PERUSAHAAN”
(Studi Kasus di PT. Yamaha Music Manufacturing Asia)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran deskriptif mengenai penerapan sistem
kaizen serta dampaknya terhadap kinerja perusahaan di PT Yamaha Music Manufacturing
Asia. Hasil dari penelitian ini yaitu dalam menerapkan sistem kaizen terhadap karyawan,
perusahaan membuat pendidikan dan pelatihan kaizen yang terdiri dari IE (Industrial
engineering), VSM (Value Stream Maping), dan QC Expert, yang tujuannya untuk
mengimplementasikan kaizen secara langsung, sehingga karyawan memiliki kesadaran untuk
melakukan kaizen dimanapun dan kapanpun, dan dampak dari sistem kaizen yaitu perusahaan
dapat meningkatkan produksi dua kali lipat dibandingkan dengan pertama kali pabrik
Cikarang dioperasikan, produktivitas meningkat dan stok barang di pabrik berkurang,
keterampilan karyawan meningkat, serta efisiensi pada rangkaian produksi.
The goal of this reserach is giving descriptive explanation about implementation of kaizen
system and its impact on firm performance in PT Yamaha Music Manufacturing Asia. The
results of this research are in implementing kaizen system of employees, the company provide
education and training about kaizen system such as IE (Industrial Engineering), VSM (Value
Stream Maping), and QC Expert, which aim to implement kaizen directly, so that employees
have the awareness to do kaizen anywhere and anytime, and the impact is the company can
increase production doubled compared to the first Cikarang plant operated, increased
productivity and reduced inventory in plant, employees' skills increase, and efficiency in the
production chain.
1. Pendahuluan
Jepang terkenal dengan industri manufaktur yang memiliki daya saing yang kuat diantara
produk-produk Barat. Menurut data statistik dari Japan External Trade Organization
(JETRO), secara garis besar kinerja perusahaan manufaktur Jepang pada tahun 2004
menunjukkan hasil yang baik. Dikawasan ASEAN (Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapura,
Thailand dan Vietnam), 77,3% perusahaan yang disurvei dilaporkan telah meraih keuntungan.
Dikawasan ASEAN, perusahaan yang disurvei menjawab bahwa keuntungan didukung oleh
peningkatan produktivitas (50,9%), ekspor yang membaik (47,2%) dan kenaikan penjualan
didalam negeri" (44,1%)1. Dari data tersebut, pengaruh yang cukup besar dalam keberhasilan
perusahaan Jepang dalam industri manufaktur terletak pada meningkatnya produktivitas
dalam perusahaan.
Kesuksesan atau hasil yang dicapai Jepang selama ini merupakan hasil kerja keras yang
terencana dan adanya suatu sistem yang telah membangun industri Jepang selama ini, yaitu
Kaizen. Perusahaan-perusahaan Jepang yang berada di ASEAN khususnya di Indonesia
1
http://www.jetro.go.jp/ diakses pada tanggal 16 April 2013
2
Maasaki Imai, Kaizen, Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan, 2001, hal. 3.
3
Ibid. Hal. 4
4
Takashi Oshada, Sikap Kerja 5S, 1996
5
Maasaki Imai, Gemba Kaizen, 1998, hal.81
6
Payaman Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja. 2005, hal. 88
7
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. 2003, hal.126
2. Tinjauan Teoritis
Teori yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari pendapat Masaaki Imai dan Yasuhiro
Monden mengenai pengertian konsep kaizen yang terdiri dari:
1. Kaizen merupakan perbaikan berkesinambungan yang melibatkan semua orang baik
manajer maupun karyawan.8 Dalam penerapannya, sistem kaizen yang dirancang dengan
tepat dapat dibagi menjadi tiga segmen, yaitu kaizen yang berorientasi pada manajemen,
kaizen yang berorientasi pada kelompok, dan kaizen yang berorientasi pada individu.
2. Pengertian kaizen sebagai sistem, yaitu sistem dengan mengurangi biaya produksi dan
aktivitas perbaikan kualitas produk. Perbaikan yang dilakukan kaizen adalah secara
bertahap tetapi terus menerus.9
3. Orientasi kaizen terletak pada proses dan sumber daya manusia. Proses harus
disempurnakan sebelum memperoleh hasil yang sempurna, sedangkan orientasi kaizen
terhadap sumber daya manusia ditujukan pada usaha manusia itu sendiri.10
3. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat
deskriptif analisis. Artinya, dalam metode kualitatif, data tersebut didapat melalui hasil
wawancara, observasi, dokumen resmi dari perusahaan, dan studi pustaka. Data tersebut
kemudian dianalisis sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Metode
deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan, dengan maksud untuk menemukan
unsur-unsurnya, kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan (Nyoman Kutha Ratna,
2004:53).
8
Maasaki Imai, op. cit. 2001, hal 4
9
Yasuhiro Monden, Sistem Produksi Toyota, Suatu Ancangan Terpadu untuk Penerapan Just In Time, 2002, hal.
2
10
Maasaki Imai, op. cit. 2001, hal. 15
10
Penyerahan vanning list setelah semua penyerahan dilakukan secara parsial dan
4 dokumen tercetak lebih
awal sehingga waktu stuffing bisa
dimajukan
lebih awal (jam 08.00 wib)
Picking list diterbitkan 4 set untuk setiap mencetak 1 set untuk FGC, mencetak 1 set
5 container untuk
PC ekspor dan mengubah kedalam bentuk
file
menerbitkan serial number confirmation
6 sebanyak menghilangkan dokumen serial number
2 set perhari (53 lembar) confirmation
7 Dokumen ekspor serial number diterbitkan merubah dokumen menjadi PDF File
dan diserahkan dengan hardcopy
Tabel 4.2 Gugus Kecil (sumber : Divisi Kaizen Promotion)
12
Kaizen merupakan sistem yang fungsinya untuk memperbaiki segala sesuatu secara
berkesinambungan, oleh karena itu, dampak yang dirasakan dalam perusahaan merupakan
dampak positif yang berguna untuk kemajuan perusahaan. Kaizen tidak memiliki dampak
negatif yang dihasilkan, hanya saja untuk menanamkan pendidikan kaizen pada setiap
karyawan, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam penerapannya.
Namun hal itu sebanding dengan hasil yang didapat karena setiap karyawan yang telah didik
untuk melakukan kaizen dapat berdampak positif pada pekerjaan yang dilakukan untuk
perusahaan. Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan kaize. yaitu berupa :
1. Penambahan produk dan peningkatan mutu barang
Berdasarkan tabel 4.8 Perusahaan dapat meningkatkan produk yang sudah ada menjadi
lebih baik dan juga peingkatan dalam segi mutu barang karna adanya penurunan NG
sebesar 30%.
2. Efektifitas
Efektifitas perusahaan yang terlihat pada tahun 2012 yaitu dari segi penggunaan
container, dengan memaksimalkan pemasukan barang dalam container dan mempercepat
proses stuffing maka penggunaan container pun menjadi berkurang, dalam hal ini
perusahaan jadi menghasilkan cost reduction sebesar Rp. 350.417.155
3. Efisiensi pada material dan rangkaian produksi
Efisiensi material terlihat dari penghematan air dan listrik serta pengurangan stock barang
yang merupakan dampak dari penerapan sistem kaizen yang diterapkan. Efisiensi pada
rangkaian produksi terlihat dari pengurangan space produksi sehingga membuat pekerjaan
menjadi lebih mudah, dibandingkan dengan kondisi pada 2005, panjang rangkaian proses
produksi yang harus dilewati pada lini itu sekarang hanya setengahnya. Dari
penggunaan space, dulu panjangnya hingga 100 m, sekarang tinggal 20 m. Pada
13
Sebagaimana yang telah dijelaskan di pendahuluan, sistem kaizen merupakan sebuah sistem
perbaikan berkesinambungan yang melibatkan semua pihak yang ada di dalam suatu
14
Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa, yang dapat membedakan antara satu bangsa
dengan bangsa lainnya. Oleh sebab itu, wajar apabila kebudayaan dari suatu masyarakat
sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan budaya suatu organisasi. Kebudayaan yang
berkembang dalam suatu masyarakat akan berpengaruh pada cara, sikap, dan perilaku
masyarakatnya maupun anggota manajemen didalam menjalankan kegiatan organisasinya.
Oleh karena itu, budaya perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan yang
berkembang di lingkungannya.12
12
Iwan Setiawan, “Nemawasi” Sebagai Elemen Budaya Perusahaan Jepang: Hubungan dan Pengaruhnya
terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia. 2003, hal. 62
15
4.3.2 Wa 和(Keselarasan/keharmonisan)
PT YMMA merupakan perusahaan yang menanamkan nilai-nilai keselarasan dalam bekerja.
Mereka mengimplementasikan budaya Jepang kedalam perusahaan walaupun sebagian besar
karyawannya merupakan orang Indonesia.
Budaya Jepang yang saya rasakan sih kalau di perusahaan ini,mungkin sistem ruangan kantornya
yang tidak bersekat, jadi masing-masing tau apa yang sedang dikerjakan. Trus.. kantin yang ada
diperusahaan ini juga dibuanya hanya satu, jadi semua karyawan bahkan presdir pun juga makan di
tempat yang sama. (Hasil wawancara dengan informan LG, Juni 2013)
Sarana untuk menjalin keakraban di perusahaan ini sudah ada yaitu misalnya pada saat bulan
Ramadhan diadakan acara berbuka puasa bersama dengan atasan dan rekan-rekan satu departemen.
Sarana lainnya yaitu pada bulan Februari/Maret setiap tahunnya diadakan gathering departemen
yang diikuti oleh atasan dan rekan-rekan satu departemen (Hasil wawancara dengan informan TCW,
Juni 2013)
Dapat dilihat disini bahwa petinggi perusahaan yang merupakan orang Jepang sengaja
membuat lingkungan kerja seperti layaknya perusahaan yang berada di Jepang. Hal ini
dimaksudkan agar tidak adanya kesenjangan antar sesama karyawan bahkan terhadap atasan.
Para Presdir maupun Manager berusaha menyatu dengan bawahannya agar tercipta
16
Mempertahankan sebuah kelompok kerja yang sehat membutuhkan kontak pribadi yang
berkesinambungan. Biasanya, setelah bekerja duapuluhlima jam, orang Jepang akan
mengambil waktu satu jam setelah jam kerja untuk berkumpul dengan kelompoknya.
Aktivitas-aktivitas setelah jam kerja sangat membantu untuk mengatasi perselisihan-
perselisihan yang timbul sewaktu bekerja.14
Dalam PT YMMA, sebuah kelompok kerja yang harmonis dapat terlihat dari kekompakkan
setiap anggota tim yang tergabung dalam satu line. Para pemimpin perusahaan juga
menanamkan rasa keharmonisan dalam setiap anggota kerja, dan para pemimpin perusahaan
juga berusaha untuk membangun keharmonisan dengan mengadakan gathering kepada semua
karyawan setiap tiga bulan sekali, untuk menjaga rasa kebersamaan antar setiap bagian
perusahaan.
Kesimpulan
Dalam konsep kaizen menurut Maasaki Imai dijelaskan bahwa kaizen merupakan proses
perbaikan berkesinambungan yang dilakukan oleh seluruh pihak dalam perusahaan. Dalam
penerapannya di PT YMMA, perusahaan menerapkan sistem kaizen ini kepada seluruh
13
Richard Tanner Pascale, Anthony G. Athos, Seni dan Praktek Manajemen Jepang, 1992, hal. 131
14
Rohlen, For Harmony and Strength,1974, hal. 117ff.
17
19
Imai, Masaaki. (1998). Gemba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada
Manajemen. Jakarta : CV Teruna Grafica.
Imai, Masaaki. (2001). Kaizen, Kunci Sukses Jepang dalam Persaingan. Jakarta: Penerbit
PPM.
Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Monden, Yasuhiro. (2002). Sistem Produksi Toyota, Suatu Ancangan Terpadu untuk
penerapan Just-In-Time. Jakarta: Penerbit PPM dengan Yayasan Toyota dan Astra.
Pascale, Richard Tanner&Athos, Anthony G. (1992). Seni dan Praktek Manajemen Jepang.
Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Rohlen, Thomas P. (1974). For Harmony and Strength, Berkeley: University of California
Press.
Internet
Tesis
20