Deskripsi
Modul Pembongkaran Bangunan Gedung ini terdiri dari 4 (empat) materi pokok dalam
kegiatan belajar. Kegiatan belajar terdiri dari pemahaman tentang kebijakan dan
penetapan pembongkaran, pelaksanaan pembongkaran, pengamanan lingkungan dan
pengawasan pembongkaran.
Dasar dalam pengembangan modul berdasarkan kepada peraturan yang berlaku
sebagai dasar dalam pelaksanaan di lapangan secara berurutan dan dengan
berbagai contoh baik melalui pengetahuan di dalam kelas ataupun di luar kelas.
Modul ini terdiri dari modul yang akan diterapkan didalam 2 diklat
penyelenggaraan bangunan gedung tingkat dasar dan tingkat lanjutan. Ke dua
diklat ini berdasarkan pada sumber yang sama dengan pendekatan permasalahan yang
berbeda.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan peraturan perundangan
yang terkait dengan materi dalam modul ini, yang terkait dengan penyelenggaraan
bangunan gedung. Banyaknya acuan dari undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri serta SNI sehingga tidak dicantumkan di dalam tulisan ini.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara, adanya kesempatan tanya
jawab, diskusi interaktif serta latihan-latihan untuk menciptakan pemahaman yang
mendalam terhadap keleluasaan pengetahuan.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
Latar Belakang
Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta diklat
tentang pembongkaran konstruksi, meliputi penetapan pembongkaran, pelaksanaan
pembongkaran, pengamanan lingkungan, dan pengawasan pembongkaran melalui
ceramah interaktif, diskusi dan latihan.
Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran, peserta diharapkan mampu memahami dan melaksanakan
pembongkaran bangunan gedung sebagai tahapan dalam proses
penyelenggaraan bangunan gedung.
1. Materi Pokok
a. Penetapan Pembongkaran Bangunan Gedung;
b. Pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedung;
c. Pengamanan Lingkungan Pembongkaran Bangunan Gedung; dan
d. Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung
Estimasi Waktu
Untuk mempelajari mata Diklat Pembongkaran Bangunan Gedung pada Diklat
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tingkat Dasar ini, dialokasikan waktu
sebanyak 4 (empat) jam pelajaran.
Indikator Keberhasilan
Pengantar
Berdasarkan Undang-undang No.28 Tahun 2002 Pembongkaran Gedung adalah
kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau sebagian bangunan gedung,
komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya.
Pembongkaran bangunan gedung meliputi kegiatan penetapan pembongkaran dan
pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung, yang dilakukan dengan mengikuti
kaidah-kaidah pembongkaran secara umum serta memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Identifikasi Pembongkaran
Bangunan dapat dibongkar apabila memilki beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki.
Kriteria tidak laik fungsi ini salah satunya dapat dilihat atau dinilai dari ada atau
tidaknya Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagaimana yang telah di atur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.
Beberapa syarat teknis untuk mendapatkan SLF adalah sebagai berikut:
Bangunan Gedung memiliki konstruksi, peralatan serta perlengkapan
mekanikal elektrikal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
Memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan pada struktur, peralatan dan perlengkapan bangunan
gedung.
Material hasil bongkaran harus ditempatkan di lokasi yang terlindung, aman dan
mendapat persetujuan dari pengawas atau owner. Dalam hal terdapat bagian-
bagian/material-material/bahan-bahan dari sisa pembongkaran tersebut yang akan
dipergunakan kembali, maka hal tersebut harus persetujuan Pengawas.
Pembongkaran bangunan lama, dilaksanakan dengan tidak mengganggu/merusak
bangunan lain yang telah ada. Sebelum memulai pekerjaan baru, Kontraktor wajib
membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan serta
benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan pembongkaran.
Sebelum melakukan pembongkaran terhadap bangunan gedung, terdapat berbagai
tahapan yang harus diperhatikan, lebih rincinya adalah sebagai berikut :
Latihan
1. Jelaskan bagaimana mekanisme analisa dan simulasi struktur pembongkaran
bangunan gedung!
2. Bangunan dengan kriteria seperti apa yang memenuhi standar untuk dilakukan
pembongkaran?
Rangkuman
Pada bab ini berisi dua bab pokok yaitu kebijakan pembongkaran dan penetapan
pembongkaran. Kebijakan pembongkaran membahas mengenai pengertian
pembongkaran, kirteria bangunan yang layak dibongkar dan prosedur pembongkaran.
Sedangkan untuk penetapan pembongkaran berisi tentang, analisis dan simulasi
pembongkaran, pelaksanaan pembongkaran, pengawasan pembongkaran, tahapan
pembongkaran dan penyusunan laporan progress pembongkaran.
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami dan melaksanakan
pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung.
3. Utilitas
a. Pemutusan Utilitas
Sebelum pembongkaran yang sebenarnya , Otorisasi Orang akan bekerja
sama dengan semua perusahaan utilitas yang tersedia sehingga: (a)
untuk menyimpan catatan dari utilitas yang tersedia menuju tempat;
dan (b) untuk menyebabkan semua utilitas harus diakhiri .
b. Efek Pembongkaran pada Utilitas
c. Rencana pembongkaran harus memastikan bahwa selama
pembongkaran, ada utilitas yang ada di sekitar situs pembongkaran
dipengaruhi oleh operasi pembongkaran.
d. Fasilitas Umum
Utilitas umum yang dihadapi dalam membangun pembongkaran
umumnya adalah sebagai berikut:
1) Elektronik;
2) Air;
3) Gas;
4) Telekomunikasi;
5) Drainase;
6) Kabel overhead dan underground;
7) Railway Tunnel dan aksesorisnya , seperti poros ventilasi; dan
8) Air Limbah.
Semua perusahaan utilitas dan instansi terkait harus berkonsultasi
sebelum pembongkaran struktur.
e. Pemeliharaan Utilitas
Selama pembongkaran, utilitas dasar wajib menyediakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat.
Pasokan air wajib menyediakan penyemprotan air selama
pembongkaran sebagai tindakan pencemaran debu pengurangan;
Sementara hubungan telekomunikasi antara situs pembongkaran dan
organisasi luar harus dipelihara untuk kedua alasan keamanan dan
komunikasi; dan pasokan listrik sementara untuk penerangan dan
penggunaan konstruksi lainnya .
Dalam kasus ketika utilitas sementara yang tersedia, semua utilitas
sementara seperti, termasuk perlengkapan listrik harus cuaca - kedap .
f. Bahan Berbahaya
Jika bahan berbahaya, seperti bahan yang mengandung asbes,
kontaminasi minyak dan kontaminasi radioaktif, ada di gedung,
penyelidikan lebih lanjut dan penghapusan bahan berbahaya tersebut
atau kontaminasi oleh spesialis harus dirujuk.
g. Material Asbes
Spesialis harus digunakan untuk mengambil sampel dan menyebabkan
sampel tersebut diuji untuk bahan asbes yang mengandung. Dalam
kasus ketika asbes yang mengandung bahan ditemukan, kontraktor
spesialis harus digunakan untuk menghilangkan bahan asbes yang
mengandung tersebut. Limbah asbes harus ditangani, disimpan dan
dibuang sebagai limbah kimia sesuai dengan Ordonansi Pembuangan
Limbah dan Pembuangan Limbah (Limbah Kimia) (Umum) Peraturan.
h. Kontaminasi Material Tanah
Dalam kasus jika memungkinkan bahan kontaminasi tanah hadir,
spesialis harus digunakan untuk menyiapkan proposal uji kontaminasi
tanah dan mengajukan proposal tersebut kepada Departemen
Perlindungan Lingkungan untuk komentar. Atas kesepakatan dengan
Departemen Perlindungan Lingkungan, dan penyelesaian tes, sebuah
tanah Kontaminasi Penilaian disampaikan kepada Departemen
Perlindungan Lingkungan untuk penerimaan. Dalam kasus ketika
pekerjaan perbaikan yang diperlukan, usulan perbaikan harus
diserahkan kepada Departemen Perlindungan Lingkungan untuk
persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan perbaikan tersebut.
Untuk cara yang Kedua (B) terdiri terdiri dari tahap pengadaan dan tahap
pelaksanaan. Jadi Peyedia Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan Pembongkaran
adalah satu badan usaha .Adapun detail dari masing-masing tahapan adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Pengadaan
Berikut tahapan dalam proses pengadaan:
a. Merencanakan waktu dan metoda pelaksanaan pembongkaran;
Latihan
1. Jelaskan pengertian dari pembongkaran bangunan
gedung!
2. Apa yang dimaskud dengan Rencana Teknis
Pembongkaran?
Rangkuman
Pada bab pelaksanaan pembongkaran ini terdapat 5 (lima) poin pokok bahasan
yaitu:
1. Tahapan pelaksanaan pembongkaran
2. Teknik-tenik pembongkaran
3. Kebutuhan dan tugas tenaga ahli pembongkaran
4. Keselamatan kerja dalam pembongkaran
Latihan
1. Sebutkan langkah langkah apa yang perlu ditempuh dalam rangka
pengamanan lingkungan pembongkaran bangunan gedung!
2. Sebutkan dan jelaskan salah satu contoh hasil pengamatan dan pendataan
kondisi lingkungan di sekitar area pembongkaran!
Rangkuman
Kontraktor/ pelaksana konstruksi/ penyedia jasa harus memberikan pengamanan
selama proses pekerjaan pembongkaran dengan memperhatikan kondisi lingkungan
seperti trafic management yang terganggu selama proses pembongkaran,
keselamatan kerja, gangguan kebisingan, dll. Rencana pengamanan, harus di
koordinasikan dengan baik bersama instansi terkait lainnya seperti Dinas Tata Kota,
Dinas Perhubungan dan Satpol PP.
1. Laporan
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi pekerjaan pembongkaran, maka
penyedia jasa harus menyediakan laporan pelaksanaan pembongkaran.
Cara Pelaksanaan;
a. Laporan dibuat setiap hari selama pembongkaran berlangsung dengan
mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dalam hari berjalan terhitung pada
saat dikeluarkannya SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang
dicapai setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar rencana
2. Dokumentasi
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang
meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital.
Cara Pelaksanaan;
a. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada
posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi
pengambilan foto yang sama.
b. Foto 0% diambil pada saat pekerjaan pembongkaran belum dimulai untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh
penyedia jasa.
c. Foto 50% diambil pada saat pekerjaan pembongkaran sedang berlangsung
untuk melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%.
d. Foto 100% diambil pada saat pekerjaan pembongkaran sudah terlaksana
secara tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
e. Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
f. Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang
ditempel pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut :
1) Nama Kontrak
2) Nama Bangunan
3) Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
Latihan
Jelaskan maksud dan tujuan dari pengawasan pembongkaran bangunan!