Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ELEMEN MESIN I

TRANSMISI DAYA

Tujuan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Elemen Mesin I
untuk bahan peniliaian

Dibuat oleh:

Risky Kurniawan Prasetyo Adi

NIM.K2516056

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah Elemen Mesin I yang kami beri judul "Transmisi Daya".

Adapun makalah Elemen Mesin I tentang “Transmisi Daya” ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak,
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu kami dalam pembuatan makalah ilmu pendidikan ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Elemen Mesin I


tentang “Transmisi Daya” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda
kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinnya

Surakarta, November 2017

Risky Kurniawan Prasetyo Adi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….2
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....3

A. Poros………………………………………………………………………3
B. Roda Gigi…………………….…………………………………………...5
C. Puli dan Sabuk…….……………………………………………………...6
D. Rantai dan Roda Rantai………………………………………………….10
E. Kopling…………………………………………………………………..13

BAB III PENUTUP………………………………………………………………17

A. Kesimpulan……………………………………………………………....17
B. Saran……………………………………………………………………...17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1……………………………………………………………………3

Gambar 2.2……………………………………………………………………6

Gambar 2.3……………………………………………………………………7

Gambar 2.4……………………………………………………………………7

Gambar 2.5……………………………………………………………………8

Gambar 2.6……………………………………………………………………8

Gambar 2.7……………………………………………………………………9

Gambar 2.8……………………………………………………………………9

Gambar 2.9……………………………………………………………………9

Gambar 2.10…………………………………………………………………11

Gambar 2.11…………………………………………………………………11

Gambar 2.12…………………………………………………………………12

Gambar 2.13…………………………………………………………………13

Gambar 2.14…………………………………………………………………14

Gambar 2.15…………………………………………………………………14

Gambar 2.16…………………………………………………………………15

Gambar 2.17…………………………………………………………………15

Gambar 2.18…………………………………………………………………16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap yang bergerak di dunia ini baik makhluk hidup maupun mesin pasti
memerlukan tenaga atau untuk bergerak. Tenaga atau daya tersebut dihasilkan
oleh sumber tenaga, sumber tenaga makhluk hidup berupa jatung dan paru-paru,
untuk mesin berupa motor listrik, motor diesel, dan sebagainya. Untuk
menyalurkan tenaga atau daya tersebut diperlukan alat yang berfungsi sebagai
menyalurkan tenaga atau daya tersebut.

Alat untuk menyalurkan tenaga atau daya biasa disebut alat transmisi daya.
Alat transmisi daya ada beberapa macam yaitu roda gigi, poros, puli, sabuk,
rantai, dan kopling. Alat-alat diatas biasanya terpasang pada mesin dan terhubung
dengan sumber tenaga atau daya. Alat transmisi daya ini juga merupakan bagian
mesin yang penting.

Makalah ini akan membahas tentang transmisi daya, hal yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah pengertian dari roda gigi, poros, puli, sabuk, rantai,
kopling. Perhitungan dari roda gigi, poros, puli, sabuk, rantai, dan kopling.

Dengan adanya makalah ini penulis berharap mahasiswa Pendidikan


Teknik Mesin dapat mengetahui transmisi daya. Mulai dari pengertian transmisi
daya, macam-macam alat transmisi daya, dan cara menghitung transmisi daya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalah yang


akan dibahas makalah ini:

a. Apa pengertian dari poros ?


b. Bagaimana menghitung gaya yang berlaku pada poros ?
c. Apa pengertian roda gigi ?
d. Bagaimana perhitungan pada roda gigi ?
e. Apa pengertian dari puli dan sabuk ?
f. Bagaimana perhitungan pada puli dan sabuk ?
g. Apa pengertian dari rantai ?

1
h. Bagaimana perhitungan pada rantai ?
i. Apa pengertian dari kopling ?
j. Bagaimana perhitungan pada kopling ?
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
a. Sebagai bahan penilaian mata kuliah Elemen Mesin I.
b. Menambah pengetahuan tentang transmisi daya.
c. Mengetahui jenis-jenis transmisi daya yang sering digunakan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dari makalah ini:
a. Sebagai pedoman untuk membuat sebuah karya ilmiah.
b. Sebagai refrensi untuk membuat makalah berikutnya.
c. Sebagai bahan bacaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Poros

Poros adalah batang logam berbentuk silindris lurus, bertingkat, atau


berbentuk konis. Fungsi dari poros adalah memindahkan putaran,
mendukung beban, dan memindahkan atau meneruskan daya. Berdasarkan
bentuknya poros terdiri atas: poros lurus, poros bertingkat, poros nok,
poros beralur, poros fleksibel, poros engkol, poros konis, poros berongga,
dan poros berulir.

Dari pembebanannya poros terdiri dari: poros dengan beban lengkung,


poros dengan beban punter, poros dengan beban kombinasi, poros dengan
beban aksial, poros transmisi.

a. Poros Transmisi

Poros transmisi adalah poros pemindah gerak atau putaran dari poros
penggerak ke poros yang digeraka. Putaran yang dihasilkan poros utama
ditransmisikan ke poros pengantar melalui roda gigi transmisi. Pada poros
transmisi putaran n1 berubah menjadi n2 selanjutnya menjadi n3 dan
seterusnya. Dengan adanya perubahan dari n1 dan seterusnya
menimbulkan perbandingan putaran tertentu yang disebut angka transmisi.

Gambar 2.1 Poros Transmisi

𝑛1
Angka transmisi sendiri dirumuskan dengan 𝑖 =
𝑛2

Dengan keterangan:

3
i= angka transmisi

n1= putaran poros penggerak p/s

n2= putaran poros yang digerakkan p/s

b. Bahan Poros

Poros sendiri biasanya terbuat dari bahan yang memiliki struktur


homogen, tahan lelah, dan tidak mudah retak. Sifat-sifat tersebut terdapat
dalam baja karbon dengan nilai karbon 0,2 sampai dengan 0,3 atau baja
yang disemen. Untuk poros transmisi dengan beban yang berubah biasanya
menggunakan baja dengan paduan nikel, baja crom molibden atau baja
crom-nikel-molibden.

Jenis Bahan Simbol Tegangan Tarik

Kg/cm2 N/mm2

Baja Karbon C1010 4080 416

C1035 7000 714

C1050 8600 877

Baja Paduan A3115 6000 612

Nikel-chrom A3140 8800 897

Baja chrom- A4140 7200 734


molibden A4119 7280 742

Baja nicel- A8640 10080 1028


molibden A8742 10300 1050

c. Perhitungan Poros
1. Poros dengan satu tumpuan (cantilever)
 Momen lengkung (MI = F.L)
 Momen tahanan (MI = 𝜎𝐼 .WI)

Keterangan:

4
MI = momen lengkung [Nm], 𝜎𝐼 = tegangan lengkung [N/mm2], WI=
momen tahanan lengkung [mm3]

 Momen tahanan untuk penampang bulat dan pejal (WI= 0,1.d3)


2. Poros dengan beban lengkung
 Momen lengkung {ML=RA.0,5.L/ML=0,25.F.L dan ML=𝜎𝐿 .WL
[N/mm]}.
𝜋
 Momen tahanan lengkung {ML=𝜎𝐿 32 d3 atau ML= 𝜎𝐿 .0,1.d3
8.𝐹.𝐿
[N/mm]} dari persamaan diatas 𝜎𝐿 = [N/mm2].
𝜋.𝑑 3
Keterangan: 𝜎𝐿 = tegangan lengkung [N/mm2], F= gaya lengkung
[N], L= panjang poros [mm], d= diameter poros [mm].
B. Roda Gigi
a. Pengertian Roda gigi

Roda gigi adalah komponen mesin berfungsi untuk memindahkan daya


atau putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakan dengan
perantara gigi-gigi yang terhubung pada roda gigi lain secara berurutan.
Roda gigi memiliki pemindahan gerak paling baik dibanding dengan
sistem gesekan seperti roda gesek atau ban mesin.

Roda gigi untuk memindahkan daya harus mempunyai kemampuan


menahan daya yang lebih besar dengan kecepatan tinggi, perlu
diperhatikan bentuk gigi, sistem pemotongan, bahan, pengolahan panas,
dan pelumasannya. Roda gigi sering dipakai untuk memindahkan daya
atau putaran pada mesin-mesin di industry, kendaraan bermotor, pesawat
terbang, mesin perkakas atau alat ukur kecepatan tinggi dan alat angkat.

Roda gigi ditinjau dari sumbu poros penggerak dan sumbu yang
digerakan dibagi menjadi lima macam yaitu roda gigi silindris, roda gigi
kerucut, roda gigi cacing, batang bergigi, roda gigi dalam.

5
Gambar 2.2 Macam-macam roda gigi

b. Perhitungan pada roda gigi


𝑙 𝐷
Modul roda gigi m=𝑧 atau m= 𝑧

Diameter jarak bagi Dt=z.m

Diameter kepala Dk= Dt+2m atau Dk= m(z+2)

Diameter kaki Dv=Dt - 2,5m atau Dv= m(z-2,5)

Tinggi kepala gigi Hk= 1.m

Tinggi kaki gigi Hv= 1,25.m

Tinggi gigi H= Hv+Hk atau H=2,5.m


𝐷𝑡1 +𝐷𝑡2
Jarak antara poros T= 2

𝑛1 𝐷𝑡2 𝑧2
Angka transmisi i= = =
𝑛2 𝐷𝑡1 𝑧1

C. Puli dan Sabuk


a. Puli

Untuk memindahkan daya atau putaran poros penggerak ke poros


digerakan dengan jarak tertentu, misalnya putaran dari poros motor listrik

6
ke poros utama mesin bubut dan sebagainya biasanya menggunakan alat
transmisi berupa puli yang terhubung dengan sabuk atau ban. Puli
biasanya terbuat dari besi tuang, baja tuang, alumunium atau logam
campuran.

dilihat dari permukaan yang


bersinggungan dengan sabuk
puli terbagi atas: puli dengan
permukaan rata, puli dengan
permukaan cembung, puli alur
tunggal, puli alur majemuk, puli
alur V tunggal, puli alur V
majemuk, puli bergigi

Gambar 2.3 Bentuk rangkaian puli

b. Angka Transmisi Puli

Gambar 2.4 perbandingan transmisi puli

Kecepatan sabuk V= 𝜋.D1.n1 = 𝜋.D2.n2 atau D1.n1=D2.n2.


𝑛1 𝐷2
Angka transmisi puli dirumuskan dengan i= = ,
𝑛2 𝐷1

jika terjadi creep antara puli A dengan puli B, kecepatan puli A dengan
puli B tidak sama menjadi V=𝜋.D1(n1-n2.s) atau V= 𝜋.D1.n1(n1-s)

dan kecepatan sabuk sama dengan kecepatan puli B V= 𝜋.D2.n2

7
𝑛1
maka angka transmisi adalah i= = D2/{D1(1-s)}.
𝑛2

Keterangan:

i= angka transmisi, D1= diameter puli penggerak (m), D2= diameter


puli yang digerakan (m), n1= putaran poros penggerak (p/s), n2= putaran
poros yang digerakan (p/s), s= faktor creep besarnya 1% sampai 2% (0,01
sampai 0,02).

c. Sabuk

Sabuk mempunyai fungsi untuk memindahkan daya atau putaran dari


poros penggerak ke poros yang digerakan dengan bantuan puli-puli yang
dipasang pada porosnya. Pemindahan daya ini sering disebut trans misi
roda sabuk.

Sabuk memiliki banyak jenis berdasarkan bentuk penampangnya, yaitu:

 Sabuk rata
Bahan dari sabuk rata adalah karet berserat
kanvas/nilon. Biasa digunakan pada transmisi
putaran tinggi dengan jarak poros tetap.

Gamba 2.5 Sabuk rata


 Sabuk V
Berbahan karet, karet sintetis, karet berserat
kanvas, atau karet berserat dengan inti. Biasa
digunakan pada mesin-mesin pertanian, mesin
perkakas, mesin garmen. Sabuk V sangat baik
digunakan untuk mesin otomotive karena tahan
panas, minyak dan memiliki kekuatan tinggi.

Gambar 2.6 Sabuk V

8
 Sabuk bergigi
Sering disebut sabuk gilir. Sabuk ini tahan terhadap
lenturan dan kecepatn tinggi. Sabuk ini banyak
digunakan pada mesin-mesin otomotive.

Gambar 2.7 Sabuk bergigi

 Tali
Terbuat dari kulit, banyak
digunakan untuk mesin-mesin
garmen dan sejenisnya

Gambar 2.8 Tali

Sabuk berdasarkan posisi dan putaran porosnya, yaitu:

Gambar 2.9 jenis sabuk berdasarkan posisi dan putaran porosnya

9
o Sabuk terbuka
o Sabuk terbuka dengan puli penegang
o Sabuk terbuka dengan beberapa puli
o Sabuk terbuka dengan beberapa puli dan puli penegang
o Sabuk silang
o Sabuk silang untuk poros bersilangan
o Sabuk silang untuk poros tegak lurus
d. Perhitungan Panjang Sabuk

Untuk menentukan panjang sabuk yang akan dipasang pada puli


menggunakan rumus berikut:

𝜋 (𝐷2 − 𝐷1 )2
L= 2A+ (D2+D1)+ mm
2 4𝐴

Keterangan: L= panjang sabuk yang dibutuhkan (mm), A= Jarak antar


poros, D1= diameter puli penggerak (mm), D2= diameter puli yang
digerakan (mm)

Sudut kontak antara sabuk dan puli ditentukan dengan rumus:


𝐷2 −𝐷1 𝐷2 −𝐷1 180
𝜃 = 𝜋−[ ] atau 𝜃 = {𝜋 − [ ]} (radian)
𝐴 𝐴 𝐴

Keterangan: 𝜃= sudut kontak, A= Jarak antar poros, D1= diameter puli


penggerak (mm), D2= diameter puli yang digerakan (mm)

D. Rantai dan Roda Rantai


a. Rantai

Rantai sering digunakan untuk memindah daya dari poros penggerak ke


poros digerakan dengan posisi sumbu poros sejajar. Jarak antar poros pada
transmisi rantai relatif lebih jauh dibanding transmisi roda gigi, dan leih
pendek dibandingkan transmisi roda sabuk. Rantai biasanya digunakan pada
sepeda motor, mesin roll, mesin perkakas, konveyor, alat angkat dan
transmisi lainnya.

Kelebihan transmisi rantai adalah dapat memindahkan daya lebih besar


dibandingkan transmisi sabuk, tidak terjadi creep seperti yang terjadi pada
transmisi sabuk. Kekurangan transmisi rantai adalah kecepatan keliling

10
terbatas, suaranya berisik, gesekan lebih besar antara roll dan kaki roda-
rantai, terjadi mulur disebabkan ausnya pen-pen yang bergesekan.

b. Macam-macam rantai
Rantai terdiri atas dua jenis, rantai engsel dan rantai mata.
o Rantai engsel

Sering disebut rantai roll


banyak, digunakan untuk alat
transmisi. Terbuat dari bahan
plat dengan pena, bus dan roll
dari bahan baja karbon atau baja
chrome dengan pengerasan
kulit.

Gambar 2.10 rantai roll

o Perhitungan rantai roll

Gambar 2.11 penampang plat rantai

𝐹
Tegangan Tarik penampang A-A 𝜎𝑡𝐴 = [N/mm2]
2.𝑏.𝑠

𝐹
Tegangan pada penampang B-B 𝜎𝑡𝐵 = [N/mm2]
2.(𝑏−𝑑).𝑠

𝐹 2𝐹
Tegangan geser 𝜏𝑔 = 𝜋 = [N/mm2]
2 𝑑2 𝜋.𝑑 2
4

Keterangan: 𝜎𝑡𝐴 = tegangan tarik penampang A-A [N/mm2], 𝜎𝑡𝐵 =


tegangan tarik penampang B-B [N/mm2], 𝜏𝑔 = tegangan geser [N/mm2], d=
diameter penampang [mm], b= lebar plat [mm], F= Gaya tarik [N], s=
tebal plat,

11
1000.𝑃
Gaya pada rantai 𝐹 = [N] kecepatan rantai 𝑉 = 𝜋. 𝐷. 𝑛
𝑉

Keterangan: F= Gaya keliling [N], P= daya [Kw], V= kecepatan rantai


[m/s], D= diameter tusuk roda rantai [m], n= putaran [putaran/s].

o Rantai mata

Rantai mata berfungsi untuk menarik beban di alat-alat angkat, untuk


meghubungkan atau menyambung rantai dengan peralatan lain, misalnya
dengan kait dan semacamnya dengan kili-kili atau segel. Rantai mata ada
dua macam yaitu, rantai bermata pendek yaitu t<3d, rantai bermata
panjang yaitu t>3d.

Gambar 2.12 rantai mata

o Perhitungan rantai mata


𝐹 2𝐹
Tegangan tarik penampang A-A 𝜎𝑡 = 𝜋 atau 𝜎𝑡 = [kg/cm2]
2 𝑑2 𝜋.𝑑 2
4

Keterangan: 𝜎𝑡 = tegangan tarik [kg/cm2], F= beban [kg], d= diameter mata


rantai [cm].

c. Roda rantai
o Diameter roda rantai

12
Jika mempunyai gigi sejumlah z, maka jarak antar giginya
360
mempunyai sudut . Perhatikan gambar dibawah ini:
𝑧

Gamabar 2.13 bagian roda rantai

Perhitungan pada roda rantai:


1
𝑡 𝑡
2
D =2 180 atau D = 180
sin 𝑧 sin 𝑧

Keterangan: D= diameter jarak bagi roda rantai[mm], t= jarak antara


gigi atau roll pada rantai [mm], z= jumlah gigi

o Panjang rantai
2𝐿 𝑧1 + 𝑧2 𝑡 (𝑧2 − 𝑧1 )2
Rumus untuk panjang rantai: z = + + [jumlah
𝑡 2 39,5.𝐿
mata rantai]

Keterangan: z= jumlah mata rantai yang diperlukan [buah], z1= jumlah


gigi kecil di roda rantai [buah], z2 = jumlah gigi besar di roda rantai [buah],
L= jarak antar poros [mm], t = jarak antara roll (gigi) [mm].

E. Kopling

Kopling adalah elemen mesin berfungsi menyambung dua poros,


secara tetap maupun tidak tetap, secara tetap yaitu koling disambung di
poros penggerak dan poros yang digerakan dalam keadaan tetap
menyambung, sambungan tersebut dapat dilepas jika koplingnya dilepas
dengan melepas baut yang ada pada kopling. Sedangkan secara tidak tetap

13
adalah sambungan antara poros penggerak dan yang digerakan dapat
dilepas atau dihubungkan kembali saat mesin jalan atau berputar.

Kopling tetap sendiri biasa digunakan pada poros pompa, poros


panjang, poros di mesin perkakas. Untuk kopling tidak tetap banyak
digunakan pada mesin-mesin otomotive.

a. Kopling Tetap

Kopling tetap terdiri dari:

o Kopling bos dengan pasak melintang

Kopling bos memiliki bentuk


selubung seperti pipa atau bos
yang dilengkapi pasak.
Gambar 2.14 kopling bos

Keterangan: L = panjang kopling (L=3d), D = diameter luar (D =


1,5.d) [mm], d = diameter poros [mm], e = jarak lubang pen ke tepi
(e=0,75d), dp= diameter pena (dp= 0,25 – 0,3 d)

o Kopling cakram

Memiliki bentuk cakram, kopling


cakram terdiri dari dua cakram yang
dilengkapi baut pengikat. Berdasarkan
jumlah baut kopling cakram terdiri dari:
kopling cakram baut empat, enam dan
delapan
Gambar 2.15 kopling cakram

o Kopling flens

14
Gambar 2.16 kopling flens

Kopling flens terdiri dua bagian flens kiri dan kanan, berfungsi untuk
menghubungkan poros. Dilihat dari gaya pemindah poros penggerak ke
poros digerakan kopling flens terdiri dari kopling flens kaku dan kopling
flens elastis.

o Kopling jepit

Gambar 2.17 kopling jepit

Berbentuk dua buah belahan selubung berbentuk tirus, tiap belahan


selubung tersebut ditumpangkan antara kedua ujung poros penggerak dan
poros digerakan dan diikat menggunakan cincin. Jika cincin didesak
kearah bentuk tirus yang besar poros akan terjepit kuat, karena itu disebut
dengan koling jepit. Dilihat dari alat penjepitnya kopling jepit terdiri dari
kopling jepit dengan ikatan cincin, kopling jepit dengan pengikat mur-
baut.

b. Kopling tidak tetap

Kopling tidak tetap adalah sambungan antara poros penggerak dengan


poros digerakan dapat dilepas atau dihubungkan kembali saat mesin
dijalankan atau berputar. Contohnya kopling pada kendaraan saat kendaraa
diam tetapi mesinnya masih hidup. Salah satu kopling tidak tetap adalah
kopling gesesk. Dilihat dari bidang geseknya kopling gesek terdiri dari
kopling gesek rata, kopling gesek kerucut.

15
Gambar 2.18 kopling gesek rata

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Transmisi daya adalah alat yang digunakan untuk memindahkan daya


dari sumber daya ke mesin pemakai daya, sehingga mesin pemakai daya
tersebut bergerak atau bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Contoh transmisi daya antara lain:
 Poros
 Puli dan Sabuk
 Kopling
 Rantai dan Roda Rantai
 Roda Gigi
B. Saran
a. Mahasiswa khususnya PTM 16 UNS diharap dapan menguasai dan
memperdalam materi mengenai transmisi daya dalam mata kuliah
Elemen Mesin I.
b. Kritik dan saran dari pembaca khususnya dosen pengampu ibu Dr.
Eng. Nyenyep Sriwardani, MT. sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah di kemudia hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011.Transmisi Daya. [online]. Diambil dari:

http://teknik-mesin1.blogspot.co.id/2011/05/transmisi-daya.html, diakses
tanggal 31 Oktober 2017

Widiyanto, dan Eka Yogaswara. 2013. Elemen Mesin. Bandung: Depdikbud RI.

18

Anda mungkin juga menyukai