Pengalaman Perusahaan
B
PENGALAMAN PERUSAHAAN
Pengalaman perusahaan yang terkait dengan bidang pekerjaan yang akan ditangani
dalam rangka penyusunan dokumen ini baik berupa tabel yang berisi pengalaman
perusahaan maupun uraian yang menggambarkan major work dari masing-masing
pekerjaan tersebut dapat dilihat pada tabel halaman berikut :
C
PEMAHAMAN TERHADAP KAK
Secara umum Kerangka Acuan Kerja yang disampaikan sangat informatif dan
merepresentasikan apa yang menjadi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,
lingkup pekerjaan, lokasi, personil, pelaporan dan sebagainya yang diperlukan oleh
Konsultan sebagai acuan untuk menyusun dokumen teknis. Kerangka Acuan Kerja
sebagai dasar dan batasan-batasan akan apa yang diinginkan oleh Pengguna Jasa
terutama kesesuaian Output yang harus dihasilkan dengan metode yang digunakan
Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan. Selanjutnya apa yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja menjadi substansi dalam penyusunan dan isi dari Rencana Mutu
Kontrak maupun Program Mutu nantinya tentu dengan ada penambahan kesepakatan
dan lain sebagainya.
Pada intinya Kerangka Acuan Kerja ini membantu PPK Preservasi dan Peralatan BPJN
XII Balikpapan dalam menjalankan TUPOKSINYA yang meliputi memberikan saran dan
masukan kepada Balai serta P2JN terhadap produk perancangan di bidang jalan dan
jembatan seperti Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis, Harga Satuan/Engineer's
Estimate (EE) pada penyelenggaraan bidang kebinamargaan tahun anggaran 2020 dan
rencana tahun 2021, membantu Balai dalam melaksanakan pengawasan terhadap
paket-paket kegiatan di bidang jalan dan jembatan terkait permasalahan-permasalahan
di lapangan, membuat histori dan memberikan laporan kemajuan (progress) fisik yang
meliputi laporan hanan, mrngguan, serta bulanan paket-paket kegiatan bidang jalan
kepada Balai, menyiapkan laporan-laporan yang menjadi tugas sesuai yang
diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kel)a {KAK), membantu tugas pokok dan fungsi
Balai di bidang jalan melalui masing- masing Seksi yang ada sesuai dengan Peraturan
Menteri PUPR nomor 05/PRT/M/2019 .
Pada akhirnya semua bermuara kepada Kinerja Bidang Preservasi dan Peralatan BPJN
XII Balikpapan yang meningkat pada khususnya dan tentu ini akan juga meningkatkan
Kinerja BPJN XII Balikpapan pada umumnya.
Konsultan akan menanggapi apa yang dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja, akan
tetapi ini bertujuan untuk lebih melengkapi dan menguatkan tujuan dari masing-masing
isi Kerangka Acuan Kerja, adapun tanggapan sebagai berikut :
Pada tanggal 19 Oktober 2019, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menetapkan PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/PRT/M/2019 TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NO-
MOR 20/PRT/M/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA
TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. Dengan
demikian, jumlah Balai Besar dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional yang semula ber-
jumlah 18 Balai, menjadi 22 Balai di seluruh Indonesia.
STRUKTUR ORGANISASI
PERUBAHAN-PERUBAHAN MENDASAR
Pasal 80
Pasal 81
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional menyelenggarakan fungsi:
p. dukungann verifikasi data jaringan dan usulan pemrogaman jalan daerah; dan
Pasal 85
Dalam melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 84, Bagian Tata Usaha menyeleng-
garakan fungsi:
f. Pelaksanaan fungsi unit sistem pengendalian intern pemerintah di Balai dan tindak
lanjut hasil pemeriksaan;
l. pelaksanaan urusan tata usaha, kearsipan, dan rumah tangga Balai Besar.
Pasal 87
(2) Subbagian Keuangan dan Umum, mempunyai tugas melakukan pengelolaan ang-
garan, urusan kas dan perbendaharaan, serta administrasi dan akuntansi keuangan,
administrasi penerimaan negara bukan pajak, pelaksanaan administrasi tindak lanjut
hasil pemeriksanaan, pelaksanaan fungsi unit sistem pengendalian intern di Balai,
penyiapan bahan penyusunan laporan berkala serta urusan tata usaha, kearsipan
dan rumah tangga Balai Besar.
Pasal 88
pemrograman jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan serta dukungan verifi-
kasi data jaringan dan usulan pemrograman jalan daerah.
Pasal 89
b. penyusunan rencana dan program pembangunan dan preservasi jalan dan jem-
batan serta penyusunan anggaran tahunan;
o. dukungan verifikasi data jaringan dan usulan pemrograman jalan daerah; dan
Pasal 91
kesehatan kerja dan lingkungan pada Balai Besar, pemantauan, evaluasi, dan
penilaian kepatuhan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di ling-
kungan Balai Besar serta dukungan verifikasi data jaringan jalan daerah.
Pasal 92
Pasal 93
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Bidang Pem-
bangunan dan Pengujian menyelenggarakan fungsi:
f. pelaksanaan program kelaikan jalan dan jembatan nasional dan audit keselamatan
jalan dan jembatan;
g. penerapan hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jalan dan jembat-
an;
l. penyediaan konsultasi teknik pembangunan jalan daerah dan jembatan yang be-
rada di jalan daerah; dan
m. pelaksanaan uji teknis dan operasi jalan tol dalam rangka laik fungsi jalan tol yang
berada di wilayah kerjanya.
Pasal 95
(1) Seksi Pembangunan dan Pengujian Jalan mempunyai tugas melakukan penyiapan
rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan sumber daya
konstruksi pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan termasuk jalan bebas
hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan konstruksinya oleh pemerintah,
pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap pembangunan jalan
tol yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol , pengendalian pelaksanaan
analisis harga satuan pekerjaaan pembangunan jalan, pengendalian dan pelaksa-
naan administrasi teknik dan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi pem-
bangunan jalan, pelaksanaan program kelaikan jalan nasional dan audit kesela-
matan jalan, penerapan hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jalan,
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
bidang jalan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi,
pelaksanaan sosialisasi dan pengendalian pengadaan lahan jalan, pelaksanaan
dan pemantauan pengujian bahan jalan dan hasil pekerjaan konstruksi jalan, eval-
uasi terhadap hasil pengujian, penyediaan konsultasi teknik pembangunan jalan
daerah, serta pelaksanaan uji teknis dan operasi jalan tol dalam rangka laik fungsi
jalan tol yang berada di wilayah kerjanya.
(2) Seksi Pembangunan dan Pengujian Jembatan mempunyai tugas melakukan peny-
iapan bahan pengendalian rencana kerja konstruksi pelaksanaan pembangunan
jembatan, pengendalian pelaksanaan analisis harga satuan pekerjaaan pem-
bangunan jembatan, pengendalian dan pelaksanaan administrasi teknik dan
penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi pembangunan jembatan, penerapan
hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jembatan, penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) bidang
jembatan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi, pelaksa-
naan dan pemantauan pengujian bahan jembatan dan hasil pekerjaan konstruksi
jembatan, evaluasi terhadap hasil pengujian, serta penyediaan konsultasi teknik
pembangunan jembatan yang berada di jalan daerah.
Pasal 96
Pasal 97
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bidang Preservasi
dan Peralatan I menyelenggarakan fungsi:
i. penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan dan jembatan yang berada di jalan
daerah.
Pasal 99
(1) Seksi Preservasi dan Peralatan Jalan I mempunyai tugas melakukanpenyiapan ba-
han rencana kerja untuk pengendalian pelaksanaan preservasi jalan, pengendalian
analisa harga satuan pekerjaan preservasi jalan, pengendalian teknis fungsi dan
pemanfaatan bagian-bagian jalan, pengendalian pelaksanaan penilikan jalan, pen-
gendalian pencegahan/mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan, pengendalian administrasi teknik dan peru-
bahan kontrak pekerjaan preservasi jalan, pengadaan/penyediaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan internal, dan pemantauan bahan dan peralatan untuk
jalan termasuk suku cadang, sertifikasi laik operasi Asphalt Mixing Plant, serta
penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan daerah.
Pasal 100
serta penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan dan jembatan yang berada di jalan
daerah.
Pasal 101
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, Bidang Preserva-
si dan Peralatan II menyelenggarakan fungsi:
i. penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan dan jembatan yang berada di jalan
daerah.
Pasal 103
(1) Seksi Preservasi dan Peralatan Jalan II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan rencana kerja untuk pengendalian pelaksanaan preservasi jalan, pengendali-
an analisa harga satuan pekerjaan preservasi jalan, pengendalian teknis fungsi dan
pemanfaatan bagian-bagian jalan, pengendalian pelaksanaan penilikan jalan, pen-
gendalian pencegahan/mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan, pengendalian administrasi teknik dan peru-
bahan kontrak pekerjaan preservasi jalan, pengadaan/penyediaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan internal, dan pemantauan bahan dan peralatan untuk
jalan termasuk suku cadang, sertifikasi laik operasi Asphalt Mixing Plant, serta
penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan daerah.
(2) Seksi Preservasi dan Peralatan Jembatan II mempunyai tugas melakukan penyia-
pan bahan rencana kerja untuk pengendalian pelaksanaan preservasi jembatan,
pengendalian analisa harga satuan pekerjaan preservasi jembatan, pengendalian
pelaksanaan penilikan jembatan, pengendalian administrasi teknik dan perubahan
kontrak pekerjaan preservasi jembatan, pengadaan/penyediaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan internal, dan pemantauan bahan dan peralatan untuk
jembatan termasuk suku cadang, serta penyediaan konsultasi teknik preservasi
jembatan yang berada di jalan daerah.
Pasal 107
Dalam melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 106, Bagian Tata Usaha menye-
lenggarakan fungsi:
k. pelaksanaan urusan tata usaha, kearsipan, dan rumah tangga Balai Besar; dan
Pasal 109
(2) Subbagian Keuangan dan Umum, mempunyai tugas melakukan pengelolaan ang-
garan, urusan kas dan perbendaharaan, serta administrasi dan akuntansi keuangan,
administrasi penerimaan negara bukan pajak, pelaksanaan administrasi tindak lanjut
hasil pemeriksanaan, pelaksanaan fungsi unit Sistem Pengendalian Intern di Balai,
penyiapan bahan penyusunan laporan berkala serta urusan tata usaha, kearsipan
dan rumah tangga Balai Besar.
Pasal 110
Pasal 111
b. penyusunan rencana dan program pembangunan dan preservasi jalan dan jembat-
an serta penyusunan anggaran tahunan;
o. dukungan verifikasi data jaringan dan usulan pemrograman jalan daerah; dan
Pasal 113
(2) Seksi Pemantauan Seksi Pemantauan mempunyai tugas melakukan penyiapan ba-
han pengendalian pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, penyiapan bahan
rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan sumber daya
konstruksi pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan termasuk jalan bebas
hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan konstruksinya oleh pemerintah, pengen-
dalian dan pengawasan pengadaan tanah jalan nasional, jalan bebas hambatan dan
jalan tol, bahan analisis mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas, bahan peman-
tauan dan evaluasi penerapan standar pelayanan minimal jalan, evaluasi kinerja
penyedia jasa, serta bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Balai Besar,
pengendalian dokumen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3L) pada Balai Besar, pemantauan, evaluasi, dan penilaian
kepatuhan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Balai
Besar serta dukungan verifikasi data jaringan jalan daerah.
Pasal 114
dan preservasi jalan termasuk jalan bebas hambatan dan jalan tol yang pem-
bangunannya dilaksanakan oleh pemerintah, pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan
pengawasan konstruksi pelaksanaan pembangunan jalan tol yang dibiayai oleh Badan
Usaha Jalan Tol, penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan, pen-
gujian mutu konstruksi, melaksanakan penerapan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja dan lingkungan, melaksanakan audit keselamatan jalan dan jembat-
an, serta penyediaan konsultasi teknik pembangunan jalan daerah dan jembatan yang
berada di jalan daerah.
Pasal 115
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114, Bidang Pem-
bangunan dan Pengujian menyelenggarakan fungsi:
f. pelaksanaan program kelaikan jalan dan jembatan nasional dan audit keselamatan
jalan dan jembatan;
g. penerapan hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jalan dan jembatan;
j. pelaksanaan dan pemantauan pengujian bahan dan hasil pekerjaan konstruksi serta
evaluasi terhadap hasil pengujian;
m. pelaksanaan uji teknis dan operasi jalan tol dalam rangka laik fungsi jalan tol yang
berada di wilayah kerjanya.
Pasal 117
(1) Seksi Pembangunan dan Pengujian Jalan mempunyai tugas melakukan penyiapan
rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan sumber daya
konstruksi pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan termasuk jalan bebas
hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan konstruksinya oleh pemerintah, pelaksa-
naan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap pembangunan jalan tol yang
dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol, pengendalian pelaksanaan analisis har-
ga satuan pekerjaaan pembangunan jalan, pengendalian dan pelaksanaan admin-
istrasi teknik dan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi pembangunan jalan,
pelaksanaan program kelaikan jalan nasional dan audit keselamatan jalan, penera-
pan hasil pengembangan teknologi bahan dan peralatan jalan, penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan bidang jalan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi, pelaksanaan sosialisasi dan
pengendalian pengadaan lahan jalan, pelaksanaan dan pemantauan pengujian ba-
han jalan dan hasil pekerjaan konstruksi jalan,evaluasi terhadap hasil pen-
gujian,penyediaan konsultasi teknik pembangunan jalan daerah, serta pelaksanaan
uji teknis dan operasi jalan tol dalam rangka laik fungsi jalan tol yang berada di wila-
yah kerjanya.
(2) Seksi Pembangunan dan Pengujian Jembatan mempunyai tugas melakukan peny-
iapan bahan pengendalian rencana kerja konstruksi pelaksanaan pembangunan
jembatan, pengendalian pelaksanaan analisis harga satuan pekerjaaan pem-
bangunan jembatan, pengendalian dan pelaksanaan administrasi teknik dan
penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi pembangunan jembatan, penerapan hasil
pengembangan teknologi bahan dan peralatan jembatan, penerapan sistem mana-
jemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan bidang jembatan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi, pelaksanaan dan peman-
tauan pengujian bahan jembatan dan hasil pekerjaan konstruksi jembatan, evaluasi
terhadap hasil pengujian, serta penyediaan konsultasi teknik pembangunan jembat-
an yang berada di jalan daerah.
Pasal 118
Pasal 119
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang Preserva-
si dan Peralatan menyelenggarakan fungsi:
i. penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan dan jembatan yang berada di jalan
daerah.
Pasal 121
(1) Seksi Preservasi dan Peralatan Jalan mempunyai tugas melakukanpenyiapan ba-
han rencana kerja untuk pengendalian pelaksanaan preservasi jalan, pengendalian
analisa harga satuan pekerjaan preservasi jalan, pengendalian teknis fungsi dan
pemanfaatan bagian-bagian jalan, pengendalian pelaksanaan penilikan jalan, pen-
gendalian pencegahan/mitigasi dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan
bencana yang berdampak pada jalan, pengendalian administrasi teknik dan peru-
bahan kontrak pekerjaan preservasi jalan, pengadaan/penyediaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan internal, dan pemantauan bahan dan peralatan untuk
jalan termasuk suku cadang, sertifikasi laik operasi Asphalt Mixing Plant, serta
penyediaan konsultasi teknik preservasi jalan daerah.
Pasal 125
Pasal 126
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125, Balai Pelaksa-
naan Jalan Nasional menyelenggarakan fungsi:
Pasal 129
jalan termasuk jalan bebas hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan kon-
struksinya oleh pemerintah, bahan analisis mengenai dampak lingkungan dan lalu
lintas, bahan pemantauan dan evaluasi penerapan standar pelayanan minimal
jalan, evaluasi kinerja penyedia jasa, serta bahan penyusunan laporan akuntabili-
tas kinerja Balai, penyediaan konsultasi teknik pemrograman dan pelaksanaan
jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan serta dukungann verifikasi data
jaringan dan usulan pemrogaman jalan daerah.
(4) Seksi Preservasi dan Peralatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
rencana kerja untuk pengendalian pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan,
pengendalian analisa harga satuan pekerjaan preservasi jalan dan jembatan, pen-
gendalian teknis fungsi dan pemanfaatan bagian-bagian jalan, pengendalian
pelaksanaan penilikan jalan dan jembatan, pengendalian pencegahan/mitigasi dan
pengendalian pelaksanaan penanggulangan bencana yang berdampak pada jalan,
pengendalian administrasi teknik dan perubahan kontrak pekerjaan preservasi
Pasal 131
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukanurusan pengelolaan data, ad-
ministrasi kepegawaian, serta pengelolaan organisasi dan tatalaksana penyiapan
pelaksanaan pengendalian penyusunan perjanjian/kontrak dan pemberian advokasi
hukum, pelayanan dan komunikasi publik di Balai, koordinasi dengan instansi
terkait, dokumentasi penyelenggaraan jalan, pengelolaan anggaran, urusan kas dan
perbendaharaan, serta administrasi dan akuntansi keuangan, administrasi pen-
erimaan negara bukan pajak, pelaksanaan administrasi tindak lanjut hasil pemerik-
sanaan, pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di Balai, penyiapan bahan
penyusunan laporan berkala serta urusan tata usaha, kearsipan dan rumah tangga
Balai, penatausahaan, pengelolaan, administrasi dan akuntansi barang milik negara,
pelaksanaan pengamanan fisik dan pelaksanaan proses sertipikasi tanah dan ba-
rang milik negara, pelaksanaan fasilitasi, pemantauan dan evaluasi usulan
penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan
Barang Milik Negara yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang yang berada
di bawah kewenangannya, pengelolaan dan penetapan leger jalan nasional, penye-
diaan konsultasi teknis pengelolaan leger jalan daerah serta pelaksanaan admin-
istrasi perizinan bidang jalan dan jembatan.
sional, pengadaan tanah jalan bebas hambatan, dan jalan tol, serta penyiapan ba-
han studi kelayakan, survei, investigasi dan rencana teknis/desain pembangunan
dan preservasi pengembangan jaringan jalan dan jembatan, penyiapan bahan pen-
gendalian pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, penyiapan bahan rencana ker-
ja pengendalian dan pengawasan, Pelaksanaan fungsi pengendali dokumen sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan pada Balai, serta
pemanfaatan sumber daya konstruksi pelaksanaan pembangunan dan preservasi
jalan termasuk jalan bebas hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan konstruksinya
oleh pemerintah, bahan analisis mengenai dampak lingkungan dan lalu lintas, ba-
han pemantauan dan evaluasi penerapan standar pelayanan minimal jalan, evaluasi
kinerja penyedia jasa, serta bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Balai,
penyediaan konsultasi teknik perencanaan dan pemrograman jalan daerah terma-
suk konektivitas jaringan jalan serta dukungan verifikasi data jaringan dan usulan
pemrogaman jalan daerah.
Pasal 133
Bagan struktur organisasi, nomenklatur, Lokasi, dan/atau Wilayah Kerja Balai di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Bina Marga sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI merupakan peralihan dari Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VII, wilayahya meliputi 3 (Tiga) Provinsi yakini Kalimantan
Selatan, Kalimantan Barat serta Kalimantan Tengah. Dengan berubahnya struktur or-
ganisasi di lingkungan Balai itu sendiri maka Bidang Perencanaan bertambah juga ling-
kup tugasnya karena pada struktur yang baru ada lingkup tugas pemantauan.
Sebagaimana telah disebutkan dalam uraian latar belakang proyek, maka pelaksa-
naan dari kegiatan ini sebagai upaya untuk mencapai target kinerja balai sebagai
penangungg jawab pengelolaan infrastruktur jalan dan jembatan sesuai dengan tu-
poksi balai, maka konsultan sangat memahami uraian dari maksud dan tujuan
pelaksanaan kegiatan ini, dan konsultan akan membantu sepenuhnya untuk
kesuksesan pelaksanaannya dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimil-
iki.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, konsultan akan berkordinasi dengan Project Officer,
Tim Teknis serta staf yang ditunjuk oleh pengguna jasa dalam memenuhi kebutuhan
administrasi dan perizinan, serta fasilitas pertemuan pembahasan. Konsultan akan men-
jaga dan merawat serta menyimpan data serta peralatan yang diberikan oleh PPK dan
digunakan semaksimal mungkin untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi Kegiatan Jasa Konsultansi ini berada di wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional XII dan berkantor di Balikpapan.
Konsultan memahami pelaksanaan kegiatan pada lokasi ini, yang secara global dapat
dilihat pada gambar berikut :
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII wilayahnya mencakup 2 Provinsi yakni Provin-
si Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara seperti yang ditunjukkan dengan
garis merah terputus dan hanya membina jalan dan jembatan nasional saja.
Masing-masing peta jaringan jalan nasional di 2 provinsi tersebut dapat dilihat se-
bagai berikut :
Susunan personil yang tergabung dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Rekapitulasi Kebutuhan Personll
$1
5Tahun
5. Ahli Geoteknik 1 Teknik 216 AhllGeotalcnlk
(Madya)
Geologi
Ahli K3 Konstruksi, S1 5Tahun Ahll K3
6. 1 603
SMMK3LI Teknik Sipil (Madya) l<oostnJksl
Tenaga Pendukung
3. Sopir 2 SMNSMK - - -
4. Office Boy 1 SMNSMK - - -
Konsultan menilai bahwa komposisi tersebut sudah sangat memadai untuk menja-
wab tantangan pekerjaan, isu-isu global yang ada. Masing-masing personil dengan
kemampuan yang telah memenuhi syarat akan mampu bekerja sesuai bidang dan
secara professional.
Konsultan akan menyusun laporan sebagaimana yang tertulis dalam KAK sebagai
perwujudan dan pertanggung jawaban pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini juga ber-
fungsi sebagai kontrol terhadap tugas Konsultan, karena dalam masing-masing
laporan ada kewajiban dan syarat-syarat yang dimintakan. Laporan juga sebagai
milestone dan progress pekerjaan sejauh mana diselesaikan. Laporan juga sebagai
bukti kerja serta administrasi keuangan.
D
APRESIASI & INOVASI/GAGASAN BARU
CAPAIAN DAN KONDISI PENYELENGGARAAN JALAN DAN JEMBATAN
Dalam rangka dukungan terhadap konektivitas nasional untuk penguatan daya saing
pada periode tahun 2010-2014 telah dilakukan pembangunan jalan nasional sepanjang
1.268 Km, jalan bebas hambatan sepanjang 45,59 Km, dan jembatan sepanjang 41.640
M. Dengan demikian total panjang Jalan Nasional yang telah dibangun sampai tahun
2014 adalah sepanjang 39.838 Km. Untuk capaian hasil pembangunan jembatan/fly
over/underpass/terowongan sampai tahun 2014 sepanjang 62.599 M. Sebagai ilustrasi
salah satu pencapaian pembangunan jembatan adalah Jembatan Kelok 9, yang terdiri
dari enam jembatan dengan total panjang 943 M dan jalan sepanjang 2,089 Km.
Total hasil pembangunan jalan bebas hambatan sampai akhir tahun 2014 mencapai
1.030,56 Km. Sebagai ilustrasi, capaian pembangunan jalan bebas hambatan periode
tahun 2010-2014 diantaranya yaitu ruas Kanci-Pejagan, Semarang-Ungaran, Nusa Dua-
Benoa, JORR W1 (Kebon Jeruk-Penjaringan), Cinere-Jagorawi, Surabaya-Mojokerto,
dan Bogor Ring Road.
Capaian kondisi jalan pada periode tahun 2010-2014 adalah kondisi kemantapan jalan
nasional sebesar 93,95% (untuk total panjang jalan nasional 38.569 Km) dan utilitas
jalan nasional 97,56 Milyar Kendaraan Km. Namun demikian, terdapat penambahan
panjang jalan nasional dari jalan daerah dan jalan strategis nasional rencana yang
mengakibatkan total panjang jalan nasional menjadi 47.017 Km, sehingga kemantapan
pada tahun 2015 menurun menjadi 86 persen. Sedangkan untuk panjang jalan daerah
sampai tahun 2014 mencapai panjang 463.399 Km (data RPJMN 2015-2019) dengan
tingkat kemantapan mencapai 70% dan untuk Jalan Kabupaten/Kota mencapai 59%.
Salah satu pencapaiannya adalah Jalan Maros – Watampone sepanjang 164,88 Km.
Selanjutnya untuk memberi dukungan wilayah pintu gerbang pariwisata, penanganan
jaringan jalan dilakukan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Salah satu pencapaiannya
adalah Jalan Tol Nusa Dua – Tanjung Benoa sepanjang 10 Km. Jalan tol ini berada di
atas permukaan air laut di Teluk Benoa yang menghubungkan wilayah selatan Pulau
Bali. Sedangkan untuk mendukung Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi
dan Pertambangan Nasional, telah dilakukan penanganan jaringan jalan di Kepulauan
Maluku dan Pulau Papua, yang antara lain adalah : Pembangunan Jembatan Merah
Putih sepanjang 1.060 M menyeberangi Teluk Ambon dimulai sejak tahun 2011, serta
penanganan 11 ruas jalan strategis sepanjang 3.098 Km di Pulau Papua.
Kualitas infrastruktur jalan di Indonesia dalam mendukung konektivitas dan daya saing
saat ini berada pada tren yang cukup positif. Berdasarkan penilaian dari Global
Competitiveness Index, kualitas infrastruktur jalan menunjukkan peningkatan dari tahun-
tahun sebelumnya. Pada tahun 2013-2014, infrastruktur jalan mengalami peningkatan
dari nilai 3,4 pada tahun 2012-2013 menjadi 3,7 dari 7 pada tahun 2013-2014 dan
berada pada urutan ke 78 dari 148 negara. Perlu adanya terobosan dalam pelaksanaan
penyelenggaraan jalan untuk menjaga tren positif kualitas infrastruktur jalan di
Indonesia, sehingga mampu mencapai nilai yang lebih baik di tahun-tahun berikutnya.
Pada akhir tahun 2014, kondisi kemantapan jalan nasional sudah mampu mencapai
94%. Selain itu, peran infrastruktur khususnya infrastruktur jalan memiliki peran yang
sangat signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya saing
perekonomian suatu negara. Infrastruktur tidak hanya berfungsi sebagai barang modal
yang secara langsung dapat menghasilkan produksi (Economic Directly Productive
Capital), tapi juga barang modal yang menjadi landasan bagi perekonomian yang secara
tidak langsung dapat menghasilkan atau meningkatkan proses produksi, seperti fasilitas
transportasi dan irigasi (Economic Overhead Capital), serta sebagai sarana penting bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat yang secara tidak langsung bermanfaat dalam
usaha menghasilkan atau meningkatkan produksi (Social Overhead Capital).
Selanjutnya infrastruktur jalan juga berperan sangat penting sebagai tulang punggung
(backbone) dalam pergerakan ekonomi dan daya saing nasional. Percepatan
penyediaan infrastruktur jalan yang berkualitas menjadi salah satu upaya bagi Indonesia
untuk dapat keluar dari negara middle income trap.
Selain itu, pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, merupakan salah satu formula
handal dalam percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengentasan
kemiskinan. Infrastruktur jalan dapat membuka akses terhadap kesempatan kerja,
pelayanan, investasi, serta dapat menjadi pendorong perputaran/siklus kegiatan
ekonomi, khususnya kegiatan ekonomi lokal.
infrastruktur jalan yang masih rendah. Rendahnya kualitas infrastruktur jalan berimbas
pada trip time (jam/100 Km) masih cukup tinggi yaitu 2,7 jam/100 Km, jika dibandingkan
dengan negara tetangga, dimana 100 Km dapat dicapai kurang lebih dalam 1-1,5 jam.
Indonesia tercatat masih belum bersahabat dengan dunia usaha. Menurut laporan World
Bank, posisi Indonesia dalam peringkat kemudahan berusaha (Rankings of the Ease of
Doing Business) hanya mampu menempati peringkat ke-120. Penilaian ini salah satunya
dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur dasar, khususnya transportasi, selain
indikator lain seperti prosedur dan administrasi. Hal ini tidak lepas dari tingginya biaya
logistik di Indonesia, yang mana rata-rata rasio biaya logistik terhadap PDB masih pada
kisaran 27%. Berdasarkan studi World Bank, skor logistic performance index (LPI)
ndonesia hanya mencapai 2,94 dan hanya menempati peringkat ke-53 pada tahun 2014.
Meskipun kondisi jalan nasional sudah mencapai tingkat kemantapan yang relative
tinggi, kondisi jalan daerah belum mampu mendukung fungsi jalan nasional. Tingkat
kemantapan jalan daerah masih pada kisaran 70%. Padahal, sebagai sebuah system
jaringan, jalan daerah memegang peran yang tidak kalah penting dari jalan nasional.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab kurang baiknya kinerja jaringan jalan di
Indonesia, yang mengakibatkan permasalahan-permasalah seperti waktu tempuh yang
cukup lama serta tingginya biaya logistik.
Selain itu, backlog pengembangan jaringan jalan tol masih cukup tinggi, yang berakibat
pada expressway density rendah, yaitu sekitar 0,05 Km/1.000 penduduk. Pembangunan
jalan tol masih terhambat masalah pengusahaan, pengadaan lahan, dan kelembagaan.
Disamping itu, mutu dan kemantapan jalan belum seragam dan kerusakan jalan akibat
beban berlebih juga masih terjadi, sementara keselamatan jalan dan kelaikan fungsi
jalan dituntut untuk lebih ditingkatkan.
Kondisi Jalan Nasional Tahun 2015 -2019 (Capaian & Strategi Kebijakan)
Long Segment merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang
segmen yang menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan standar sepanjang
segmen.
D. PERALATAN PEMELIHARAAN
a. 1 fleet UPR : dump truck, flat bed truck, baby roller, asphalt sprayer, compressor,
asphalt cutter (cold milling), jack hummer.
b. Grass cutter, chainsaw.
c. Peralatan rambu, cone, rambu peringatan, dll.
d. Motor grader, wheel loader
.
D. LAPORAN DAN SURVEY
Di Indonesia ada sekitar 16.962 buah jembatan (ekivalen 325.5 km) yang terletak di
Ruas Jalan Nasional, dimana 77% diantaranya merupakan jembatan dengan panjang
bentang kurang dari 20 m. Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentang jalan, dinyatakan bahwa
jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai
peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah. Sehingga
jembatan perlu mendapat penanganan yang sama pentingnya dengan jalan. Adapun
bagan alir perencanaan teknik jembatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
1. Produk konstruksi jembatan yang aman & berkualitas (adanya jaminan mutu
konstruksi)
2. Mudah & siap dipasang di segala tempat dengan resiko yang minimal
3. Pembagian biaya konstruksi dengan pemerintah setempat
Selain hal tersebut di atas, diperlukan juga kegiatan untuk menjaga agar jembatan yang
sudah ada dapat melayani kebutuhan lalu-lintas secara maksimal dan memberikan
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan, sehingga diperlukan pemeliharaan
bagi jembatan yang sudah ada tersebut, atau pembangunan jembatan baru pada
daerah-daerah terpencil dalam rangka pengembangan wilayah. Salah satunya dengan
melakukan pemeriksaan jembatan.
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS D - 14
Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII Balikpapan
D. Apresiasi dan Inovasi/Gagasan Baru
Pendataan jembatan secara detail terhadap fisik jembatan yang mencakup pada
panjang, lebar, jenis konstruksi, aliran sungai atau profil lokasi.
Pemeriksaan khusus dilakukan apabila ada keraguan atas pemeriksaan detail atau
tidak dapat menganalisa kerusakan secara tepat yang mencakup pada kondisi
jembatan secara spesifik atau lanjutan dari pemeriksaan detail sesuai kondisi yang
dibutuhkan sengan inspector ahli dan pengunaan alat khusus.
Dari hasil pemeriksaan jembatan, baru dapat ditentukan jenis penanganan atau
pemeliharaan yang dibutuhkan. Pemeliharaan jembatan ini dimaksudkan agar
jembatan tetap berfungsi sampai menunggu adanya dana untuk perbaikan atau
penggantian. Sistem pemeliharaan jembatan ini dapat dibagi atas 3 pekerjaan,
yakni :
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
i) Operation, penggunaan prasarana jalan dan jembatan yang telah terbangun oleh
pengguna sesuai dengan fungsinya.
Secara spesifik, Konsultan harus memahami secara rinci lingkup kerja pekerjaan
Konsultansi Monitoring Pelaksanaan Proyek, antara lain:
1) Turut serta dan berperan aktif dalam pelaksanaan pembinaan teknik dan
administrasi kepada petugas di Bidang Preservasi dan Peralatan.
3) Membantu Seksi Perencanaan dalam pemberian advice teknis dan koreksi terhadap
produk perencanaan teknis Satuan Kerja P2JN.
pemeliharaan, adalah kurang lengkap dan kurang akuratnya data survai dan
investigasi.
c) Dalam melaksanakan tugas ini, Konsultan akan selalu mendorong agar proses
kegiatan survai dan investigasi dilakukan sesuai dengan standar dan pedoman
yang ada, baik tatacara melaksanakannya maupun tingkat ketelitiannya.
d) Bila data survai dan investigasi lengkap dan akurat, maka untuk setiap
permasalahan teknis yang ada, konsultan dapat memberikan tanggapan dan
mengembangkan berbagai alternatif rekomendasi penanganan yang sesuai
dengan kondisi lokasi pekerjaan dan/atau batasan-batasan yang ada
c) Konsultan harus memahami sistem jaringan jalan, data demografi, dan sistem
penyelenggaraan jalan di wilayah kerja BPJN XII Balikpapan.
e) Salah satu komponen indikator SPM yang cepat berubah adalah data kondisi
jalan, akibat pengaruh cuaca, drainase, dan beban lalu lintas. Data kondisi jalan
ini dikumpulkan oleh P2JN secara periodik dua kali setiap tahun. Data kondisi
jalan ini sangat mempengaruhi pada komponen kecepatan tempuh. Sementara
komponen mobilitas dan konektifitas dapat berubah akibat adanya kegiatan
pembangunan jalan.
a) Konsultan harus selalu memliki akses informasi terkait isu-isu penting dalam
penyelenggaraan perencanaan dan pemantauan jalan dan jembatan, dan
informasi termutakhir kemajuan pekerjaan
a) Konsultan membantu mengumpulkan data inventory dan data kondisi jalan yang
dilaksanakan oleh P2JN setiap provinsi
c) Berdasarkan data inventory dan data kondisi jalan, serta sasaran dan prioritas
penanganan pada Renstra, Konsultan menyiapkan indikasi program
penanganan jaringan jalan untuk program tahun anggaran 2020.
11) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyiapan rencana dan
dokumen pengadaan pembangunan dan preservasi jalan termasuk jalan bebas
hambatan dan jalan tol.
12) Membantu Bidang Perencanaan dan Pemantauan dalam penyiapan rencana dan
dokumen pengadaan pembangunan dan preservasi jalan dan jembatan
17) Membuat notulen dan membantu penyiapan draft berita acara dalam setiap rapat
BPJN XII Balikpapan yang menjadi tugas Bidang Preservasi dan Peralatan.
d) Konsultan membuat catatan rapat dan menyiapkan konsep notulen rapat untuk
disetujui dan ditandatangani peserta rapat
Saat ini berkembang dengan faslitas pembacaan target dan pencatatan data secara
digital sehingga tidak perlu lagi pencatatan manual yang berpotensi terjadinya
kesalahan data, baik dari sisi pembacaan maupun pencatatan.
GPS yang terbaru mempunyai ketelitian yang sangat tinggi dalam membaca titik
koordinat di muka bumi, sehingga dengan adanya alat ini, maka tidak perlu lagi
pelaksanaan pengikatan terhadap titik tetap yang biasanya berada jauh dari lokasi
survey dan harus melewati rute yang sulit untuk mencapainya.
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS D - 24
Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII Balikpapan
D. Apresiasi dan Inovasi/Gagasan Baru
Alat pengukur jarak sudah berkembang sedemikian canggih sehingga tidak perlu lagi
menggunakan rol meter yang mempunyai kelemahan dalam hal ketelitian dan waktu
pelaksanaan serta tenaga pelaksana.
Konsultan akan menggunakan alat digital untuk pelaksanaan pengukuran baik jarak
maupun dimensi jembatan yang akan ditangani.
4. Kamera Digital
Dengan berkembangan kamera untuk pengambilan foto yang saat ini sudah tidak
menggunakan film lagi, maka pengambilan foto-foto dokumentasi dapat dilakukan
dengan mudah dan hasilnya dapat langsung dilihat, sehingga kesalahan
pengambilan gambar dapat dihindarkan yang berimbas pada efisiensi waktu.
Untuk itu konsultan akan memanfaatkan sepenuhnya pemakaian alat ini untuk
mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
Uraian mengenai komputer dan alat kelangkapannya terdiri dari hardware dan
software.
Berbicara mengenai hardware tidak terlepas dari perkembangan bentuk yang
semakin ringkas dan kemampuan yang semakin tinggi baik dari sisi kemampuan
olah data maupun penyajian hasilnya.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini, maka software yang paling dominan dalam
pemakaian mencakup software untuk pengolah data berupa data base dan software
untuk olah gambar baik dalam bentuk bitmap maupun raster.
2. Internet
Disamping itu dengan kemudahan pertukaran data ini, maka komunikasi dengan
pengguna jasa akan semakin mudah, sehingga setiap progress baik yang bersifat
adminstratf maupun teknis bisa segera dikomunikasikan tanpa membuang waktu dan
tenaga.
D.3. APRESIASI
Konsultan akan terbuka pada semua aspek yang terkait dengan adanya inovasi baru
sebagai dampak dari perkembangan teknologi yang pada ujungnya akan mengarah
pada efisiensi dan efektifitas serta keakuratan hasil pekerjaan.
Untuk itu selama inovasi itu memberi manfaat yang lebih baik dari metode pelaksanaan
yang selama ini ada dan tidak meninggalkan azas efisiensi, efektifitas dan akurat serta
tidak meninggalkan hal penting yaitu dari sisi kelayakan terkait dengan penggunaan
dana, maka konsultan akan mengaplikaskan dengan tetap berkoordinasi dengan pihak-
pihak terkait yang bisa memberikan rekomendasi bahwa inovasi tersebut sudah teruji,
dan layak untuk diaplikasikan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program tahunan pembangunan jalan dan penyusunan rencana
pelaksanaan jalan;
b. pelaksanaan dan pengendalian analisis mengenai dampak lingkungan;
c. penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa;
d. pengendalian penyusunan analisis harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan;
e. pengendalian dan pengawasan pengadaan tanah jalan nasional, pengadaan tanah
jalan bebas hambatan dan jalan tol;
f. pengendalian pencegahan, mitigasi dan penanggulangan bencana yang berdampak
pada jalan;
g. pengendalian perencanaan dan pengawasan pembangunan dan preservasi jalan
dan jembatan nasional termasuk penyesuaian kontrak perencanaan dan
pengawasan;
h. pengendalian pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan dan jembatan
nasional termasuk penyesuaian kontrak pelaksanaan konstruksi;
i. penyiapan rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta pemanfaatan
sumber daya konstruksi pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan termasuk
jalan bebas hambatan dan jalan tol yang dilaksanakan konstruksinya oleh
pemerintah;
j. pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap rencana kerja
pembangunan jalan tol yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol;
k. pelaksanaan audit keselamatan jalan;
l. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi standar pelayanan minimal jalan;
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS D - 27
Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII Balikpapan
D. Apresiasi dan Inovasi/Gagasan Baru
Konsultan memahami tugas dan fungsi BPJN XII Balikpapan dalam melaksanakan
penyelenggaraan jaringan jalan dan jembatan di wilayah kerjanya, terutama proses
PPB-SIDLACOM dalam penyelenggaraan jalan, yakni:
k) Planning, perencanaan umum sistem jaringan jalan dan jembatan
l) Programming, pemrograman penanganan jalan dan jembatan
m) Budgeting, penganggaran kegiatan penanganan jalan dan jembatan
n) Survey, kegiatan survai pada tahap perencanaan untuk menetapkan lingkup
pekerjaan dan mengenali permasalahan yang memerlukan investigasi lebih rinci
o) Investigation, kegiatan investigasi untuk menentukan perilaku kondisi lokasi
pekerjaan dan parameter desain yang akan digunakan dalam proses desain
p) Design, kegiatan perencanaan teknis (desain) untuk menentukan bentuk
penanganan perilaku kondisi lokasi pekerjaan agar dapat memenuhi spesifikasi dan
kriteria desain yang ditetapkan
q) Land Acquisition, proses pengenalan, mengukur, menilai dan pembebasan lahan
untuk kebutuhan konstruksi.
r) Construction, proses pelaksanaan konstruksi sesuai dengan desain, syarat-syarat
umum, dan spesifikasi pekerjaan
s) Operation, penggunaan prasarana jalan dan jembatan yang telah terbangun oleh
pengguna sesuai dengan fungsinya.
t) Maintetnance, kegiatan pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan yang telah
terbangun dan dioperasikan untuk mempertahankan tingkat pelayanannya.
Pengorganisasian pekerjaan di lingkungan BPJN XII Balikpapan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kepala BBPJN
PENYEDIA JASA
KONS KMP
PENYEDIA JASA KMP
(Fungsi IA)
KALIMANTAN SELATAN
P P K
(fisik) PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA
CORE TEAM KONSULTAN PERENCANA
PENYEDIA JASA
KONTRAKTOR
(Fungsi Pelaksana & QC)
Menguraikan tugas, tanggung jawab dan wewenang seluruh fungsi yang ada di dalam
struktur organisasi Tim Pelaksana kegiatan diuraikan sebagai berikut:
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan
dan pencapaian outcome yang telah di tetapkan;
Bertanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan
Umum cq Dirjen Bina Marga selaku atasan
langsung penanggung jawab organisasi.
Wewenang :
Memutuskan tindakan yang berkaitan dengan
produk Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas realisasi keuangan dan
keluaran/output regional yang dilaksanakan
sesuai rencana kerja yang ditetapkan dalam
DIPA;
Bertanggung jawab kepada kepala satuan kerja.
Wewenang :
Melaksanakan tindakan sesuai keputusan
Kasatker yang berkaitan dengan produk
Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas tercapainya hasil
kegiatan;
Bertanggung jawab atas terlaksananya tiap-tiap
rapat.
Wewenang :
Melaksanakan tindakan sesuai keputusan PPK
yang berkaitan dengan produk Konsultan
Manajemen Proyek BPJN XII.
Tanggung Jawab :
Menjamin bahwa amanat KAK dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Wewenang :
Mendampingi dan memberikan rekomendasi
sesuai dengan bidang keahliannya sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja.
Direktorat Jenderal Bina Marga menetapkan arah kebijakan dan strategi nasional
penyelenggaraan jalan (KSN-PJ) jangka panjang 2025 dan rencana strategis (renstra)
dengan periode 5 tahunan (2015-2019) dengan mempertimbangkan berbagai
kepentingan dan tantangan yang mendasari pemantapan peran dan fungsi jalan bagi
pembangunan ekonomi-sosial masyarakat sebagai bagian dari sektor transportasi
nasional. Melihat hat tersebut juga penetapan arah kebijakan dan strategi yang disusun
Direktorat Jenderal Bina Marga tersebut juga harus melingkupi dan menjawab berbagai
tantangan serta kendala-permasalahan yang muncul sebagai akibat kondisi internal
organisasi Direktorat Jenderal Bina Marga, sesuai dengan visi jangka panjang
Kementerian Pekerjaan Umum. Maupun akibat adanya dinamika pembangunan
regional, nasional, dan global.
Agar implementasi program perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dapat lebih
efektif dan efisien, maka perlu dilakukan dengan pendekatan keterpaduan top down dan
bottom up dalam menjawab secara komprehensif kebijakan dan strategi nasional
penyelenggaraan jalan (KSN-PJ) 2025 dan rencana strategis Ditjen Bina Marga 2015-
2019. Pendekatan pola pikir tersebut perlu kiranya ditindaklanjuti unit-unit lembaga di
bawah Direktorat Jenderal Bina Marga untuk melakukan kajian detail program jangka
menengah 2015-2019 sebagai bahan masukan bagi Renstra Ditjen Bina Marga 2015-
2019. Berkaitan dengan perlunya keterpaduan top down (Ditjen Bina Marga) dan bottom
up (Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah dan BBPJN/BPJN) maka Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VII perlu menyusun Bahan Usulan Program Jangka
Menengah di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII dengan melihat
permasalahan, kendala, potensi, rencana, pembangunan, serta kebutuhan jangkauan
jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
dan Kalimantan Timur. Untuk memfasilitasi penentuan arah kebijakan dan strategi dalam
penyusunan program jangka menengah di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VII tersebut, maka perlu diusulkan adanya suatu pendekatan pola berpikir
sebagai landasan konsepsual bagi metodologi pelaksanaan kajian yang
mengedepankan keterpaduan top down dan bottom up. Pendekatan kerangka berpikir
tersebut disusun secara sistemik dan komprehensif sebagaimana disajikan dalam
Gambar 2.1, yang terdiri atas tahapan :
(1) Tahapan input : menelaah regulasi dan kebijakan nasional yang terkait langsung
dengan proses penyelenggaraan jalan (pengaturan-pembinaan-pembangunan-
pengawasan) baik jangka menengah (2015-2019) maupun jangka panjang 2025
dan menelaah visi misi Platform Perubahan Preseiden 2015 serta Roadmap
Kementerian PU-PERA 2015-2019.
(4) Tahapan outcome : manfaat yang diharapkan dari implementasi bahan usulan
program jangka menengah 2015-2019 di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VII yaitu terciptanya peningkatan kemantapan dan kapasitas jalan
nasional di wilayah kerja BBPJN-VII sehingga dapat menurunkan waktu tempuh
perjalanan pada lintas utama jalan nasional, anatar pusat kegiatan, dan jalan
perkotaan metropolitan/kota besar serta pengembangan jalan sub-nasional
mendukung KPI.
(5) Tahapan impact : dampak dari manfaat implementasi bahan bahan usulan
program jangka menengah 2015-2019 di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VII yang mendukung peningkatan konektivitas jaringan jalan
nasional di wilayah kerja BBPJN-VII yang mampu mendukung peningkatan daya
saing logistic dan mobilitas antarmoda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
menengah di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1. Pendekatan pola pikir Penyusunan Rencana Strategis 5 Tahunan (2015-
2019) di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
Gambar 2.1. Pendekatan pola pikir Penyusunan Rencana Strategis 5 Tahunan (2015-
2019) di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
(lanjutan)
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS D - 35
Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII Balikpapan
D. Apresiasi dan Inovasi/Gagasan Baru
Gambar 2.1. Pendekatan pola pikir Penyusunan Rencana Strategis 5 Tahunan (2015-
2019) di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
(lanjutan)
Gambar 2.1. Pendekatan pola pikir Penyusunan Rencana Strategis 5 Tahunan (2015-
2019) di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
(lanjutan)
Gambar 2.1. Pendekatan pola pikir Penyusunan Rencana Strategis 5 Tahunan (2015-
2019) di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
(lanjutan)
Gambar 2.1. Pendekatan pola pikir Penyusunan Rencana Strategis 5 Tahunan (2015-
2019) di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
(lanjutan)
Selain itu, arah kebijakan kebijakan dan strategi pengembangan dan pembangunan
jaringan jalan juga mempertimbangkan Visi Misi Pemerintahan 2015-2019 dan 9
(sembilan agenda perubahan nawacita pemerintahan 2015-2019 serta program
unggulan pemerintahan 2015-2019 yang memprioritaskan pada tol laut. Misi
pemerintahan 2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Negara melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman seluruh warga
negara
2. Tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
UU 25/2004 : SPPN Komitmen Global Volume lalu lintas Inventarisasi- Inventarisasi dan Evaluasi Capaian
UU 17/2007: RPJPN
- Asia-Asean Highway Travel time identifikasi kondisi ruas RPJMN 2010-2014
identifikasi kendala Bahan Usulan Program Jangka
UU 38/2004 : Jalan V/C ratio jalan nasional :
UU 22/2009 : LLAJ
- GCI
Kecepatan konektivitas dan permasalahan Evaluasi dan analisis Menengah 2015-2019 di Wilayah
- Road Safety capaian Renstra Kerja BBPJN-VII :
UU 26/2007 : Penataan perjalanan aksesibilitas capaian Renstra
Ruang - Sustainability Tipe dan jenis reliabilitas Ditjen Bina Marga Program Peningkatan
Ditjen Bina Marga
UU 32/2004 : Pemerintah 2010-2014 di wilayah Kemantapan jalan
Trigger Issues kerusakan keselamatan
Daerah
Kendala-Masalah efisiensi-efektivitas
2010-2014 di kerja BBPJN-VII: Program Peningkatan
UU 32/2009 : Lingkungan - Konektivitas wilayah kerja - Provinsi Kalbar Kapasitas Jalan Nasional
Dok. Adminitrasi jln ramah lingkungan
Hidup - Perbatasan negara - Provinsi Kalteng Antar Kota
Lebar jalan kemantapan jalan BBPJN-VII:
UU 18/1999 : Jasa - Koridor Ekonomi - Provinsi Kalsel Program Peningkatan
Konstruksi Lebar jalur & lajur interkoneksi ruas Provinsi Kalbar - Provinsi Kaltim Kemantapan Jalan Nasional
PP 34/2006 : Jalan - Kearifan Lokal Lebar perkerasan jalan daerah- jalan Provinsi Kalteng dalam Perkotaan
PP 26/2008 : RTRWN - Overloading Lebar ruang jalan : nasional Provinsi Kalsel Program Peningkatan
Permen PU terkait - Gangguan fungsi - Rumaja Provinsi Kaltim
- Rumija Survei travel time Kapasitas Jalan Nasional
RTRW Pulau Kalimantan - Keseragaman mutu dalam Perkotaan
- Ruwasja ruas lintas utama Capaian Renstra
Identifikasi Kendala dan Program Peningkatan fasilitasi
Telaah Regulasi Data Sekunder Data Primer Masalah Jalan Nasional Ditjen Bina Marga
Isu Global & Lokal 2010-2014
Rekomendasi Bahan Usulan
Inventarisasi dan Proses Penyusunan Rencana Program Jangka Menengah
Kompilasi Data dan Informasi
Perumusan Masalah Strategis 5 Tahunan 2015-2019 2015-2019 di wilayah kerja
BBPJN-VII
Telaah Telaah Kompilasi Data Metode Survei Tingkat Prioritas Penilaian Cluster
Penanganan & Kondisi Jalan Nasional
Kondisi Wilayah Kebijakan Data capaian Renstra Diskusi terbatas di IKU Output (Eselon-II) :
Pengembangan Jalan
KSP-PJ (2015-2025) Ditjen Bina Marga lapangan : Panjang ruas jalan Pngktn Kemantapan Jln
Kerjasama antar - Kendala-masalah
Nasional
negara : - Rencana Pengemb. Jar. Jln 2010-2014 di Provinsi Kategori lintas jalan Nasional Antar Kota &
- Kriteria prioritas
- Asia-Asean Highway
- Pendanaan-pembiayaan terkait
- Kriteria IKU input Dukungan KSN/PKN Proporsi jalan mantap Perkotaan (%)
- BIMP-EAGA
- Pelaksanaan program Data akar masalah Transportasi multimoda Kerataan permukaan Pngktn Kapasitas Jln Nasional
- Kelembagaan & SDM - Kriteria IKU output
Kondisi sosial capaian Renstra - Kriteria IKU Dukungan sislognas Lebar perkerasan Antar Kota & Perkotaan (km)
- Penyempurnaan regulasi
Data sosial ekonomi KSPN dan taman nasional Panjang Pemeliharaan Berkala
Kondisi ekonomi operasional outcome Lebar rumija
Kawasan perbatasan Jalan & Peningkatan Struktur
Geografi wilayah RPJM (2015-2019) pemanfaat jalan - Gangguan fungsi
Integrasi jalan nasional- Kelas prasarana jalan
Sub-Nasional yg mendukung
Transportasi antarmoda - Pengemb. Jar. transportasi Data fisiografi dan Pengukuran sampling daerah V/C ratio
- Peningkatan Sislognas KPI
Pengembangan demografi wilayah ruas di lapangan : Migas dan pertambangan Waktu tempuh
wilayah
- Keseimbangan Jalan
Data jalan perkotaan - Lebar perkerasan Dukungan KPI/KEK IKU Outcome (Eselon-I) :
nasional-daerah - Travel time Utilisasi drainase jalan
Integrasi jalan nasional Layanan jalan perkotaan
Arah capaian renstra Bina Usulan program Tingkat kerusakan jalan Penurunan waktu tempuh pada
dan jalan daerah
- Lebar rumija Konektivitas nasional
Marga 2015-2019 Kriteria capaian - Kejenuhan lalu Solusi konflik sosekling Konflik yang terjadi lintas utama jalan nasional,
Wilayah terpencil - Pngktn Daya saing logistik
kinerja 2015-2019 antar pusat kegiatan, jalan
- pngktn mobilisasi antarmoda lintas Kawasan lindung
Rawan bencana - Pertumbuhan ekonomi Dampak lingkungan Wawancara khusus perkotaan, jalan perkotaan kota
besar (jam/100 km)
Pngktn kemantapan jalan sub-
Indeks kondisi teknis dan non-teknis pada ruas jalan nasional eksisting dikategorikan
dengan memberikan penilaian sebagai berikut:
(1) Nilai-1 : artinya memiliki indeks penilaian dengan kategori sangat kecil;
(2) Nilai-2 : artinya memiliki indeks penilaian dengan kategori (kecil);
(3) Nilai-3 : artinya memiliki indeks penilaian dengan kategori sedang;
(4) Nilai-4 : artinya memiliki indeks penilaian dengan kategori besar.
Beberapa aspek kondisi teknis dan non-teknis yang diberikan indeks penilaian adalah
sebagai berikut: (a) panjang ruas jalan; (b) kategori lintas jalan; (c) proposi jalan mantap;
(d) kondisi kerataan permukaan jalan; (e) lebar perkerasan jalan; (f) kelas prasarana
jalan; (g) V/C ratio eksisiting; (h) nilai SDI; (i) lebar ruang milik jalan (rumija) eksisting; (j)
waktu tempuh perjalanan; (k) utilisasi drainase jalan; (l) tingkat kerusakan struktural; dan
(m) konflik yang terjadi.
Inventarisasi dan identifikasi aspek kondisi teknis dan non-teknis ruas jalan nasional
diberikan indeks penilaian, kemudian melakukan perhitungan nilai rata-rata dari semua
kondisi teknis dan non-teknis ruas jalan nasional. Tahap berikutnya adalah melakukan
inventarisasi dan identifikasi tingkat kepentingan prioritas penanganan dan
pengembangan jalan nasional dikategorikan dengan memberikan skala tingkat
kepentingan pada tiap aspek sebagai berikut:
(1) Nilai-1 : artinya memiliki skala tingkat kepentingan yaitu sangat penting;
(2) Nilai-2 : artinya memiliki skala tingkat kepentingan yaitu penting;
(3) Nilai-3 : artinya memiliki skala tingkat kepentingan yaitu kurang penting;
(4) Nilai-4 : artinya memiliki skala tingkat kepentingan yaitu tidak penting.
dukungan terhadap kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) dan taman nasional;
(e) kawasan perbatasan pulau terluar; (f) konektivitas antara jalan nasional dengan jalan
daerah; (g) dukungan terhadap sektor minyak dan gas serta pertambangan; (h)
dukungan terhadap sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan; (i) dukungan terhadap
kawasan perhatian investasi (KPI) dan kawasan ekonomi khusus (KEK); (j) layanan jalan
perkotaan atau metro; (k) konektivitas lokal; (l) konektivitas nasional; (m) dukungan
terhadap Asia Asean Highway; (n) solusi konflik sosekling; dan (o) kawasan lindung.
Adapun tahapan proses analisis selanjutnya setelah dilakukan penilaian kondisi teknis
dan perankingan kondisi non teknis adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan nilai rata-rata kondisi teknis tiap ruas jalan dan perhitungan nilai rata-
rata kondisi teknis dari semua ruas jalan yang terdapat dalam 1 (satu) provinsi.
2. Perhitungan nilai rata-rata kondisi non teknis tiap ruas jalan dan perhitungan nilai
rata-rata kondisi non teknis dari semua ruas jalan yang terdapat dalam 1 (satu)
provinsi.
3. Penentuan jenis penanganan dan pengembangan jalan nasional dan kodefikasi
masing-masing jenis penanganan dan pengembangan jalan nasional sebagaimana
dijelaskan dalam Tabel 2.1. Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa jenis
penanganan dan pengembangan jalan nasional beserta kodefikasinya terdiri dari 31
jenis. Adapun kegiatan yang dilakukan berdasarkan masing-masing jenis
penanganan jalan nasional dijelaskan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kodefikasi jenis penangan dan pengembangan jalan nasional di wilayah kerja
BBPJN-VII
Tabel 2.1. Kodefikasi jenis penangan dan pengembangan jalan nasional di wilayah kerja
BBPJN-VII
Tabel 2.2. Jenis kegiatan penanganan dan pengembangan jalan berdasarkan masing-
masing kodefikasi jenis penanganan dan pengembangan jalan
Jenis
No Sub Output Jenis Kegiatan Kodefikasi
penanganan
4. Penentuan syarat dan kriteria tiap jenis penanganan jalan nasional sebagai
brainware dalam pembuatan program logic model dalam software microsoft excel.
a. Syarat dan kriteria ruas jalan nasional yang masuk dalam program rekonstruksi
tahun 2015 yaitu ruas jalan yang memiliki nilai IRI lebih dari 12,0; skor IRI rerata
kurang dari 4; skor waktu tempuh kurang dari 2; skor SDI kurang dari 4 dan
rerata skor kondisi teknis ruas jalan tersebut lebih kecil dari rerata skor kondisi
teknis semua ruas jalan dalam 1 (satu) provinsi; serta rerata ranking kondisi non
teknis ruas jalan tersebut lebih besar dari rerata rangking kondisi non teknis
dalam 1 (satu) provinsi.
b. Syarat dan kriteria ruas jalan nasional yang masuk dalam program rehabilitasi
mayor tahun 2015 yaitu ruas jalan yang memiliki nilai IRI lebih dari 12,0; skor IRI
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS D - 48
Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII Balikpapan
D. Apresiasi dan Inovasi/Gagasan Baru
rerata kurang dari 4; skor waktu tempuh kurang dari 2; dan skor SDI kurang dari
4.
c. Syarat dan kriteria Ruas jalan nasional yang masuk dalam program rehabilitasi
minor atau pemeliharaan berkala tahun 2015 yaitu ruas jalan yang memiliki nilai
IRI antara 8,0 sampai 12,0; skor waktu tempuh kurang dari 3 dan skor SDI
kurang dari 4.
d. Syarat dan kriteria ruas jalan yang masuk dalam program pemeliharaan rutin
preventif yaitu ruas jalan nasional yang memiliki nilai IRI antara 4,0 sampai 8,0
dan skor rerata kondisi teknis ruas tersebut lebih kecil dari skor rerata kondisi
teknis dalam 1 (satu) provinsi.
e. Syarat dan kriteria ruas jalan yang masuk dalam program pemeliharaan rutin
kondisi yaitu ruas jalan nasional yang memiliki nilai IRI antara 4,0 sampai 8,0.
f. Syarat dan kriteria ruas jalan yang masuk dalam program pelebaran jalan
menuju 7,0 m yaitu ruas jalan dengan lebar kurang dari 6,0 m; terletak pada
lintas penting; skor waktu tempuh lebih kecil dari 2; dan skor rerata kondisi
teknis ruas tersebut lebih kecil dari skor rerata kondisi teknis semua ruas jalan di
1 (satu) provinsi.
g. Syarat dan kriteria ruas jalan yang masuk dalam program pelebaran jalan
menuju 14,0 m yaitu ruas jalan dengan lebar antara 7,0 m sampai kurang dari
14,0 m; skor V/C ratio kurang dari 3; terletak pada lintas pentingl skor waktu
tempuh kurang dari 2; skor rerata kondisi teknis ruas tersebut lebih kecil dari
skor rerata kondisi teknis semua ruas jalan di 1 (satu) provinsi; dan ranking
rerata kondisi non teknis ruas tersebut lebih kecil dari ranking rerata kondisi non
teknis semua ruas jalan di 1 (satu) provinsi.
h. Syarat dan kriteria jembatan yang masuk dalam program pemeliharaan rutin
jembatan yaitu jembatan dengan kondisi kemantapan dalam kategori baik atau
sedang.
i. Syarat dan kriteria jembatan yang masuk dalam program pemeliharaan berkala
jembatan yaitu jembatan dengan kondisi kemantapan dalam kategori rusak
ringan.
j. Syarat dan kriteria jembatan yang masuk dalam program penggantian jembatan
yaitu jembatan dengan kondisi kemantapan dalam kategori rusak berat.
k. Syarat dan kriteria program pembangunan jalan baru dan pembangunan
jembatan baru mengacu pada hasil pemodelan jaringan jalan.
l. Adapun prediksi kondisi ruas jalan nasional pada tahun berikutnya (tahun 2016,
2017, 2018 dan 2019) mempertimbangkan jenis penanganan dan
pengembangan jalan pada tahun sebelumnya dan khusus dalam prediksi kondisi
teknis seperti nilai IRI, SDI, V/C ratio dan waktu tempuh perjalanan terdapat
pertimbangan faktor eksternal yaitu pertimbangan volume lalulintas dan
persentase kendaraan berat angkutan barang pada tiap ruas jalan nasional.
5. Pemrograman logic model dalam software microsoft excel berdasarkan syarat dan
kriteria yang telah ditentukan. Adapun konsep pemrograman yang digunakan dalam
software microsoft excel untuk penentuan jenis penanganan dan pengembangan
jalan nasional di lingkungan BBPJN-VII adalah sebagai berikut:
If
And (“IRI>12”>0);
(Skor_IRIrerata<4);
(Skor_TravelTime<2);
(Skor_VCratio<4);
(Skor_SDI<4)
(RerataSkor_n1< ”Total_average_skor)
(RerataRanking_n1< “Total_average_ranking”)
Then
Paket_n1 = “12B 2015”
Panjang_Paket=Panjang _“IRI>12”
If
And (“IRI>12”>0);
(Skor_IRIrerata<4);
(Skor_TravelTime<2);
(Skor_SDI<4)
Then
Paket_n1 = “12A 2015”
Panjang_Paket=Panjang _“IRI>12”
If
And (“8<IRI<12”>0);
(Skor_TravelTime<3);
(Skor_SDI<4);
Then
Paket_n1 = “22_2015”
Panjang_Paket=Pjg _“6<IRI<12”
If
And (“4<IRI<8”>0);
(Skor_n1<”average_skor)
Then
Paket_n1 = “21C_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“4<IRI<8”
If
(“4<IRI<8”>0);
(Skor_n1>=”average_skor)
Then
Paket_n1 = “21B_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“4<IRI<8”
If
(“IRI<4”>0);
Then
Paket_n1 = “21A_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“IRI<4”
If
And (“Lebar<6”0);
(Nama_Lintas=“LB”);
(Skor_TravelTime<2)
(Skor_n1<”average_skor)
Then
Paket_n1 = “12C_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“Lebar<6”
If
And (“7<Lebar<14”0);
(Skor_VCratio<3);
(Nama_Lintas=“LB”);
(Skor_TravelTime<2)
(Skor_n1<”average_Skor)
(Ranking_n1<“average_ranking”)
Then
Paket_n1 = “12D_2015”
Panjang_Paket=Pjg _“7<Lebar<14”
If
And (“IRI>12”>0);
(Skor_IRIrerata<4);
(Skor_TravelTime<2);
(Skor_VCratio<3);
(Skor_SDI<4)
(RerataSkor_n1< ”Total_average_skor)
(RerataRanking_n1< “Total_average_ranking”)
Then
Paket_n1 = “13B_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“IRI>12”
If
And (“IRI>12”>0);
(Skor_IRIrerata<4);
(Skor_VCratio<3);
(Skor_SDI<4)
Then
Paket_n1 = “13A_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“IRI>12”
If
And (“8<IRI<12”>0);
(Skor_VCRatio<4);
(Skor_SDI<4);
Then
Paket_n1 = “24_2015”
Panjang_Paket=Pjg _“8<IRI<12”
If
And (“4<IRI<8”>0);
(Skor_n1<”average_skor)
Then
Paket_n1 = “23C_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“4<IRI<8”
If
(“4<IRI<8”>0);
(Skor_n1>=”average_skor)
Then
Paket_n1 = “23B_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“4<IRI<8”
If
(“IRI<4”>0);
Then
Paket_n1 = “23A_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“IRI<4”
If
And (“Lebar<6”0);
(Skor_VCratio<4);
(Nama_Lintas=“LB”);
(Skor_n1<”average_skor)
Then
Paket_n1 = “13C_2015”
Panjang_Paket=Panjang _“Lebar<6”
If
And (“7<Lebar<14”0);
(Skor_VCratio<3);
(Nama_Lintas=“LB”);
(Skor_n1<”average_Skor)
(Ranking_n1<“average_ranking”)
Then
Paket_n1 = “13D_2015”
Panjang_Paket=Pjg _“7<Lebar<14”
Ruas_Jalan_Baru_2015 =
Hasil_Pemodelan_2015
“IRI>12”_2016 =
“IRI>12_2015” - ”12A&12B_2015”
+ (”8<IRI<8”_2015 – “22_2015”)
“8<IRI<12”_2016 =
“4<IRI<8”_2015 x % Kend_Berat x
VC_ratio
“4<IRI<8”_2016 =
“4<IRI<8_2015” - ”8<IRI<12”_2016
+ “IRI<4_2015” x % Kend_Berat x
VC_ratio
“IRI<4_2016” =
“IRI<4_2015” – “4<IRI<8_2016” –
“8<IRI<12_2016” – “IRI>12_2016”
Lebar<6_2016 =
“Lebar<6_2015” – “12C_2015”
6<Lebar<7_2016 = 6<Lebar<7_2015
7<Lebar<14_2016 =
“ 7<Lebar<14_2015” – “12D_2015”
“IRI_rerata_2016” =
( “Pjg_IRI<4” x “nilai_rerata_IRI<4” + “Pjg_IRI<8” x “nilai_rerata_IRI<8” +
“Pjg_IRI<12” x “nilai_rerataIRI<12” + “Pjg_IRI>=12” x nilai_rerataIRI>=12”)/
“Pjg_ruas”
“Proporsi_Kemantapan_2016” = “Panjang_IRI<8_2016” / Panjang_ruas
“SDI_rerata_2016” =
“SDI_rerata_2015” + “Proporsi_Kemantapan_2016” / “Proporsi_TidakMantap_2016”
E
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII mempunyai struktur organisasi di tingkat balai
sebagai berikut :
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII yang mencakup wilayah Provinsi Kalimantan
Timur dan Provinsi Kalimantan Utara mempunyai Satuan Kerja P2JN, PJN dan SKPD
masing-masing.
Masing-masing satuan kerja tersebut mempunyai PPK di wilayahnya, unsur PPK inilah
yang mempunyai kewenangan dalam merencanakan, mengusulkan serta mengawasi
konstruksi jalan dan jembatan.
Rencana Strategis untuk Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII Balikpapan sejalan
dengan Rencana Strategis yang telah digariskan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
BPJN XII Balikpapan dengan segenap sumber daya yang ada mewujudkan apa yang
telah dicanangkan dalam rencana strategis tersebut.
Oleh karena itu visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-
2019 adalah:
Dalam melaksanakan pekerjaan konsultan akan melibatkan sejumlah tenaga ahli dari
berbagai bidang disiplin ilmu yang diperlukan sebagaimana yang tercantum di dalam
KAK. Dalam kegiatan tersebut mereka akan didampingi oleh Tim Teknis yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Pengendalian pekerjaan dan koordinasi dilakukan oleh team leader, jenis pekerjaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memimpin dan mengarahkan tim dalam pelaksanaan pengumpulan data, olah data
dan penyajian data terkait dengan pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
2. Mendisitribusikan tugas dan kewajiban masing-masing anggota tim
3. Sebagai penghubung antara perusahaan, anggota tim dan pengguna jasa.
E.2.2. Koordinasi
Koordinasi secara berkala akan dilakukan antara KONSULTAN yang diwakili oleh Team
Leader dan Tenaga ahli dengan Tim Teknis dari kegiatan Konsultan Manajemen Proyek
BPJN XII. Koordinasi ini meliputi :
1. Penyamaan persepsi tentang garis besar pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksanaan survey.
3. Hasil analisis dan laporan.
Secara umum, Konsultan harus memahami tugas dan fungsi BPJN XII Balikpapan
dalam melaksanakan penyelenggaraan jaringan jalan dan jembatan di wilayah kerja
BPJN XII Balikpapan. Terutama, Konsultan harus memahami proses PPB-SIDLACOM
dalam penyelenggaraan jalan, yakni:
a) Planning, perencanaan umum sistem jaringan jalan dan jembatan
i) Operation, penggunaan prasarana jalan dan jembatan yang telah terbangun oleh
pengguna sesuai dengan fungsinya.
Secara spesifik, Konsultan harus memahami secara rinci lingkup kerja pekerjaan
Konsultan Manajemen BPJN XII , antara lain:
1) Turut serta dan berperan aktif dalam pelaksanaan pembinaan teknik dan
administrasi teknik pada satuan kerja di lingkungan BPJN XII .
i) Sesuai dengan persetujuan pimpinan BPJN XII, Konsultan Manajemen BPJN XII
menyelenggarakan pembinaan teknik dan administrasi teknik, dan melaporkan
hasil penyelenggaraannya.
e) Pelaksanaan pengujian kelaikan jalan dan jembatan dilaksanakan oleh tim yang
dibentuk oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Ketika tim bekerja, Konsultan
Manajemen Teknik harus secara aktif memberikan dukungan kepada tim terkait
penjelasan atau penyiapan dokumen/informasi yang diperlukan. Konsultan juga
harus mengikuti setiap rapat pembahasan yang diadakan oleh Tim dan
menyiapkan notulen atau berita acara rapat.
h) Bila disetujui oleh pimpinan BPJN XII, ahli keselamatan jalan dapat memberikan
sosialisasi peningkatan kepedulian atas jalan berkeselamatan kepada semua
jajaran pelaksanaan dan perencanaan di lingkungan BPJN XII BALIKPAPAN.
b) Konsultan harus memahamai tugas dan fungsi setiap unit dalam pelaksanaan
pekerjaan, yaitu Ka Satker dan Penyedia jasa (Kontraktor dan Konsultan),
sebagai dasar dalam penyusunan RMP atau RMK
7) Melaksanakan pembinaan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) dan tata cara
laboratorium pengujian sesuai penugasan oleh BPJN XII .
a) Konsultan harus selalu memliki akses informasi terkait isu-isu penting dalam
penyelenggaraan pembangunan jalan dan jembatan, dan informasi termutakhir
kemajuan pekerjaan
10) Membuat notulen / berita acara rapat dalam setiap rapat BPJN XII yang
menyangkut masalah teknis dan administrasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan,
secara cepat.
d) Konsultan menyiapkan konsep notulen rapat untuk diperiksa dan disetujui oleh
pimpinan BPJN XII Medan.
I Tahap Persiapan
1. Mobilisasi Personil dan Alat Pada tahap persiapan ini konsultan akan
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
Mobilisasi Tenaga Ahli yang akan
dilibatkan dalam pekerjaan ini.
Mobilisasi Alat yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini
IV Tahap Analisis
2. Kondisi Jalan dan Jembatan Dari hasil data kondisi jalan dan jembatan
dipadukan dengan program kerja BPJN XII
, konsultan akan memberikan
rekomendasi usulan penanganan pada
tahun berjalan atau tahun berikutnya yang
didasarkan pada analisa skala prioritas.
V Tahap Rekomendasi
VI Tahap Pendampingan
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Manajemen di Wilayah BPJN XII, pada
tahap Persiapan ini meliputi :
1. Mobilisasi, yang akan mencakup kegiatan-kegiatan :
Mobilisasi personil KM.
Penyiapan kantor KM dan fasilitasnya.
Penyiapan peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan.
2. Koordinasi awal, mencakup :
a. Koordinasi internal Tim Konsultan :
Agenda dari kegiatan koordinasi internal Tim Konsultan ini mencakup :
Aspek-aspek penting yang disebutkan di dalam Kerangka Acuan Kerja
(antara lain : latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan,
lokasi kegiatan, out put & outcome dari kegiatan, sistem pelaporan, dll.);
Metode monitoring yang akan diterapkan;
Mekanisme koordinasi internal Tim;
b. Koordinasi dengan Pengguna Jasa dan instansi-instansi / pihak-pihak terkait,
antara lain :
Balai Besar / Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
SNVT beserta PPK terkait;
Dinas / Sub Dinas PU Propinsi dan Kabupaten / Kota terkait (khusus untuk
kegiatan pekerjaan yang ada kaitan pendanaan dengan Pusat).
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Kegiatan koordinasi awal dengan instansi-instasi / pihak-pihak terkait ini
dimaksudkan untuk :
Pemberitahuan kepada semua intstansi / unsur terkait mengenai keberadaan tim
Konsultan dan hal-hal yang terkait dengan kegiatan-kegiatan yang akan
Terkait dengan pelaksanaan pengumpulan data ini, maka konsultan akan mengambil
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penyiapan metode dan alat bantu monitoring pelaksanaan pekerjaan, mencakup :
Contoh Permasalahan :
Peralatan : kerusakan alat, keterbatasan peralatan;
Kondisi alam : cuaca / iklim, banjir, longsor;
Sumber daya manusia : keterbatasan jumlah dan / atau kapasitas SDM;
Indikasi Permasalahan : adanya satu atau beberapa permasalahan yang
berpotensi menyebabkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan.
Gambar 2.2a
Contoh Format Monitoring Pra-Kontrak Penanganan Jalan Nasional
Gambar 2.2b
Contoh Format Monitoring
STATUS PROGRES FISK DAN KEUANGAN PAKET KONTRAK JALAN DAN JEMBATAN MULTI YEARS TA. 2010
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DIREKTORAT JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH TIMUR
IV BANJARMASIN
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VII STATUS : Tanggal-Bulan-Tahun
(Laporan Mingguan Periode ….)
TANGGAL WAKTU NILAI NILAI PROGRES FISIK TA. 2010 (%) PENYERAPAN TA. 2010
No. PROVINSI / SATKER / PAKET KONTRAKTOR KONTRAK PHO-I PELAKS. DIPA AWAL KONTRAK PROG. FISIK KONTRAK INDUK SERAP KONTR. INDUK
3 3
SPMK PHO-II (HARI) (Rp. X 10 ) (Rp. X 10 ) RENC. REAL. DEV. (Rp.) (%)
PROVINSIDKI
PROVINSI JAKARTA BARAT
KALIMANTAN
JAKARTA
PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN BARAT
MALUKU
1 PEMBANGUNAN JALAN A-C PT. XYZ
3 dsb.
4 dsb.
Gamabr 2.2c
Contoh Fromat Monitoring Progres Fisik dan Keuangan
LAPORAN BULANAN - MONITORING PROGRES FISIK DAN KEUANGAN PAKET-PAKET APBN T.A. 2010
RENC. FISIK KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONDISI
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PROYEK
DIREKTORAT JALANDAN JEMBATAN WILAYAH TIMUR PERIODE-I (0 - 70 %) > 10 % KRITIS *
IV JAKARTA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL-VII BANJARMASIN PERIODE-II (70% - 100%) >5% KRITIS *
Terlambat dan berpotensi KRITIS **
melampaui akhir Tahun Anggaran
Keterangan :
* : Ditindaklanjuti dengan SCM (I, II, III). Kegagalan pada SCM-III diteruskan
PROVINSI : JAKARTA
KALIMANTAN BARAT dengan Penyelesaian Tiga Pihak atau Putus Kontrak
STATUS : Tanggal - Bulan Tahun ** : Dapat Putus Kontrak secara Sepihak oleh PPK
3
NAMA SATKER SUMBER TARGET TANGGAL LELANG NIALAI (Rp. X 10 ) TANGGAL WAKTU PELAKS.
KONDISI PROYEK
(STATUS KRITIS)
% KEMAJUAN
NAMA PAKET DANA FISIK PENGUMUMAN PAGU KONTRAK RENCANA
PEKERJAAN
No. NAKA RUAS JALAN PENJELASAN KONTRAK AWAL MULAI KERJA PERPANJANGAN
KONTRAKTOR MYC / SYC PEMBUKAAN PENAWARAN KONTRAK REVISI RENC. PHO REVISI
% REALISASI
KONSULTAN T.A. KM M USULAN PEMENANG PERUBAHAN REAL PHO TERPAKAI
KEUANGAN
PENGUMUMAN PEMENANG SISA PAGU REAL FHO SISA
A. SNVT PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1. PEMELIHARAAN BERKALA JALAN APBN 4 -
PONTIANAK - SEI PINYUH 1 SYC
001 2010
PT. …………….
PT. …………….
2.
Kegiatan yang akan dilakukan oleh Tim Konsultan pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
Pembuatan peta permasalahan yang muncul dalam proses / pelaksanaan kegiatan
pelelangan / pra-kontrak di lingkungan Wilayah Kerja BPJN XII (Sebagai contoh :
seperti disajikan pada Gambar E.3c).
Pembuatan peta permasalahan yang muncul dalam proses pelaksanaan kontrak
yang sedang berjalan di lingkungan Wilayah Kerja BPJN XII , mencakup
permasalahan teknis, administrasi dan kualitas pekerjaan. (Sebagai contoh : seperti
disajikan pada Gambar E.3d).
Gambar E.3c
Contoh Peta Monitoring Pra-Kontrak
Gambar E.3d
Contoh Peta Permasalahan Pelaksanaan Kontrak
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Tim Konsultan pada tahap ini antara lain :
Membantu memberikan masukan / saran kepada Pengguna Jasa atas permasalahan
yang muncul dalam proses pelelangan / pra-kontrak.
Masukan / saran / rekomendasi penyelesaian / tindak turun tangan yang diperlukan
atas permasalahan yang muncul / terdeteksi dalam proses pelaksanaan kontrak.
Kegiatan yang akan dilaksanakan Tim Konsultan pada tahap ini mancakup :
Koordinasi / diskusi dengan Pengguna Jasa dan staf pengelola sistem database
mengenai kendala yang ada dalam pengoperasian sistem database dan hal-hal yang
perlu dikembangkan / ditingkatkan.
Penyiapan format-format laporan data yang lebih aplikatif (aplicable) dengan sistem
database jalan dan jembatan yang telah ada.
Pengembangan pengolahan pelaporan data kedalam sistem database jalan dan
jembatan yang telah ada dan terintegrasi pada setiap unit pelaksana kegiatan untuk
diterapkan di Wilayah Kerja BPJN XII . Kegiatan ini akan mencakup :
Pengembangan proses perekaman dan penyimpanan data teknis dan data
administrasi jalan dan jembatan (sesuai dengan kondisi terkini jalan dan
jembatan yang bersangkutan) ke dalam database jalan dan jembatan (dalam
bentuk software) yang telah ada di Wilayah Kerja BPJN XII dan terintegrasi pada
setiap unit pelaksana kegiatan.
Pengembangan Sistem Informasi / Pelaporan Data, yaitu dalam hal koneksitas
sistem database yang telah ada di Wilayah Kerja BPJN XII dengan sistem
database pada setiap unit pelaksana kegiatan.
Pencetakan laporan data jalan dan jembatan kedalam formulir standar pelaporan
serta penyimpanannya di dalam sistem pengarsipan laporan (hard copy filling
system).
F
RENCANA KERJA
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta
menghasilkan kajian teknis yang cermat dan antisipatif terhadap masalah-masalah
teknis yang efektif dan Efisien, diperlukan suatu program kerja yang rinci, alur kerja yang
baik dengan mengacu pada kerangka acuan pekerjaan.
Bab ini akan menguraikan langkah-langkah pekerjaan Konsultan Konsultan
Manajemen Proyek BPJN XII untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Alur kerja yang berlaku antara Konsultan Manajemen Proyek dengan BPJN XII
Balikpapan dapat diilustrasikan sebagai berikut lengkap dengan garis perintah dan
komando :
Kepala BBPJN
PENYEDIA JASA
KONS KMP
PENYEDIA JASA KMP
(Fungsi IA)
KALIMANTAN SELATAN
PPK
(fisik) PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA
CORE TEAM KONSULTAN PERENCANA
PENYEDIA JASA
KONTRAKTOR
(Fungsi Pelaksana & QC)
Pekerjaan Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII harus diselesaikan dalam jangka
waktu 6 bulan. Secara umum, kegiatan ini akan diawali dengan melakukan Kajian
terhadap data-data sekunder dan dengan melaksanakan survai lapangan dan validasi
data survai terdahulu.
1. Kaji Ulang Studi Terdahulu
Kaji ulang studi terdahulu akan mencakup hal-hal sebagai berikut :
Mengkaji dan menganalisa metoda, prosedur dan metoda pengujian dari hasil-
hasil .
Mengkaji dan menganalisa item-item kemajuan pekerjaan, rencana kerja
perencanaan,
Mengkaji dan menganalisa dokumen-dokumen, menseleksi item-item
pelaksanaan konstruksi dan memeriksa spesifikasi.
Mengkaji ulang monitoring dan evaluasi pekerjaan
Mengkaji ulang permasalahan dan solusinya.
2. Pekerjaan Monitoring dan Evaluasi
Setelah memahami permasalahan dari studi terdahulu mengklarifikasi item-item apa
saja yang perlu dilengkapi dan diperbaiki guna melengkapi data-data pokok teknis
dan pendukung yang diperlukan untuk tahapan pekerjaan monitoring dan evaluasi ini
akan dilaporkan kepada Satker / PPK.
Item-item survai desain yang harus di laksanakan antara lain meliputi hal-hal sebagai
berikut :
Melaksanakan monitoring jalan dan jembatan
Melaksanakan pemantauan kinerja proyek
Melaksanakan Pemantauan dan Pengawasan fungsi Manajemen
Melaksanakan pemantauan pekerjaan jalan, jembatan pada tahun berjalan
Melaksanakan pemantauan permasalahan
Melaksanakan analisa saran-saran solusi permasalahan
Melaksanakan analisa saran-saran pengawasan dan pengendalian
Melaksanakan penyusunan laporan dan monitoring bebasis data base
F.2.1. Mobilisasi
Mengacu pada metodoloti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka secara
umum pekerjaan Konsultan Manajemen Proyek BPJN XII ini dapat dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kegiatan utama sebagai berikut :
Persiapan
Pengumpulan Data
Pemetaan Permasalahan / Analisa Data
Evaluasi & Analisa Permasalahan
Masukan / Saran Atas Permasalahan Yang Ada
Pengembangan Pengolahan Pelaporan Data kedalam Database
Melakukan Manajemen Informasi
Bantuan dan Advis Teknis & Administratif
Alih Pengetahuan (bila diperlukan oleh Pengguna Jasa)
Manajemen Pelaporan
Masing-masing tahapan kegiatan utama tersebut di atas terdiri dari sub-sub kegiatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti diuraikan di bawah ini :
1. Kegiatan Persiapan, mencakup :
a. Mobilisasi;
b. Koordinasi dan konfirmasi dengan Pengguna Jasa dan instansi-instansi / pihak-
pihak terkait;
2. Pengumpulan Data, meliputi :
a. Inventarisasi Undang-Undang dan / atau Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku dan terkait dengan pengadaan barang dan jasa dan pelaksanaan jasa
konstruksi khususnya dalam bidang prasarana jalan dan jembatan;
b. Inventarisasi Norma, Standar, Pedoman, Tatacara dan Spesifikasi Teknik yang
berlaku untuk pekerjaan prasarana jalan dan jembatan.
Sebagaimana dipersyaratkan dalam KAK, maka konsultan akan melakukan kerja sama
dengan pihak lain dalam pelaksanaan kegiatan, sebagai upaya untuk mengikut sertakan
pengusaha kecil menengah dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
Namun demikian, mengingat kegiatan ini titik beratnya pada pengerahan personil
dengan keahlian khusus, maka kerja sama dengan pihak lain akan sangat terbatas,
mengingat persyaratan yang dibutuhkan belum tentu bisa dipenuhi oleh pihak lain,
disamping itu kalaupun melibatkan tenaga lokal, sifatnya berupa rekruting tenaga kerja
yang kontraknya bersifat perorangan.
Namun demikian konsultan akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap melibatkan
pihak lain, diantaranya adalah :
No Uraian
G
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk itu diperlukan adanya jadual kerja sesuai dengan pendekatan penanganan, selain
diperlukan adanya standarisasi kerja yang tepat dalam menangani pekerjaan ini.
Pelaksanaan pekerjaan ini pada dasarnya meliputi beberapa tahapan kegiatan seperti
yang sudah diuraikan pada Bab sebelumnya.
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan secara garis besar dapat dilihat pada halaman berikut :
BULAN
No. Uraian Pekerjaan Keterangan
I II III IV V VI
A PERSIAPAN & PERENCANAAN KEGIATAN
1 Penandatangan Kontrak Pekerjaan.
2 Rapat Persiapan Palaksanaan (Kick of Meeting).
3 Mobilisasi Tenaga Ahli.
4 Penyiapan Sarana Penunjang.
5 Penyiapan Jadwal Kegiatan.
6 Penyusunan Panduan/SOPP Kerja.
7 Persetujuan dari Tim Teknis dan Pemberi Kerja.
B PELAKSANAAN
Penyiapan rencana kerja pengendalian konstruksi pelaksanaan
1
pembangunan jaringan jalan;
Pengumpulan data (Sekunder dan Primer) penyelanggaraan jaringan
2
jalan dan jembatan
3 Analisis data penyelenggaraan jaringan jalan dan jembatan
H
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
H.1. KOMPOSISI
Sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam kerangka acuan kerja, maka konsultan akan
mengerahkan personil inti dalam pelaksanaan kegiatan ini dengan komposisi
sebagaimana terlihat tabel berikut :
$1
5Tahun
5. Ahli Geoteknik 1 Teknik 216 AhllGeotalcnlk
(Madya)
Geologi
Ahli K3 Konstruksi, S1 5Tahun Ahll K3
6. 1 603
SMMK3LI Teknik Sipil (Madya) l<oostnJksl
Tenaga Pendukung
3. Sopir 2 SMNSMK - - -
4. Office Boy 1 SMNSMK - - -
e. Bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan pemberi tugas dan para pihak
yang terkait untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
f. Membantu Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII Balikpapan dalam
mengevaluasi prosedur ke a baik internal konsultan maupun ekstemal dengan unit-
unit kerja terkait lainnya.
g. Mengimplementasikan kebijakan teknik dan manajemen kontrak untuk diterapkan
dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan fisik.
h. Secara spesifik team leader juga bertugas membantu tugas Seksi Perencananan
dan Pemantauan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII dalam menyusun pembuatan
Renstra {Rencana Strategis) Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII Balikpapan
sebagai pedoman untuk 5 (lima) tahun ke depan 2020 - 2024.
i. Melakukan tugas-tugas pengendalian internal Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII
Balikpapan.
5. Ahli Geoteknik
Mempunyai Sertifikat Keahllan (SKA) 216 sebagai Ahli Geoteknlk Madya yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi dan telah diregistrasi oleh LPJK Tenaga Ahli
disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (51) Jurusan Teknik Geologi
lulusan Universitas/ Perguruan nnggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah tutus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi , dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan
dan pengawasan jalan dan jembatan selama minimal 5 (lima) tahun. Tenaga Ahli
Geoteknik harus dapat memahami persyaratan teknis penyelidikan geoteknik,
membaca dan mendeskripsikan stratifikasi/lapisan tanah dan batuan (sifat fisik dan
mekanis), menyusun laporan,serta memahami standar, tala cara dan spesifikasi bidang
Geoteknik Jalan,
Tugas-tugas Ahli Geoteknik meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut
di bawah ini:
a. Memberikan masukan terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang
mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium ,
pengolahan dan analisis data tanah, memberikan masukan yang rinci mengenai
kondisi, sifat-sifat dan stabilitas disekitar badan jalan dan/atau lereng jalan.
b. Melakukan pemeriksaan dan memberikan masukan terhadap desain OED,EE
(Engineer's Estimate), HPS (Harga Perhitungan Sendiri) dan Review Design yang
dibahas bersama dengan tim dari Balai, Satker P2JN, core team, PPK dan tim
perencana terkait dengan bidang penyelidikan geoteknik.
c. Menyusun peta resiko yang berisi database titik-titik longsoran atau lokasi- lokasi
jalanljembatan yang memiliki atau berpotensi menimbulkan permasalahan pada
struktur pelapisan tanah di wilayah kerja Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
d. Melakukan koordinasi dengan tim pelaksana Survey Kondisi Jalan dalam melakukan
validasi hasil inventarisasl tingkat resiko dan mitigasi resiko lereng jaJan
berdasarkan penilaian nilai bahaya lereng jalan .
Tugas-tugas Ahli Manajemen Konstruksi meliputi, namun idak terbatas pada hal-hal
yang tersebut dibawah ini:
a. Membantu Balai dalam mengelola penyimpanan dokumen SMM (Sistem Manajemen
Mutu) /bukh kerja/rekaman yang terkait dengan pengendalian SMM.
b. Membantu Balai sebagai management representative dalam menjalankan prosedur
pengendalian dokumen dan rekaman mutu mulai dari pengurusan masaJah
penerbitan, pengesahan, pendistribusian, penyimpanan, pengendalian sampai
dengan pemusnahan dokumen sehingga seluruh dokumen baik fonnat maupun
rekaman mutu tersimpan secara terpusat pada satu lokasi dan terkendali.
c. Membantu Tenaga Ahli K3 Konstruksi, SMMK3L Idan Tenaga Ahli Sistem Manajemen
Mutu, SMMK3L II dalam menyusun dan merekapitulasi laporan kegiatan
penyelenggaraan K3, penjaminan mutu dan pengendalian mutu atas pelaksanaan
pengendalian mutu di masing- masing paket kegiatan di lingkungan Satuan Kerja.
d. Membantu masing-masing ahli teknik jalan dan jembatan dalam
melakukan pengendalian dan pengawasan progres pelaksanaan pekerjaan bidang
jalan dan jembatan di wilayah kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII
Balikpapan, sehlngga paket-paket denganlberpotensi kategori kritis bahkan putus
kontrak dapat diantisipasi sebelumnya .
e. Memberikan masukan terhadap potensi permasalahan sengketa kontrak pengadaan
yang dapat terjadi balk pada saat proses pemlllhan penyedia barang/jasa maupun
pada saat pelaksanaan kontrak pengadaan itu sendiri.
f. Melakukan inventaris dan mempelajari produk hukum yang tertuang dalam
peraturan-peraturan yang masih berlaku di lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional serta melaporkan segala jenis perubahannya baik itu diubah atau dicabut
g. Melakukan review terhadap penyusunan draft berita acara kesepakatan, Perjanjian
Kerja Sarna (PKS} atau Nota Kesepahaman (MoU}.
h. Melakukan pengendalian terhadap paket-paket kegiatan yang mengalami
perubahan kontrak dan proses serah terima.
Selain itu, tenaga ahlijuga dibantu dengan tenaga pendukung yang terdiri dari:
1. Office Manager
Office Manager disyaratkan minimal lulusan SMAISMK , dengan persyaratan minimal
memilikl pengalaman selama 1 (satu} tahun dijabatan yang sejenis. Office Manager
berada di bawah kendall Konsultan Manajemen Proyek dan harus selalu
berkoordinasidengan Ketua Tim serta pihak Pengguna Jasa. Tugas Office Manager
adalah membantu Ketua Tim dan Tenaga Ahli lainnya dalam hal administrasi dan
pelaporan.
2. Operator Komputer
Operator Komputer disyaratkan minimal lulusan SMA/SMK dengan tidak dibatasi tahun
pengalaman. Operator Komputer berada di bawah kendali dan harus selalu
berkoordinasidengan Ketua Tim dan masing-masing tenaga ahli. Operator komputer
harus menguasai Microsoft Office dan apabila diperlukan operator komputer dapat
memahamiaplikasi berbasis vector (CAD, Corel dan sebagainya).
Tugas Operator Komputer adalah bersama-sama dengan Office Manager membantu
Ketua Tim dan Tenaga Ahli lainnnya dalam hal administrasi dan pelaporan.
3. Office Boy
Office Boy disyaratkan minimallulusan SMA/SMK dengan tidak dlbatasi tahun
pengalaman Office Boy berada di bawah kendali dan harus selalu berkoordinasi dengan
Ketua Tim. Tugas Office Boy adalah membantu Ketua Tim dalam urusan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari semua anggota tim.
Setiap Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang terlibat dalam
pekerjaan ini dijelaskan dengan tabel dibawah ini berikut lingkup keahlian, job desk dan
masa penugasannya
Jumlah
Tenaga Ahli Tetap/Tidak Tenaga Ahli
Nama Personil Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
No Tetap Lokal/Asing
Bulan
A Tenaga Ahli
1 Ir. Agus Heri Prayitno Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahli Jalan dan Team Leader / Renstra Mengikuti petunjuk dan persyaratan yg telah 6
Jembatan Madya Conceptor ditentukan, koordinasi pekerjaan, penyusunan
laporan, presentasi.
2 Ir. Taslim Tetap Tenaga Ahli Lokal Membantu TL menyusun laporan serta 6
Ahli Teknik Jalan dan
Ahli Teknik Jalan dan bertanggung jawab terhadap data sesuai
Jembatan
Jembatan Madya bidangnya
3 Ir. Indra Mukhlizar Tetap Tenaga Ahli Lokal Membantu TL menyusun laporan serta 6
Ahli Teknik Jalan Ahli Tek. Jalan bertanggung jawab terhadap data sesuai
Madya bidangnya
4 Ir. Adi Sudarma Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahli Teknik Jembatan Ahli Tek. Jembatan Membantu TL menyusun laporan serta 6
Madya bertanggung jawab terhadap data sesuai
bidangnya
5 Edward Alexis Pakilaran, ST Tidak Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahli Teknik Geoteknik Ahli Geoteknik Membantu TL menyusun laporan serta 6
Madya bertanggung jawab terhadap data sesuai
bidangnya
6 Ir. Lindung Nainggolan Tidak Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahli Teknik Jalan Ahli K3 Konstruksi, Membantu TL menyusun laporan serta 6
Madya SMMK3LI bertanggung jawab terhadap data sesuai
bidangnya
7 Arman A, ST Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahli SMM Madya Ahli Sistem Membantu TL menyusun laporan serta 6
Manajemen Mutu, bertanggung jawab terhadap data sesuai
SMMK3LI bidangnya
8 Ir. Zamrinoveri Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahli Teknik Jalan Ahli Teknik Jalan Membantu TL menyusun laporan serta 6
Madya (Sertifikasl AMP) bertanggung jawab terhadap data sesuai
bidangnya
9 Sapto Priyo Widodo, ST Tidak Tetap Tenaga Ahli Lokal Ahl Manajemen Membantu TL menyusun laporan serta 6
Ahli Manajemen
Kosntruksi bertanggung jawab terhadap data sesuai
Konstruksi
bidangnya
10 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Manajerial kantor Tanggung jawab dlm teknis dan operasional 6
Office Manager
Proyek
11 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Komputer Operator Komputer 1 Tanggung jawab dlm inputing data 6
12 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Komputer Operator Komputer 2 Tanggung jawab dlm inputing data 6
13 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Komputer Operator Komputer 3 Tanggung jawab dlm inputing data 6
14 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Juru Mudi Supir 1 Tanggung jawab dlm pelayanan transportasi 6
15 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Juru Mudi Supir 2 Tanggung jawab dlm pelayanan transportasi 6
16 To Be Named Tenaga Ahli Lokal Juru Layan Office Boy Tanggung jawab dlm pelayanan kantor 6
I
Organisasi Pelaksana Pekerjaan
Dengan berpedoman pada tujuan organisasi, hakekat pekerjaan dan program kerja pada
Bab yang lalu, maka Organisasi Kerja disusun dengan unsur-unsur sebagai berikut :
Pengalaman Kode Sub
No. Personil Jumlah Pendidikan
Mininal SKA Klasiflkasi
$1
5Tahun
5. Ahli Geoteknik 1 Teknik 216 AhllGeotalcnlk
(Madya)
Geologi
Ahli K3 Konstruksi, S1 5Tahun Ahll K3
6. 1 603
SMMK3LI Teknik Sipil (Madya) l<oostnJksl
Tenaga Pendukung
3. Sopir 2 SMNSMK - - -
Struktur Organisasi Konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dapat dilihat pada
gambar berikut.
Office Manager
Operator Komputer (3)
Supir (2)
Office Boy
Ahli Teknik Ahli Teknik Ahli Sistem Manajemen Ahli Teknik Jalan (Sertifikasi
Ahli Teknik Jembatan Ahli Geoteknik Ahli K3 Konstruksi/SMK3LI Ahli Manajemen Konstruksi
Jalan & Jembatan Jalan Mutu/SMK3LI KMP)
J
Jadwal Penugasan Personil
Dengan berpedoman pada tujuan penugasan, hakekat pekerjaan dan program kerja
pada Bab yang lalu, maka Jadwal Penugasan Personil disusun seperti pada tabel
berikut ini :
A. TENAGA AHLI
1 Ketua Tim/Renstra Conceptor Ir. Agus Hari Prayitno 1 6,00
2 Ahli Teknik Jalan dan Jembatan Ir. Taslim 1 6,00
3 Ahli Teknik Ja;an Ir. Indra Mukhizar 1 6,00
4 Ahli Teknik Jembatan Ir. Adi Sudarma 1 6,00
5 Ahli Geoteknik Edward Alexis Pakilaran, ST 1 6,00
6 Ahli K3 Konstruksi/SMMK3L I Ir. Lindung Nainggolan 1 6,00
7 Ahli Sistem Manajemen Mutu/SMMK3L II Arman A, ST 1 6,00
8 Ahli Teknik Jalan (sertifikasi AMP) Ir. Zamrinoveri 1 6,00
9 Ahli Manajemen Konstruksi Sapto Priyo Widodo, ST 1 6,00
B. TENAGA PENDUKUNG
1 Office Manager Ditentukan kemudian 1 6,00
2 Operator Komputer 1 Ditentukan kemudian 1 6,00
3 Operator Komputer 2 Ditentukan kemudian 1 6,00
4 Operator Komputer 3 Ditentukan kemudian 1 6,00
5 Supir 1 Ditentukan kemudian 1 6,00
6 Supir 2 Ditentukan kemudian 1 6,00
7 Office Boy 1 Ditentukan kemudian 1 6,00
K
PENUTUP
Proposal Teknis ini disusun untuk menjadi bahan pertimbangan dan penilaian oleh
Panitia Lelang, besar harapan kami menjadi pemenang dan terpilih untuk melaksanakan
ini, apabila demikian maka dengan pengalaman kami serta dukungan SDM dan financial
akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya.
Semoga apa yang telah dijabarkan dalam proposal teknis ini bisa menjawab permintaan
KAK dan memenuhi standar pelaksanaan pekerjaan yang sudah ada, demikan dan
terima kasih.