MEMPRODUKSI
Puji syukur kehadirat TUHAN Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hikmatnya saya dapat menyelesaikan tugas yang telah di berikan dosen mata kuliah
MEMPRODUKSI.
Dalam tugas ini saya menjelaskan tentang sejarah perkembangan proses
memproduksi logam karena dalam TEKNIK MESIN material yang digunakan banyak
memakai bahan dasar logam seperti besi, tembaga, allumunium dan lain sebagainya. Hal
inilah yang membuat saya memilih materi mengenai logam, mulai dari awal pengelolaan
logam dengan cara tradisional hingga sampai pada proses dengan tingkat yang tinggi.
Penulis
Mighuel Serang
BAB I
PENDAHLUAN
Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan
penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi. Benda logam pada
awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperolah dengan cara
menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur dengan materi
lain.
Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas, platina, perak,
bismus dll. Sedangkan ada juga bijih logam yang bercampur dengan unsur lain seperti
Dalam kehidupan sehari hari tanpa kita sadari bahwa barang-barang yang kita
gunakan banyak menggunakan bahan yang terbuat dari logam, tetapi pernahkah kita
Untuk lebih jelasnya saya akan menjelaskan bagaimana proses tersebut mulai dari
awal mula pembentukan logam yang secara tradisional sampai pada tingkat yang modern.
Semua proses tersebut tidak lepas dari yang namanya proses memproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Logam
Pada masa Prasejarah dimana manusia belum mengenal tulisan, berdasarkan
penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman batu
dan zaman logam. Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan
terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Pada zaman Logam orang sudah
dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal
teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik
pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang
disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan
undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
1. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin
Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga
dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di
Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin.
Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor
(Jawa Barat)
2. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-
alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga
maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu
3500 C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki
dan Punung (Jawa Timur)
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman
logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam
jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat
besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum,
yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan
puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
Berdasarkan dari sumber yang lain, Sejarah pembentukan logam dimulai sejak zaman pra
sejarah yang diperkirakan dalam rentang waktu antara tahun 4000 sampai 3000 S.M.
Perkembangan pembentukan logam ini diawali pada pembuatan asesoris atau hiasan-
hiasan kerajaan, perisai untuk keperluan perang, peralatan rumah tangga dan sebagainya.
Bahan bahan logam ini umumnya terbuat dari bahan perunggu dan kuningan. Proses
pengerjaan yang dilakukan untuk pembuatan peralatan ini dilakukan secara manual
dengan proses pengerjaan panas maupun dingin. Proses pembentukan logam untuk
berbagai macam peralatan ini dikerjakan oleh para ahli logam yang
mempunyai keterampilan khusus. Para ahli logam ini mempunyai keahlian pekerjaan
tangan (handy craft) yang diperoleh secara turun temurun. Proses pembentukan
untuk bentuk-bentuk profil ini dilakukan seluruhnya dengan menggunakan keahlian
tangan. Peralatan bantu yang digunakan meliputi berbagai macam bentuk palu, landasan-
landasan pembentuk serta model-model cetakan sederhana. Bentuk profil pelat yang
dihasilkan dari proses pembentukan ini memiliki nilai seni yang tinggi, khususnya pada
bentuk ukiran yang ditampilkan dari produk tersebut. Profil yang
ditampilkan mempunyai arti dan nilai seni dengan menampilkan bentuk-bentuk
dari, bunga-bunga, simbol-simbol, peradapan manusia serta profil-profil binatang.
Beberapa hasil peninggalan sejarah ditemukan peralatan rumah tangga seperti bentuk-
bentuk cangkir/cawan, berbagai macam piring. Produk piring dan cangkir ini memiliki
desain dan ukiran khusus yang mempunyai arti dan nilai seni. Hasil survai bidang
arkeologi memberikan gambaran bahwa produk rumah tangga yang digunakan untuk
keperluan kerajaan berbeda dengan produk-produk yang dikeluarkan untuk rakyat biasa.
Biasanya produk-produk ini mempunyai ciri-ciri khusus, mulai dari desain dan ukiran
atau hiasan pada produk tersebut. Pola-pola atau bentuk profil yang dikerjakan untuk
perhiasan atau asesoris untuk kerajaan ini memiliki tingkat artistik yang tinggi, hal ini
terlihat dari beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di beberapa musium sejarah di
Perancis dan kota-kota sejarah lainnya.Perkembangan teknologi pembentukan logam ini
ditandai dengan ditemukannya proses pembentukan dengan menggunakan alat-alat
pembentuk dengan menggunakan penekan sistem hidrolik, juga
menggunakan landasan, punch, swage, dies sebagai alat bantu untuk membentukprofil-
profil yang diinginkan. Jika pada awalnya proses pembentukan dilakukan secara manual
di atas landasan-landasan pembentuk dengan menggunakan palu, maka sekarang ini
proses pembentukan dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode yang digunakan
pada proses pembentukan logam diantaranya adalah proses bending atau
penekukan, squeezing, rolling, spinning, deed drawing, streching, crumping, blanking,
press dan sebagainya. Setiap proses memiliki kemampuan pembentukan tersendiri,
misalnya untuk proses bending, proses ini mampu menekuk pelat secara lurus dan rapi
yang digunakan untuk peralatan perkantoran seperti filecabinet, locker, lemari data dan
sebagainya. Proses pengerolan pelat juga sangat banyak digunakan untuk pembuatan-
pembuatan pipa, tangki-tangki, bejana bertekanan seperti ketel atau boiler dan lain-
lain. Produk pengerolan ini juga dapat dilakukan secara manual maupun dengan motor
control. Penggerak dengan motor kontrol ini memudahkan dalam proses pengerolan,
khususnya pengerolan pelat pelat tebal dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Perkembangan yang sangat pesat juga terjadi pada proses pembentukan dengan
tekanan atau press. Proses press ini dilakukan dengan menggunakan tenaga hidraulik
dengan menggunakan swage atau cetakan dengan penekan karet (rubber) pembentuk.
Proses ini dapat dilakukan dalam keadaan dingin, khususnya untuk
pengerjaan pembentukan pelat-pelat tipis. Hasil dari produk press ini dapatmembentuk
profil-profil yang sulit, dengan bentuk yang dihasilkan tanpa cacat. Proses tekanan
(press) hidrolik ini banyak digunakan untuk pembentukan bodi-bodi mobil dengan istilah
sekarang full press body. Pelat-pelat lembaran yang mengalami pekerjaan
pembentukan ini seperti tekan menghasilkan pelat menjadi lebih kaku (rigid). Produk
pelat yang dihasilkan juga mengalami perkembangan yang pesat, hal ini semenjak
ditemukannya proses pengerolan pelat yangmenghasilkan produk pelat yang mempunyai
sifat mampu bentuk, mampu mesin dan mampu las. Produk pelat yang dihasilkan
dari proses pengerolan secara bertingkat ini mempuyai bentukstruktur mikro yang
memanjang dan pipih, sehingga pelat hasil pengerolan ini memunyai sifatelastis atau
lentur yang baik untuk dilakukan proses pembentukan. Pelat lembaran yang berkualitas
mempunyai karakteristik sifat mampu bentuk yang baik. Sifat ini terlihat jika
pelatmengalami proses pembentukan sisi pelat yang mengalami peregangan tidak
menimbulkan keretakan. Retak ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan atau robek
pada komponen pelat yang terbentuk. Karakteristik sifat mampu las juga dapat
diperlihatkan apabila pelat tersebut mengalami proses pengelasan maka tidak terjadi retak
atau crack pada daerah transisi. Daerah transisi ini merupakan daerah yang rentan
terhadap kerusakan sebab daerah ini merupakan daerah yang mengalami perobahan panas
dan dingin. Istilah teknologi pengelasannya adalah Heat Affect Zone (HAZ), dimana pada
daerah ini struktur mikro yang terbentuk mengalami perubahan yang tak menentu. Akibat
perubahan struktur mikro ini, maka terjadi perubahan sifat mekanik dari bahan pelat
tersebut. Perubahan sifat mekanik ini khususnya pada sifat kekerasan dan tegangan
luluhnya. Produk bahan pelat yang dihasilkan tidak hanya diproduk untuk
keperluanpembentukannya saja tetapi produk-produk pelat yang digunakan untuk
keperluan khusus juga dapat dihasilkan. Produk pelat untuk keperluan khusus ini
biasanya untuk keperluan militer juga ada yang digunakan untuk keperluaan perbankan.
Produk pelat untuk keperluan militer ini dapat dilihat dari pembuatan tank baja yang
digunakan untuk keperluan perang. Tank Baja yang dihasilkan ini
mempunyai karakteristik anti peluru, sehingga bahan pelat yang digunakan harustahan
terhadap berbagai macam tembakan senjata. Rompi anti peluru yang digunakan oleh
aparat keamanan juga dilapisi dengan bahan pelat anti peluru. Bahan pelat anti peluru
yang digunakan untuk melapisi bagian dada atau depan ini mempunyai tebal yang sangat
tipis jika dibandingkan dengan pelat yang digunakan untuk Tank Baja.
B. Manufaktur Logam
Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-
an. Terjadinya perang sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di
Amerika. Eksperimen dan analisis pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W.
Taylor ketika menerbitkan tulisan tentang pemotongan logam yang merupakan dasar-
dasar dari proses manufaktur. Kemudian diikuti oleh Myron L., Begemen sebagai
pengembangan lanjutan proses manufaktur.
Sejak pertama digunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahan
berkecenderungan untuk menggunakan mesin lebih efisien, yaitu dengan
mengkombinasikan proses manufaktur dan semakin digunakannya mesin sebagai
pengganti manusia untuk menurunkan waktu pemrosesan dan jumlah tenaga kerja.
Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitas proses manufaktur
menjadi tuntutan. Berkembangnya pemahaman tentang inchangeable mengharuskan
pengendalian dimensi produk secara ketat, sehingga proses perakitan dapat berjalan
cepat, biaya rendah khususnya pada produksi massal. Untuk menjaga agar dimensi
produk tetap terkendali, maka mengharuskan penyediaan fasilitas inspeksi yang
memadahi.Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untuk
merancang produk yang lebih murah, berkaitan dengan material, proses manufaktur atau
pemindahan dan penyimpanannya. Suatu produk dirancang mempunyai kekuatan yang
tinggi, tahan korosi, mempunyai umur pakai yang panjang atau yang lain , namun
demikian criteria ekonomis tetap dipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang
diproduksi secara masal, perancangan disesuaikan denga mesin-mesin yang ada,
yaitu untuk minimasi berbagai macam waktu set-.up.
Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produk merupakan
pengetahuan tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam pemilihan proses manufaktur meliputi jumlah produk, kualitas akhir produk, dan
keterbatasan dari peralatan yang ada. Kenyataanya, suatu produk dapat dibuat melalui
berbagai macam metode, tetapi secara ekonomis biasanya ada satu jalan yang dipilih.
Tujuan utama proses manufacturing adalah membuat komponen dengan
mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran serta
struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan tertentu.
Melihat, faktor-faktor di atas maka faktor membuat suatu bentuk tertentu
merupakan faktor utama. Ada beberapa metoda atau membuat geometri (betuk dan
ukuran) dari suatu bahan yang dikelompokan menjadi empat kelompok dasar proses
pembuatan (manufacturing processes) Yaitu: Pengecoran (Casting), Pemesinan
(Machining), Proses konsolidasi dari beberapa bahan menjadi satu (Consolidating,
misalkan : Powder Metallurgy, Mechanical fastener, Bonding, Welding dsb) dan proses
deformasi.
Proses pemesinan atau lebih spesifik lagi material removal process (proses
pembuangan material), memberikan ketelitian yang sangat tinggi dan fleksibilitas
(keuletan) yang besar.
Proses konsolidasi mampu membentuk benda yang kompleks dari komponen-
komponen yang sederhana dan merupakan proses yang sangat umum dipakai.
Proses deformasi memanfaatkan sifat beberapa material yaitu kemampuannya
mengalir secara plastis pada keadaan padat tanpa merusak sifat-sifatnya. Dengan
manggerakan material secara sederhana ke bentuk yang di inginkan, maka sedikit atau
bahkan tidak ada material yang terbuang sia-sia.
Dari proses pengecoran, stranda dan slabs direduksi ukurannya dan diubah
kedalam bentuk-bentuk dasar seperti plates, sheets dan rod. Bentuk-bentuk dasar ini
kemudian mengalami proses deformasi lebih lanjut sehingga diperoleh kawat (wire) dan
myriad (berjenis-jenis) produk akhir yang dihasilkan melalui tempa (forging), ekstrusi,
sheet metal forming dan sebagainya.
Deformasi yang diberikan dapat berupa aliran curah (bulk flow) dalam 3 dimensi.
Geser sederhana , tekuk sederhana dan gabungan ataupun kombinasi dari beberapa jenis
proses tersebut. Tegangan yang diperlukan untuk mendapatkan deformasi tersebut dapat
berupa tarikan (tension), tekan (compression), geseran (shear) atau kombinasi dari
beberapa jenis tegangan tersebut.
A. KESIMPULAN
Jadi sejarah perkembangan proses memproduksi khususnya logam telah ada sejak
pada zaman prasejarah yang di perkirakan sekitar 4000 sampai 3000 SM, dimana sering
di kenal dengan sebutan zaman logam. Pada zaman ini orang sudah mengenal teknik
melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat
logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan
cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa
perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan
pekerjaan tangan. Dimana peralatan bantu yang digunakan meliputi berbagai macam
bentuk palu, landasan-landasan pembentuk serta model-model cetakan sederhana.
Selanjutnya jika pada awalnya proses pembentukan dilakukan secara manual di atas
landasan-landasan pembentuk dengan menggunakan palu, maka sekarang ini proses
pembentukan dilakukan dengan berbagai macam metode. Metode yang digunakan pada
proses pembentukan logam diantaranya adalah proses bending atau
penekukan, squeezing, rolling, spinning, deed drawing, streching, crumping, blanking,
press dan sebagainya. Setiap proses memiliki kemampuan pembentukan tersendiri dan
juga alat-alat yang digunakan telah menggunakan alat yang canggih serta karena
perkembangan teknoloki yang sangat pesat saat ini tidak menutup kemungkinan akan
adanya perangkat-perangkat yang lebih baik lagi, baik dari segi kebutuhan, kualitas dan
juga efisiensinya.
B. SARAN
Karena makalah ini belum sempurna saya sangat menghargai kritik maupun saran
pembaca agar di kemudian hari dapat lebih baik dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, penulis memohon maaf atas kesalahan ataupun
ketidaksempurnaan makalah ini terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/#q=sejarah+perkembangan+teknologi+pembentukan+dasar+loga
m
http://www.google.com/#q=perkembangan+proses+pembentukan+logam
http://id.wikipedia.org/wiki/Prasejarah
http://edie666.blogspot.com/2011/11/teknologi-pembentukan-dasar.html
http://slametbudiarto.weebly.com/proses-manufaktur.html
http://my-gogo.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur