Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PROYEK

USAHA CANOPY DAN ATAP BAJA RINGAN

“CV. BAJA LAS MORODADI”

Disusun Oleh :

1. Muhammad Fahyan S P (03117070)

2. Achmad Safri Syamsudin (03117014)

3. Leonardo Putra Jaya (03117042)

4. Abimanyu Tegar Pratama (03117013)

5. Achmad Safri Syamsudin (03117014)

6. Andre Ferdian Saleh (03117005)

7. Andre Rokhmadon (03117055)

8. Zainul Hidaytullah (03117125)

PROGRAM TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

UKM adalah sebuah istilah yang mengacu kejenis usaha kecil yang memiliki

kekayaan bersih Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut keputusan Presiden RI.No.99 tahun 1998

pengertian usaha kecil adalah “ Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan

bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

Belakangan ini, perkembangan perekonomian terutama di bidang UKM kian

terasa meningkat, bahkan moderenisasi terjadi di berbagai aspek kehidupan. Sehingga

beragam UKM yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kian beragam pula.

Dengan beragamnya UKM yang dilakukan tersebut, maka kita harus mampu bersaing

untuk memenuhi kebutuhan dan bertahan hidup. Untuk itu kita harus berinvestasi atau

menanamkan modal dalam bentuk UKM agar menjamin kehidupan kita dimasa yang

akan datang.

Dalam menyusun studi kelayakan bisnis banyak hal yang berhubungan dalam

perhitungan bunga dan nilai uang, seperti beban bunga, tingkat bunga, nilai uang, nilai

pinjaman beserta cicilan ( kredit ) serta perhitungan penyusutan terhadap asset yang

digunakan. Faktor – faktor yang perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis

adalah menyangkut dengan beberapa aspek antara lain aspek hukum, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknis

dan teknologi, aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan dan aspek keuangan.

Studi kelayakan bisnis merupakan pedoman kerja, baik dalam penanaman investasi,

pengeluaran biaya, cara produksi, cara pelaksanaan pemasaran dan hasil produksi dan
cara dalam menentukan jumlah tenaga kerja serta jumlah pemimpin yang diperlukan.

Berdasarkan latar belakang inilah maka kami belajar untuk membuat suatu usaha

dengan mengutamakan peranan aspek studi kelayakan bisnis tersebut.

Perumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana analisis studi kelayakan

investasi pengembangan usaha CV.BAJA LAS MORODADI, Studi ini akan menitik

beratkan pada penentuan layaknya investasi.

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut: Untuk

mengetahui dan menganalisis kelayakan investasi pengembangan usaha CV.BAJA

LAS MORODADI.

1.2. Maksud dan Tujuan

 Membuat suatu unit usaha yang menghasilkan keuntungan


 Memberikan jasa las sebagai produk yang berkualitas dan bermutu
 Membuat sebuah produk yang banyak diminati dipasaran masyarakat
BAB II

PROFIL ORGANISASI

2.1 Nama Organisasi

 Pimpinan : Muhammad Fahyan S P

 Pemasaran dan pembelian : Achmad Safri Syamsudin

 Adminitrasi dan keuangan : Leonardo Putra Jaya

 Produksi : Andre Ferdian Saleh & Abimanyu Tegar P

 Penyusun kerangka : Andre Rokhmadhon

 Pengelasan : Tukang las, Pembantu tukang

 Pengecatan : Tukang Cat, Pembantu tukang

2.2 Visi dan Misi

a. Visi Usaha

Menjadikan usaha bengkel las baja sebagai usaha kecil menengah yang

banyak diminati masyarakat dengan memberikan kualitas terbaik agar mendapatkan

keuntungan yang maksimal.

b. Misi Usaha

 Menerapkan pelayanan yang sopan, ramah, pelayanan yang cepat dan baik.

 Menggunakan tenaga kerja yang handal dan professional

 Menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu

 Membangun serta menciptakan citra terbaik perusahaan.


2.3 Struktur Organisasi
BAB III

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN PROYEK

3.1. Aspek Pasar Dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran untuk menilai apakah perusahaan yang akan

melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran yang diinginkan atau

tidak.

Usaha Canopy dan Atap Baja Ringan Pada CV. Baja Las Morodadi ini bisa membuka

cabang atau ekspansi di daerah Kabupaten Jombang Tepatnya di desa Sengon

Kecamatan Jombang. Kabupaten Jombang, dikarnakan bisa mampu memenuhi

konsumen yang ada. Jumlah penduduk berdomisisli pada desa sengon lebih kurang

sendiri terdiri dari 5 dusun, 58 RT, dengan total pendududk berjumlah 21.582 jiwa

yang mana terdiri dari 10.118 jiwa laki-laki, dan 11.464 jiwa perempuan.

Di daerah ini juga perkembangan jumlah penduduknya pesat dan daya beli

terhadap Unit-unit Canopy dan Atap Baja Ringan masih melonjak tinggi karna para

penduduk yang brau mengenal tentang manfaat dari Canopy, serta di permudah dalam

membangun atap dengan menggunakan Rangka Atap Baja Ringan,karna bnayaknya

manfaat dari bahan baku besi itu sendiri. Di daerah tersebut juga merupakan jalan

lintas dengan tingkat kelancaran yang baik. Sehingga mempermudah pemilik usaha

untuk memsasarkan, atau memasangkan produknya di daerah tersebut. Didaerah

Sengon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ini dinilai memiliki peluang sangat

besar dikarenakan didaerah tersebut belum adanya pesaing dengan jenis usaha yang

serupa.

Jika dilihat dari segi pesaing CV. Baja Las Morodadi mempunyai peluang

yang sangat besar dikarenakan belum adanya pesaing dengan jenis usaha yang sama
pada CV. Baja Las Morodadi, serta kualitas produk yang baik, Artinya CV. Baja Las

Morodadi mempunyai peluang dalam pengembangan usahanya, maka secara Aspek

Pasar dan Pemasaran usaha ini layak untuk dikembangkan.

3.2. Aspek Teknik Dan Teknologi

1. Pemilihan Lokasi Usaha

Pemilihan Lokasi usaha ini karena tempat sangat strategis. dengan alamat yang

terletak di desa Sengon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Lokasi ini

berada di jalur lintas utara dan selatan pulau jawa dan mempunyai jumlah

penduduk yang padat, dekat dengan pusat kota, akses jalan lancar dan pesaing

yang masih minim.

2. Pemilihan Teknologi

Pengembangan usaha Canopy dan Atap Baja Ringan ini telah menggunaka

teknologi terbaru, berupa mesin-mesin yang sudah lebih canggih, lebih cepat, dan

lebih terperinci dalam memotong besi, dan mengecat, namun tetap masih

memakai tenaga manusia dalam pengendaliannya. Sedangkan untuk Administrasi,

atau pembukuan sudah lebih moderen dengan menggunakan laptop, dan transaksi

jauh lebih mudah. Berdasarkan penilaian dari aspek produksi dan teknologi, usaha

ini masuk dalam ketegori layak untuk dijalankan.

3.3. Aspek Lokasi Dan Letak Proyek

Lokasi usaha terletak antara didekat pusat kota dan di jalur lintas utara dan selatan

pulau jawa dan mempunyai jumlah penduduk yang padat, dekat dengan pusat kota,

akses jalan lancar dan pesaing yang masih minim.


3.4. Aspek Sumber Daya Manusia

1. Manejemen Organisasi

Dalam aspek manajemen dan sumber daya manusia (SDM) ini lebih menekan

pada produktifitas dan kinerja dari CV. Baja Las Morodadi Cabang Desa Sengon

dan dengan adanya struktur organisasi yang ada akan memudahkan dalam

pembagian dan pelaksanaaan tugas kerja yang ada dan sesuai kemampuan yang

dimiliki.

Dalam urusan manajemen ini dilakukan langsung oleh pimpinan atau pihak

usaha selaku orang yang sudah berpengalaman sebagai pimpinan suatu organisasi

maupun dalam menjalankan usahanya, sumber daya manusia yang ada pada CV.

Baja Las Morodadi Cabang Desa Sengon Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang juga dicari orang yang sebagai pekerja keras, bertanggung jawab, jujur,

serta memiliki kemampuan mengendarai kendaraan roda empat (mobil), dan

kendaraan roda dua (motor) sehingga dapat terpenuhinya sumber daya manusia

yang ada.

2. Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam menjalankan usaha ini, dibutuhan 7 ( tujuh ) orang tenaga kerja yang

ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan kriteria perusahaan. Kebutuhan

terhadap tenaga kerja dapat terjadi perubahan yang dikarenakan perkembangan,

kondisi dan keadaan lapangan.

3. Tingkat Balas Jasa

Usaha CV Baja Las Morodadi Cabang Desa Sengon menerapkan pembayaran

Gaji perbulan. Jadi dari penilaian Kriteria Aspek Manajemen dan Aspek

Organisasi, Usaha ini layak dijalankan.


3.5. Aspek Penyusunan Jadwal Proyek

Penyusunan Jadwal Proyek


CV. BAJA LAS MORODADI
Minggu Ke-
No Uraian Pekerjaan I II I V
I V VII VIII
I I V I
1 Observasi Lokasi                

2 perekrutan perkerja                

3 Pembelian Alat dan Material                

4 Perizinan                

5 Marketing                

6 Produksi                

3.6. Aspek Keuangan

Pada usaha penjualan Canopy dan Atap Baja Ringan ini pemilik CV. Baja Las

Morodadi di Desa Sengon telah menghitung investasi awal yang harus dikeluarkan

dan juga modal yang dibuthkan. Pemilik juga melakukan pinjaman modal kepada

pihak perbankan yang akan dikembalikan dalam waktu yang ditentukan.

1. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana

Usaha Canopy dan Atap Baja Ringan ini tergolong sebagai bisnis UKM

dengan bentuk usaha perseorangan. Dana yang dianggarkan dalam usaha Canopy dan

Atap Baja Ringan sebesar Rp 645.840.000. Sumber dana usaha ini berasal dari modal

sendiri sebesar Rp.145.840.000 dan sisanya utang bank BRI dengan bunga 7% per

tahun dan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun. Berikut ini tabel angsuran yang

ditanggung tiap tahun:


Tabel Utang Bunga Bank
CV. BAJA LAS MORODADI
Tahu
Cicilan Pokok Beban Bunga Total Cicilan Saldo Pokok
n
0       Rp 500.000.000
1 Rp 100.000.000 Rp 35.000.000 Rp 135.000.000 Rp 400.000.000
2 Rp 100.000.000 Rp 28.000.000 Rp 128.000.000 Rp 300.000.000
3 Rp 100.000.000 Rp 21.000.000 Rp 121.000.000 Rp 200.000.000
4 Rp 100.000.000 Rp 14.000.000 Rp 114.000.000 Rp 100.000.000
5 Rp 100.000.000 Rp 7.000.000 Rp 107.000.000 Rp -

Dana sebesar Rp 645.840.000 akan dialokasikan dalam beberapa hal sebagai modal awal

yaitu :
2. Daftar Mesin Dan Peralatan

CV.Baja Las Morodadi


Mesin Dan Alat Produksi
N
Peralatan Jumlah Satuan Harga/unit Harga Total
o
1 Travo 1 Unit Rp 600.000 Rp 600.000
2 Mesin Las 4 Unit Rp 500.000 Rp 2.000.000
3 Mesin Bor 4 Unit Rp 500.000 Rp 2.000.000
4 Tang 4 Buah Rp 85.000 Rp 340.000
5 Palu 4 Buah Rp 60.000 Rp 240.000
6 Gerinda 6 Unit Rp 2.200.000 Rp 13.200.000
7 Mesin Potong 2 Unit Rp 1.800.000 Rp 3.600.000
Jumlah Rp 21.980.000

3. Penyusutan Aset

CV.Baja Las Morodadi


Penyusutan Aset
N Jumla Satua Penyusutan
Peralatan Harga total Nilai Residu
o h n per Th
1 Travo 1 Unit Rp 600.000 Rp 100.000 Rp 100.000
2 Mesin Las 4 Unit Rp 2.000.000 Rp 500.000 Rp 300.000
3 Mesin Bor 4 Unit Rp 2.000.000 Rp 500.000 Rp 300.000
4 Tang 4 Buah Rp 340.000 Rp 50.000 Rp 58.000
5 Palu 4 Buah Rp 240.000 Rp 50.000 Rp 38.000
6 Gerinda 6 Unit Rp 13.200.000 Rp 2.000.000 Rp 2.240.000
7 Mesin Potong 2 Unit Rp 3.600.000 Rp 1.000.000 Rp 520.000
  Total Rp 4.200.000 Rp 3.556.000
3.7. Analisis Keuangan

Setelah mengetahui perkiraan laba yang diperoleh per tahun makan proyek dikatakan

layak untuk dijalankan.

3.8. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

A. Limbah dari Usaha Las

1. Gram dari hasil potongan besi (sekrap besi yang ada akibat memotong

besi)Terak las (sisa dari bagian bahan tambah pada saat pengelasan yang

tidak menempel pada sambungan besi/ percikan pada saat pengelasan)

2. Besi-besi yang sudah tidak bisa digunakan (terlalu pendek)


3. Karbit las

4. Kardus-kardus yang didapat saat pembelian alat-alat

5. Kaleng-kaleng cat

6. Sisa-sisa dempul

7. Amplas-amplas bekas

8. Limbah asap hasil dari pengelasan

B. Polusi Dari Usaha Bengkel Las

1. Asap Las

Asap ini jika terkena mata tidak kalah sakitnya seperti terkena sinar yang

ditimbulkan, bisa mengakibatkan rasa pedih dan sakit. Karena asap ini

bukan sembarang asap yang sekedar asap biasa yang ditimbulkan, tapi

dibalik asap ini ada semacam debu yang ikut terbawa kepulan asap yang

mengakibatkan asap menjadi tajam di bola mata. Dan jika terhirup juga

sangat bahaya, karena butiran-butiran debu sangat tidak baik di paru-paru.

2. Sinar Ultraviolet 

Sinar Ultraviolet ini akibatnya bisa dirasakan secara langsung ketika kita

sedang melakukan / pada proses pengelasan. Jika terkena kulit, akan

mengakibatkan kulit menjadi terbakar dan mengelupas. Dan jika terkena

mata, maka akan mengakibatkan sakit luar biasa yang sangat menyiksa.

3. Sinar Inframerah 

Bahaya sinar Inframerah ini juga tidak kalah bahayanya dari sinar ultra

violet. Jika pada sinar Ultraviolet akibatnya bisa langsung dirasakan, maka

pada sinar Inframerah ini menyerang secara pelan-pelan dan jangka

panjang. 

4. Fume (debu/asap las).


Dalam melakukan pengalasan menggunakan elektroda, fume merupakan

salah satu hal yang membahayakan bagi lingkungan, karena didalamnya

terdapat kandungan karbonmonoksida, karbondioksida, nitrogen yang

apabila terhirup dapat menyebabkan penyakit, cara untuk mengatasi fume

adalah dengan memperbaiki sirkulasi saat melakukan pengelasan, agar

asap las yang dihasilkan saat pengelasan tidak menyebar pada lingkungan

sekitar,

5. Gas.

Pengelasan dengan menggunakan gas asetelin, juga membahayakan,

karena didalam gas tersebut juga terdapat kandungan yang sama seperti

elektroda yang telah di jelaskan sebelumnya dan dapat membahayakan

bagi masyarakat sekitar, selain itu tabung gas las yang tidak dirawat

dengan baik juga dapat menyebabkan ledakan apabila terjadi kebocoran,

dan kebakaranya dapat merembet ke rumah warga sekitar, cara untuk

mengatasinya adalah dengan memperbaiki sirkulasi dan selalu mengecek

kondisi peralatan las.

6. Suara.

Suasana suara bising yang ditimbulkan oleh pekerja las dapat mengganggu

masyarakat yang berada disekitar tempat las tersebut,  untuk megatasinya

dapat membuat struktur bangunan yang dapat menahan suara yang

dihasilkan dari pekerja yang berada di dalam.

7. Percikan Las.

Pengelas yang sering kali melakukan pengelasan diluar dapat mengganggu

masyarakat karena sering kali percikan yang di hasilkan mengenai

pengendara ataupun pejalan kaki yang melewati tempat tersebut.


c. Antisipasi Terhadap Dampak Lingkungan

Dari macam-macam limbah diatas sering sekali ditemui khususnya pada

bidang perbengkelan las, mungkin masih banyak lagi limbah yang dihasilkan dari

bengkel las tersebut. Kita semua tahu bahwa limbah yang dihasilkan dalam bidang

komersial baik itu perusahaan besar maupun hanya CV harus memiliki cara untuk

mencegah terjadinya limbah yang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dan hal

tersebut sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam bidang Analis

Dampak Lingkungan yang sudah diatur oleh pemerintah dan juga bidang komersial

yang akan dibangun sudah mendapatkan ijin membangun suatu usaha pada daerah

tersebut.

Mungkin untuk perbengkelan las yang berada ditengah lingkungan warga

sudah mendapatkan ijin dari Ketua RT setempat dan warga sekitar dalam ijin

mendirikan suatu usaha. Tetapi biasanya ijin tersebut sudah harus disepakati dalam

mencegah bahaya limbah terhadap lingkungan.

Selain itu pekerja harus menggunakan alat pelindung diri untuk melindungi

diri dari polusi yang dihasilkan seperti:

1. Kaus tangan atau masker pelindung wajah sejenis helm dengan plat-plat baja anti-

cahaya dilengkapi dengan jumlah penyaring yang cukup memadai serta kacamata

pelindung digunakan ketika mengerjakan las busur listrik atau las gas

2. Pekerja las harus memakai pakaian kerja lengan panjang dan menutupi leher

dengan handuk sehingga kulit terlindung dari paparan sinar busur las.

3. Pekerja harus merawat kedua matanya dengan meneteskan obat tetes mata dan

menggunakan kompres pendingin untuk melindungi lingkungan pekerja dari

sinar-sinar yang berbahaya tersebut, perlu digunakan layar pelindung cahaya


BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan

Dalam menyusun studi kelayakan bisnis banyak hal yang berhubungan dalam

perhitungan bunga dan nilai uang, seperti beban bunga, tingkat bunga, nilai uang, nilai

pinjaman beserta cicilan ( kredit ) serta perhitungan penyusutan terhadap asset yang

digunakan. Faktor – faktor yang perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis adalah

menyangkut dengan beberapa aspek antara lain aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran,

aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknis dan teknologi,

aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan dan aspek keuangan. Studi kelayakan bisnis

merupakan pedoman kerja, baik dalam penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara

produksi, cara pelaksanaan pemasaran dan hasil produksi dan cara dalam menentukan jumlah

tenaga kerja serta jumlah pemimpin yang diperlukan. Berdasarkan latar belakang inilah maka

kami belajar untuk membuat suatu usaha dengan mengutamakan peranan aspek studi

kelayakan bisnis tersebu

Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha Canopy dan Atap Baja Ringan

sebesar Rp. 645.840.000 yang terdiri dari modal sendiri sebesar Rp. 145.840.000,- dan

melalui kredit perbankan di bank BRI sebesar Rp. 500.000.000,- .

Dari keseluruhan aspek yang telah diteliti, yaitu aspek hukum . aspek manajemen dan

SDM, aspek pasar pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek ekonomi, aspek lingkungan,

dan aspek keuangan dari rencana pengembangan usaha Canopy dan Atap Baja Ringan ini

telah memenuhi syarat dan menunjukan bahwa usaha pengembangan ini layak untuk

dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai