Anda di halaman 1dari 9

BAB E

PENDEKATAN DAN METODOLOGI


BAB E
Pendekatan dan Metodologi
E.1 Pendekatan Konsep
Konsep yang akan diterapkan dalam Perencanaan Renovasi Rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan adalah Konsep Healing Invironment. Penerapan konsep Healing Environment pada
lingkungan perawatan akan tampak pada kondisi akhir kesehatan pasien, yaitu pengurangan waktu
rawat, pengurangan biaya pengobatan, pengurangan rasa sakit, pengurangan stress atau perasaan
tertekan, memberikan suasana hati yang positif, membangkitkan semangat, serta meningkatkan
pengharapan pasien akan lingkungan. Dalam penerapan konsep tersebut, akan digunakan 3 prinsip
utama yaitu alam, indra dan psikologis.

E.2 Pendekatan Perencanaan


Perencanaan merupakan suatu proses yang menerus, melibatkan keputusan-keputusan, atau
pilihan mengenai cara alternatif penggunaan sumber daya dengan tujuan menghasilkan sasaran-
sasaran spesifik untuk waktu yang akan datang. Sehingga perencanaan dapat diartikan juga
sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan berorientasi ke masa depan melalui serangkaian
pilihan-pilihan. Perencanaan diperlukan karena persedian terbatas sementara peruntukannya dan
kebutuhannya sangat beragam.
A. Sebagai suatu proses
Maka perencanaan merupakan tidak saja “produk” melainkan juga “proses” dimana penilaian
atas keberhasilan atau sukses tidaknya kegiatan perencanaan diukur baik dari proses maupun
outputnya. Sebagian perencana lebih konsern pada proses, sementara sebagian lain konsern pada
output atau hasil. Hal ini terjadi karena proses yang baik belum tentu menjamin output atau hasil
yang baik dan begitu juga sebaliknya. Sebagai suatu proses maka prencanaan terkait erat dengan
siklus manajemen.
B. Melakukan pilihan dan pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dapat dilakukan apabila terdapat berbagai alternatif dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Proses pengambilan keputusan ini bisa sangat “academic scientific”
bisa juga sangat “politis” ataupun “intuitif”.
C. Sebagai suatu upaya alokasi sumberdaya
Perencanaan bertujuan meningkatkan efisiensi atau optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
Oleh karena itu maka perencanaan juga merupakan suatu usaha alokasi sumberdaya secara
efisien, maka komponen penting perencanaan adalah pengumpulan data dan informasi tentang
sumberdaya yang ada.
D. Sebagai alat mencapai tujuan
Oleh karena alat dalam rangka mencapai tujuan, perencanaan berorientasi pada action atau
tindakan. Tujuan ini dapat bersifat ideal atau utopia. sehingga sangat sarat dengan muatan politis.
Pertanyaan krusial selanjutnya adalah : Tujuannya siap?, apa masyarakat dapat menyukseskan
tujuan ?, siapa yang merumuskan tujuan ? bagaimana merumuskan tujuan dengan baik dan adil ?
E. Perencanaan cenderung berorientasi kedepan baik dalam jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang
Karena berorientasi ke depan, perencanaan melibatkan forescating, prediksi tentang segala
yang mungkin terjadi atau dapat dilakukan di masa depan. Perencanaan melibatkan teknik-teknik
untuk menekan resiko atau kemungkinan-kemungkinan dampak yang dihadapi dimasa depan. Oleh
karena dimensi temporalnya, perencanaan menyangkut pula penjadwalan aktivitas-aktivitas

E- 1
dimasa depan secara logis, bertahap, berkesinambungan sesuai dengan rangkaian sasaran atau
target untuk mencapai tujuan

E.3 Pendekatan Stategi dan Langkah Perencanaan


Strategi dan langkah perancangan merupakan bagian penting dalam keberhasilan
Perencanaan yang dilakukan oleh penyediaan barang dan jasa sebagai pengemban tugas
Perencanaan. Strategi dan langkah perencanaan yang diusulkan meliputi :
A. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan tahap awal dari seluruh rangkaian proses perancangan. Selain
itu perumusan masalah merupakan sebagai dasar bagi penentuan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai pada setiap tahap proses perancangan. Perumusan masalah yang tepat akan sangat
mendukung kelancaran dan kualitas proses utama perancangannya. Secara garis besar perumusan
masalah dibedakan atas :
 Masalah makro, yaitu masalah yang berkaitan dengan perencanaan.
 Masalah mikro, adalah yang berkaitan dengan bagaimana menata ruang dengan fungsi-
fungsi yang akan diwadahi sehingga tetap sesuai/selaras dengan prinsip pola tata ruang,
di lingkungan bangunan meliputi:
 Program ruang
 Persyaratan ruang dan bangunan (teknis fungsional dan environment)
 Penampilan bangunan di lingkungan.
 Perencanaan tapak
 Utilitas (makro dan mikro)
 Peralatan
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan perancangan.
Data yang dikumpulkan dapat juga berupa data sekunder, yang artinya data tersebut diperoleh
bukan dari hasil penelitiannya sendiri, tetapi merupakan data yang dikumpulkan oleh orang lain;
dan diolah kembali oleh si perancang. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam metode ilmiah, social kemasyarakatan dan ekonomi karena pada umumnya, data yang
dikumpulkan akan digunakan untuk dasar perencanaan yang dirumuskan. Data yang dikumpulkan
harus cukup valid untuk digunakan. Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data
dengan masalah yang akan dipecahkan. Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas
beberapakelompok, yaitu:
 Metode pengamatan langsung
 Metode dengan menggunakan pertanyaan
 Metode khusus, misalnya studi banding
Perlu dijelaskan juga bahwa cara pengumpulan data dapat dikerjakan berdasarkan
pengalaman sebelumnya. Pada perancangan, data yang diperoleh lebih banyak merupakan data
kualitatif yang lebih menonjolkan faktor subyektif dari arsitek, pemberi tugas dan pemakainya
ataupun orang-orang yang terkait dengan bangunan yang akan didesain. Dalam perancangan,
arsitek sebagai perencana dapat menggunakan 2 (dua) alat, yaitu:
 Sistem kategori
 Menggunakan rating scale (skala nilai).
Didalam pengamatannya penggunaan kategorisasi terhadap fenomena yang akan dirancang.
Sebuah kategori adalah sebuah pernyataan yang menggambarkan suatu kelas fenomena, ke dalam
mana bentuk/perilaku yang diteliti dapat dibuat sandi. Suatu sistem kategori terdiri dari dua atau
E- 2
lebih kategori-kategori (Festinger dan Katz, 1976). Dengan kategori yang tepat maka perencana
dapat melahirkan kerangka referensi (frame of reference) untuk perencanaanya. Hal ini dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa aspek-aspek yang relevan dapat direncanakan secara lebih
terpercaya. Banyaknya kategori yang dibuat serta tingkat konseptualisasi serta terapannya
terhadap situasi yang berjenis-jenis, tergantung dari tujuan perencanaan dan kerangka teori yang
digunakan oleh arsitek tersebut. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa data kuantitatif yang
diperlukan meliputi:
 Karakteristik fasilitas dari bangunan yang akan dirancang
 Sumber-sumber energi yang diperlukan oleh bangunan yang dirancang
 Tenaga kerja dalam pelaksanaan bangunan
 Pengguna/user dari bangunan yang dirancang
 Aktivitas bangunan (untuk apa bangunan tersebut) dan subsistemnya
 Perawatan dan perbaikan
 Penggantian komponen material sesuai masa pakai misalnya peralatan listrik
Data kuantitatif ini diperlukan untuk menguji terjadi suatu keterkaitan dan umpan balik
terhadap data sebelumnya. Pelaksanaan pengumpulan data menurut penggunaan atau proses
pengolahannya (analisis), secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok data,
yaitu:
 Data-data yang sifatnya dapat dilakukan analisis langsung, yaitu meliputi data geodesi,
data mekanika tanah, kondisi lingkungan dan klimatologi serta data mengenai jenis dan
karakteristik lahan.
 Data-data yang dalam prosesnya memerlukan tahap pembahasan dan persetujuan, baik
dalam hal kriteria, metoda maupun pendekatannya. Tujuan pengumpulan kelompok data
ini adalah untuk lebih mengetahui secara mendalam sistem peruangan sehingga dapat
dihasilkan rancangan yang optimal. Untuk itu dalam tahap koleksi data ini, konsultan
akan melaksanakan kegiatan-kegiatan:
 Studi literatur meliputi semua aspek yang berkaitan dengan tugas ini seperti termasuk
pendekatan kontekstual penampilan bangunan yang selaras dengan arsitektur.
 Melakukan wawancara dan pembahasan pengguna dan Pemberi pekerjaan mengenai
kebutuhan-kebutuhan fasilitas maupun peralatan-peralatan khusus yang akan digunakan.
 Identifikasi penggunaan lahan

C. Metodologi Analisis dan Sintesis


Data-data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kriteria-kriteria perancangan pada bangunan.
Analisis dilakukankan terhadap masing-masing komponen perancangan guna mendapatkan
rumusan masalah, untuk kemudian dicarikan cara pemecahannya yang paling tepat. Keluaran
proses pada tahap ini akan menjadi kerangka acuan utama bagi penyusunan konsep perancangan
pada tahap selanjutnya.

D. Penyusunan Konsep Perancangan


Konsep perancangan merupakan uraian diskriptif ide dan gagasan perancangan beserta dasar-
dasar analisisnya akan dikomunikasikan pada pemilik proyek. Secara garis besar, konsep
perancangan yang akan disajikan meliputi :
 Konsep tapak / site plan, mencakup:
 Tata letak
 Koordinasi pengembangan dengan lingkungan
 Konsep penampilan bangunan
E- 3
 Mewujudkan bangunan yang merepresentasikan sistem layanan sosial ekonomi masyarkat
(fungsional) dan efisien.
 Konsep sistem peruangan, mencakup:
 Konfigurasi kegiatan
 Konfigurasi peralatan khusus
 Zoning
 Program ruang (fungsi, jenis dan besaran ruang)
 tata ruang dalam
 Konsepsi persyaratan ruang, mencakup:
 Sistem Ventilasi.
 Persyaratan-persyaratan utilitas, yang meliputi sistem kelistrikan, telekomunikasi,
pencegahan kebakaran, dan lain-lain.
 Konsep struktur dan konstruksi bangunan, mencakup:
 Konsep penentuan sistem struktur dan konstruksi yang diterapkan.
 Konsep sistem struktur terhadap sistem pembebanan termasuk perhitungan terhadap
gaya literal.
 Konsep pemilihan material/bahan, mencakup kriteria yang digunakan untuk pemilihan
material serta penjelasan spesifikasinya.

E. Skematik (Schematic Design)


Pada tahap ini dilakukan transformasi dari konsep perancangan masing-masing sistem di atas
ke dalam diagram-diagram perancangan berikut analisisnya untuk memberikan gambaran
kemungkinan-kemungkinan pemecahan perancangan pada masing-masing rancangan.

F. Pra Rancangan
Merupakan implementasi seluruh konsep perancangan ke dalam beberapa alternatif bentuk
rancangan secara dua dimensional yang merupakan gagasan awal bentuk bangunan. Pembahasan
dan diskusi secara intensif antara konsultan dan pihak pemberi tugas maupun pemakai akan
dilakukan selama tahap pra rancangan ini, untuk mendapatkan keluaran yang optimal. Selain itu
Konsultan juga akan menyerahkan data lapangan dan penyelidikan tanah serta laporan
perancangan skematik sebagai bahan kajian bagi pemberi tugas. Secara garis besar, pada tahap
ini Konsultan akan menyajikan:
 Denah / tampak keseluruhan bangunan dan lingkungan tapak.
 Denah / tampak masing-masing unit bangunan,
 Gambar Potongan masing-masing unit bangunan
 Usulan pemakaian material
 Perkiraan biaya sementara (preliminary cost).
 Pengembangan Rancangan
Dalam tahap ini akan dilakukan koordinasi intensif antara berbagai disiplin yang terlibat,
untuk secara bersama - sama merencanakan dan menerapkan berbagai sistem yang digunakan ke
dalam hasil rancangan yang telah dikembangkan. Materi yang akan disajikan pada tahap ini
meliputi:
 Perancangan dan penerapan sistem struktur dan konstruksi,
 Perencanaan sistem listrik dan estimasi penyediaan daya,
 Perancangan sistem telekomunikasi dan estimasi kebutuhan sambungan,
 Perancangan sistem pencahayaan,
 Perancangan sistem pencegahan kebakaran,
E- 4
 Perancangan sistem penangkal petir,
 Perancangan sistem distribusi air bersih,
 Perancangan sistem distribusi air kotor,
 Perancangan sistem distribusi drainase bangunan,
 Pemilihan material,
 Perkiraan biaya.
 Detail Perancangan
Tahap ini merupakan tahap akhir seluruh proses perancangan yang dilaksanakan oleh
konsultan. Pada tahap akhir ini seluruh hasil rancangan beserta dokumen - dokumen pelengkapnya
telah siap untuk dilaksanakan. Secara umum dokumen lelang ini akan memuat:
 Sistem dan detail masing - masing komponen dalam butir prarancangan di atas,
 Rencana anggaran biaya,
 Rencana kerja dan syarat - syarat,
 Spesifikasi teknis,
 Prosedur tata cara pelelangan serta cara - cara penawaran.
 Laporan Perancangan
Berisi semua aspek yang telah dilaksanakan oleh Konsultan dari setiap tahap kegiatan dalam
proses perancangan serta rujukan masalah mulai dari penulisan konsep sampai dengan
transformasi rancangan yang dihasilkan. Laporan perancangan ini akan meliputi bidang arsitektur,
mekanikal, elektrikal dan struktur.
Dalam menangani pekerjaan perencanaan ini Konsultan akan mengembangkan metode
pendekatan operasional secara akurat dan terpadu yang selalu digunakan dalam menangani
beberapa proyek serupa. Pendekatan operasional yang dikembangkan merupakan suatu bentuk
manajemen yang sering disebut Manajemen Perencanaan / PraKonstruksi. Secara garis besar,
sistem Manajemen Perencanaan / PraKonstruksi yang diterapkan akan melaksanakan:
 Koordinasi yang menerus dan terpadu antara unsur yang terkait dalam proyek,
 Fungsi monitoring terhadap seluruh perkembangan kegiatan perencanaan mulai dari
pekerjaan persiapan, pra-rencana, pengembangan rencana sampai pada pembuatan
gambar kerja dan dokumen lelang.
 Analisis setiap saat terhadap target waktu penyelesaian proyek dengan volume beban
pekerjaannya.
 Pengendalian terhadap target waktu penyelesaian pekerjaan.
 Penyusunan strategi secara cepat dan tepat, berupa re-alokasi tenaga dan re-scheduling
sebagai akibat dari adanya hambatan-hambatan yang terjadi.

E.4 Metodologi
Berdasarkan dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui Kerangka Acuan Kerja
(KAK) agar dapat dilihat hasil yang sesuai dengan tujuan utama pekerjaan, maka dalam
penyusunan Perencanaan Renovasi Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan akan dilakukan metode:

A. Pengumpulan Data
1. Data Lokasi/Tapak: didapat melalui Pihak Pemberi Kerja .
2. Data Aktivitas: didapat melalui tinjauan literatur dan pedoman perancangan rumah sakit
serta wawancara kepada pelaku aktivitas Rumah Sakit dan Pihak Pemberi Kerja.
3. Kebutuhan Ruang: didapat melalui pedoman perancangan rumah sakit, serta wawancara
kepada Pihak Pemberi Kerja.

E- 5
4. Massa: didapat dari pengamatan karakteristik bentuk rumah sakit serta tinjauan buku dan
pedoman perancangan rumah sakit.
5. Sistem Struktur: data didapat dari Pihak Pemberi Kerja, serta dari tinjauan buku
perancangan rumah sakit.
6. Sistem Utilitas: data didapat melalui tinjauan literatur dan pedoman perancangan rumah
sakit ataupun melalui situs/artikel terkait, serta melalui wawancara kepada Pihak Pemberi
Kerja.
7. Peningkatan Performansi: data didapat melalui wawancara kepada Pihak Pemberi Kerja
serta tinjauan literatur.

B. Studi Literatur dan Diskusi


Studi Literatur adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa
peraturan,buku maupun karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan ini.
Beberapa referensi yang dibutuhkan untuk perancangan ini antara luasan kebutuhan yang
dibutuhkan setiap orang untuk melakukan aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat pekerjaannya.
Studi literatur mengenai contoh bangunan yang baik dan mampu diterapkan di Indonesia dan tentu
saja menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama Pihak Pemberi Kerja
melakukan kegiatan diskusi untuk kebutuhan sumber data dan masukan sebagai penyesuaian
desain sesuia dengan keinginan Pihak Pemberi Kerja.

C. Metode Analisis Data


Analsis perencanaan mengidentifikasi masalah yang ada pada konsep Perencanaan Renovasi
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan yang diselesaikan dengan menerapkan konsep Healing
Invironment pada tapak, massa, ruang, aktivitas, struktur, dan utilitas tanpa mengabaikan standar
perancangan rumah sakit yang ada. Analisis perancangan dilakukan dengan mengolah data yang
telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi, dan
arsitektural.
1. Pemrograman fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi pengguna, kegiatan pengguna,
dan alur kegiatan pengguna pada rumah sakit.
2. Pemrograman performasi menerjemahkan secara sistematik kebutuhan para pengguna
rumah sakit beserta fasilitasnya ke dalam persyaratan pemilihan tapak, persyaratan
kebutuhan dan besaran ruang, serta persyaratan elemen ruang pada rumah sakit.
3. Analisis arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi kedua analisa
sebelumnya (fungsional dan performasi). Dalam proses ini akan menganalisa masalah
massa, ruang, tampilan, pengolahan tapak, utilititas, dan struktur bangunan.
a. Analisis Tapak
Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap penilaian atau evaluasi mulai
dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standart peraturan kebijakan. Kemudian menghasilkan
analisis eksternal dan internal yang meliputi komponen desain berupa problem, limitasi, potensi
fisik dan non fisik. Sehingga dapat merencanakan fisik, fasilitas, dan fungsi bangunan yang akan
dirancang. Dengan penerapan tema healing environment, analisis tapak mengarah pada faktor
pengguna, faktor lingkungan alamiah, faktor lingkungan binaan, dan faktor sosial budaya hingga
lingkungan sekitar. Dari faktor – faktor tersebut menghasilkan output berupa analisis persyaratan
tapak, analisis aksesibilitas, analisis kebisingan, analisis pandangan (ke luar dan ke dalam),
sirkulasi, matahari, angin, vegetasi, dan zoning.

E- 6
b. Analisis Fungsi
Dalam perancangan arsitektur, analisis fungsi merupakan tahap evaluasi mengenai aktivitas
serta pengguna yang ada akan dirancang. Analisis fungsi ini mencakup fungsi primer, fungsi
sekunder dan fungsi penunjang. Sehingga dihasilkan output berupa klasifikasi aktivitas yang
menunjang seluruh kebutuhan ruang dan besaran ruang yang akan diterapkan pada objek
Perencanaan Renovasi Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.
c. Analisis Aktivitas
Dalam perancangan arsitektur, analisis aktivitas merupakan tahap evaluasi mengenai
klasifikasi jenis aktivitas, pola aktivitas, hingga durasi waktu pengguna disetiap aktivitas. Dari
beberapa point tersebut mengarah pada sirkulasi pengguna dalam bangunan, sehingga
berpengaruh pada keterkaitan kebutuhan ruang antar ruang dalam objek Perencanaan Renovasi
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.
d. Analisis Ruang
Dalam perancangan arsitektur, analisis ruang merupakan tahap evaluasi mengenai kebutuhan
ruang, jumlah ruang dan fasilitas yang terdapat dalam masing-masing ruang. Sehingga dari ketiga
point tersebut diapatkan output berupa dimensi atau luasan masing-masing ruang.
Analisis ruang ini sebagai acuan untuk menentukan ukuran ideal dari setiap ruang dengan
mempertimbangkan aspek kenyamanan, aspek sirkulasi serta aspek penataan fasilitas dalam
ruang. Dari aspek-aspek tersebut disesuaikan pula dengan fungsi objek yang ditujukan untuk orang
sakit, sehingga ukuran standart ruang menyesuaikan dengan analisis kondisi pasien. Dari analisis
ruang tersebut dihasilkan output berupa kriteria-kriteria keterkaitan antar ruang dan blockplan
sebagai tahap awal penentuan denah bangunan.
e. Analisis Struktur
Dalam perancangan arsitektur, analisis struktur merupakan tahap proses penentuan efek dari
beban pada struktur fisik dan komponen bangunan. Secara etimologi, analisis struktur adalah
menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika teknik untuk
menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tekanan, reaksi tumpuan, percepatan, dan
stabilitas. Dengan penyesuaian bentuk, fungsi serta tema perancangan sangat berpengaruh paa
faktor-faktor lain seperti estetika, kondisi lingkungan (fondasi, pembebanan dari alam),
ketersediaan material dan aspek ekonomis mungkin sangat berperan dalam penentuan kriteria
formasi struktur.
f. Analisis Utilitas
Dalam perancangan arsitektur, analisis utilitas merupakan tahap penentuan kriteria suatu
kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Analisis utilitas ini meliputi beberapa point diantaranya sistem plumbing, sistem pencahayaan dan
sistem komunikasi.

E- 7
KAK

AANWIZJING
STUDI
LITERATUR/
DOKUMEN
TERKAIT PEMAHAMAN KAK

KAJIAN LITERATUR /
DOKUMEN TERKAIT
ANALISIS DATA

DOKUMEN USULAN
STUDI KONSULTASI
TEKNIS

PERENCANAAN

DOKUMEN AKHIR
Gambar E. 1 Diagram Proses Perencanaan

E- 8

Anda mungkin juga menyukai