Anda di halaman 1dari 23

ALAT PENGUKUR KADAR GAS AMONIA PADA INDUSTRI

PETERNAKAN SAPI

LAPORAN TUGAS BESAR

Disusun Oleh :

Fikri Alvian Ababiel 181910201103

Gagah Arya Perdana 181910201126

Lingga Darmawan 181910201118

Mas Andar Syururi 181910201114

Wahyu Lingga Saputro 181910201149

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesikan Tugas Besar dengan
judul “Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia Pada Industri Peternakan Sapi”.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Teknik Elektro Universitas
Jember. Dalam menyelesaikan Tugas Besar ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua dan saudara yang telah memberikan doa dorongan moril
ataupun materiil
2. Bapak Guido Dias Kalandro S.ST.,M.Eng.
3. Asisten Laboratorium Listrik Dasar
4. Seluruh staf pengajar, staf teknisidan staf administrasi Jurusan Teknik
Elektro
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dari awal hingga
meyelesaikan laporan dan tugas besar ini. kami berharap semoga laporan
tugas besar ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi seluruh
pembaca

Jember, 21 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang...................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1. 3 Tujuan.................................................................................................................1
1. 4 Manfaat...............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2
2. 1 Arduino uno........................................................................................................2
2. 2 Sensor Gas Ammonia.........................................................................................3
2. 3 Kipas DC 12V.....................................................................................................4
2. 4 LCD 16x2...........................................................................................................5
2. 5 Buzzer.................................................................................................................5
2. 6 Kabel Jumper......................................................................................................6
BAB III METODOLOGI................................................................................................7
3. 1 Alat Dan Bahan...................................................................................................7
3. 2 Prosedur Pembuatan Alat....................................................................................7
3.3 Flowchart............................................................................................................8
3.4 Program.............................................................................................................9
3. 5 Prinsip Kerja Alat.............................................................................................12
3.6 Data Hasil Pengujian Alat.................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................14
4. 1 Analisa Data Dan Pembahasan.........................................................................14
BAB V PENUTUP..........................................................................................................15
5. 1 Kesimpulan.......................................................................................................15
5. 2 Saran................................................................................................................15
LAMPIRAN...................................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arduino Uno…………………………………………………………3

Gambar 2.2 Sensor LM 135………………………………………………………4

Gambar 2.3 kipas DC 12V………………………………………………………..4

Gambar 2.4 LCD 16x2……………………………………………………………5

Gambar 2.5 Buzzer……………………………………………………………….6

Gambar 2.6 Jumper……………………………………………………………….6

Gambar 3.1 Flowchart Alat Pengukur Gas Ammonia……………………………8

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batas Ukur atau Batas Ambang Gas Amonia Dalam Kontak Langsung
Dengan Manusia…………………………………………………………………3

Tabel 3.1 Data Percobaan Alat Pengukur Kadar Gas Amonia…………………12

iv
BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Ammonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian asam urat di


feces sapi oleh bakteri tertentu di litter. Jika litter jarang diganti, maka level
ammonia dalam kandang akan meningkat. Faktor utama yang mempengaruhi
konsentrasi ammonia di udara dalam kandang adalah kondisi litter dan
ventilasi udara. Kelembaban, pH dan suhu litter, mempengaruhi bakteri saat
mengurai asam urat. Kurangnya ventilasi, feces yang lembek dan berceceran,
tempat air minum yang terlalu penuh dan rendah posisinya merupakan
penyebab utama litter menjadi basah.

Ammonia merupakan gas berbau tajam. Pada konsentrasi yang tinggi,


ammonia dapat menyebabkan iritasi membran mucosa saluran pernapasan,
konjungtiva dan kornea mata. Kerusakan pada membran mukosa tersebut
dapat menyebabkan infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh E. coli.
Konsentrasi ammonia yang tinggi juga dapat menyebabkan efek negatif pada
daya tahan, berat badan dan sistem imun sapi. Agar dapat mencegah berbagai
penyakit tersebut diperlukan suatu prangkat elektronika yang dapat
memonitoring gas ammonia sehingga dapat mengetahui tingkat kadar gas
ammonia di tempat tersebut.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip kerja dari Alat Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia
Peternakan Sapi ?

1. 3 Tujuan

1. Dapat mengetahui prinsip Alat Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia


Peternakan Sapi

1. 4 Manfaat

1. Mahasiswa maupun pembaca umum dapat mengetahui apa yang


dimaksud dengan Alat Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia Peternakan
Sapi.

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Arduino uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328


(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut
dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator
kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk
mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan
Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik
dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.

Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi USB-to-
serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter
USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI
driver USB-to-serial.

Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran
Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno
adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model
referensi untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya,
lihat indeks board Arduino.

Daya Uno Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan
catu daya eksternal (otomatis). Eksternal (non-USB) daya dapat berasal baik dari
AC-ke adaptor-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan
menancapkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1mm konektor POWER. Ujung
kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam Gnd dan Vin pin header dari
konektor POWER. Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno
adalah7 sampai dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan
pin 5v Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih
dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board Uno. Pin listrik
adalah sebagai berikut: Vin Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu
menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt koneksi USB
atau sumber daya lainnya).5V Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler
dan komponen lainnya. 3v3 Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-
board. Dan GND Ground pin.

Uno Arduino dapat diprogram dengan menggunakan software Arduino


(download di http://arduino.cc/). Pilih “Arduino Uno dari menu> Peralatan Board
(sesuai dengan mikrokontroler), (MedioKom : tahun 2015).

2
Gambar 2.1 Arduino Uno

2. 2 Sensor Gas Ammonia


Sensor gas merupakan alat elektronik yang dapat menghasilkan sinyal
listrik sebagai fungsi terhadap interaksi dengan senyawa kimia, dalam hal ini gas
atau uap senyawa organik . Sensor MQ-135 dapat berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan gas amonia. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium
yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya terdapat elektroda yang terbuat dari
aurum di mana terdapat element pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan,
kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau
sebagai penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika amonia dideteksi
oleh sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-135 akan
menghasilkan tegangan analog. Pada gas amonia ini memiliki batas ambang untuk
kontak langsung dengan manusia, sebagai berikut tabel batas ambang gas amonia.

Tabel 2.1 Batas Ukur atau Batas Ambang Gas Amonia Dalam Kontak Langsung
Dengan Manusia

Konsentrasi
Pengaruh
(PPM)

3-5 Jumlah terkecil yang dapat terdeteksi baunya


8 - 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu
20
lama
50 - 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontak singkat ( 30 menit )
100 - 500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

3
Gambar 2.2 Sensor LM 135

2. 3 Kipas DC 12V
Pada peralatan elektronik, umumnya kipas ini berfungsi untuk membantu
menjaga suhu komponen agar tetap terjaga pada suhu optimal. Umumnya
komponen yang dipasang kipas memililki harga yang lebih mahal, sehingga
sangat beresiko jika dibiarkan rusak.

Pada peralatan komputer, kipas umumnya dipasang pada prosesor utama


sebagai pendingin bagian tersebut. Demikian juga pada sebuah power supply
biasanya dipasang pada IC utama atau pada trafo untuk menjaga suhu agar tidak
melebihi suhu maksimum dari trafo.

Dengan adanya berbagai pilihan ukuran kipas, maka tidak lagi perlu kuatir
peralatan kepanasan. Carilah ukuran kipas yang sesuai dengan kebutuhan agar
tidak membuang daya yang tidak semestinya.

Selain digunakan untuk peralatan elektronik, ternyata kipas ini juga


banyak dipergunakan sebagai pendingin akuarium ataupun sebagai pendingin
peralatan rumah tangga lainnya.

Gambar 2.3 kipas DC 12V

4
Kipas ini terdiri dari kumparan kawat tembaga yang menghasilkan
elektromagnetik untuk menggerakan kipas. Saat listrik DC dialirkan melalui kabel
kipas, maka kipas akan langsung merubah arus listrik menjadi medan magnet
yang dapat memutar kipas sesuai dengan arah aliran listrik.

Motor DC lebih disukai karena mengkonsumsi listrik dalam jumlah yang


lebih sedikit. Berbeda dengan motor AC, motor ini hanya memerlukan daya
beberapa watt saja. Arus yang diperlukan biasanya hanya beberapa mili amper
saja untuk dapat menggerakan kipas dengan sempurna. Sehingga kipas jenis ini
sangat ideal dipergunakan untuk jangka watktu yang lebih panjang tanpa
membebani pembayaran rekening listrik.

2. 4 LCD 16x2
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan
diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau
pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot
matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil
yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.

Gambar 2.4 LCD 16x2

2. 5 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah


getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari
arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma
maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik
sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu
kesalahan pada sebuah alat (alarm).

5
Gambar 2.5 Buzzer

2. 6 Kabel Jumper

Kabel jumper merupakan kabel elektrik yang berfungsi untuk


menghubungkan antar komponen yang ada di breadboard tanpa harus
memerlukan solder. Umumnya memang kabel jumpe sudah dilengkapi dengan pin
yang terdapat pada setiap ujungnya. Pin atau konektor yang digunakan untuk
menusuk disebut dengan Male Connector, sementara konektor yang ditusuk
disebut dengan Female Connector.

Gambar 2.6 Jumper

6
BAB III METODOLOGI

3. 1 Alat Dan Bahan

1. Arduino Uno
2. Buzzer
3. Kipas 12v
4. Lcd + I2C
5. Sensor MQ 135

3. 2 Prosedur Pembuatan Alat

1. Siapkan Alat dan Bahan untuk pembuatan alat.


2. Buat layout pcb pada untuk jalur rangkaian pada Arduino uno
3. Kemudian cetak layout pada sebuah pcb polos
4. Lubangi dengan bor sesuai desain layout pcb
5. Solder pin header male pada pcb untuk tempat meletakkan Arduino
uno
6. Solder juga buzzer langsung pada pcb dan pin header lainnya untuk
tempat kabel jumper dari kipas, sensor, dan LCD+I2C
7. Pasang layout yang sudah disolder pada sebuah wadah kubus tepat
dibelakang
8. Pasang juga sensor tepat diatas bagian dalam kubus, dan juga LCD di
dalamnya
9. Pasang pin pin pada sensor, kipas dan lcd pada Arduino uno
10. Kemudian pasang baterai pada Arduino uno
11. Alat siap untuk di gunakan

7
3.3 Flowchart

Gambar 3.1 Flowchart Alat Pengukur Gas Ammonia

8
3.4 Program

#include <Wire.h> // Comes with Arduino IDE

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#define MQ135_H

int val = 0;

int val1 = 0;

int val2 = 0;

int PIN = 0;

int sensor = A0;

int buzzer = 13;

int kipas = 10;

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16,2);

void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode(PIN,INPUT);

pinMode(sensor,INPUT);

pinMode (kipas,OUTPUT);

pinMode (buzzer,OUTPUT);

lcd.begin();

digitalWrite(kipas, HIGH);

delay(1000);

digitalWrite(kipas, LOW);

9
void loop() {

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("KADAR NH3:");

lcd.setCursor(13,1);

lcd.print("PPM");

val = analogRead(PIN);

val1 = analogRead(sensor);

val2 = val/10;

int val3 =(val1-20)-val2;

lcd.setCursor(10, 1);

lcd.print(" ");

lcd.setCursor(10, 1);

lcd.print(val3);

delay(100);

Serial.println(val3);

if (val3 > 100){

digitalWrite(kipas, HIGH);

digitalWrite(buzzer, HIGH);

lcd.setCursor(2,0);

lcd.print("KADAR BAHAYA!! ");

delay(500);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" ");

else if (val3 <= 100 && val3 > 30) {

digitalWrite(buzzer, LOW);

10
digitalWrite(kipas, LOW);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("KADAR MENINGKAT ");

delay(500);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" ");

else if (val3 <= 30) {

digitalWrite(buzzer, LOW);

digitalWrite(kipas, LOW);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("KADAR NH3 NORMAL");

delay(500);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" ");

void geser(){

for (int positionCounter = 0; positionCounter <


18; positionCounter++) {

// scroll one position left:

lcd.scrollDisplayLeft();

// wait a bit:

delay(250);

delay(500);

lcd.clear();

11
}

3. 5 Prinsip Kerja Alat

Alat pengukuran kadar gas ammonia ini kami buat denga replika terhadap
suatu ruangan. Dan pada replika tersebut ada sensor gas MQ 135 diatasnya.
Kemudian ada layar LCD pada dindingnya. Dan ada kipas untuk mengeluarkan
gas ammonia jika kadar gas ammonia dirasa berbahaya terhadap manusia. Pada
alat pengukuran gas ammonia ini terdapat sebuah Arduino uno yang sudah
diprogram apabila sensor MQ 135 merespon kadar gas 0 sampai 100 ppm
merupakan konsentrasi rendah. Kemudian jika pada tingkat 100 sampai 500 ppm
maka kadar gas amonia dalam kondisi meningkat akan tetapi masih dalam batas
teleran dan apabila lebih dari 500 ppm kadar gas tersebut sudah dalam kondisi
bahaya yang ditampilkan pada LCD sehingga buzzer akan berbunyi dan kipas
akan menyala untuk menghilangkan kadar berlebih tersebut di udara. Kemudian
semua data tersebut ditampilkan dalam sebuah LCD 16x2 untuk mengetahui
berapa kadar gas yang terukur pada saat itu.

3.6 Data Hasil Pengujian Alat

Tabel 3.1 Data Percobaan Alat Pengukur Kadar Gas Amonia

No Kondisi Gambar

1 Tidak diberi gas ammonia

Gambar 3.2 Tampilan LCD saat kadar


ammonia normal

2 Diberi gas ammonia 5 detik

Gambar 3.3 Tampilan LCD saat kadar


ammonia meningkat

12
3 Diberi gas ammonia 10 detik

Gambar 3.4 Tampilan LCD saat kadar


ammonia berbahaya

13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Analisa Data Dan Pembahasan

Alat pengukuran gas ammonia adalah komponen elektronika yang dipakai


untuk mengukur kadar ammonia di udara yang berasal dari hasil pembuangan
kotoran dari sapi. Ammonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian asam
urat di feses sapi oleh bakteri tertentu di litter. Jika litter jarang diganti, maka level
ammonia dalam kandang akan meningkat. Faktor utama yang mempengaruhi
konsentrasi ammonia di udara dalam kandang adalah kondisi litter dan ventilasi
udara. Kelembaban, pH dan suhu litter, mempengaruhi bakteri saat mengurai
asam urat. Kurangnya ventilasi, feces yang lembek dan berceceran, tempat air
minum yang terlalu penuh dan rendah posisinya merupakan penyebab utama litter
menjadi basah.

Ammonia merupakan gas berbau tajam. Pada konsentrasi yang tinggi,


ammonia dapat menyebabkan iritasi membran mucosa saluran pernapasan,
konjungtiva dan korneaa mata. Kerusakan pada membran mukosa tersebut dapat
menyebabkan infeksi bakteri, terutama yang disebabkan oleh E. coli. Konsentrasi
ammonia yang tinggi juga dapat menyebabkan efek negatif pada daya tahan, berat
badan dan system imun ayam. Di Amerika Serikat, level maksimum ammonia
yang ditetapkan oleh National Institute of Occupational Safety and Health
(NIOSH) dalam kandang unggas adalah 25 ppm, sedangkan oleh Occupational
Safety and Health Administration (OSHA) adalah 50 ppm. Level tersebut
ditentukan berdasarkan pengujian selama 8 jam. Level 50 ppm merupakan level
terendah yang dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan pada
orang yang sangat sensitif. Pada umumnya manusia dapat mencium ammonia
pada konsentrasi 20-30 ppm.

Pada percobaan uji coba alat yang dilakukan telah ditentukan batas dari
ammonia bahwa apabila sensor menyadari kadarnya melebihi dari 100 ppm yang
ditampilkan pada LCD, buzzer akan berbunyi untuk memberitahukan bahwa
kadar ammonia di sekitar sensor atau ruangan sudah dalam kondisi berbahaya.
Selanjutnya kipas akan menyala untuk menghilangkan udara disekitar sensor.

14
BAB V PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Pada percobaan tugas besar kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada saat gas ammonia kurang dari 30 ppm maka udara dalam kondisi
normal dengan indikator LCD yang memberikan keterangan udara
normal
2. Pada saat gas amonia lebih dari 50 ppm dan kurang dari 100 ppm
kondisi udara meningkat dari kondisi normal menuju bahaya
3. Pada saat gas ammonia lebih dari 100 ppm maka buzzer akan berbunyi
dan kipas juga akan menyala.untuk menghilangkan gas ammonia yang
ada disekitar sensor.

5. 2 Saran

1. Jangan pernah menghirup gas amonia terlalu lama dan mengakibatkan


kematian

2. Alat yang kami buat masih perlu pembaharuan kedepannya agar


sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa mendatang

15
DAFTAR PUSTAKA

1. http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/480
2. https://ariefeeiiggeennblog.wordpress.com/2014/02/07/pengertian-fungsi-dan-
kegunaan-arduino/
3. http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/Jurnal-No1Vol4-2.pdf
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64846/Chapter
%20II.pdf
5. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-teknik-
elektro/article/download/209/143
6. http://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/259/205/

16
LAMPIRAN

Gambar 1 Wiring Diagram

Gambar 2 Layout PCB

17
Gambar 3 Skematik

Gambar 4 alat pengukur gas ammonia

18

Anda mungkin juga menyukai