan cara
membangun kerja sama tim dan menghubungkan orang yang memiliki karakter
yang berbeda.
b. Komunikasi : suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Dengan komunikasi yang bagus

9
dapat menghubungkan sebagian orang yang memiliki kalangan yang berbeda-
beda.
c. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui
pemilihan satu alternative dari beberapa alternative, sehingga masalah selesai
secara mufakat
d. Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat
untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati
sesuatu, sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak
yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak
yang lainnya. Sementara pada sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung
mendukung pihak yang lain.
2.6 Proses Pengadaan Kontraktor
Proses pengadaan kontraktor adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari
identifikasi kebutuhan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket
pelelangan, melakukan proses pelelangan, sampai ditandatanganinya kontrak untuk
menangani implementasi fisik proyek.
Pada proyek tol Cibitung-Cilincing, proses pengadaan kontraktor dilaksanakan
melalui proses pelelangan terbatas. Pelelangan terbatas yang berarti proyek ini
merupakan proyek yang kompleks secara konstruksi, memiliki tingkat resiko yang
besar, penggunaan peralatan khusus dalam mengerjakan suatu pekerjaan, dan
memiliki nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000 dimana proyek tol Cibitung-
Cilincing memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 5.083.576.933.373 . Pada dasarnya,
proyek ini dilaksanakan untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diatur
dalam Peraturan Presiden.
Proyek Tol Cibitung – Cilincing termasuk dalam daftar Proyek Strategis
Nasional yang sudah ditetapkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016
Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional, dan dalam pengadaan barang/jasa
sudah ditentukan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2016 .

10
Tabel 2.1 Perpres No. 58 Tahun 2017

2.7 Kajian Terhadap Sistem Kontrak


Pada proyek Tol Cibitung – Cilincing keseluruhan (termasuk zona 3)
menggunakan jenis kontrak Unit Price, yang berarti kontrak pengadaan barang/ jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga
satuan pekerjaan, dengan spesifikasi teknis tertentu, dan volume pekerjaan yang
masih sementara. Kemudian, sistem pembayaran yang dilakukan kepada kontraktor

11
pelaksana berdasarkan hasil pengukuran bersama terhadap volume pekerjaan yang
telah dilaksanakan

2.8 Kajian Terhadap Organisasi Proyek


Organisasi Proyek
Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar seperti
pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan skala lebih
kecil seperti perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga
penelitian, kumpulan dari kelompok kepentingan, dan lainnya.
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, dilakukan proses sebagai berikut :
 Identifikasi dan pembagian kegiatan : identifikasi dan pembagian kegiatan
proyek perlu diketahui untuk menentukan volume pekerjaan, macam dan
jenisnya, kebutuhan sumber daya, jadwal pelaksanaan serta anggarannya
sehingga dapat dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan proyek.
 Pengelompokan penanggung jawab kegiatan : agar hasilnya maksimal,
pemilihan penanggung jawab organisasi disesuaikan dengan keahlian,
keterampilan dan kemampuan personel di bidangnya sehingga sasaran dan
tujuan proyek dapat tercapai.
 Penentuan wewenang dan tanggung jawab : setiap personel penanggung
jawab kegiatan harus mengetahui wewenang dan tanggung jawab
pekerjaannya, dengan membuat penjabaran kerja serta standar prosedur
operasional pekerjaan yang dikelolanya.
 Menyusun mekanisme pengendalian : karena organisasi proyek melibatkan
banyak pihak, maka agar tidak terjadi penyimpangan, mekanisme
pengendalian dan kordinasi dibuat dalam format yang dapat menggerakkan
organisasi dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta melakukan
tindakan koreksi untuk mengatasi penyimpangan.

12
Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan keunikan berbeda
berdasar kebutuhan system manajemen proyek.Oleh karena itu, organisasi
proyek mempunyai susunan dan hierarki yang berlainan pula.Pemilihan
organisasi proyek didasarkan atas tingkat kebutuhan dan kompleksitas proyek;
semakin kompleks proyek, semakin kompleks pula susunan organisasinya.
Beberapa macam susunan organisasi proyek dapat dijelaskan seperti di bawah
ini.
 Organisasi Proyek Fungsional : Struktur organisasi jenis ini dikelompokkan
menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki
vertical. Tanggung jawab organisasi proyek biasanya dirangkap dengan tugas
sehari-hari pada organisasi fungsional perusahaan, karena itulah untuk proyek
yang besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan, bila organisasi
fungsional digunakan.
 Organisasi Proyek Murni : Struktur organisasi proyek jenis ini merupakan
bagian tersendiri dari organsasi fungsional perusahaan, di mana manajer
mempunyai otoritas penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek
memiliki komitmen dan wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi
perusahaan.
 Organisasi Proyek Matriks : Struktur organisasi proyek ini biasanya gabungan
dari organisasi proyek murni dan fungsional, memanfaatkan ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang terlibat dalam organsasi fungsional sebagai bagian dari
proyek, tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek serta organisasi
fungsional perusahaan.
Mengorganisir yang berarti mengatur sumber daya dalam suatu proyek untuk
mencapai tujuan secara efisien dan efektif, untuk mewujudkannya maka diperlukan
organisasi. Dalam manajemen proyek tercantum mengorganisir sumber daya
manusia, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek
sampai proyek tersebut selesai dan tidak terlepas dari tanggung jawab masing-
masing pihak dalam penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Berikut adalah organisasi
proyek pada proyek tol Cibitung-Cilincing.

13
Gambar 2.1 Skema sistem koordinasi proyek

14
Hubungan yang terjadi atas pihak-pihak yang terlibat dibedakan atas hubungan
kontraktual dan fungsional. Hubungan kontraktual yang berarti antara pihak yang
terlibat dalam proyek terikat kontrak dan memiliki perjanjian atas apa yang sedang
dikerjakan, sedangkan hubungan fungsional yang berarti antara pihak yang terlibat
dalam proyek tidak terikat kontrak atau tidak memiliki perjanjian tetapi tetap dapat
bekerjasama atas apa yang sedang dikerjakan.

Dalam organisasi proyek Tol Cibitung-Cilincing , Owner selaku pemilik proyek


yaitu PT. Cibitung Cilincing Port Tollways terikat kontrak dengan beberapa instansi
yang memiliki tugas yang berbeda. Owner terikat kontrak dengan PT. Bina Karya
(Seksi 1) dan PT. Purnajasa (Seksi 2,3,4) yang bertanggung jawab atas perencanaan
yang dibuat. Sedangkan untuk pelaksanaan, Owner terikat kontrak dengan
kontraktor pelaksana yaitu PT. Waskita Karya, dan untuk bagian pengawasan terikat
kontrak dengan PT. Virama Karya serta SMEC KSO.
Kontraktor bertugas dalam melaksanakan pekerjaan proyek atas hasil
rancangan dari konsultan perencana yang diawasi oleh pihak konsultan pengawas
dimana hasil pengawasannya akan dilaporkan kepada pemilik selama kontraktor
menjalankan tugasnya.
Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen
penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.
Jika dalam pelaksanaannya terdapat masalah maka kontraktor bisa berdiskusi
kepada pihak konsultan pengawas mengenai solusi pemecahan masalah.
Owner dan Konsultan Perencana memiliki ikatan kontraktual dan ikatan
fungsional. Konsultan perencana sebagai pihak yang merencanakan dan
menyediakan layanan konsultasi kepada pemilik memberikan hasil berupa gambar
rancangan, spesifikasi dan syarat terhadap rancangan. Sedangkan Owner
memberikan biaya jasa atas kerja konsultan perencana.

15
Owner dan Kontraktor Pelaksana hanya memiliki ikatan kontraktual.
Kontraktor memberikan jasa pelaksanaan pekerjaan atas rancangan dari konsultan
perencana, sedangkan Owner memberikan biaya jasa atas kerja kontraktor
pelaksana.
Owner dan Konsultan Pengawas memiliki ikatan fungsional dan ikatan
kontraktual. Konsultan Pengawas bertugas untuk memberikan pengawasan terhadap
setiap pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana, menyetujui referensi
shop drawing yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana sekaligus diketahui oleh
pemberi kerja atau Owner, dan melaporkan setiap pencapaian prestasi pekerjaan
kepada Owner. Sedangkan Owner memberikan biaya jasa atas pekerjaan yang
dilakukan Konsultan Pengawas.
2.6.1 Pemilik Proyek ( Owner )
Pemilik proyek adalah individu atau instansi yang memiliki proyek atau
pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek (owner) pada proyek jalan
tol Cibitung-Cilincing adalah PT. Cibitung Tanjung Priok Port Tollways.
2.6.2 Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau
klien untuk melaksanakan pekerjaan proyek perencanaan dalam pekerjaan
bangunan. Dalam proyek ini konsultan perencana yang terlibat dalam perencanaan
proyek ini adalah PT. Bina Karya.
Seluruh Rancangan perencanaan desain pada proyek tol Cibitung – Cilincing
selanjutnya akan di jadikan DED (Detail Engineering Desain ) yang selanjutnya
akan diolah menjadi Shop Drawing oleh Engineer pada Waskita.
2.6.3 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan Pengawas yang dipilih oleh
owner proyek jalan tol Cibitung-Cilincing yaitu PT. Virama Karya dan PT. SMEC
KSO

16
2.6.4 Subkontraktor
Subkontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan oleh kontraktor utama
dalam suatu pekerjaan konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu
yang memerlukan tenaga ahli khusus. Pada proyek tol Cibitung-Cilincing terdapat
beberapa subkontraktor yang menangani berbagai macam pekerjaan seperti
pekerjaan timbunan limstone, pekerjaan PDA test , dan lainnya. Berikut adalah
subkontraktor yang tersebar pada proyek tol Cibitung-Cilincing Zona 3 (STA 3+000
s.d STA 8+000).
1) PT. DKP (STA 3+400 s.d STA 3+900) / Tanah Timbunan
2) PT. PSU (STA3+900 s.d STA 4+400) / Tanah Timbunan
3) PT. Lamerta (STA 3+925 s.d 4+101) / Instal Pagar Panel`
4) PT. PSL (STA 4+925 s.d STA 5+100) / Instal Pagar Panel
5) PT. Bahtera Agung (STA 5+600) / Timbunan Limstone
6) PT. Ilham (STA 6+200 s.d 6+500) / Tanah Timbunan
7) PT. Amor (STA 6+850 s.d STA 7+250) / Tanah Timbunan
8) PT. Berdikari (STA 7+000) / PDA Test
9) PT. Ericon (STA 7+300 s.d STA 7+400) / Instal Pagar Panel
2.6.5 Kontraktor
Kontraktor adalah perorangan atau badan hukum yang disewa oleh pemilik
proyek untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak yang
disepakati oleh kedua pihak, proyek dibatasi oleh item pekerjaan yang dilaksanakan,
biaya, serta waktu penyelesaian. Kontraktor pada proyek jalan tol Cibitung-
Cilincing yaitu PT. Waskita Karya.

2.7 Kajian Terhadap Organisasi Kontraktor


Berikut tugas – tugas dari setiap divisi utama pada kontraktor Waskita Karya :
1. Administrasi Kontrak
Administrasi kontrak merupakan divisi yang melakukan pengelolaan atas
kontrak dalam periode pelaksaannya dimulai dari proyek dimulai sampai

17
proyek berhenti. Administrator kontrak mengelola pekerjaan agar sesuai
dengan kurva S dalam aspek mutu,biaya dan waktu.
2. Accounting & Finance
Pihak Accounting & Finance adalah pihak yang merencanakan,
mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di
perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan
tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan yang mendukung pencapaian target finansial perusahaan.
3. Engineering Manager / Manajer Perencanaan
Manajer Perencanaan merupakan perorangan yang berada pada p6uncak
divisi enjiniring disuatu perusahaan kontraktor. Tugas seorang Manajer
Perencanaan mengkoordinir semua disiplin ilmu pada suatu pekerjaan
perencanaan untuk menghasilkan suatu konsep dan output enjiniring sesuai
yang direncanakan.
4. Teknik / Site Engineer
Teknik pada PT Waskita karya yang bertanggung jawab atas shopdrawing
(gambar kerja) yang nantinya gambar tersebut akan diserahkan kepada
pelaksana di lapangan. Pada divisi teknik pada PT Waskita karya terbagi lagi
menjadi beberapa tim yaitu structure engineering , geotechnical engineering
dan drafter.
5. K3
K3 merupakan divisi yang bertanggung jawab pada keselamatan seluruh
pekerja di saat pekerjaan berlangsung dari mulai pekerjaan sampai pekerjaan
berakhir. K3 pada PT Waskita karya di tempatkan di masing-masing STA
dimana semua pekerja di wajibkan memakai APD lengkap di sekitar proyek
yang akan dikerjakan, dan K3 berhak untuk memeriksa segala macam unsur
keselamatan pekerja yang ada di lapangan. Apabila pekerja lalai atau tidak
memakai APD akan dikenakan sanksi berupa tilang.

18
6. Pengendalian Mutu ( Quality Control )
Quality Control merupakan divisi yang bertanggung jawab atas mutu
pekerjaan lapangan, prosedur, serta kualitas material. Karena kualitas mutu
merupakan hal yang paling utama pada suatu konstruksi .Jika dalam prosedur
pekerjaan tidak sesuai dengan standar/ mutu yang diharapkan maka QC
berwenang untuk menghentikan pekerjaan.
7. Kordinator Sumber Daya Manusia (KSDM)
Kordinator Sumber Daya Manusia pada PT Waskita karya menyediakan
sumber daya manusia yang seperti perekruitan pekerja yang memiliki potensi
yang baik untuk pekerjaan proyek tol Cibitung – Cilincing.
8. Logistik
Logistik ini bertanggung jawab atas ketersediaan material pekerjaan,
berkoordinasi langsung dengan QS untuk order material, dan lain lain seperti
semen, besi, PVD, PHD, bekisting, scaffolding. PT Waskita karya memiliki
workshop yang merupakan tempat penyimpanan material untuk
mempermudah pengangkutan ke lokasi pekerjaan.
9. Surveyor
Surveyor ini memiliki peranan yang paling penting sebelum pekerjaan di
mulai meliputi pengukuran di lapangan, penentuan elevasi di lapangan,
menentukan marking (presisi) agar penempatannya tepat. Dimana surveyor
melaksanakan perintah dari perencana.
10. Kepala Lapangan / General Superintendent
Kepala lapangan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilapangan
yang ditugaskan oleh kepala proyek, lalu memberikan arahan dan instruksi
pekerjaan kepada para pelaksana. Kepala lapangan juga membuat jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan mengawasi pekerjaan para pelaksana di lapangan.
11. Kepala Proyek
Kepala Proyek diangkat untuk memimpin pelaksanaan kegiatan proyek dari
mulainya proyek sampai proyek berhenti. Kepala proyek mempunyai hak,

19
wewenang, fungsi serta bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang yang
dipimpinnya untuk mencapai target yang diharapkan.

 Struktur Organisasi Kontraktor

20
 Tim Lapangan Organisasi Kontraktor

SITE ENGINEER

ADMINISTRATION

21
22

Anda mungkin juga menyukai