Anda di halaman 1dari 9

Virgian Purjayanto, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel ...

29

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN MANAJEMEN BENGKEL BERBASIS 5-S


DI BENGKEL PEMESINAN SMK PGRI 3 KOTA MALANG

Oleh:
Virgian Purjayanto, Yoto, dan Basuki
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan manajemen bengkel
pemesinan di SMK PGRI 3 Kota Malang yang berbasis Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Proses peng-umpulan data menggunakan
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Objek penelitian ini adalah bengkel pemesinan SMK
PGRI 3 Kota Malang, Kepala Bidang Pemesinan, Kepala Bengkel, Laboran, Guru Produktif
dan Siswa SMK PGRI 3 Kota Malang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data
dilakukan dengan melakukan pengamatan ulang dan melakukan triangulasi. Hasil Penelitian
menunjukan bahwa pelaksanaan manajemen bengkel berbasis 5-S (seiri, seiton, seiso, seiketsu,
shitsuke) di bengkel pemesinan SMK PGRI 3 Malang sudah berjalan dengan baik.

Kata Kunci: manajemen bengkel, 5-S, bengkel pemesinan

Secara teknis SMK sebagai lembaga penye- merupakan saran yang memberikan ciri khu-
lenggara pendidikan, dapat diidentikkan sus pada sekolah kejuruan. Pengelolaannya
sama dengan sebuah industri. Keduanya bengkel meliputi bagaimana sistem penataan
mengha-silkan suatu produk tertentu yang dan perawatannya (maintenance) sehingga
senantiasa dijaga kualitasnya. Pengolahan bengkel dapat digunakan oleh siwa secara
bahan baku di sekolah dilakukan melalui optimal untuk meningkatkan kualitas pem-
proses belajar mengajar. Salah satu indikator belajaran.
mutu SMK juga ditentukan oleh kelengka- Tujuan dari perawatan dan penataan
pan dan kualitas laboratorium dan bengkel bengkel tersebut adalah agar dapat diguna-
pendidikan yang terstandart International kan dengan cepat, akurat, relevan, aman,
Organization for Standarization (ISO) 9001/ dan nyaman, sehingga dapat mendukung
2008. produktivitas kerja praktik, dan pembuda-
Bengkel praktek SMK unggulan di yaan kerja efektif, efisien dan produktif.
kota Malang seperti SMK PGRI 3 Malang Salah satu kelemahan SMK adalah belum
dan SMK N 6 Malang yang telah mendapat adanya sistem penataan dan perawatan yang
sertifikat ISO 9001:2008 umumnya sudah baik, di samping itu belum ada kegiatan
memiliki fasilitas praktikum yang memadai. yang secara khusus memberikan wawasan
Fasilitas ini terus ditingkatkan dari tahun ke tentang bagaimana melakukan penataan dan
tahun baik dari segi jumlah maupun jenisnya perawatan bengkel guna menunjang keberh-
untuk mendukung kegiatan praktikum siswa asilan proses belajar mengajar.
sesuai kebijakan pemerintah dalam perluas- Bengkel disebuah SMK memerlukan
an akses terhadap pendidikan di SMK. sebuah revolusi dalam manajemen bengkel
Laboratorium/ bengkel yang terdapat yang di tinjau dari 5-S ( Seiri, Seiton, Seiso,
SMK perlu dikelola dengan baik. Yoto Seiketsu, dan Shitsuke). Menurut Huda
(2014:35) menyatakan bahwa bengkel/ labo- (2007) menjelaskan dalam skripsinya me-
ratorium pada sekolah kejuruan merupakan ngenai manajemen bengkel atau laboratori-
sarana yang sangat penting, karena bengkel um semalang raya menyebutkan bahwa be-
30 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

berapa sarana perlu mendapatkan perhatian Rajin. Menurut Muchtiar (2007) penjabaran
dan pengaturan yang baik sehingga kegiatan dari konsep 5-S adalah: (1) Seiri (Pemilihan)
perektik dapat berlangsung secara optimal. Aktivitas mengatur segala sesuatu, memilah
Melihat kondisi ini Manajemen beng- sesuai dengan aturan dan prinsip tertentu
kel berbasis (5-S) yaitu (Seiri), (Seiton), atau dapat dikatakan bahwa pemilihan ada-
(Seiso), (Seiketsu), dan (Shitsuke) menawar- lah seni membuang barang. Dalam 5-S ber-
kan solusi bagi permasalahan di atas. Me- arti membedakan antara yang diperlukan de-
manajemen Suatu perusahaan atau organi- ngan yang tidak diperlukan, mengambil ke-
sasi tidak akan dapat mencapai tujuan yang putusan yang tegas dan menerapkan mana-
telah ditetapkan apabila tidak memiliki sua- jemen stratifikasi untuk membuang yang
tu sistem manajemen yang baik. Walaupun tidak diperlukan, (2) Seiton (penataan) me-
manajemen hanya merupakan alat untuk nyimpan barang di tempat yang tepat atau
mencapai tujuan tetapi harus diatur sebaik dalam tata letak yang benar dengan mem-
mungkin. Karena jika manajemen baik maka perhatikan efisiensi, kualitas dan keamanan
tujuan optimal dapat diwujudkan, pembo- serta mencari cara penyimpanan yang opti-
rosan terhindari, dan semua potensi yang mal sehingga dapat digunakan dalam keada-
dimiliki akan lebih bermanfaat. Hasibuan an mendadak karena dapat menghilangkan
(2009:1) menjelaskan bahwa manajemen proses pencarian. Penataan juga termasuk
berasal dari kata to manage yang artinya mengambil keputusan tentang berapa ba-
mengatur. Pengaturan dilakukan melalui nyak yang akan disimpan dan dimana me-
proses dan diatur berdasarkan urutan dari nyimpannya. (3) Seiso (pembersihan) seiso
fungsi-fungsi manajemen itu. berarti membuang kotoran dan benda-benda
5-S adalah sebuah cara baru dalam asing serta membersihkan segala sesuatu.
manajemen sebuah bengkel khususnya be- (4) Seiketsu (Pemantapan) pemantapan ber-
ngkel sekolah kejuruan. Konsep 5-S berasal arti terusmenerus dan secara berulangulang
dari negara Jepang dan di Indonesia dikenal memelihara pemilihan, penataan dan pem-
dengan 5-R. Prinsip 5-S merupakan huruf bersihan. Ini berarti melaksanakan aktivitas
awal dari lima kata Jepang yaitu: Seiri, Sei- 5S dengan teratur sehingga keadaan yang
ton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke, yang da- tidak normal tampak dan melatih kete-
lam perkembangannya di Indonesia dikenal rampilan untuk menciptakan dan memeli-
dengan 5-R yaiu: Ringkas, Rapi, Resik, Ra- hara kontrol visual. (5) Shitsuke (pembiasa-
wat, dan Rajin. Kata-kata tersebut mencer- an) pembiasaan adalah melakukan pekerjaan
minkan urutan penerapan dari proses trans- berulang-ulang sehingga secara alami kita
formasi 5-S (Rimawan dan Sutowo, 2012). dapat melakukan dengan benar. Jika kita
Definisi 5-S menurut Osada (1996:23- ingin melakukan pekerjaan secara efisien
29) 5-S merupakan kebulatan tekad untuk dan tanpa kesalahan maka kita harus
mengadakan penataan, pembersihan, meme- melakukan setiap hari. Pada penelitian ini
lihara kondisi yang mantap dan memelihara bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
kebiasaan yang diperlukan untuk melaksa- manajemen bengkel pemesinan SMK PGRI
nakan pekerjaan dengan baik. Dari definisi 3 Malang di tinjau dari Seiri, Seiton, Seisi,
di atas dapat disimpulkan bahwa 5-S meru- Seiketsu, Shitsuke.
pakan suatu cara atau langkah dalam upaya
menciptakan dan menjaga mutu lingkungan METODE PENELITIAN
kerja agar terciptanya kondisi kerja yang Langkah awal yang harus dilakukan
aman dan nyaman. 5-S terdiri dari Seiru, sebelum melakukan penelitian adalah mela-
Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. kukan pengamatan. Pengamatan dilakukan
Di Indonesia 5-S diterjemahkan men- ke bengkel pemesinan SMK PGRI 3 Malang
jadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, yang menjadi objek penelitian. Langkah
Virgian Purjayanto, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel ... 31

yang dilakukan untuk mengetahui perma- Jadi di bengkel pemesinan SMK PGRI
salahan yang ada di SMK PGRI 3 Malang. 3 Malang untuk barang yang tidak dapat
Langkah selanjutnya yang dilakukan dipergu-nakan lagi seperti gram dari hasil
adalah pengumpulan data dengan melaku- praktik siswa itu tidak di buang sia-sia tetapi
kan wawancara terkait dengan implementasi dijual dan uang dari hasi penjualan itu dapat
mana-jemen berbasis 5-S di bengkel peme- digunakan untuk membengun infrastuktur
sinan SMK PGRI 3 Malang. Berikut ini be- dari bengkel pemesinan itu sendiri.
berapa narasumber yang memiliki kontibusi Untuk hasil benda kerja siswa yang
penting dalam penelitian ini, diantaranya: rusak itu yang di tampung dan dipilah lagi
Bapak Avrianto Safari selaku kepala bidang ada yang di jual dan ada yang di buat kera-
pemesinan, Bapak Sigit selaku kepala beng- jinan seperti palu sehingga SMK PGRI 3
kel pemesinan, Bapak Prijo Pamuji selaku dapat menghemat. Untuk mesin-mesin yang
guru produktif, Bapak Royan Wicaksono rusak itu dan yang tidak bisa di pergunakan
selaku guru Produktif, Bapak Yanto selaku lagi itu di simpan di gudang bengkel. Proses
laboran dan Wildan dan Wahyudianto sela- seiri dapat dilihat dari hasil dokumentasi
ku murid di SMK PGRI 3 Malang. yang berupa gambar di bawah ini:
Pengumpulan data yang kedua adalah
studi dokumentasi. Setelah melakukan wa-
wancara peneliti melakukan studi dokumen-
tasi, hasil dari dokumentasi dapat memper-
kuat hasil temuan dari melakukan wawan-
cara.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah melakukan re-
duksi data, display data kemudian melaku-
kan penarikan kesimpulan. Setelah menga-
nalisis data kemudian pengecekan keabsa- Gambar 1 Pelaksanaan Seiri Tumpukan Gram
han data, peneliti melakukan pengamatan Sisa Praktik
ulang dan melakukan triangulasis yaitu de-
ngan mencocokan hasil wawancara dengan 2. Pelaksanaan Seiton
hasil dokumentasi yang diperoleh oleh pene- Saiton (penataan) di paparkan menjadi
liti di lapangan. empat yaitu penataan alat, pengolahan Data-
base, pengelolahan material praktik siswa,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan pengelolahan hasil peraktik siswa.
Penerapan 5-S di Bengkel Pemesinan a. Penataan Alat
SMK PGRI 3 Malang Pinsip dasar seiton adalah melakukan
Pada tahap ini akan dijelaskan menge- pengaturan lingkungan kerja dan peralatan
nai pelaksanaan 5S di bengkel pemesinan secara rapi dengan sasaran tata letak dan pe-
SMK PGRI 3 Malang. nempatan yang efisien sehingga pemborosan
1. Pelaksanaan Seiri waktu untuk mencari barang bisa dihilang-
Pelaksanaan Seiri adalah proses pemi- kan, untuk memper-lancar pekerjaan. Semua
lihan dengan memilih mana barang yang di alat di bengkel SMK PGRI 3 Malang sudah
buang atau barang yang masih bisa ditata rapi sesuai dengan kemiripan, ukuran,
dipergunakan lagi. Menurut Osada (1996) dan karakteristik pernyataan diatas didukung
menjelaskan dalam me-nangani tumpukan dengan teroi dari Hadiguna dan Setiawan
barang di bengkel itu yaitu: (1) Melakukan (2008) memaparkan bahwa dalam menata
pembersihan Besar dan (2) Mem-buang alat agar tertata rapi harus ditata sesuai de-
barang yang tidak diperlukan. ngan kemiripan, ukuran, dan karakteristik-
32 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

nya, contohnya seperti pengelompokan pa- 2. Usahakan supaya setiap orang dapat
hat hss itu dengan pahat hss, kunci L dengan memperoleh dan menggunakan infor-
sejenisnya yang mirip dan diberi kode nama masi. Susunan arsip anda menurut sek-
serta kode lokasi kalau kode lokasi untuk si, bagian, divisi dan semacamnya. Ja-
alat itu disesuaikan dengan jurusannya ngan menciptakan keadaan dimana ha-
seperti kode alat dengan kode TP itu alat nya seseorang saja yang mengetahui
milik teknik pemesinan dan TL itu kode alat apa yang ada dan seseorang saja yang
untuk teknik las jadi sudah sesuai dan gam- dapat menggunakan arsip.
pang dalam mencarinya sehingga siswa bisa 3. Hanya simpan dokumen dan arsip yang
bekerja dengan cepat dan tepat sesuai benar-benar diperlukan. Tentukan stan-
dengan standar oprasional prosedur. dar dan kriteria untuk apa yang akan
Dengan diberi kode nama alat dan ko- disimpan dan apa yang akan dibuang.
de lokasi akan memudahkan dalam mene- Cegah sistem yang kompleks dan ruang
mukan alat tersebut sesuai dengan konsep yang tidak terpakai. Cegah pemborosan
Saiton (Penataan) yaitu dapat menemukan a- tempat dan proses yang tidak efisien.
lat dengan mudah dan menghilangkan pro- Database bengkel sudah tertata de-
ses pencarian alat yang membutuhkan waktu ngan rapi tetapi masih berupa hardware akan
lama. Berikut ini hasil dokumentasi yang mau dibuatkan software tapi masih tahap
berupa gambar di bawah ini: percobaan. Semua alat dan bahan yang ada
di bengkel SMK PGRI 3 Malang semua
tercatat bila ada barang masuk itu langsung
di catat atau pun ada peralatan yang rusak
itu semua sudah tercatat di database sebagai
inventaris sekolah. Semua database bengkel
yang berupa hardware semua tertata rapi
didalam lemari khusus data base. Serta data
base itu diberi kode nama contohnya data-
Gambar 2 Pelaksanaan Seiton Lokasi base alat sendiri, bahan sendiri dan mesin
Penyimpanan Alat Sesuai dengan Nama Alat sendiri. Berikut hasil dokumentasi yang ber-
upa gambar:
b. Penataan Database
Database di bengkel pemesinan fung-
sinya untuk mengarsip semua data perala-
tan/ mesin, benda kerjan dan mencatan pera-
latan yang masuk dan keluar serta yang ru-
sak dan tidak, sehingga semua jelas tercatat
dalam bentuk format tertentu.
Menurut Osada (1996: 170) menyata-
kan bahwa dalam pengarsipan data base Gambar 3 Pelaksanaan Seiton Database Bengkel
yang harus di perhatikan adalah: Pemesinan
1. Tetapkan dengan jelas tempat setiap
arsip dan dokumen. Beri tanda pada c. Pengelolaan Material Praktik
setiap rak dan lemari untuk menunjukan Proses pengelolahan dari penerimaan
apa yang disimpan disana. Percepat pro- material yang dibeli kemudian di data se-
ses dengan membantu orang menemu- bagai inventtaris dan ditaruh ditempat khu-
kan dengan segera informasi yang sus untuk material dan dikelompokan sesuai
diperlukan. dengan jurusannya seperti material untuk
mesin sendiri dan otomotif sendiri. Dan juga
Virgian Purjayanto, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel ... 33

sesuai dengan jenisnya kalau plat sendiri gurunya yang mengampu dalam penyim-
dan berbentuk pipa sendiri jadi semua panan setelah benda kerja itu diberi nama
material sudah ada tempat khusus dan dan kelas agar tidak tertukar dengan kelas
dibedakan sesuai jurusan dan jenisnya. lain itu di taruh box tersendiri kemudia di
Berikut ini hasil dokumentasi yang berupa taruh loker dari guru yang mengampuh dan
gambar di bawah ini: ada juga yang ditaruh di lemari khusus
benda kerja. Berikut ini hasil dokumentasi
yang berupa gambar di bawah ini:

Gambar 4 Pelaksanaan Seiton Tempat


Penyimpanan Material Praktik
Gambar 6 Pelaksanaan Seiton Tempat
Penyimpanan Hasil Praktik Siswa
d. Pengelolaan Hasil Praktik Siswa
Hasil peraktik siswa ada dua yaitu 3. Pelaksanaan Seiso
untuk perusahaan dan untuk sekolah sendiri. Pelaksanaan Seiso di bagi menjadi dua
Brown (1979: 17) memaparkan bahwa fasi- yaitu bengkel yaitu:
litas bengkel untuk sekolah menengah keju- a. Pembersihan Bengkel
ruan harus disesuaikan dengan peralatan Proses pembersihan di bengkel peme-
industri, bahan, latihan kerja, dan juga sinan SMK PGRI 3 Malang itu ada yang
standarnya. bertanggung jawab masing-masing contoh-
Untuk pengelolahan hasil peraktik nya di dalam bengkel pemesinan itu yang
siswa yang dari perusahaan sudah baik bertanggungjawab atas kebersihan bengkel
sekolah memp-unyai tempat khusus seperti dan kerapian bengkel yang melibatkan
box kayu dan diletakan di pojok bengkel dan siswa.
setalah semua selesai maka langsung di- Pembersihan bengkel itu melibatkan
kirim keperusahaan. Berikut ini hasil doku- siswa jadi guru hanya membagi siswa men-
mentasi yang berupa gambar: jadi beberapa kelompok untuk ditugaskan
piket bengkel yang tugasnya yaitu member-
sihkan seluruh bengkel pemesian seperti
lantainya disapu, membersihkan mesin dari
gram-gram sisa praktek kemudian mengem-
balikan alat peraktek ke ruang laboran se-
hingga sehabis peraktek bengkel menjadi
bersih seperti awal sebelum siswa peraktek.
Untuk pembersihan di ruang laboran itu
tanggung jawab dari toolman jadi pembersi-
Gambar 5 Pelaksanaan Seiton Benda Kerja Dari hannya setiap hari agar ruang laboran tertata
Perusahaan rapi, bersih dan nyaman.

Untuk pengelolahan hasil kerja siswa


yang bahannya dari sekolah itu tergantung
34 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

b. Perawatan Mesin 1. Peragaan untuk membantu orang mence-


Proses perawatan mesin di bengkel gah membuat kesalahan
pemesinan SMK PGRI 3 Malang itu pasti 2. Waspada terhadap bahaya
dilakukan secara berkala agar meminimali- 3. Indikasi di mana barang harus diletakkan
sasi kekurangn atau pun kerusakan yang 4. Penanda peralatan
diaki-batkan oleh kehausan sesuai dengan 5. Peringatan untuk berhati-hati dan cara
jadwal yang telah dibuat oleh kepala beng- operasi
kel seperti perawatan mesin bubut itu dua 6. Peragaan pemeliharaan preventif
minggu sekali dan untuk alat ukur satu 7. Intruksi
bulan sekali dan yang melakukan perawan Keberadaan kontrol visual di bengkel
atau perbaikan itu tugas dari toolman dan pemesinan SMK PGRI 3 Malang itu
jadwal perawatan itu sudah dijadwalkan jadi memiliki fungsi yang sangat penting sekali
toolman tinggal lihat jadwal dan langsung bagi menunjang peraktik siswa agar terhin-
melakukan perawatan. dar dari kecelakaan kerja. Jadi di bengkel
Sumantri (1989:22) memaparkan bah- pemesianan itu sudah tetpampang dengan
wa perawatan rutin adalah perawatan yang jelas kontrol visual yang berupa poster-pos-
dilakukan dengan keadaan yang terbatas, ter K3 fungsinya untuk menyadarkan siswa
serta sesuai dengan jadwal yang telah dite- akan pentingnya kesela-matan kerja, mem-
tapkan. Storm (1983:101) memaparkan teori beritahu siswa mengenai menggunakan alat
untuk mendukung pernyataan diatas bahwa K3 yang baik dan benar sehingga dapat
laboran harus mengawasi bahwa setiap per- bekerja sesuai dengan standar oprasional
alatan itu dalam kondisi dan aman diguna- prosedur.
kan. Laboran harus membuat perencanaan Berdasarkan hasil penelitian dan teori
perawatan rutin dan preventif, sehingga yang ada maka dalam melakukan pemantap-
dapat mengukur kerusakan pada peralatan an di bengkel pemesinan SMK PGRI 3
yang sering digunakan dan peralatan yang Malang sudah melakukan pemantapan de-
jarang digunakan. Berdasarkan hasil temuan ngan kontrol visual seperti menempelkan
diatas dan paparan teori di atas dapat poster-poster k3 yang sangat berfungsi
disimpulkan bahwa sebelum melakukan untuk mengingatkan siswa agar bekerja
perawatan mesin kepala bengkel/laboran dengan aman dan nyaman.
harus membuat jadwal perawatan terlebih b. Pemantapan SDM Guru
dahulu agar dapat mengukur kerusakan pada SMK PGRI 3 Malang sangat memp-
peralatan yang ada di bengkel. erhatikan kualitas guru khususnya guru pro-
duktif, jadi setiap tahunnya SMK PGRI 3
4. Pelaksanaan Seiketsu Malang selalu mengirim guru-guru produk-
Dalam seiketsu (pemantapan) di pa- tif untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan
parkan menjadi dua yaitu pemantapan di sesuai dengan bidangnya seperti pemesinan,
dalam bidang kontrol visual dan las,dan otomotif di BLPT Surabaya dan di
pemantapan SDM guru. VEDC malang dan juga diperusahaan rekan-
a. Kontrol Visual an sehingga standar kom-petensi yang dapat
Kontrol visual adalah suatu pemanta- dimiliki oleh siswa berkat transfer ilmu dari
pan bagi siswa yang melakukan peraktik di guru. Pada konsep ke empat yaitu Seiketsu
bengkel agar bekerja sesuai dengan standar (Pemantapan) itu bukan sekedar kontrol
oprasional prosedur sehingga menghindar- visual tetapi juga dalam mengembangakan
kan dari kecelakaan kerja. Osada (1996:133) kualitas guru agar dalam mengajar guru
mengatakan mengenai fungsi kontrol visual dapat membagi ilmu yang sangat berman-
sebagai berikut: faat dan dapat membekali siswa sebelum ke
dunia industri.
Virgian Purjayanto, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel ... 35

Storm (1983:161) memaparkan bahwa Muchtiar (2007) mengatakan Bebera-


siswa mungkin kurang berminat dalam pa hal yang menjadi kebiasaan yang perlu
beberapa kegiatan praktik dengan alasan se- diubah dan dibiasakan dalam praktik peme-
bagai berikut. (1) Mereka tidak yakin kegi- sinan kepada setiap siswa adalah adalah: (1)
atan/ program yang mereka lakukan akan Tidak membiarkan scrap dari mesin bubut
bermanfaat. (2) Tak menentunya kemam- berserakan di lantai. (2) Meletakkan alat
puan mereka untuk berhasil dalam kuri- pendukung yang penting bercampur dengan
kulum praktik. (3) Usaha mereka tidak barang-barang yang tidakberguna. Hal ini
dihargai dengan motivasi. (4) Mereka tidak harus dihilangkan dan prinsip meletakkan
diberlakukan dengan baik. (5) Mereka tidak barang pada tempatnya harus dibiasakan. (3)
menerima bantuan guru secara individu Membiarkan mesin dalam keadaan kotor. Ini
yang memadai. perlu diubah dan kita seharusnya membiasa-
Oleh karena itu guru harus bisa me- kan kegiatan membersihkan mesin sebelum
ngatasi berbagai permasalahan yang dialami dan sesudah mempergunakan.
oleh siswa yang berkaitan dengan kurang Oleh karena itu guru harus bisa me-
minatnya siswa dalam melakukan kegiatan ngatasi berbagai permasalahan yang dialami
praktik. Guru harus bisa menjadi motivator oleh siswa yang berkaitan kebiasaan siswa
dan contoh bagi siswa, maka sangat tepatlah yang malas dalam membersihkan mesin se-
apabila pihak sekolah melakukan tindakan telah praktik. Guru harus bisa membiasakan
pengiriman guru ke lembaga pelatihan siswa bekerja dengan aman dan juga menja-
BLPT Surabaya dan VEDC malang agar ga kebersihan bengkel. Proses pembiasaan
menjadi seseorang yang memahami secara guru untuk siswa adalah ketika sebelum
kompeten suatu keahlian pemesinan. praktik selalu ada briefing mengenai K3 a-
gar siswa bekerja dengan aman dan selalu
5. Pelaksanaan Shitsuke menggunakan alat pelindung diri dan setelah
Pembiasaan yang dilakakuan adalah praktik guru membagi siswa menjadi bebe-
jadi siswa selalu diingatkan mengenai K3 rapa kelompok tugasnya adalah untuk mem-
ketika sebelum dan sudah paktek di bengkel bersihkan alat/mesin, bengkel dan mengem-
pemesianan di SMK PGRI 3 Malang, karena balikan alat ke laboran. Pembiasaan itu di-
ketika diingatkan secara terus menurus sis- lakukan setiap hari agar siswa terbiasa be-
wa akan terbiasa dalam memperhatikan ke- kerja aman dan bersih.
selamatanya sendiri dengan menggunakan
alat pelindung diri ketika peraktik. KESIMPULAN DAN SARAN
Kebersihan bengkel menjadi yang uta- Kesimpulan
ma di SMK PGRI 3 malang. Kebersihan be- Pelaksanaan seiri di SMK PGRI 3 Ma-
ngkel itu menjadi tanggu jawab guru dan lang sudah baik karena proses pemilihan ba-
siswa. Fungsi guru disini mengarahkan agar rang yang tidak terpakai seperti gram itu di
siswa setelah peraktik bertanggung jawab kumpulkan dan cara penanggulangan barang
atas kebersihan bengkel serti peralatan yang yang tidak terpakai sudah tepat setelah
ada dibengkel. Guru selalu mengarahkan dikumpulkan gram tersebut di jual sehingga
dan memberi teguran jika siswa malas atau menghasilkan uang dan dapat meningkatkan
tidak mau membersihkan mesin yang habis infastruktur sekolah.
di pergunakan. Guru selalu mengarahkan Pelaksanaan seiton sudah baik karena
untuk membersihkan bengkel sebelum pu- setiap alat/mesin di letakan dengan rapi serta
lang sehingga proses pemberishan bengkel diberi kode nama dan kode lokasi, begitu
oleh siswa itu sudah menjadi kebiasaan di- juga penataan data base yang di susun se-
mana agar siswa bertanggung jawab atas demikian rupa di dalam lemari khusus data-
pekerjaannya. base serta material praktik yang dikelom-
36 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015

pokan sesuai dengan jenisnya dan yang salnya penanda peletakan peralatan, denah
terakhir pengelolaan hasil praktik siswa itu penempatan peralatan, penggunaan kode
dengan menaruhnya di lemari khusus benda warna, garis penanda wilayah, spanduk, dan
kerja. lain-lain, serta memberikan penghargaan
Pelaksanaan seiso sudah baik karena melalui kegiatan lomba kebersihan, pegawai
proses pembersihan bengkel menjadi tang- teladan atau sejenisnya untuk memotivasi
gung jawa siswa dan guru sehingga setelah semua bagian yang terkait untuk terus
selesai melakukan praktik siswa dituntut menjunjung tinggi aturan dan tata tertib
untuk membersihkan bengkel, pearawatan yang telah dibuat dalam upaya pemantapan
mesin yang ada di bengkel pemesinan SMK (Rawat). (5) Mengajarkan setiap orang un-
PGRI 3 menjadi tanggung jawab laboran tuk menciptakan tempat kerja dengan kebia-
dan kepala bengkel, proses perawatan sudah saan dan perilaku yang baik, mempunyai
ada jadwalnya yang telah dibuat oleh kepa- komunikasi yang baik, kesadaran lingkung-
la bengkel. an dan tanggung jawab yang tinggi melalui
Pelaksanaan seiketsu sudah baik kare- kegiatan workshop, seminar dan sebagainya
na di bengkel pemesinan SMK PGRI 3 Ma- dalam upaya membentuk tempat kerja yang
lang dilengkapai dengan kontrol visual yang berdisiplin (Rajin).
berupa poster-poster yang berfungsi mengi- Bagi guru pemesinan SMK PGRI 3
ngatkan siswa agar bekerja harus sesuai de- diharapkan lebih dalam peroses pengawasan
ngan procedural. Salah satu kegiatan seiket- siswa dalam peraktik sehingga siswa dalam
su di SMK PGRI 3 Malang adalah mengirim peraktik tidak sembrono. Ketika peraktik
guru untuk mengikuti pelatihan di BLPT guru harusnya selalu mengawasi siswa dan
Surabaya dan VEDC Malang sehingg guru memberi arahan bukannya duduk di ruangan
dapat meningkatkan kompetensinya sesuai laboran. Dan juga guru harus meningkatkan
dengan jurusannya. kemampuan diri baik mengenai pengelolah-
Pelaksanaan shitsuke sudah baik kare- an kelas maupun di bidang keilmuan teknik
na guru selalu memberikan briefing sebelum mesin, sehingga guru bisa membagi banyak
dan sesudah praktik mengenai keselamatan ilmu pemesinan ke siswa.
kerja dan bekerja sesuai procedural sehingga Bagi laboran SMK PGRI 3 Malang di-
siswa dapat terbiasa bekerja aman dan sarankan agar tetap melakukan kewajiban-
nyaman. nya dalam mengelolah bengkel dengan baik.
Untuk pengelolaan dan pengawasan pada
Saran peralatan dan K3 diharapkan laboran mela-
Bagi pihak pelayanan praktik di SMK kukan kegiatan tersebut sesuai dengan
diharapkan: (1) Manajemen stratifikasi me- stadarisai SMK agar kondisi bengkel tetap
lalui penerapan strategi Label Merah (Red dalam keadaan normal.
Tag) dalam upaya menciptakan tempat kerja Bagi siswa SMK PGRI 3 Malang ju-
yang Ringkas. (2) Menetapkan dan member- rusan teknik mesin disarankan agar dalam
lakukan standar yang jelas dalam penyim- melaksanakan peraktik tetap memperhatikan
panan, sehingga semua peralatan yang ada kesela-matan kerjanya dan dikurangai dalam
mendapatkan tempat penyimpanan yang la- bergurau dengan temannya, sehingga dapat
yak, rapi, dan aman. (3) Melakukan program tercapai kompetensi yang diharapkan oleh
pembersihan menyeluruh secara bersama- sekolah sebagai usaha mencerdaskan kehi-
sama sampai ke tempat-tempat yang tersem- dupan bangsa.
bunyi secara berkala dalam upaya mencipta- Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kan tempat kerja yang Resik. (4) Memper- dijadikan sebagai bahan referensi untuk
barui peraga visual yang sudah usang dan pengembangan lebih lanjut penelitian-
membuat peraga visual yang belum ada mi- penelitian terkait dengan 5-S (Seiri, Seiton,
Virgian Purjayanto, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel ... 37

Seiso, Seiketsu, shitsuke) pada bengkel- lain, baik pada level pendidikan dasar dan
bengkel sekolah menengah kejuruan menengah maupun pendidikan tinggi.
khususnya dan pada pendidikan kejuruan

DAFTAR RUJUKAN
Brown, Robert. D (1969). Industrial Jurnal Teknik Industri Vol. 9, No. 1,
Education Facilities: A Handbook For Juni 2007: 63-74.
Organization and Management. Lon- Osada, T. 1996. Sikap Kerja 5S (Seiri,
don-Sydney: Allyn and Bacon, Inc Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
Hasibuan, S.P. 2009. Manajemen Dasar, Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.
Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: Rimawan, E & Sutowo, E. 2012. Analisa
Bumi Aksara. Penerapan 5S + Sefty Pada Area
Hadiguna, Rika & Setiawan, Heri. 2008. Warehouse di PT . Multifilling Mitra
Tata Letak Pabrik.Yogyakarta: Andi Indonesia. Jurnal Ilmiah Pasti Volume
Offset. VI Edisi 1- ISSN 2085-5869.
Huda, Miftahul Uzik. 2007. Studi Tentang Storm, George. 1983. Managing the
Pengelolahan Laboratorium Pemesin- Occupational Education Laboratory.
an SMK se-Kota Malang. Skripsi tidak America: United State of America.
diterbitkan. Malang: Universitas Ne- Sumantri. 1989. Perawatan Mesin. Jakarta:
geri Malang.
Depdikbud Dirjen Proyek Pengem-
Muhtiar. Y. 2007. Implementasi Metode 5S bangan Lembega Kependidikan.
Pada Lean Six Sigma Dalam Proses Yoto.2014. Manajemen Bengkel Teknik Me-
Pembuatan Mur Baut Versing(Studi sin. Malang. Fakultas Teknik Univer-
Kasus di CV. Desra Teknik Padang). sitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai