PETERNAKAN SAPI
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesikan Tugas Besar dengan
judul “Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia Pada Industri Peternakan Sapi”.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Teknik Elektro Universitas
Jember. Dalam menyelesaikan Tugas Besar ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan saudara yang telah memberikan doa dorongan moril
ataupun materiil
2. Bapak Guido Dias Kalandro S.ST.,M.Eng.
3. Asisten Laboratorium Listrik Dasar
4. Seluruh staf pengajar, staf teknisidan staf administrasi Jurusan Teknik
Elektro
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dari awal hingga
meyelesaikan laporan dan tugas besar ini. kami berharap semoga laporan
tugas besar ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi seluruh
pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang...................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1. 3 Tujuan.................................................................................................................1
1. 4 Manfaat...............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2
2. 1 Arduino uno........................................................................................................2
2. 2 Sensor Gas Ammonia.........................................................................................3
2. 3 Kipas DC 12V.....................................................................................................4
2. 4 LCD 16x2...........................................................................................................5
2. 5 Buzzer.................................................................................................................5
2. 6 Kabel Jumper......................................................................................................6
BAB III METODOLOGI................................................................................................7
3. 1 Alat Dan Bahan...................................................................................................7
3. 2 Prosedur Pembuatan Alat....................................................................................7
3.3 Flowchart............................................................................................................8
3.4 Program.............................................................................................................9
3. 5 Prinsip Kerja Alat.............................................................................................12
3.6 Data Hasil Pengujian Alat.................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................14
4. 1 Analisa Data Dan Pembahasan.........................................................................14
BAB V PENUTUP..........................................................................................................15
5. 1 Kesimpulan.......................................................................................................15
5. 2 Saran................................................................................................................15
LAMPIRAN...................................................................................................................17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Batas Ukur atau Batas Ambang Gas Amonia Dalam Kontak Langsung
Dengan Manusia…………………………………………………………………3
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja dari Alat Alat Pengukur Kadar Gas Ammonia
Peternakan Sapi ?
1. 3 Tujuan
1. 4 Manfaat
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Arduino uno
Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi USB-to-
serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter
USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI
driver USB-to-serial.
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran
Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno
adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model
referensi untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya,
lihat indeks board Arduino.
Daya Uno Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan
catu daya eksternal (otomatis). Eksternal (non-USB) daya dapat berasal baik dari
AC-ke adaptor-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan
menancapkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1mm konektor POWER. Ujung
kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam Gnd dan Vin pin header dari
konektor POWER. Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno
adalah7 sampai dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan
pin 5v Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih
dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board Uno. Pin listrik
adalah sebagai berikut: Vin Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu
menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt koneksi USB
atau sumber daya lainnya).5V Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler
dan komponen lainnya. 3v3 Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-
board. Dan GND Ground pin.
2
Gambar 2.1 Arduino Uno
Tabel 2.1 Batas Ukur atau Batas Ambang Gas Amonia Dalam Kontak Langsung
Dengan Manusia
Konsentrasi
Pengaruh
(PPM)
3
Gambar 2.2 Sensor LM 135
2. 3 Kipas DC 12V
Pada peralatan elektronik, umumnya kipas ini berfungsi untuk membantu
menjaga suhu komponen agar tetap terjaga pada suhu optimal. Umumnya
komponen yang dipasang kipas memililki harga yang lebih mahal, sehingga
sangat beresiko jika dibiarkan rusak.
Dengan adanya berbagai pilihan ukuran kipas, maka tidak lagi perlu kuatir
peralatan kepanasan. Carilah ukuran kipas yang sesuai dengan kebutuhan agar
tidak membuang daya yang tidak semestinya.
4
Kipas ini terdiri dari kumparan kawat tembaga yang menghasilkan
elektromagnetik untuk menggerakan kipas. Saat listrik DC dialirkan melalui kabel
kipas, maka kipas akan langsung merubah arus listrik menjadi medan magnet
yang dapat memutar kipas sesuai dengan arah aliran listrik.
2. 4 LCD 16x2
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan
diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau
pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot
matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil
yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
2. 5 Buzzer
5
Gambar 2.5 Buzzer
2. 6 Kabel Jumper
6
BAB III METODOLOGI
1. Arduino Uno
2. Buzzer
3. Kipas 12v
4. Lcd + I2C
5. Sensor MQ 135
7
3.3 Flowchart
8
3.4 Program
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#define MQ135_H
int val = 0;
int val1 = 0;
int val2 = 0;
int PIN = 0;
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(PIN,INPUT);
pinMode(sensor,INPUT);
pinMode (kipas,OUTPUT);
pinMode (buzzer,OUTPUT);
lcd.begin();
digitalWrite(kipas, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(kipas, LOW);
9
void loop() {
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("KADAR NH3:");
lcd.setCursor(13,1);
lcd.print("PPM");
val = analogRead(PIN);
val1 = analogRead(sensor);
val2 = val/10;
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(" ");
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(val3);
delay(100);
Serial.println(val3);
digitalWrite(kipas, HIGH);
digitalWrite(buzzer, HIGH);
lcd.setCursor(2,0);
delay(500);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" ");
digitalWrite(buzzer, LOW);
10
digitalWrite(kipas, LOW);
lcd.setCursor(0,0);
delay(500);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" ");
digitalWrite(buzzer, LOW);
digitalWrite(kipas, LOW);
lcd.setCursor(0,0);
delay(500);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" ");
void geser(){
lcd.scrollDisplayLeft();
// wait a bit:
delay(250);
delay(500);
lcd.clear();
11
}
Alat pengukuran kadar gas ammonia ini kami buat denga replika terhadap
suatu ruangan. Dan pada replika tersebut ada sensor gas MQ 135 diatasnya.
Kemudian ada layar LCD pada dindingnya. Dan ada kipas untuk mengeluarkan
gas ammonia jika kadar gas ammonia dirasa berbahaya terhadap manusia. Pada
alat pengukuran gas ammonia ini terdapat sebuah Arduino uno yang sudah
diprogram apabila sensor MQ 135 merespon kadar gas 0 sampai 100 ppm
merupakan konsentrasi rendah. Kemudian jika pada tingkat 100 sampai 500 ppm
maka kadar gas amonia dalam kondisi meningkat akan tetapi masih dalam batas
teleran dan apabila lebih dari 500 ppm kadar gas tersebut sudah dalam kondisi
bahaya yang ditampilkan pada LCD sehingga buzzer akan berbunyi dan kipas
akan menyala untuk menghilangkan kadar berlebih tersebut di udara. Kemudian
semua data tersebut ditampilkan dalam sebuah LCD 16x2 untuk mengetahui
berapa kadar gas yang terukur pada saat itu.
No Kondisi Gambar
12
3 Diberi gas ammonia 10 detik
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan uji coba alat yang dilakukan telah ditentukan batas dari
ammonia bahwa apabila sensor menyadari kadarnya melebihi dari 100 ppm yang
ditampilkan pada LCD, buzzer akan berbunyi untuk memberitahukan bahwa
kadar ammonia di sekitar sensor atau ruangan sudah dalam kondisi berbahaya.
Selanjutnya kipas akan menyala untuk menghilangkan udara disekitar sensor.
14
BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
1. Pada saat gas ammonia kurang dari 30 ppm maka udara dalam kondisi
normal dengan indikator LCD yang memberikan keterangan udara
normal
2. Pada saat gas amonia lebih dari 50 ppm dan kurang dari 100 ppm
kondisi udara meningkat dari kondisi normal menuju bahaya
3. Pada saat gas ammonia lebih dari 100 ppm maka buzzer akan berbunyi
dan kipas juga akan menyala.untuk menghilangkan gas ammonia yang
ada disekitar sensor.
5. 2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/view/480
2. https://ariefeeiiggeennblog.wordpress.com/2014/02/07/pengertian-fungsi-dan-
kegunaan-arduino/
3. http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/10/Jurnal-No1Vol4-2.pdf
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64846/Chapter
%20II.pdf
5. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-teknik-
elektro/article/download/209/143
6. http://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/259/205/
16
LAMPIRAN
17
Gambar 3 Skematik
18