IRIGASI

27 FEBRUARI 2016
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

SEDERHANA

SEMI-TEKNIS

TEKNIS
UNSUR FUNGSIONAL JARINGAN IRIGASI
BANGUNAN UTAMA (HEADWORKS)

• MENGAMBIL AIR DARI SUMBERNYA (SUNGAI, WADUK)

JARINGAN PEMBAWA

• SALURAN UNTUK MENGALIRKAN AIR KE PETAK TERSIER

PETAK TERSIER

• SISTEM PEMBAGIAN DAN PEMBUANGAN AIR

SISTEM PEMBUANG

• MEMBUANG KELEBIHAN AIR DARI SAWAH KE SUNGAI ATAU

SALURAN ALAMI
IRIGASI SEDERHANA
• PENGAMBILAN AIR
TANPA BANGUNAN
PERMANEN
• PEMBAGIAN AIR TIDAK
DIUKUR/DIATUR
• DIKELOLA OLEH PETANI
• BOROS AIR
• BIAYA TINGGI
• UMUR BANGUNAN
PENDEK
IRIGASI SEMI-TEKNIS
• SERUPA DENGAN
JARINGAN IRIGASI
SEDERHANA
• PENGAMBILAN AIR
MENGGUNAKAN
BANGUNAN
PERMANEN ATAU SEMI-
PERMANEN
IRIGASI TEKNIS
• PEMISAHAN ANTARA
SALURAN PEMBAWA DAN
PEMBUANG
• TERDAPAT PETAK TERSIER,
LUASAN 50-75 HA
• EFISIEN, PEMBAGIAN AIR
DIATUR DAN DIUKUR
• PENGOPERASIAN
JARINGAN IRIGASI DAN
PEMBAGIAN AIR
DIKELOLA OLEH SEBUAH
INSTITUSI
 PETA IKHTISAR
• CARA PENGGAMBARAN BERBAGAI MACAM BAGIAN DARI SUATU
JARINGAN IRIGASI YANG SALING BERHUBUNGAN
• MEMUAT :
– BANGUNAN UTAMA
– JARINGAN DAN TRASE SALURAN PEMBAWA (IRIGASI)
– JARINGAN DAN TRASE SALURAN PEMBUANG
– PETAK PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
– LOKASI BANGUNAN
– BATAS DAERAH IRIGASI
– JARINGAN DAN TRASE JALAN
– DAERAH YANG TIDAK DIALIRI
– DAERAH YANG TIDAK DAPAT DIAIRI
• BERDASARKAN PETA TOPOGRAFI SKALA 1 : 25.000
• PETA PETAK (PETA IKHTISAR DETAIL) MENGGUNAKAN SKALA 1 : 5.000
 BANGUNAN IRIGASI
• BANGUNAN UTAMA
• SALURAN
• BANGUNAN BAGI DAN SADAP
• BANGUNAN PENGUKUR DAN PENGATUR
• BANGUNAN PEMBAWA
• BANGUNAN LINDUNG
• JALAN DAN JEMBATAN
• BANGUNAN PELENGKAP
 BANGUNAN UTAMA
• KOMPLEKS BANGUNAN YANG DIRENCANAKAN
DI DAN SEPANJANG SUNGAI ATAU ALIRAN AIR
UNTUK MEMBELOKKAN AIR KE DALAM
SALURAN AGAR DAPAT DIPAKAI UNTUK
KEPERLUAN IRIGASI
• FUNGSI
– PENGAMBILAN AIR
– MENGURANGI SEDIMEN YANG MASUK
– MENGATUR DAN MENGUKUR AIR YANG MASUK
KATEGORI BANGUNAN UTAMA
BENDUNG, BENDUNG GERAK

BENDUNG KARET

PENGAMBILAN BEBAS

PENGAMBILAN DARI WADUK

STASIUN POMPA
Bendungan
Bendung Tetap
Bendung Gerak
Bendung Karet
Bendung Karet
 SALURAN
SALURAN IRIGASI SALURAN PEMBUANG
SALURAN PRIMER
SALURAN PEMBUANG KUARTER
• MEMBAWA AIR DARI BANGUNAN UTAMA KE • MENAMPUNG AIR DARI SAWAH DAN
SALURAN SEKUNDER MEMBUANG KE SAL. PEMBUANG TERSIER
• BATAS UJUNG : BANGUNAN BAGI TERAKHIR
SALURAN PEMBUANG TERSIER
SALURAN SEKUNDER
• TERLETAK DI ANTARA PETAK TERSIER
• MEMBAWA AIR DARI SALURAN PRIMER KE • MENAMPUNG AIR DARI SAWAH DAN
PETAK TERSIER PEMBUANG KUARTER KE SAL. PEMBUANG
• BATAS UJUNG : BANGUNAN SADAP TERAKHIR SEKUNDER

SALURAN PEMBUANG SEKUNDER

SALURAN TERSIER
• MENAMPUNG AIR DARI PEMBUANG TERSIER
• MEMBAWA AIR DARI SADAP TERSIER KE • MEMBUANG AIR KE PEMBUANG PRIMER ATAU
UJUNG SEBERANG PETAK TERSIER SALURAN ALAMI

SALURAN KUARTER SALURAN PEMBUANG PRIMER

• MEMBAWA AIR DARI BOKS BAGI KUARTER KE • MENAMPUNG AIR DARI PEMBUANG SEKUNDER,
SAWAH DIBUANG KE LUAR DAERAH IRIGASI
 BANGUNAN BAGI DAN SADAP
BANGUNAN BAGI BANGUNAN SADAP
• MEMBAGI AIR DI • MENGAMBIL AIR DARI
PERCABANGAN SALURAN SALURAN (PRIMER DAN
• BIASANYA DI SALURAN SEKUNDER) KE SALURAN
PRIMER DAN SEKUNDER TERSIER

BANGUNAN BAGI SADAP

• BANGUNAN YANG MEMPUNYAI FUNGSI SEBAGAI
BANGUNAN BAGI SEKALIGUS BANGUNAN SADAP
 BANGUNAN PENGUKUR
TUJUAN PENGUKURAN
• MENGETAHUI DEBIT YANG LEWAT DI LOKASI PENGUKURAN

LOKASI PENGUKURAN
• HULU SALURAN PRIMER, PERCABANGAN SALURAN, BANGUNAN
SADAP (SEKUNDER DAN TERSIER)
JENIS PENGUKURAN
• ALIRAN ATAS BEBAS (FREE OVERFLOW)
• ALIRAN BAWAH (UNDERFLOW)

DIMUNGKINKAN PENGUKUR DAN PENGATUR

 BANGUNAN PENGATUR
• BERFUNGSI UNTUK MENGATUR ELEVASI
MUKA AIR DI JARINGAN IRIGASI UTAMA
• BIASANYA DITEMPATKAN DI BANGUNAN
SADAP TERSIER
• DIPERLUKAN DI LOKASI
PENURUNAN/PENINGKATAN MUKA AIR
AKIBAT BANGUNAN IRIGASI LAIN
• MENJAGA ELEVASI MUKA AIR DI SALURAN
 BANGUNAN PENGUKUR
TUJUAN PENGUKURAN
• MENGETAHUI DEBIT YANG LEWAT DI LOKASI PENGUKURAN

LOKASI PENGUKURAN
• HULU SALURAN PRIMER, PERCABANGAN SALURAN, BANGUNAN
SADAP (SEKUNDER DAN TERSIER)
JENIS PENGUKURAN
• ALIRAN ATAS BEBAS (FREE OVERFLOW)
• ALIRAN BAWAH (UNDERFLOW)

DIMUNGKINKAN PENGUKUR DAN PENGATUR

 BANGUNAN PEMBAWA
ALIRAN SUPER KRITIS ALIRAN SUB KRITIS
• BANGUNAN TERJUN DISEBUT JUGA BANGUNAN
– TERJUN TEGAK SILANG
– TERJUN MIRING
• GOT MIRING • GORONG-GORONG
– KEMIRINGAN TAJAM
• TALANG
– TINGGI ENERGI BESAR
• SIPHON
• FLUM
• SALURAN TERTUTUP
• TEROWONGAN
 BANGUNAN LINDUNG
• BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI BANGUNAN
DARI DALAM MAUPUN LUAR
• JENIS :
– BANGUNAN PEMBUANG SILANG
– PELIMPAH (SPILLWAY)
– PENGGELONTOR SEDIMEN
– PENGURAS
– PEMBUANG SAMPING
– SALURAN GENDONG
 BANGUNAN PELENGKAP
• TANGGUL : MELINDUNGI SALURAN SAAT
BANJIR
• PAGAR, REL PENGAMAN
• TEMPAT CUCI
• KISI-KISI PENYARING
• JEMBATAN
• SANGGAR TANI
SKEMA JARINGAN IRIGASI
SKEMA BANGUNAN IRIGASI
SISTEM TATA NAMA PEMBUANG
 TATA WARNA PETA
• JARINGAN IRIGASI
BIRU • GARIS PENUH : SUDAH ADA; PUTUS-PUTUS : DIRENCANAKAN

• SUNGAI DAN JARINGAN PEMBUANG

MERAH • GARIS PENUH : SUDAH ADA; PUTUS-PUTUS : DIRENCANAKAN

• JARINGAN JALAN
COKLAT

• DAERAH YANG TIDAK DAPAT DIAIRI

KUNING

• PERBATASAN KABUPATEN, KECAMATAN, DESA, KAMPUNG

HIJAU

• TATA NAMA BANGUNAN

MERAH

• REL KERETA API

HITAM
SIMBOL BANGUNAN
HIDROLOGI UNTUK IRIGASI

KETERSEDIAAN AIR

DIAMBIL DARI PAPARAN MATERI ANALISIS HIDROLOGI UNTUK PERTANIAN

OLEH WALUYO HATMOKO
 Satuan ketersediaan air
• Air hujan dan evapotranspirasi biasa dinyatakan
dengan tebal per satuan waktu: milimeter/hari,
milimeter/tahun
• Air di sungai dinyatakan dengan besarnya debit
aliran sungai liter/detik atau m3/detik atau juta
m3/tahun
• Air di danau dan waduk dinyatakan dengan
volume air (juta m3), atau tinggi muka air (m)
• Air tanah biasa dinyatakan dengan debit aman
(safe yield) liter/detik.
 Besarnya ketersediaan air
• Debit air rata-rata, misalnya rata-rata bulanan, rata-rata
tengah bulanan, rata-rata harian dan rata-rata tahunan.
• Debit andalan, yaitu besarnya debit yang dapat diandalkan
dengan probabilitas terlampaui tertentu. Untuk irigasi biasa
digunakan debit andalan Q80
• Kurva durasi aliran, merupakan grafik dengan sumbu-x adalah
probabilitas terlampaui dalam %, dan sumbu-y berupa debit
aliran sungai, menyatakan debit andalan untuk berbagai
tingkat keandalan
 Debit Andalan
• Debit andalan (dependable flow) adalah debit
aliran rendah sungai dengan tingkat keandalan
atau kemungkinan terpenuhi tertentu.
• Untuk irigasi kemungkinan terpenuhi
ditetapkan 80% (atau dengan kemungkinan
bahwa debit sungai lebih rendah dari debit
andalan adalah 20%)
• Kala Ulang = Return Period = T = 1/P
 Perhitungan Debit Andalan
Data debit yang tersedia Metode Parameter Perencanaan

1a Data cukup (20 tahun Analisis frekuensi, atau Debit rata-rata tengah bulan
atau lebih) menggunakan analisis frekuensi dengan kemungkinan tak
terpenuhi 20%

1b Data terbatas Analisis frekuensi rangkaian debit Seperti pada 1a dengan

dihubungkan dengan rangkaian ketelitian kurang dari itu
curah hujan yang mencakup
waktu lebih lama
2 Data minim atau tidak a. Model simulasi hujan-aliran Seperti pada 1b dengan
ada Mock atau metode NRECA, atau ketelitian kurang dari itu
yang lainnya Curah hujan di
daerah aliran sungai,
evapotranspirasi, vegetasi, tanah
dan karakteristik geologis daerah
aliran sebagai data masukan
b. Perbandingan dengan daerah
aliran sungai di dekatnya
3 Data tidak ada Metode kapasitas saluran, Aliran Seperti pada 1b dengan
rendah dihitung dari muka air ketelitian kurang dari itu
rendah, potongan melintang
sungai dan kemiringan yang sudah
diketahui. Metode ini tidak tepat
hanya sebagai cek
Sorting Data untuk Menghitung Debit
Andalan
• Urutkan data mulai dari yang besar ke kecil
• Tetapkan plotting position
• Q80 tinggal dibaca
• Dengan metode statistik:
xT = xrata + KT S
= nilai rata-rata + koef. x standard deviasi
 Contoh: Q80 S.Komering di Bendung
Perjaya, 1996-2007
1100
1050
1000
950
900
850
800
750
700
650
600
DEBIT (M3/DET)

550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0.04

0.52
0.36

0.68

0.84
0.008

0.072

0.104

0.136

0.168

0.232

0.264

0.296

0.328

0.392

0.424

0.456

0.488

0.552

0.584

0.616

0.648

0.712

0.744

0.776

0.808

0.872

0.904

0.936

0.968

1
0.2

Probabilitas Debit Terlampaui

Gambar 1. Probabilitas Debit Terlampaui S.Komering di Bendung Perjaya, Sumatera Selatan,

berdasar debit rata-rata harian Juli 1996-April 2007.
 Asumsi dan Kriteria Pemilihan
Distribusi
• data yang diperiksa harus saling bebas, dan
memiliki distribusi yang identik
• data hujan dan debit rata-rata pada umumnya
memiliki distribusi Normal atau Lognormal,
• data banjir dan kekeringan kerap kali
mengikuti distribusi Log Pearson Tipe III atau
distribusi Gumbel.
Kebutuhan Air Irigasi
 KEBUTUHAN AIR DI SAWAH UNTUK PADI

• KEBUTUHAN AIR DI SAWAH UNTUK PADI

DITENTUKAN OLEH :
– PENYIAPAN LAHAN
– PENGGUNAAN KONSUMTIF
– PERKOLASI DAN REMBESAN
– PERGANTIAN LAPISAN AIR
– CURAH HUJAN EFEKTIF
 KEBUTUHAN AIR DI SAWAH UNTUK PADI

NFR = ETc + P + WLR - Re

• NFR = Net Field Requirement (Kebutuhan Air di lahan
sawah
• ETc = Evapotranspirasi untuk tanaman padi (Air yang
dibutuhkan oleh padi untuk tumbuh optimal)
• P = Perkolasi
• WLR = Water Level Requirement (Kebutuhan
penggenangan)
• Re = Curah Hujan Efektif
 EVAPOTRANSPIRASI PADA TANAMAN PADI

ETc = ET0 x Kc

• ET0 = Evaporasi Potensial (mm/hari)

• Kc = Koefisien Tanaman (standard FAO, diakomodasi KP-01)

• Perhitungan Evaporasi Potensial :

– Panci evaporasi
– Blanney-Criddle
– Radiasi Matahari
– Pennman
– Pennman Modifikasi
 PERKOLASI
• Gerakan air ke bawah dari daerah tidak jenuh
ke dalam daerah jenuh air
• Tergantung tekstur tanah dan permeabilitas di
setiap lokasi
• Diukur dalam mm/hari
 PENGGANTIAN LAPISAN AIR
• Dilaksanakan dua bulan setelah transplantasi
(pembibitan) dan dua kali lagi selama masa
pertumbuhan
• Lapisan air yang dibutuhkan sebesar 50 mm
 Evapotranspirasi, pola tanam dan tata
tanam
– evapotranspirasi = consumptive use atau crop
water requirement
– reference crop evapotranspiration
(evapotranspirasi acuan), yaitu laju
evapotranspirasi dari permukaan yang ditutup
oleh rumput dan tidak pernah kekurangan air
• Hasil perhitungan Penman untuk evapotranspirasi
potensial : Eto = c (W.Rn + (1-W) Fu (ea – ed))
• Perhitungan menurut rumus Blanney Criddle: ETo = c
(p(0,46 T + 8))
• Dari pengukuran evaporasi panci: Eto = kp Epan
 Memperkirakan kebutuhan tanaman
akan air menurut FAO
• ETcrop = kc ETo
• Data pengamatan yang diperlukan (minimum 2
tahun) :
– Laju penguapan harian
– Kelembaban nisbi rata-rata harian (%)
– kecepatan angin rata rata (km/hari)
– radius vegetasi
 Contoh
• Evapotranspirasi Tanaman Eto
– Nilai Eto di WS Musi diperkirakan dari data Pos Iklim di
Kenten, Palembang dan diambil nilai 4 mm/hari.
• Koefisien Tanaman kc
– Berdasarkan atas standar FAO (1977) nilai kc diambil 1,10
untuk tanaman padi.
• Pengolahan Tanah
– Untuk pengolahan tanah dan untuk kelembaban tanah
diambil angka 200 mm
• Perkolasi
– Besarnya perkolasi kedalam tanah diambil 4 mm/hari
• Hujan Efektif
– Berdasarkan atas kriteria desain irigasi, hujan efektif
diambil nilai 50% dari hujan bulanan dengan periode ulang
5 tahunan
Kebutuhan air irigasi (IR) dan kebutuhan air
di Pintu Pengambilan (DR)
• IR = Irrigation Requirement
• IR = ET crop – Hujan efektif + Perkolasi +
Pengolahan Tanah
• DR = Diversion Requirement
• DR = IR / efisiensi irigasi
– dimana Efisiensi irigasi = 0,6 untuk irigasi
teknis; 0,5 untuk irigasi semi teknis dan 0,4
untuk irigasi sederhana dan irigasi desa.
 Pola Tanam dan Tata Tanam

250.000 237.070

197.797
200.000 182.489 178.386
165.195
146.390 146.801
Kebut.air (lt/dt)

150.000

91.779 88.872
100.000 81.352 76.387 81.891
79.287 82.549
70.809 70.407
64.256
57.618
54.538 56.058
49.498 50.371
44.940
44.097 47.417
40.322
35.283 37.370 32.054
50.000 30.306
28.999 30.210 26.445 31.888
24.863
21.197
15.570
11.644
11.253
7.943
6.593 4.5587.948
- -
-
! II ! II ! II ! II ! II ! II ! II ! II ! II ! II ! II ! II

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Kebutuhan air (lt/dt) Debit andalan (lt/dt)