Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENERAPAN 5S+SAFETY PADA AREA WAREHOUSE DI PT.

BINA BUSANA INTERNUSA GROUP, SEMARANG

Vashanadia Astharina, Hery Suliantoro*)

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
vashanadia@gmail.com

Abstrak

PT. Bina Busana Internusa (BBI) merupakan anak perusahaan dari Triputra Group, salah satu
perusahaan sukses yang bergerak di bidang garmen. Seperti yang diketahui bahwa dalam suatu
perusahaan, sistem penyimpanan memiliki peran yang penting. Oleh karena itu, PT BBI memiliki
warehouse sebagai tempat penyimpanan peralatan pendukung untuk proses produksi. Namun karena
adanya perbedaan ukuran dan jenis, cepatnya pergantian produk yang ada di gudang serta terbatasnya
space dalam gudang inilah yang menyebabkan sulitnya mengatur penyimpanan yang ada pada gudang
PT. Bina Busana Internusa ini. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memudahkan proses
penyimpanan dalam warehouse yaitu dengan menggunakan metode 5S+Safety. 5S+Safety merupakan
suatu program penerapan sikap kerja yang menekankan pada pengelolaan kondisi fisik tempat kerja
yang terorganisir. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data primer dan pengumpulan
data sekunder. Pembahasan dilakukan dengan analisis 5S+Safety dan fishbone. Penerapan metode 5S
pada warehouse PT Bina Busana Internusa belum sepenuhnya terlaksana secara sempurna. Karena
dari 6S yang harusnya diterapkan, hanya 3S yang diterapkan dan belum secara maksimal. Usulan
perbaikan yang diberikan agar penerapan 5S lebih optimal yaitu pada tahapan seiri (sort/ringkas),
seiton (set in order/rapi), seiso (shine/resik), seiketsu (standardize/rawat), shitsuke (sustain/rajin) dan
tahapan safety.

Kata kunci:5S; Fishbone; Safety; warehouse

Abstract

The titled of this research is Analysis of The Implementation 5S+Safety In Warehouse Area of PT. Bina
Busana Internusa Group, Semarang. PT. Bina Busana Internusa (BBI) is a subsidiary of Triputra
Group, one of the successful companies engaged in the garment. As it is known that in a company, the
storage system has an important role. Therefore, PT BBI has warehouse as a storage support
equipment for the production process. However, because of differences in size and type, the rapid
turnover of products in the warehouse and the limited space in the warehouse is what causes the
difficulty of arranging the existing storage on the PT. Bina Busana Internusa’s warehouse. One method
that can be used to facilitate the process of storage in a warehouse that is by using 5S + Safety. 5S +
Safety is an application program that emphasizes working attitude in the management of the physical
conditions of the workplace are organized. The method used is a method of collecting primary data and
secondary data collection. The discussion conducted by analysis of 5S + Safety and fishbone.
Implementation of 5S method on PT Bina Busana Internusa’s warehouse is not fully implemented
perfectly. Because of 6S which should have been applied, only 3S applied and are not optimally.
Proposed improvements given that the implementation of 5S is optimal namely in stages seiri (sort /
compact), Seiton (set in order / neat), Seiso (Shine / rehearsal), Seiketsu (standardize / patient),
Shitsuke (Sustain / diligent) and safety.

Keywords: 5S; Fishbone; Safety; warehouse


1. Pendahuluan petugas harus menelusuri nama yang ada pada box,
Program pembangunan di Indonesia telah mencari tumpukan keberapa, lalu baru mengambilnya.
membawa kemajuan pesat di segala bidang kehidupan Seperti yang diketahui bahwa dalam suatu
seperti sektor industri, jasa, konstruksi, property, dan perusahaan, sistem penyimpanan memiliki peran yang
transportasi. Oleh karena itu, semakin ketat pula penting. Agar tenaga kerja dapat bekerja lebih optimal
persaingan antar perusahaan dimana perusahaan harus dan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja, maka maka faktor fasilitas yang mempengaruhi kenyamanan
akan memaksa para pengelola perusahaan untuk dapat mereka dalam bekerja perlu diperhatikan oleh
bersaing dengan sempurna. Artinya perusahaan harus perusahaan. Penataan yang baik dan teratur akan
dapat mengikuti dan menerapkan perkembangan iptek meningkatkan efisiensi penggunaan ruang dalam
serta mampu menerapkan pengawasan/pengendalian perusahaan. Suatu perusahaan tentunya memiliki
agar dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien ruang yang terbatas untuk digunakan sebagai lantai
guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. produksi, area kantor, gudang penyimpanan, dan lain-
PT. Bina Busana Internusa (BBI) merupakan lain. Hal tersebut memaksa perusahaan agar efisien
anak perusahaan dari Triputra Group, salah satu dalam pemanfaatan ruang yang dimiliki.
perusahaan sukses yang bergerak di bidang garmen. Untuk meningkatkan produktivitas dalam
PT Bina Busana Internusa mulai didirikan pada tahun sistem pergudangan, diperlukan suatu metode agar
1989. Perusahaan ini dibangun berdasarkan peralatan yang terdapat di dalam gudang tersimpan
pengalaman dan pengetahuan profesional dari personel dengan baik dan dapat menghindari terjadinya
industri di bidang garmen. PT Bina Busana Internusa kesulitan pencarian dan pengambilan barang atau
bergerak secara khusus untuk memproduksi pakaian bahkan kerusakan karena penyimpanan yang tidak
kantor wanita dan pria, seragam rumah sakit dan tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
pakaian olahraga wanita dan pria. memudahkan proses penyimpanan dalam warehouse
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas yaitu dengan menggunakan metode 5S+Safety.
tinggi sesuai dengan keinginan konsumen diperlukan 5S+Safety merupakan suatu program penerapan sikap
sumber daya yang baik, seperti sumber daya manusia kerja yang menekankan pada pengelolaan kondisi fisik
yang ahli dan disiplin, material berkualitas tinggi, tempat kerja yang terorganisir.
mesin-mesin yang dapat beroperasi dengan baik, dan Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang
fasilitas infrastruktur yang baik. Untuk kelancaran terdapat pada PT Bina Busana Internusa adalah masih
proses produksinya, PT BBI memiliki warehouse kurang tepat dan efisiennya penggunaan ruang
sebagai tempat penyimpanan peralatan pendukung penyimpanan, serta kurang tertatanya penempatan
untuk proses produksi. Secara umum aktivitas yang barang yang ada pada gudang dan penyimpanan
terjadi di dalam warehouse meliputi penerimaan barang yang belum dilakukan secara teratur karena
material, penyimpanan material, dan pengeluaran belum adanya metode penyimpanan yang diterapkan
material dari warehouse. di dalam warehouse tersebut. Maka dari itu, untuk
Produk-produk yang dihasilkan pada meningkatkan produktivitas dalam sistem
perusahaan ini memiliki variasi ukuran dan jenis yang pergudangan, diperlukan suatu metode agar peralatan
tinggi. Variasi yang tinggi ini disebabkan oleh yang terdapat di dalam gudang tersimpan dengan baik
permintaan yang variatif dari konsumen. Karena dan dapat menghindari terjadinya kesulitan pencarian
adanya perbedaan ukuran dan jenis serta cepatnya dan pengambilan barang atau bahkan kerusakan
pergantian produk yang ada di gudang inilah yang karena penyimpanan yang tidak tepat. Salah satu
menyebabkan sulitnya mengatur penyimpanan yang metode yang dapat digunakan untuk memudahkan
ada pada gudang PT. Bina Busana Internusa ini. Tidak proses penyimpanan dalam warehouse yaitu dengan
hanya itu, karena adanya keterbatasan gudang maka menggunakan metode 5S+Safety.
banyak bahan baku yang diletakkan diluar gudang. Hal
tersebut membuat susunan gudang yang tidak begitu 2. Tinjauan Pustaka
tertata dengan rapi. Selain itu, pada gudang ini masih 2.1 Konsep 5 S / 5R
menggunakan box untuk penyusunan barang bakunya. 5S (sort, set in order, shine, standardize, dan
Jadi barang dimasukkan ke dalam box sesuai dengan sustain). 5S adalah sikap kerja yang bertujuan
jenisnya dan tidak menggunakan rak. Batas maksimal menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang
tumpukan box yang ada di gudang hanya ada dua bersih, rapi dan aman. Dengan begitu, 5S dapat
tumpukan. Padahal seperti yang diketahui bahwa mengurangi pemborosan pada tempat kerja, yang
penyimpanan dengan menggunakan rak dapat dapat menghambat efesiensi dan produktivitas pekerja
menghemat space yang digunakan untuk menyimpan dalam bekerja, dan juga dapat mengurangi barang
barang, karena penyimpanan juga memanfaatkan hasil produksi yang kotor, yang disebabkan aoleh
tinggi warehouse, tidak hanya panjang dan lebar tempat kerja yang kurang bersih. Hal tersebut dapat
saja.Sehingga saat mencari barang yang akan diambil, menambah tinggi biaya produksi, yang seharusnya

*)
Penulis Korespondensi
email : suliantoro-hery@yahoo.com
biaya yang lebih tersebut tidak perlu dikeluarkan oleh regular untuk mengetahui status setiap
perusahaan. Konsep ini berasal dari negara Jepang dan tahapan. Audit harus memastikan bahwa
merupakan kunci sukses bagi industri di negeri beberapa rutinitas dan jadwal berjalan
matahari terbit tersebut. semestinya.Audit juga harus menawarkan
Metodologi 5S berasal dari lima kata Jepang yaitu: kesempatan untuk bertanya dan menawarkan
Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Menurut feedback untuk menstimulasi perbaikan
Osada (2004) tahapan-tahapan implementasi 5S yaitu kedepannya.
sebagai berikut: 6. Keselamatan Kerja (Safety)
1. Seiri (Sort) Keselamatan kerja merupakan aspek penting
Tahapan ini mengacu pada pemilihan dan dalam pekerjaan atau kegiata hidup lainnya.
memilah elemen pada tempat kerja menjadi 2 keselamatan kerja selalu dijadikan sebagai
kategori utama, penting dan tidak penting, bahasan utama ketika berbicara dengan
dalam upaya untuk menghapus elemen yang mengenai pekerjaan. Hal ini karena
tidak terpakai atau jarang digunakan yang
keselamatan kerja mempunyai kontribusi
menumpuk dan menciptakan gangguan.
penting dalam peningkatan kinerja dan
2. Seiton (Set in Order)
Tahapan ini bertujuan untuk membuat ruang produksivitas pekerja. Untuk hal tersebut,
bagi setiap item yang sebelumnya telah maka setiap tenaga kerja sudah seharusnya
diklasifikasikan “penting”, sehingga lebih memahami pengertian keselamatan kerja bagi
mudah untuk diakses. Untuk membawa dirinya dan lingkungannya. Pengertian
pesanan ke tempat kerja, item harus keselamatan kerja memang sudah seharusnya
diklasifikasikan dengan label “penting”, dipahami secara umum oleh seluruh pekerja.
disusun dan ditempatkan berdasarkan Aspek keselamatan kerja memang harus
frekuensi penggunaannya sehingga operator dipahami semua orang sebab dalam
dapat dengan cepat menemukan lokasinya, konteksnya, keselamatan kerja ini mencoba
menggunakan, dan mengembalikan ke tempat untuk mencegah terjadinya kejadian negatif
semula. dalam kehidupan setiap orang.
3. Seiso (Shine)
Pada setiap aspek kehidupan, kejadian
S yang ketiga bertujuan untuk menciptakan
kondisi lingkungan kerja yang optimal negatif atau selanjutnya kita sebut
(termasuk mesin, peralatan, lantai, dan sebagaikecelakaan dapat saja terjadi. Hal ini
dinding) dalam rangka memelihara tempat karenasetiap aspek kehidupan membawa
kerja berada pada kondisi yang sertaancaman di balik eksistensinya. Kita
ideal.Pembersihan secara regular pada tempat harus mewaspadai setip kemungkinan yang
kerja memungkinkan operator untuk ada dibalik kondisi yang kita miliki. Beberapa
mengidentifikasi dan eliminasi sumber debu pengertian dasar keselamatan kerja adalah:
atau kekacauan.  Keselamatan kerja adalah upaya
4. Seiketsu (Standardize) mengurangi kemungkinan terjadinya
Standardisasi mencakup kemudahan kecelakaan saat melakukan pekerjaan
membedakan situasi normal dari yang tidak
(Ahira, 2011)
normal dengan menerapkan aturan sederhana
yang terlihat oleh semua operator.Untuk  Keselamatan kerja adalah upaya aktif
standarisasi, setiap anggota organisasi harus setiap orang untuk menjaga keselamatan
mempraktekkan secara kontinu 3S yang dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan
pertama.Untuk mencapai hal ini perlu untuk (Yudi, 2010).
dirancang dengan jelas dan mudah dimengerti  Keselamatan kerja adalah perlindungan
kontrol visual (tanda-tanda) yang diri terhadap segala kemungkinan yang
memungkinkan operator untuk membedakan dapat menyebabkan kecelakaan (Erry,
antara perilaku benar dan salah. 2010).
5. Shitsuke (Sustain)  Keselamatan kerja adalah tindakan
Disiplin agar setiap tahapan 5S menjadi preventif terhadap kecelakaan yang
kebiasaan terdiri dari, bekerja sesuai dengan
dilakukan sebagai bentuk tanggung
aturan, persetujuan, dan komitmen yang kuat
untuk mengimplementasikan metodologi ini. jawab diri saat bekerja (Wicaksono,
Salah satu faktor kunci untuk mencapai dan 2007).
menjaga implementasi yang sukses dari Ada dua hal terbesar yang menjadi
metodologi ini yaitu melaksanakan audit penyebab kecelakaan kerja antara lain:
 Perilaku yang tidak aman dan dan mengembangkan diagram ini pada tahun1960-an
 Kondisi lingkungan yang tidak aman (Wignjosoebroto, 2003).
Meski demikian, penyebab kecelakaan
yang pernah terjadi hingga menyebabkan
keselamatan kerja terganggu, hingga saat ini
lebih diakibatkan oleh perilaku yang tidak
aman dengan faktor sebagai berikut:
1. Tidak hati-hati.
2. Tidak mematuhi peraturan.
3. Tidak mengikuti standart prosedur kerja
4. Tidak memakai pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah
Presentase penyebab kecelakaan kerja Gambar 1 Fishbone
yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa Sumber: Imai, 1997
dihindarkan, seperti bencana alam. Faktor Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab
lain yang mengganggu keselamatan kerja problem antara lain (kemungkinan) terdiri dari :
24% disebabkan lingkungan atau peralatan material/bahan baku, mesin, manusia dan metode/cara.
yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena Semua yang berhubungan dengan material, mesin,
perilaku yang tidak aman. Tentu saja, cara manusia, dan metode yang dituliskan dan dianalisa
yang paling efektif untuk mencegah faktor mana yang terindikasi “menyimpang” dan
terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan berpotensi terjadi problem. Manfaat analisa tulang
menghindari terjadinya lima perilaku tidak ikan ini adalah memperjelas sebab – sebab sutau
aman yang telah disebutkan diatas. Oleh masalah atau persoalan. Berikut ini adalah langkah –
karena itu, harus diambil tindakan yang tepat langkah dalam membuat diagram tulang ikan (Imai,
terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar 1997) :
tenaga kerja memiliki konsep keselamatan 1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
dan kesehatan kerja demi mencegah 2. Mengidentifikasi akibat
terjadinya kecelakaan. Jika demikian, 3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
pendidikan akan keselamatan kerja sangat 4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara
penting artinya. Tujuannya antara lain untuk sumbang saran.
melindungi kesehatan tenaga kerja, 5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
meningkatkan efesiensi kerja, mencegah 6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. paling mungkin
Berikut berbagai arah keselamatan dan
kesehatan kerja: 3. Metode Penelitian
1. Mengantisipasi keberadaan faktor Metoda yang digunakan dalam penelitian ini
penyebabbahaya dan melakukan adalah sebagai berikut:
pencegahansebelumnya. 1. Metoda Pengumpulan Data Primer
2. Memahami jenis-jenis bahaya yang adadi Metoda ini digunakan untukmendapatkan
tempat kerja data yang sebenarnya dalam penelitian atau
3. Mengevaluasi tingkat bahaya di pengamatan secara langsung yang telah
tempatkita dilaksanakan. Metoda ini dilakukan dengan
4. Mengendalikan terjadinya bahaya dua cara yaitu:
ataukomplikasi. a. Wawancara, yaitu penulis
melakukandiskusi atau tanya jawab
denganPimpinan Departement di
2.2 Fishbone lapangandan operator di
Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) DepartementWarehouse tersebut.
merupakan konsep analisis sebab akibat yang b. Observasi, yaitu penulis
dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk melakukanpengambilan data dengan
mendeskripsikan suatu permasalahan dan caramengamati dan mencatat secara
penyebabnya dalam sebuah kerangka tulang ikan. langsung di Departement Warehouse.
Fishbone Diagrams juga dikenal dengan istilah 2. Metoda Pengumpulan Data Sekunder.
diagram Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang Metoda ini digunakan untukmendapatkan
ahli pengendali statistik dari Jepang, yang menemukan data / informasi secara tidak langsung,
antara lain:
a. List barang-barang yang user. Terdapat tiga warehouse yang ada di PT Bina
disimpandalam gudang Busana Internusa yaitu, warehouse kain dan dua
warehouse aksesoris. Warehouse ini digunakan untuk
menyimpan bahan baku yang akan diproduksi seperti
kain, kancing, resleting, benang dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan aktivitas pergudangannya, PT
3.1 Pengumpulan Data Bina Busana Internusa masih menggunakan sistem
Data yang didapatkan adalah data barang-barang yang manual, baik dari pencatatan dan aktivitas-
yang disimpan di dalam warehouse PT Bina Busana aktivitas pergudangan yang lainnya. PT Bina Busana
Internusa, yaitu: Internusa masih belum menggunakan software dalam
Tabel 1 Pengumpulan data hal pengaturan sistem dan pencatatannya. Sehingga
No Nama Q database barang yang sedang dipesan, sedang
1 100% Cotton/105 G/SQM, Yarn Dye 255 disimpan, ataupun yang telah diambil dari warehouse
2 100% Cotton/105 G/SQM, Yarn Dye 600 masih dicatat secara manual. Serta belum dilakukan
3 100% Cotton/105 G/SQM, Yarn Dye 144 penamaan atau pemberian kode pada setiap susunan
4 Button 4H 18L 4120 barang, sehingga pencarian barang masih berdasarkan
5 Flag Label, Woven 402 pengelompokan jenis-jenis barang yang diletakkan
6 Benang Epic Tex 80, 3000MT 2 pada box.
7 Benang Epic Tex 40, 5000MT 5
8 Benang Epic Tex 40, 5000MT 3 4.2 Analisa Permasalahan WarehousePT Bina
9 Benang Epic Tex 80, 3000MT 5 Busana Internusa
Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa PT Bina
10 Benang Epic Tex 40, 5000MT 11
Busana Internusa belum menerapkan software dalam
11 Benang Epic Tex 80, 3000MT 1
sistem pergudangannya sehingga setiap barang tercatat
12 Benang Epic Tex 40, 5000MT 3
lengkap secara manual dan pencarian lokasi barang
13 Decorative Label Adidas 407 masih dilakukan secara manual oleh petugas
14 Size Label Avery 21 warehouse. Karena belum adanya metode
15 Size Label Avery 112 penyimpanan yang diterapkan di dalam warehouse,
16 Size Label Avery 151 pencarian lokasi barang ini dilakukan dengan
17 Size Label Avery 88 pengelompokan jenis-jenis barang dari tumpukan box
18 Size Label Avery 95 tersebut.
19 Size Label Avery 24 Permasalahan lain yang ditemukan pada
20 Care Label White 489 warehouseini adalah belum digunakannya rak untuk
21 wie clad S 489 penempatan barang jadi setelah diproduksi, karena
22 Hangtag Adidas Neo 489 anggapan bahwa menggunakan rak hanya akan lebih
Tagpin / V -Fastener Propilen(#13004=0 mempersempit ruang pada warehouse. Padahal tujuan
23 489
P382C) utama dari penggunaan rakyaitu dapat menghemat
24 Polybag Adidas with Seal Tape 489 area yang digunakan untuk melakukan proses
25 Wie Hangtag 489 penyimpanan, karena jika menggunakan rak tidak
26 Carton Adidas 12 hanya area horizontal yang bisa digunakan namun juga
27 Carton Adidas 12 area vertikal dari warehouse.
28 Carton Adidas 24 Tidak hanya itu, pada warehouse ini, bahan baku
29 Security Label 394 yang relatif besar diletakkan pada luar warehouse
30 Security Label 394 karena ruangan warehouse sudah tidak cukup lagi,
31 Security Label 394 sehingga menimbulkan tumpukan-tumpukan kardus
diluar. Dimana penyusunan tersebut masih kurang
32 Hangtag Barcode 489
teratur dan masih ditemukan tumpukan kardus yang
33 Assmc Carton Sticker 489
tidak sesuai tempatnya.
Selain itu, data yang didapatkan yaitu dokumentasi
keadaan warehouse PT Bina Busana Internusa.
4.3 Evaluasi Budaya 5S pada WarehousePT Bina
Busana Internusa
4. Hasil dan Pembahasan
Suatu metode sangat dibutuhkan di dalam sistem
4.1 Kondisi WarehousePT Bina Busana Internusa
pergudangan agar aktivitas pergudangan lebih efektif
PT Bina Busana Internusa memiliki warehouse
dan efisien, serta peralatan yang terdapat di dalam
yang digunakan untuk kelancaran proses produksinya.
gudang tersimpan dengan baik dan dapat menghindari
Warehouse merupakan tempat pelaksanaan aktivitas
terjadinya kesulitan pengambilan barang atau bahkan
pergudangan, seperti penerimaan material,
kerusakan karena penyimpanan yang tidak tepat. Salah
penyimpanan material, dan pemberian material ke
satu metode yang dapat digunakan untuk memudahkan peletakkannya tercampur, baik itu barang jadi
proses penyimpanan dalam warehouse yaitu dengan ataupun bahan baku.
menggunakan metode 5S+Safety atau dikenal juga Pada warehouse ini, juga belum
dengan metode 5R dalam bahasa Indonesia. Tujuan menerapkan rak untuk sistem penyimpanan
dari metode 5S yaitu tercapainya efektivitas dan dalam warehouse. Mereka masih
efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan, terutama menggunakan sistem box/palet dimana ketika
pekerjaan yang berkaitan dengan penyimpanan barang. bahan baku diterima dari supplier, langsung
Metode 5S ini terdiri dari seiri (ringkas), seiton (rapi), melewati inspeksi dan diletakkan dalam box-
seiso (resik), seiketsu (rawat), dan shitsuke (rajin). box sesuai dengan pengelompokan jenis-jenis
1. Seiri (Sort / Ringkas / Pemilahan) barangnya. Box-box tersebut disusun dengan
Seiri merupakan aktivitas yang bertujuan kapasitas tumpukan dua box.
untuk memisahkan peralatan atau material 3. Seiso (Shine / Resik / Pembersihan)
yang tidak diperlukan dengan peralatan atau Seiso merupakan aktivitas yang bertujuan
material yang masih diperlukan. Sehingga untuk terjaganya kebersihan lingkungan
akan memberikan space yang lebih besar kerja, baik tempat kerja maupun barang atau
untuk menyimpan material lain yang masih material yang terdapat di dalamnya. Aplikasi
digunakan. Aplikasi tahapan ini pada tahapan ini pada warehousePT Bina Busana
warehousePT Bina Busana Internusabelum Internusa sudah terlaksana dengan cukup
sepenuhnya erlaksana dengan baik, karena baik. Hal ini terlihat dari tidak terdapat
masih ada di beberapa sudut bagian dari luar sampah yang berserakan di dalam warehouse.
warehouseyang terdapat tumpukan barang Lingkungan yang bersih merupakan tanggung
atau material yang tidak digunakan dan jawab dari keseluruhan karyawan.
seharusnya dibuang seperti kardus bekas Namun, meskipun bagian dalam
bahan baku. warehouse bersih tidak ada sampah, namun
Selain itu, karena produksi pada PT Bina ada suatu area diluar warehouse yang terdapat
Busana Internusa adalah sebuah pakaian tumpukkan sampah yang merupakan kardus
dimana perputaran bahan baku yang ada di bekas dari bahan bakuyang dikirim oleh
warehouse dapat dibilang relatif cepat, supplier.
sehingga banyak bahan baku sisa yang tidak 4. Seiketsu (Standardize / Rawat /
terpakai. Tiap tiga bulan selalu merombak Pemantapan)
layout yang ada di gudang karena bahan baku Seiketsumerupakan aktivitas yang
yang datang selalu berbeda-beda. Sedangkan memiliki tujuan yaitu kegiatan pemilahan,
sisa bahan baku tadi masih diletakkan penataan, dan pembersihan yang telah
didalam dan disimpan di warehouse. dilakukan tetap terlaksana secara
Seharusnya, barang tersebut diletakkan diluar berkesinambungan. Salah satu langkah yang
warehouse dan disusun dengan rapi sehingga diambil yaitu dengan membuat standarisasi
space yang ada didalam warehouse brtambah. untuk kegiatan-kegiatandi dalam warehouse.
2. Seiton (Set In Order / Rapi / Penataan) Pada warehousePT Bina Busana Internusa,
Seiton merupakan aktivitas yang belum adanya standarisasi ataupun metode
bertujuan agar barang tersusun dengan rapi, yang digunakan secara konstan atau
sehingga mudah ditemukan atau digunakan. berkesinambungan dalam pelaksanaan
Dengan tersusunnya barang secara rapi akan aktivitas di gudang karena terkendala
meminimasi waktu yang dibutuhkan untuk perputaran bahan baku yang relatid cepat.
mencari barang. Sehingga saat barang hendak 5. Shitsuke (Sustain / Rajin / Pembiasaan)
diambil oleh user dapat ditemukan dengan Shitsukebertujuan untuk membiasakan
cepat. Aplikasi langkah ini pada budaya 5S sebagai upaya untuk menciptakan
warehousePT Bina Busana Internusa belum lingkungan kerja yang lebih baik. Salah satu
terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat langkahnya yaitu dengan memberikan
dengan masih bertumpuknya material di pelatihan mengenai budaya 5S dikalangan
lantai dan belum di tata berdasarkan karyawan dan audit secara berkala.Pada
kegunaannya. warehousePT Bina Busana Internusa ini
Pada warehouse ini, peletakkan barang- belum dilaksanakannya pelatihan 5S dan
barang masih belum tertata rapi karena masih sosialisasi kepada karyawan khususnya
ada jenis barang yang berbeda namun karyawan bagian warehouse, bahkan hampir
diletakkan di area yang sama dan berdekatan, seluruh karyawan belum memahami atau
atau dengan kata lain masih ada barang yang bahkan mengetahui mengenai metode 5S.
Selain itu belum adanya audit yang dilakukan
secara berkala di warehousePT Bina Busana ditumpuk mengakibatkan karyawan harus
Internusa ini. mengangkat box dan membungkuk pada saat
mengambil karena maksimal kapasitas
tumpukan adalah dua tumpukan. Postur
6. Safety (Keselamatan Kerja) mengangkat beban berat dan membungkuk
Safety bertujuan untuk membiasakan adalah postur kerja yang tidak baik dan dapat
karyawan peduli dengan keselamatan kerja . mengakibatkan cacat fisik kerja.
Keselamatan kerja adalah aspek penting
dalam penongkatan kinerja dan produktivitas 4.4Fishbone Diagram
kinerja. Pada warehousePT Bina Busana Fishbone diagram atau diagram tulang ikan,
Internusa, masih banyak karyawan yang merupakan suatu tools yang biasa digunakan untuk
belum peduli akan keselamatan kerja. Seperti menggambarkan sebab akibat dari suatu permasalahan.
ketika sedang mengangkat-angkat barang Berdasarkan data-data yang telah diperolehn
beban berat, mereka tidak menggunakan sebelumnya, dapat dianalisis penyebab-penyebab
trolley namun menggunakan tangan kosong. terkait dari kondisi penyimpanan barang di dalam
Selain itu, karena keterbatasan ruangan dan warehousePT Bina Busana Internusa. Berikut ini
tidak menggunakannya rak pada warehouse, merupakan diagram tulang ikan penyebab belum
sedangkan yang dipakai untuk menyimpan di tertatanya barang-barang di dalam warehousePT Bina
dalam warehouse adalah box-box yang Busana Internusa.
MATERIAL MAN

Penempatan barang Jumlah karyawan


yang tercampur yang sedikit

Tidak digunakannya rak Kurang pemahaman


untuk penyimpanan material dan pelatihan 5S
BARANG DI DALAM
WAREHOUSE BELUM
TERTATA DENGAN
Menyatukan penyimpanan
Kurang luasnya
barang jadi dengan bahan
BAIK
kapasitas gudang
baku

Kurangnya Belum menerapkan


fasilitas gudang metode 5S

ENVIRONMENT METHODS

Gambar 2 Fishbone Diagram

4.5 Usulan Perbaikan Penerapan Budaya 5S pada digunakan lagi, sebaiknya dibuang atau dijual
Warehouse kembali kepada orang lain.
Berdasarkan evaluasi penerapan 5S pada
warehouse PT Bina Busana Internusa yang telah
dibahas sebelumnya, dapat diketahui bahwa penerapan 2. Seiton (Set In Order / Rapi / Penataan)
budaya 5S masih belum maksimal. Untuk itu Pelaksanaan aktivitas ini pada
diperlukan beberapa perbaikan terhadap penerapan warehouse PT Bina Busana Internusa belum
budaya 5S, yaitu sebagai berikut: terlaksana dengan baik. Usulan perbaikan
1. Seiri (Sort / Ringkas / Pemilahan) untuk tahapan ini yaitu:
Pada warehouse PT Bina Busana a. Diperlukan rak yang tersedia di dalam
Internusa langkah ini belum terlaksana warehouse sesegera mungkin agar
dengan baik, dimana masih ada tumpukan barang tersusun rapi dan lebih mudah
barang atau kardus yang tidak digunakan dicari.
berada di dalam area gudang. Barang-barang Rak tersebut adalah digunakan untuk
yang tidak digunakan tersebut sebaiknya tempat-tempat box sehingga dapat
harus segera dipindahkan ke gudang atau jika ditumpuk dengan rapi dan lebih mudah
sudah tidak dapat digunakan lagi dapat dalam pengambilan. Selain itu jika sudah
dibuang ke tempat sampah. Sehingga tidak menggunakan rak, hendaknya
memenuhi ruang gudang dan mengganngu menggunakan tangga untuk mengambil
aktivitas pergudangan. Sebagai contoh, sisa box-box yang letaknya diatas.
bahan baku benang yang sudah tidak
Punishment dapat berupa denda dalam
jumlah tertentu atau potongan gaji.
b. Membuat semacam poster tentang
pentingnya 5S dan ditempel di sudut-
sudut warehouse yang terlihat oleh
karyawan sehingga karyawan dapat
melihat dengan jelas dan selalu berusaha
menerapkannya.
5. Shitsuke (Sustain / Rajin / Pembiasaan)
Gambar 3 Rak Pada warehous ePT Bina Busana
Sumber: Google Images Internusatahapan ini belum terlaksana dengan
b. Lokasi penyimpanan material harus jelas baik, dimana belum adanya upaya agar 4
dan tercatat, jika perlu menggunakan tahapan sebelumnya dapat dipertahankan
software yang digunakan untuk (sustain). Usulan perbaikan terhadap tahapan
pergudangan agar sistem lebih ini yaitu :
terorganisir. Sehingga saat user hendak a. Dilakukannya audit secara berkala. Audit
mengambil barang, pertugas warehouse dapat dilakukan setahun sekali atau
dapat dengan cepat mengetahui lokasi sesuai dengan kebijakan perusahaan.
barang yang dimaksud, karena seperti Dalam melaksanakan audit, pengaudit
yang diketahui pada di warehousePT harus memiliki kriteria penilaian yang
Bina Busana Internusa ini belum telah ditentukan sebelumnya sehingga
menggunakan software dan masih akan memudahkan dalam proses audit.
dilakukan dengan pencatatan secara Audit dapat dilakukan dengan turun
manual. langsung ke warehouse dan melakukan
3. Seiso (Shine / Resik / Pembersihan) penilaian.
Penerapan pada langkah ini sudah b. Sosialisasi berkaitan materi 5S kepada
cukup baik di warehouse PT Bina Busana karyawan. Sosialisasi ini berisi
Internusa. Dimana keadaan di dalam penyadaran diri akan etika kerja, seperti
warehouse sudah cukup bersih. Lebih baik disiplin terhadap standar, saling
jika menerapkan kebijakan adanya hari untuk menghormati, malu melakukan
bersih-bersih setiap hari sabtu, agar tidak pelanggaran, dan lain-lain.
adanya sampah dan debu di dalam
warehouse. Namun tumpukan sampah di luar
gudang harus segera dibersihkan agar 6. Safety (Keselamatan Kerja)
lingkungan luar gudang menjadi lebih bersih. Penerapan tahapan ini pada warehouse
Tumpukan-tumpukan kardus sisa benang PT Bina Busana Internusa masih belum
yang sudah tidak digunakan lagi lebih baik terlaksana dengan baik, dimana belum adanya
dibuang atau bisa dijual kembali. standarisasi agar karyawan peduli akan
4. Seiketsu (Standardize / Rawat / keselamatan kerja. Usulan yang diberikan
Pemantapan) pada proses ini yaitu:
Penerapan tahapan ini pada warehouse a. Membuat peraturan yang jelas mengenai
PT Bina Busana Internusa masih belum hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
terlaksana dengan baik, dimana belum adanya di dalam warehouse. Peraturan ini dapat
standarisasi agar lingkungan yang sudah rapi berupa kontrol visual seperti larangan
dan bersih dapat dipertahankan. Usulan yang membuang sampah, tidak merokok, dan
diberikan pada proses ini yaitu: kewajiban menggunakan alat pelindung
a. Menerapkan reward dan punishment diri selama berada di lingkungan
untuk mempertahankan kondisi yang warehouse. Pembuatan larangan ini dapat
bersih dan rapi. Reward merupakan dilakukan dengan membuat rambu-
pemberian penghargaan kepada karyawan rambu yang bisa dilihat oleh semua
yang mematuhi peraturan-peraturan pengunjung warehousedan harus dipatuhi
warehouse dan berpartisipasi aktif dalam selama berada di area warehouse.
penerapan 5S. Reward yang diberikan bisa Berikut beberapa peringatan yang dapat
berupa piagam penghargaan atau plakat digunakan di dalam warehouse:
penghargaan. Punishment diberikan
kepada karyawan yang tidak mematuhi
peraturan yang ada di dalam warehouse.
dan tahapan safety. Pada tahapan seiri usulan
yang diberikan yaitu barang-barang yang
tidak digunakan harus segera dibuang ke
tempat sampah atau dijual kembali. Pada
tahapan seiton usulan yang diberikan yaitu
Gambar 4 Peringatan yang dapat digunakan di perlunya penataan material di warehouse ke
warehouse atas rak dan pemberian nama pada rak agar
Sumber: Google Images memudahkan pencarian barang. Pada tahapan
b. Sosialisasi berkaitan dengan kepedulian seiso usulan yang diberikan yaitu
keselamatan kerja kepada karyawan. membersihkan bagian luar dan tetap menjaga
Sosialisasi ini berisi penyadaran diri akan kebersihan dalam warehouse. Pada tahapan
penggunaan APD, postur kerja yang baik seiketsu diperlukan adanya standarisasi agar
dan pentingnya keselamatan kerja dalam lingkungan yang rapi dan bersih dapat
dipertahankan. Kemudian untuk tahapan
pekerjaan.
shitsuke diperlukan adanya audit dan
c. Setelah mengganti box/palet dengan sosialiasi berkaitan dengan budaya 5S agar
menggunakan rak, disarankan postur karyawan di warehousedapat memahami
kerja pengambilan barang menjadi lebih nilai-nilai 5S. Dan pada tahap safety
baik dan tidak menimbulkan cacat fisik diperlukan adanya sosialisasi tentang
kerja. Dengan adanya tangga untuk keselamatan kerja, pembuatan poster 5S dan
memfasilitasi pengambilan barang di ditempel disudut-sudut ruangan warehouse
permukaan atas juga dapat memperbaiki serta penggunaan rak yang dioptimalkan.
postur kerja karyawan.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang
5. Kesimpulan berkontribusi pada penelitian ini.
Kesimpulan dari laporan Kuliah Kerja Industri ini
yaitu sebagai berikut:
1. Warehouse merupakan tempat yang berfungsi Daftar Pustaka
untuk menyimpan barang yang akan
digunakan dalam proses produksi. Pada Ahira, Anne. 2011. Pengertian Keselamatan Kerja
warehousePT Bina Busana Internusa, Secara Umum. (Online),
aktivitas utama pergudangan meliputi http://www.anneahira.com/pengertiankeselamat
penerimaan barang, penempatan barang di an-kerja.htm, diakses tanggal 28 Mei 2011)
dalam gudang, dan mengeluarkan barang dari Erry, Rimawan. 2010. Analisa Penerapan 5S+Safety
dalam gudang. pada area warehouse di PT Multifilling Mitra
2. Penerapan metode 5S pada warehouse PT Indonesia.
Bina Busana Internusa belum sepenuhnya Imai, Masaaki. 1997.Gemba Kaizen. Alih Bahasa oleh
terlaksana secara sempurna. Karena dari 6S Kristianto Jahja. Jakarta: yayasan Toyota-Astra
yang harusnya diterapkan, hanya 3S yang & Divisi Penerbitan Lembaga PPM.
diterapkan dan belum secara maksimal. Osada, Takashi. 2004. Sikap kerja, 5S, Cet. 5, PPM,
Seperti masih banyaknya barang yang belum Jakarta.
tertata dengan baik, dan ada barang yang Wicaksono, Rohullah Aji. 2007. Usulan Penerapan 5S
masih tertumpuk di dalam warehouse padahal Dalam Upaya Menurunkan Biaya Produksi Pada
tidak digunakan. Untuk kebersihan, pada Industri Kecil dan Menengah (Studi Kasus
bagian dalam warehouse sudah bersih, namun Perusahaan Sepatu Cibaduyut Bandung). Tugas
masih terdapat tumpukan sampah dalam akhir sarjana tidak diterbitkan. Bandung: ITB.
jumlah besar yang terdapat di bagian luar Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik &
warehouse. Selain itu, belum adanya Manajemen Industri Edisi Pertama. Penerbit:
kepedulian akan keselamatan kerja pada Guna Widya. Surabaya.
karyawan-karyawan warehouse. Yudi. 2010. Budaya Kerja. (Online),
3. Usulan perbaikan yang diberikan agar (http://www.karosta.blogspot.com/2010
penerapan 5S lebih optimal yaitu pada /02/budaya-kerja.html, diakses tanggal 12 Juni
tahapan seiri (sort/ringkas), seiton (set in 2011)
order/rapi), seiso (shine/resik), seiketsu
(standardize/rawat), shitsuke (sustain/rajin)

Anda mungkin juga menyukai