Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS

KEGAGALAN SHAFT PADA MESIN MOBIL Mitsubishi

Colt Diesel Fuso 136 PS

1. SHAFF
Poros(shaft) adalah salah satu bagian terpentingdari mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.
Poros(shaft) adalah suatu bagian stasioner yang beputar, mentransmisikan
putaran dan daya. biasanya berpenampang bulat dimanaterpasang elemen-elemen
seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, bebantarikan, beban tekan
atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satudengan
lainnya.

2. BUKTI DOKUMENTASI.
Bukti Dokumentasi berupa:
o Bentuk Shaft secara keseluruan
o Poros shaff yang patah dengan perpatahan 100% putus

o Lamanya masa pakai komponen tidak diketahui

o Data/ spesifikasi S45C Karbon Baja Transmisi Poros


o Tampak shaft dari atas

3. KONDISI OPERASI.
3.1 Data Temperatur
Menurut informasi temperatur mesin mobil pada saat kejadiaan relatif normal
berkisar antara 50 – 60 0C. (tidak over heat).
3.2 Data pembebanan ( tekanan )
Untuk berat dalam
Menurut informasi dari internet berat mobil trek Mitsubishi Colt Diesel Fuso
136 PS 2,5 ton tanpa muatan dan sopir, dan pembebanan maksimal mobil trek ini 8 ton.
Pada saat terjadi perpatahan poros spindel mobil sengangkut 2 orang sopir dengan berat
masing-masing kurang lebih 60 kg, ditambah muatan dengan berat kurang lebih 2 ton,
berarti berat keseluruhan beban sekitar 4620 kg (2,62 ton). Keseluruhan beban ini masih
berada dibawah beban yang diizinkan yaitu untuk pembebanan maksimun sekitar 8 ton.

3.3 Pengaruh Lingkungan


Temperatur lingkungan pada saat kejadian dalam keadaan stabil sekitar 25 – 29 0
C. Dan tidak terdapatnya tanda-tanda bahwa komponen mudah terkorosi dari
lingkungan atau tanda-tanda lain yang disebabkan oleh lingkungan.
3.4 Perawatan
Menurut informasi trek tersebut, mobil diservis sekitar 1600 km/jam secara
periodik, dan ini menurut standart yang dianjurkan dari buku petunjuk kepemilikan
mobil.

4. PENGUJIAN TAK MERUSAK


4.1 Pengujian Visual
Secara visual dapat dilihat perpatahan/kegagalan komponen poros spindel
terjadi dengan jarak antara sekitar 3-4 cm.
Dari penampang patah dijumpai tanda-tanda berupa butir-butiran garis halus
berpola. Pada permukaan poros sebelah kiri tidak berbentuk butiran halus melain kan
mengeras seperti permukaan luar poros. Pada pengujian visual ini tidak bisa diprediksi
dimana titik awal keretakan sehingga terjadi perpatahan dikarnakan komponen poros
sudah lama patah sehingga sudah terjadi korosi pada perpatahannya.

Gambar Konfigurasi komponen Poros Spindel

4.2 Pengujian lainnya


Sedangkan untuk Inspeksi Cairan Resapan, Inspeksi Arus Eddy, Inspeksi Partikel
Magnetik, Inspeksi Radiologi dan Inspeksi Ultrasonik pengujian ini tidak dilakukan
karena:
o Komponen poros spindel mengalami kegagalan dalam keadaan patah dengan
kondisi 100% putus.

4.3 Analisa kegagalan


Kegagalan dapat didefinisikan sebagai kejadian sewaktu komponen tidak lagi
mampu memenuhi fungsi pemakaiannya dengan baik dikarenakan patahan atau deformasi
berlebih ataupun deteriorasi. Mekanisme kegagalan umumnya merupakan kegagalan
bahan yang ditentukan oleh riwayat termomekanis bahan selama pemrosesan dan
kondisi pemakaian. Kegagalan merupakan semua perubahan dalam bagian mesin yang
menyebabkannya tidak bisa melakukan fungsinya dengan baik. Tahap-tahap yang
mendahului kegagalan akhir adalah kegagalan dini, kerusakan dini semua ini akan
membuat bagian atau komponennya menjadi tidak aman untuk pemakaian berikutnya.
Penyebab kegagalan biasanya ditentukan dengan mengkaitkannya pada satu atau
lebih bentuk kegagalan yang spesifik dan dari sini akan menjadi gagasan utama dari
kegiatan analisa kegagalan. Penyebab kegagalan sering dimonitor dari perancangan,
operasi dan pemeliharaan, pada bagian dalam operasi dan pemeliharaan secara
tradisional ada penekanannya untuk analisa kegagalan dan pencegahan kegagalan.
Pengurangan kegagalan jangka panjang dapat dicapai dengan spesifikasi dan modifikasi
rancangan.
Penyebab kegagalan pada poros spindel ini dapat di prediksi, antara lain :
1. Kegagalan akibat dari disain dan pemilihan bahan yang tidak tepat.
2. Akibat bekerja secara terus menerus adanya kosentrasi tegangan memusat pada satu
titik secara terus menerus sehingga terjadinya creak.
3. karena adanya beban kejut pada poros
4. Kegagalan akibat keausan selama pemakaian
5. Perhitungan shaft
a. Daya yang direncanakan
P = 136 PS
P = (136 x 0,735) kW
P = 99,96 kW
Untuk perencanaan diperlukan daya perencanaan dimana yang ditransmisikan
difaktor koreksikan untuk tindakan pengamanan, dengan menggunakan persamaan
2.1 dan factor koreksi table 2.1.
Pd  f c P
fc = faktor koreksi diambil untuk daya nominal = 1,2 (tabel 2.1)
maka,
Pd = 1,2 x 99,96 kw

Pd = 119,952 kw
Momen puntir
Karena adanya putaran poros input, maka momen puntir yang terjadi dapat
ditentukan,
Pd
T  9,74  10 5
n
n = putaran poros input (2900 rpm)
maka,

T  9,74  10 5 119,952
2900
T = 4,028 kg.mm
Untuk poros output, momen puntirnya dapat dicari dengan menggunakan p
Pd
T  9,74  10 5
n2
i = perbandingan reduksi (diambil 3,35)
i = n1/n2
maka,

n 2  n1
i
n 2  2900
3,35
n 2  965,67 rpm

1
b. Bahan untuk poros
Dalam perencanaan poros ini, bahan yang dipilih adalah S35C dengan
kekuatan tarik(B =58 kg/mm2),
Maka factor keamanan bahan,
Sf1 = 6,0, untuk bahan baja karbon S-C
Sf2 = 3,0, karena pengaruh konsentrasi tegangan kekerasan permukaan
poros(1,3 – 3,0)

c. Tegangan geser yang diizinkan(a) pada poros input dan poros output
B
a 
Sf 1 . Sf 2
58
a 
6,0  3,0
 a  3,22kg / mm 2
a. Diameter poros
Pada poros ,
1

d s  
5,1 K t Cb T  3

  a 
Harga Kt yang dianjurkan untuk bahan dengan kejutan atau tumbukan
besar(1,5 – 3,0), maka diambil Kt = 3,0.
Faktor Cb(lenturan) (1,2 – 2,3). Diperkirakan akan terjadi pembebanan bentuk
lentur, maka nilai Cb diambil 1,0, sehingga,
1

d s   5,1  3,0  2,3  3581,7  3

 3,22 
d s  40 mm

Jadi diameter poros ds = 40 mm


b. Tegangan geser()
Untuk poros ,

  5,1T
d s3
  5,1  3581,7
22 3
  1.71 kg / mm 2

2
3

Anda mungkin juga menyukai