Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PROSES PRODUKSI

DISUSUN OLEH :

MHD. IDRIS
190502059

DOSEN PEMBIMBING : TAUFAN ARIF ADLIE

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Sejarah Proses Produksi”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Langsa, Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Sejarah Logam ...............................................................................2
B. Revolusi Industri.............................................................................6
C. Revolusi Industri 1.0.......................................................................8
D. Revolusi Industri 2.0.......................................................................8
E. Revolusi Industri 3.0.......................................................................9
F. Revolusi Industri 4.0.......................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan
penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi. Benda logam
pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperolah dengan
cara menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur
dengan materi lain.
Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas,
platina, perak, bismus dll. Sedangkan ada juga bijih logam yang bercampur
dengan unsur lain seperti tanah liat, fosfor, silikon, karbon, serta pasir.
Dalam kehidupan sehari hari tanpa kita sadari bahwa barang-barang yang
kita gunakan banyak menggunakan bahan yang terbuat dari logam, tetapi
pernahkah kita berpikir bagaimana proses pembuatan logam tersebut ? .
Untuk lebih jelasnya saya akan menjelaskan bagaimana proses tersebut
mulai dari awal mula pembentukan logam yang secara tradisional sampai pada
tingkat yang modern. Semua proses tersebut tidak lepas dari yang namanya proses
memproduksi.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana sejarah proses produksi mulai dari sebelum masehi sampai revolusi
industri sekarang?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Logam
Pada masa Prasejarah dimana manusia belum mengenal tulisan,
berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman
yaitu, zaman batu dan zaman logam. Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal
dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang.
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping
alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya
menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam,
yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat
dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian
karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan
pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
1. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan
Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat
mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas)
ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan
Selayar, Irian
b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai
maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti,
Selayar, Leti
c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa
Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

2
2. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari
teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi
membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
Berdasarkan dari sumber yang lain, Sejarah pembentukan logam dimulai
sejak zaman pra sejarah yang diperkirakan dalam rentang waktu antara tahun 4000
sampai 3000 S.M. Perkembangan pembentukan logam ini diawali pada
pembuatan asesoris atau hiasan-hiasan kerajaan, perisai untuk keperluan perang,
peralatan rumah tangga dan sebagainya. Bahan bahan logam ini umumnya terbuat
dari bahan perunggu dan kuningan. Proses pengerjaan yang dilakukan untuk
pembuatan peralatan ini dilakukan secara manual dengan proses pengerjaan panas
maupun dingin. Proses pembentukan logam untuk berbagai macam peralatan
ini dikerjakan oleh para ahli logam yang mempunyai keterampilan khusus. Para
ahli logam ini mempunyai keahlian pekerjaan tangan (handy craft) yang diperoleh
secara turun temurun. Proses pembentukan untuk bentuk-bentuk profil ini
dilakukan seluruhnya dengan menggunakan keahlian tangan. Peralatan bantu yang
digunakan meliputi berbagai macam bentuk palu, landasan-landasan pembentuk
serta model-model cetakan sederhana. Bentuk profil pelat yang dihasilkan dari
proses pembentukan ini memiliki nilai seni yang tinggi, khususnya pada
bentuk ukiran yang ditampilkan dari produk tersebut. Profil yang
ditampilkan mempunyai arti dan nilai seni dengan menampilkan bentuk-bentuk
dari, bunga-bunga, simbol-simbol, peradapan manusia serta profil-profil binatang.

3
Beberapa hasil peninggalan sejarah ditemukan peralatan rumah tangga seperti
bentuk-bentuk cangkir/cawan, berbagai macam piring. Produk piring dan cangkir
ini memiliki desain dan ukiran khusus yang mempunyai arti dan nilai seni. Hasil
survai bidang arkeologi memberikan gambaran bahwa produk rumah tangga yang
digunakan untuk keperluan kerajaan berbeda dengan produk-produk
yang dikeluarkan untuk rakyat biasa. Biasanya produk-produk ini
mempunyai ciri-ciri khusus, mulai dari desain dan ukiran atau hiasan pada
produk tersebut. Pola-pola atau bentuk profil yang dikerjakan untuk
perhiasan atau asesoris untuk kerajaan ini memiliki tingkat artistik yang tinggi,
hal ini terlihat dari beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di beberapa
musium sejarah di Perancis dan kota-kota sejarah lainnya.
Perkembangan teknologi pembentukan logam ini ditandai dengan
ditemukannya proses pembentukan dengan menggunakan alat-alat
pembentuk dengan menggunakan penekan sistem hidrolik, juga
menggunakan landasan, punch, swage, dies sebagai alat bantu untuk
membentukprofil-profil yang diinginkan. Jika pada awalnya proses
pembentukan dilakukan secara manual di atas landasan-landasan
pembentuk dengan menggunakan palu, maka sekarang ini proses
pembentukan dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode yang digunakan
pada proses pembentukan logam diantaranya adalah proses bending atau
penekukan, squeezing, rolling, spinning, deed drawing, streching, crumping,
blanking, press  dan sebagainya.  Setiap proses memiliki kemampuan
pembentukan tersendiri, misalnya  untuk proses bending, proses ini mampu
menekuk pelat secara lurus dan rapi yang digunakan untuk peralatan perkantoran
seperti filecabinet, locker, lemari data dan sebagainya. Proses pengerolan
pelat juga sangat banyak digunakan untuk pembuatan-pembuatan pipa, tangki-
tangki, bejana bertekanan seperti ketel atau boiler dan lain-lain. Produk
pengerolan ini juga dapat dilakukan secara manual maupun dengan motor control.
Penggerak dengan motor kontrol ini memudahkan dalam proses pengerolan,
khususnya pengerolan pelat pelat tebal dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Perkembangan yang sangat pesat juga terjadi pada proses

4
pembentukan dengan tekanan atau press. Proses press ini dilakukan dengan
menggunakan tenaga hidraulik dengan menggunakan swage atau cetakan dengan
penekan karet (rubber) pembentuk. Proses ini dapat dilakukan dalam keadaan
dingin, khususnya untuk pengerjaan pembentukan pelat-pelat tipis. Hasil dari
produk press ini dapatmembentuk profil-profil yang sulit, dengan bentuk yang
dihasilkan tanpa cacat. Proses tekanan (press) hidrolik ini banyak
digunakan untuk pembentukan bodi-bodi mobil dengan istilah sekarang full
press body. Pelat-pelat lembaran yang mengalami pekerjaan pembentukan ini
seperti tekan menghasilkan pelat menjadi lebih kaku (rigid). Produk pelat yang
dihasilkan juga mengalami perkembangan yang pesat, hal ini semenjak
ditemukannya proses pengerolan pelat yangmenghasilkan produk pelat yang
mempunyai sifat mampu bentuk, mampu mesin dan mampu las. Produk pelat
yang dihasilkan dari proses pengerolan secara bertingkat ini mempuyai
bentukstruktur mikro yang memanjang dan pipih, sehingga pelat hasil pengerolan
ini memunyai sifatelastis atau lentur yang baik untuk dilakukan
proses pembentukan. Pelat lembaran yang berkualitas mempunyai karakteristik
sifat mampu bentuk yang baik. Sifat ini terlihat jika pelatmengalami proses
pembentukan sisi pelat yang mengalami peregangan tidak menimbulkan
keretakan. Retak ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan atau robek pada
komponen pelat yang terbentuk. 
Karakteristik sifat mampu las juga dapat diperlihatkan apabila
pelat tersebut mengalami proses pengelasan maka tidak terjadi retak
atau crack pada daerah transisi. Daerah transisi ini merupakan daerah yang rentan
terhadap kerusakan sebab daerah ini merupakan daerah yang mengalami
perobahan panas dan dingin. Istilah teknologi pengelasannya adalah Heat Affect
Zone (HAZ), dimana pada daerah ini struktur mikro yang terbentuk mengalami
perubahan yang tak menentu. Akibat perubahan struktur mikro ini, maka terjadi
perubahan sifat mekanik dari bahan pelat tersebut. Perubahan sifat mekanik
ini khususnya pada sifat kekerasan dan tegangan luluhnya. Produk bahan pelat
yang dihasilkan tidak hanya diproduk untuk keperluanpembentukannya saja tetapi
produk-produk pelat yang digunakan untuk keperluan khusus juga dapat

5
dihasilkan. Produk pelat untuk keperluan khusus ini biasanya untuk keperluan
militer juga ada yang digunakan untuk keperluaan perbankan. Produk pelat untuk
keperluan militer ini dapat dilihat dari pembuatan tank baja yang digunakan
untuk keperluan perang. Tank Baja yang dihasilkan ini mempunyai karakteristik
anti peluru, sehingga bahan pelat yang digunakan harustahan terhadap berbagai
macam tembakan senjata. Rompi anti peluru yang digunakan oleh aparat
keamanan juga dilapisi dengan bahan pelat anti peluru. Bahan pelat anti peluru
yang digunakan untuk melapisi bagian dada atau depan ini mempunyai tebal yang
sangat tipis jika dibandingkan dengan pelat yang digunakan untuk Tank Baja.

B. Revolusi Industri
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), revolusi industri dalam sejarah
modern merupakan proses perubahan dari ekonomi agraris dan kerajinan ke
industri serta manufakur mesin. Proses revolusi industri pertama kali terjadi pada
abad ke-18 di Inggris atau tahun 1760-1840. Di mana terjadi peralihan dalam
penggunaan tenaga pada industri tektil. Jika sebelumnya memakai tenaga hewan
dan manusia beralih dengan menggunakan mesin. Kemudian revolusi industri
meluas ke berbagai negara di Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang.
Faktor utama dalam revolusi industri, yakni:  
Teknologi  
Sosial  
Ekonomi  
Budaya
Pada bidang teknologi adanya perubahan pada penggunaan dasar baru,
terutama besi dan baju. Penggunaan sumber energi baru termasuk bahan bakar
dan tenaga penggerak, seperti mesin uap, listrik. Ada juga penemuan mesin baru,
pemintalan dan mesin tenun yang memungkinkan peningkatan produksi dengan
tenaga manusia yang lebih kecil. Muncul juga pabrik yang mensyaratkan
peningkatan pembagian kerja dan spesialisasi fungsi. Kemudian perkembangan
penting dalam transportasi dan komunikasi, seperti lokomotif uap, kapal uap,
monil, pesawat, telegram, dan radio. Adanya perubahan teknologi tersebut

6
memungkinkan penggunaan sumber daya alam yang meningkat dan produksi
massal barang-barang manufaktur.
Pada ekonomi yang menghasilkan distribusi kekayaan yang lebih luas.
Penurunan tanah sebagai sumber kekayaan dalam menghadapi peningkatan
produksi industri, dan peningkatan perdagangan internasional. Pada bidang sosial
adanya perubahan, termasuk pertumbuhan kota, perkembangan gerakan kelas
pekerja, dan munculnya pola otoritas baru.  Pada budaya adanya transformasi
budaya dari tatanan luas. Pekerja memperoleh keterampilan baru dan khas, dan
hubungan mereka dengan tugas mereka bergeser; Perkembangan Pada periode
1760-1830 revolusi industri yang berlangsung hanya terbatas di negara Inggris.
Bahkan Inggris sempat melarang ekspor mesin, pekerja terampil, dan teknik
manufaktor ke luar negeri.
Namun, monopoli yang dilakukan Inggris pada revolusi industri tidak
bertahan lama. Karena beberapa orang Inggris melihat peluang itu sangat
menguntungkan di luar negeri. Kemudian dua orang Inggris, William dan John
Cockerill membawa revolusi industri ke Belgia dengan mengembangkan toko
mesin pada 1807. Belgia menjadi negara pertama di benua Eropa yang
ditransformasikan secara ekonomi. Pada 1848, Prancis telah menjadi kekuatan
industri. Namun meski berkembang tetap masih di belakang Inggris, termasuk
negara-negara Eropa lainnya. Karena kondisi di sana masih dipengaruhi kondisi
politik, seperti Prancis dengan adanya revolusinya. Pada 1870, begitu dimulai
produksi di Jerman tumbuh begitu pesat. Sehingga pada pergantian abad, Jerman
mampu mengungguli Inggris dan menjadi pemimpin dunia dalam industri kimia.
Munculnya kekuatan industri di Amerika Serikat pada abad ke-19 dan ke-20 jauh
melampaui Eropa. Di Asia, negara Jepang juga bergabung dengan revolusi
industri dengan keberhasilan yang mencolok.
Di negara-negara Eropa terjadi pada awal abad ke-20 khususnya di Uni
Soviet. Tidak butuh waktu lama, Uni Soviet menjadi kekuatan industri utama.
Pertengahan abad ke-20 penyebaran revolusi industri terjadi ke daerah-daerah
yang belum terindustrialisasi seperti Cina dan India. Perkembangan industri di
dunia terus berlanjut hingga sekarang ini. Bahkan muncul dengan berbagai tahap

7
atau perkembangannya. Sehingga muncul yang namanya revolusi industri 1.0,
revolusi industri 2.0, revolusi industri 3.0, dan revolusi industri 4.0.

C. Revolusi Industri 1.0


Sebelum Revolusi Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi barang atau
jasa hanya mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin. Hal ini
memiliki kendala yang cukup besar, karena seperti kita ketahui bahwa tenaga-
tenaga tersebut cukup terbatas. Misalkan tenaga otot: untuk mengangkat barang
berat, bahkan dengan menggunakan katrol, dibutuhkan istirahat berkala. Hal
tersebut merupakan bentuk non-efisiensi waktu dan tenaga.
Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air
dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar
penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau
kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, kita tak bisa
menggunakannya di mana saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat air
terjun dan di daerah yang berangin.
Hingga pada tahun 1776, James Watt menemukan mesin uap yang
mengubah sejarah. Penemuan mesin uap menjadikan proses produksi lebih efisien
dan murah. Tiada lagi permasalahan waktu dan tempat spesifik yang diperlukan
untuk memproduksi sesuatu.
Sebagai contoh, sebelum mesin uap ditemukan, kapal berlayar dengan
tenaga angin dimana memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkeliling dari
satu negara ke negara lainnya. Sedangkan dengan adanya mesin uap, dapat
menghemat waktu hamper 80%.

D. Revolusi Industri 2.0


Revolusi Industri 2.0 tidak seterkenal Revolusi Industri 1.0. Revolusi
Industri 2.0 terjadi di awal abad 20. Sebelum adanya Revolusi Industri 2.0, proses
produksi memang sudah cukup berkembang, tenaga otot tidak lagi banyak
diperlukan. Pabrik pada umumnya telah menggunakan tenaga mesin uap ataupun
listrik. Namun kendala lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu proses

8
transportasi. Untuk memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang umumnya
cukup luas, alat transportasi untuk pengangkutan barang berat seperti mobil
sangat diperlukan. Sebelum Revolusi 2.0 proses perakitan mobil harus dilakukan
disatu tempat yang sama demi menghindari proses transportasi dari tempat spare
part satu ke tempat spare part lainnya.
Hingga akhirnya pada tahun 1913, Revolusi 2.0 dimulai dengan
menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban
Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Tidak
ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para
tukang diorganisir untuk menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja,
seperti misalnya pemasangan ban.

E. Revolusi Industri 3.0


Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah manusianya. Revolusi
Industri 3.0 adalah penemuan mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis:
komputer dan robot. Di saat ini, dunia bergerak memasuki era digitalisasi.
Sebagian aktifitas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia seperti
menghitung atau menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai dapat dilakukan
oleh computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak hanya mengenai
Revolusi di bidang industry namun juga di bidang informasi.
Dilihat dari sisi postifinya, kemajuan teknologi digital ini mempermudah
perkerjaan manusia. Sehingga potensi terbesar manusia yang sesungguhnya dapat
lebih dioptimalkan, seperti berpikir, memimpin, dan menciptakan karya. Setelah
perang dunia kedua, perkembangan computer juga semakin cepat. Komputer yang
dulunya sebesar ruangan, terus mengecil dengan fungsi yang semakin luar biasa.

F. Revolusi Industri 4.0


Awal mula dari istilah ini adalah terjadinya revolusi industri di seluruh
dunia, yang mana merupakan sebuah revolusi industri keempat. Dapat dikatakan
sebagai sebuah revolusi, karena perubahan yang terjadi memberikan efek besar
kepada ekosistem dunia dan tata cara kehidupan. Revolusi industri 4.0 bahkan

9
diyakini dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas kehidupan secara
signifikan.
Mulai dicetuskan pertama kali oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai
bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade
Fair. Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, dimana
proses produksi mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman menganggap serius
gagasan ini dan tidak lama menjadikan gagasan ini sebuah gagasan resmi. Setelah
resminya gagasan ini, pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus
untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 .
Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di
acara World Economic Forum (WEF). Jerman sendiri menggelintirkan modal
sebesar €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah, dan pebisnis untuk
melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi Industri 4.0. Tidak
hanya Jerman yang melakukan penelitian serius mengenai Revolusi Industri 4.0,
namun Amerika Serikat juga menggerakkan Smart Manufacturing Leadership
Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok,
perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium yang
memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0.
Saat ini kita berada di zaman dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja
dimulai. Lalu seperti apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0? Revolusi Industri 4.0
menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan
tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal
vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja,
dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal
dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun
pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan
internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat
termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama
terhubung dengan internet.
Bila kita melihat kembali Revolusi Industri 3.0 dimana merupakan titik
awal dari era digital revolution, yang memadukan inovasi di bidang Elektronik

10
dan Teknologi Informasi. Ada perdebatan apakah Revolusi Industri 4.0 cocok
disebut sebagai sebuah revolusi industri atau hanya sebuah perluasan atau
pengembangan dari Revolusi Industri 3.0. Namun nyatanya, perkembangan
Revolusi Industri 3.0 ke Revolusi Industri  4.0 sangat signifikan, hal baru yang
sebelumnya tidak pernah ada di era Revolusi Industri 3.0 mulai ditemukan. Para
ahli meyakini era ini merupkana era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan
terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of
Things (IoT), Big Data, percetakan 3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan
tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu hal
terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.
IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan dalam menyambungkan dan
memudahkan proses komunikasi antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia
melalui jaringan internet. Sebagai contoh kecil, apabila sebelumnya di era
Revolusi Industri 3.0 kita hanya dapat mentransfer uang melalui ATM atau teller
bank, saat ini kita dapat melakukan transfer uang dimana saja dan kapan saja
selama kita terhubung dengan jaringan internet. Cukup dengan aplikasi yang ada
di dalam gadget kita dan koneksi internet, kita dapat mengontrol aktifitas
keuangan kita dimanapun dan kapanpun.
Selain Internet of Things, ada juga istilah Big Data yang berperan penting
dalam Revolusi Industri 4.0. Big data adalah seluruh informasi yang tersimpan
di cloud computing. Analitik data besar dan komputasi awan, akan membantu
deteksi dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga memungkinkan pencegahan
atau peningkatan produktivitas dan kualitas suatu produk berdasarkan data yang
terekam. Hal ini dapat terjadi karena adanya analisis data besar  dengan sistem 6c,
yaitu connection, cyber, content/context, community, dan customization.
Proses tersebut dapat memberikan wawasan yang berguna bagi manajemen
pabrik. Data diproses dengan alat canggih (analitik dan algoritma) untuk
menghasilkan informasi yang logik. Data yang diproses tersebut juga dapat
membantu mempertimbangkan adanya masalah yang terlihat dan tidak terlihat di
pabrik industri. Algoritma pembuatan informasi harus mampu mendeteksi 
masalah yang tidak terlihat seperti degradasi mesin dan kehausan komponen.

11
Indonesia pun saat ini mulai menggarap konsep Revolusi Industri 4.0
secara serius. Strategi Indonesia salah satunya, melalui Kementerian Perindustrian
mecoba membuat sebuah roadmap bertajuk Making Indonesia 4.0. Sosialisasipun
sudah disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di beberapa
kesempatan.

BAB III
PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan
Jadi sejarah perkembangan proses memproduksi khususnya logam telah
ada sejak pada zaman prasejarah yang di perkirakan sekitar 4000 sampai 3000
SM, dimana sering di kenal dengan sebutan zaman logam. Pada zaman ini orang
sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan
batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a
cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat
timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Dimana
peralatan bantu yang digunakan meliputi berbagai macam bentuk palu, landasan-
landasan pembentuk serta model-model cetakan sederhana. Selanjutnya jika pada
awalnya proses pembentukan dilakukan secara manual di atas landasan-landasan
pembentuk dengan menggunakan palu, maka sekarang ini proses
pembentukan dilakukan dengan berbagai macam metode. 
Revolusi industri merupakan suatu perubahan besar di bidang teknologi
yang menyebabkan perubahan di bidang lainnya. Revolusi industri dimulai pada
tahun 1750 dan biasa disebut revolusi industri 1.0 ketika ditemukan mesin uap.
Revolusi industri 2.0 dimulai ketika adanya pergantian penggunaan mesin uap ke
mesin yang menggunakan tenaga listrik. Revolusi industri 3.0 dimulai ketika
proses produksi sudah menggunakan mesin yang mampu bergerak dan dikontrol,
mulai digunakannya robot sederhana, hingga penggunaan komputer. Saat ini
revolusi industri sudah mencapai tahap yang lebih tinggi yang disebut revolusi
industri 4.0. Di era ini sistem diarahkan ke bentuk digital dibantu dengan jaringan.
Di Indonesia revolusi industri 4.0 sudah merambah di berbagai bidang kehidupan
seperti pemerintahan, transportasi, pendidikan, dan ekonomi. Akibatnya banyak
perubahan dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik oleh pelaku maupun
pengguna

DAFTAR PUSTAKA

13
http://www.google.com/#q=sejarah+perkembangan+teknologi+pembentukan+das
ar+logam
http://www.google.com/#q=perkembangan+proses+pembentukan+logam
http://id.wikipedia.org/wiki/Prasejarah
http://edie666.blogspot.com/2011/11/teknologi-pembentukan-dasar.html
http://slametbudiarto.weebly.com/proses-manufaktur.html
http://my-gogo.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur

14

Anda mungkin juga menyukai