BAB I
POROS DAN PASAK
A. Deskripsi singkat
Dalam bab ini dibahas/dijelaskan mengenai pengertian/defisnisi poros dan macam-
macamnya, serta bahan yang digunakan. Selain itu juga dibahas/dijelaskan mengenai
bagaimana merancang poros, dari mulai menentukan bahan, menentukan faktor-faktor
koreksi yang terjadi, hingga menentukan diameternya.
Spindle adalah poros yang hanya menerima beban puntir saja, berarti poros ini hanya
digunakan untuk memindahkan putaran saja. Poros seperti ini misalnya saja pada
mesin-mesin perkakas (mesin bubut, mesin frais, dsb). Selain beban puntiran, poros
spindle juga menerima sedikit beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan
secara efektip apabila deformasi yang terjadi
pada poros tersebut kecil.
Berdasarkan bentuknya poros dibedakan menjadi :
Poros lurus
Poros engkol
C. Bahan poros
Oleh karena digunakan untuk mendukung beban dan atau memindahkan putaran,
biasanya poros ditumpu/didukung bantalan (bearing) yang berfungsi untuk membatasi
gerakan dari poros tersebut. Sehingga bahan poros harus mempunyai kekuatan dan
kekerasan yang memadai untuk itu, yaitu lebih kuat atau lebih keras dari bahan bantalan.
Misalnya saja baja AISI seri 3xxx (baja crom nikel), atau baja seri 8xxx (baja crom-nikel-
vanadium). Tetapi untuk poros-poros yang tidak terlalu menahan beban yang besar, maka
baja seri 2xxx (baja nikel) atau baja seri 9xxx (baja mangan silikon) juga banyak
digunakan.
Baja lain yang sering digunakan adalah baja spesial ASSAB, seri 709M (C = 0,42%, Si =
0,25%, Mn = 0,75%, Cr = 1,05%, dan Mo = 0,20%), seri 7210M (C = 0,15%, Si =
0,25%, Mn = 0,90%, Cr = 0,80%, Ni = 1,20%, dan Mo = 0,10%), CR-8000 (C = 0,28%,
Mn = 1,60%, Ni = 0,40%, Cr = 1,60%, Mo = 0,20%, dan sebagainya.
D. Perhitungan poros
1. Momen Bengkok dan Tegangan Bengkok
Momen bengkok adalah sebuah momen (gaya x jarak) yang dapat mengakibatkan
suatu komponen/poros mengalami bengkok. Akibat
bengkok maka serat pada salah satu sisi akan tertarik M M
sebenarnya tegangan bengkok tidak lain adalah tegangan tarik atau tegangan tekan
yang terjadi pada serat yang berlawanan dalam satu penampang.
Bila sebuah poros mendapat momen bengkok sebesar M, maka tegangan bengkok
yang terjadi pada serat terluar (σ) adalah :
.
σb = σb = tegangan bengkok (N/mm2)
Untuk poros yang berpenampang bulat berlubang dengan diameter luar do dan
diameter dalam di, maka Ix = (do4 – di4), sehingga tegangan bengkoknya :
σb = ( )
M ……………………………………………………(Rumus 1b)
σb = ( )
M ..............................................................................(Rumus 1c)
Contoh 1 :
Sebuah cantilever yang panjangnya 2 m dan F
diameter 32 mm, dibebani dengan F = 1,5
KN pada ujungnya (lihat gambar di
samping). Hitunglah tegangan maks. yang
terjadi pada serat terluar, bila berat
cantilever 0,5 KN ?
Jawab :
F
Dari free body diagram di samping
MR
didapat momen bengkok maksimum
Rx
terjadi pada ujung jepitan balok, yang
besarnya : Ry W
Contoh 2 :
Sebuah pipa yang panjangnya 3 m dengan F1 F2
M
penampang diameter luar (do) 40 mm dan
diameter dalam (di) 36 mm, ditumpu dengan
engsel dan roll seperti pada gambar di
2,5 m 0,5 m
samping. Jika F1 = 800 N, F2 = 350 N dan M
= 200 Nm, tentukan tegangan maksimum yang terjadi pada pipa jika berat pipa
diabaikan ?
Jawab :
Dari free body diagram didapat bahwa :
ΣFx = 0 RAH = 0 F1 F2
M
ΣFy = 0 RAV –F1 + RB – F2 = 0
RAH
RAV – 800 + RB – 350 = 0
RAV + RB = 1150………(1)
RAV RB
ΣMA = 0 M + F1.1,25 – RB.2,5 + F2.3 = 0
200 + 800.1,25 – 2,5 RB + 350.3 = 0
atau :
.
σb = ( )
M= ( )
512500 = 237,182 N/mm2 = 24,178 kgf/mm2
puntirnya :
τ= T ……………………………………………………….......(Rumus 2a)
Bila poros berlubang maka momen inersia luasan polair Ip = (do4 – di4), sehingga
τ = π( )
T ….........………………..………………………....…(Rumus 2b)
τ= ( )
T .................................................................................(Rumus 2c)
Contoh 3 :
Sebuah poros digunakan untuk memindahkan daya 2 KW pada putaran 500 rpm.
Tentukan tegangan puntir yang terjadi pada poros, bila : (a) poros pejal dengan
diameter d = 30 mm, dan (b) poros berlubang dengan do = 30 mm dan di = 24 mm ?
Jawab :
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Elemen Mesin 7
maka :
σk = ½ M+ ( . M) + ( 𝑇)
σk = 𝑀 + √𝑀 + 𝑇 ............................................................(Rumus 3)
Untuk mengatasi adanya beban kejut atau beban berfluktuasi (berubah-ubah), maka
nilai M harus dikalikan dengan faktor koreksi untuk momen (KM) dan nilai T dikalikan
dengan faktor koreksi untuk torsi (KT), sehingga rumus di atas menjadi :
σk = K .M + (K . M) + (K . T) ……………….........(Rumus 3a)
Bila poros berlubang dengan diameter luar do dan diameter dalam di, maka rumus 3a
dapat diubah menjadi :
σk = ( )
K .M + (K . M) + (K . T) ............…………..(Rumus 3b)
σk = ( )
K .M + (K . M) + (K . T) ...........................(Rumus 3c)
Besarnya nilai KM = 1,5 ÷ 3 dan nilai KT = 1,0 ÷ 2,5 (tergantung kondisi beban)
Sedangkan tegangan puntir kombinasi dapat dirumuskan sebagai :
τk = ( 𝜎 ) + 𝜏 bila : σb = M dan = 𝑇
maka :
τk = ( . M) + ( 𝑇)
τk = π √M + T ..............................................................................(Rumus 4)
dengan adanya faktor koreksi untuk momen bengkok dan faktor koreksi untuk torsi,
maka :
τk = π (K . M) + (K . T) ……………………………..(Rumus 4a)
τk = π( )
(K . M) + (K . T) ...........………………………...Rumus 4b)
τk = π ( )
(K . M) + (K . T) ...........………………………(Rumus 4c)
Contoh 4 : F1 F2
Sebuah poros yang panjangnya 300
mm, digunakan untuk memindahkan
daya 2 KW/2000 rpm dengan beban
120 120 60
F1 = 200 N dan F2 = 400 N seperti
pada gambar di samping. Jika poros berlubang dengan do = 36 mm dan di = 30 mm,
tentukan tegangan kombinasi tarik yang terjadi pada poros, bila dianggap KM = 2,5
dan KT = 1,5 ? F1 F2
Jawab :
Dari free body diagram di samping dapat
dihitung :
ΣFx = 0 tidak ada.
RA RB
ΣFy = 0 RA – F1 + RB – F2 = 0
RA – 200 + RB – 400 = 0
RA + RB = 600
ΣMA = 0 F1.120 – RB.240 + F2.300 = 0
200.120 – 240 RB + 400.300 = 0
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Elemen Mesin 9
4. Beban aksial
Beban aksial adalah beban yang mempunyai arah
sama dengan sumbu poros (beban yang searah
dengan sumbu poros). Beban yang mempunyai arah
seperti itu, bisa berbentuk tekan (compression) atau
tarik (tension). Bila beban tekan maka poros akan
mendapat tegangan tekan, dan bila beban tarik
maka poros akan mendapat tegangan tarik, dengan rumus yang sama yaitu :
σ=
Keterangan :
σ = tegangan tarik/tekan (N/mm2)
F = beban tarik/tekan (N)
π
A = luas penampang poros (= d2) (mm2)
Tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban tarik akan memperbesar tegangan
kombinasi yang terjadi pada poros seperti dalam pembahasan di atas.
Jadi tegangan kombinasi akibat beban aksial, beban bengkok, dan beban puntir, maka :
σk = α π + K .M + (K . M) + (K . T) .....................................(Rumus 5a)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Elemen Mesin 10
σk = α π ( )
+ ( )
K .M + (K . M) + (K . T) ..................(Rumus 5b)
Keterangan :
α = faktor koreksi beban aksial (tergantung angka kerampingan poros) (= 1 s/d 2)
Apabila beban tekan yang bekerja pada poros melebihi harga tertentu dan poros cukup
panjang, maka kemungkinan poros akan mengalami bukckling (dibahas tersendiri).
Contoh 5 :
Sebuah poros digunakan untuk memindahkan daya 5 PK pada
putaran 1200 rpm, dengan posisi seperti gambar di samping.
Poros juga mendapat beban F1 = 800 N, F2 = 500 N, dan
beban vertikal (berat poros dan pulley), sebesar 200 N. Jika
bahan poros adalah baja setara st42, faktor keamanan bahan
(V) = 5, faktor koreksi momen bengkok (KM) = 2,5, faktor
koreksi momen puntir (KT) = 1,5, dan faktor koreksi beban
200
aksial () = 1,2, tentukan diameter poros bila poros dianggap
pejal ?
Jawab :
Dari free body diagram di samping didapat :
ΣFx = 0 RAV = W = 200 N
ΣFy = 0 RAH + RB – F1 – F2 = 0 RAH + RB = F1 + F2 = 1300 N
ΣMA = 0 W.0 + F1.100 – F2.200 + RB.400 = 0 RB = 50 N RA = 1250 N
MF1 = 0
MA = F1.100 = 800.100 = 80.000 Nmm
MF2 = F1.300 – RA.200 = 800.300 – 1250.200 = 240.000 – 250.000 = –10.000 Nmm
MB = 0
Jadi momen maksimum terjadi pada titik A, sebesar 80.000 mm.
Momen puntir atau torsi : T = 9,55 P/n = 9,55.5.745/1200 Nm = 29,644792 Nm =
29644,792 Nmm
Tegangan ijin bahan : i = u/V = 42/5 = 8,4 kgf/mm2 = 82,404 N/mm2
Dari rumus 5b : σk = α π + K .M + (K . M) + (K . T)
.
82,404 = 1,2 + 2,5.80000 + (2,5.80000) + (1,5.29644,792)
π
d = 29,292 mm
Keterangan :
θ = sudut puntir (radian)
T = momen puntir/torsi (Nmm)
L = panjang poros (mm)
G = modulus geser (N/mm2)
π
Ip = momen inersia polair (mm4) (= d )
Bila nilai Ip tersebut dimasukkan ke rumus (6a) di atas, dan satuannya diubah dari
radian (rad) menjadi derajat (o), maka rumus menjadi :
Θ= (o) ..............................................................................(Rumus 6b)
Contoh 6 :
Sebuah poros yang panjangnya 500 mm dan diameter 25 mm, digunakan untuk
memindahkan daya 2 HP/1800 rpm. Jika bahan poros mempunyai harga G = 180 GPa,
hitunglah sudut puntir yang terjadi pada poros ?
Jawab :
.
To rsi yang terjadi pada poros : T = 9,55. = 9,55. = 7,905 Nm = 7905 Nmm
T.L .
Sudut puntir pada poros : Ѳ = 584 = 584 = 0,033o.
G.d4 .
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Elemen Mesin 12
a F b yx = (L2 – x2 – b2)
x Lenturan di tengah-tengah balok (x = ½ L) :
5. Balok dengan beban terpusat di Lenturan pada titik yang berjarak x dari engsel
luar tumpuan yx = (x– L )
yF = (L – a)
ymaks = √
Keterangan rumus :
y = lenturan/defleksi (mm)
F = gaya/beban (N)
w = berat poros/balok per satuan panjang (N/mm)
L = panjang poros/balok (mm)
E = modulus elastisitas bahan poros/balok (N/mm2) baja : E = (210 ÷ 220) GPa.
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Elemen Mesin 14
Contoh 7 :
F
Sebuah poros yang panjangnya 1,2 m dan
beratnya 48 N ditumpu pada kedua ujungnya
dengan bantalan, dan diberi beban F = 250 N
seperti pada gambar. Jika bahan poros adalah 700 500
baja dengan modulus elastisitas E = 210 GPa,
tentukan lenturan maksimumnya bila Ø poros 24 mm ?
Jawab : w
. .
yF = = . . .
= 2,487 mm
= 1,486 mm
Lenturan di tengah-tengah balok akibat F2 :
yF1 =yF2 = 1,486 mm
Jadi lenturan total di tengah-tengah gandar : RA RB
ytot = 0,154 +1,486 + 1,486 = 3,126 mm +
Lenturan di titik F1 akibat w :
w
3 2 3 , .
yw = (L – 2 Lx + x ) = . . ,
. .
yF2 = (L2 – x2 – b2) = . . . ,
(12002 – 2002 – 2002) = 0,648 mm
7. Putaran kritis
y1 y2 y3
Setiap benda, atau poros, mempunyai
frekwensi alami, yang besarnya sangat
tergantung pada kekakuan (stiffness)
benda/poros tersebut. Nilai kekakuan
suatu poros merupakan perkalian antara W3
W1
modulus elastisitas (E) bahan poros dan W2
momen inersia luasan (I) penampang poros tersebut. Bila kemudian poros berputar
dengan frekwensi yang sama atau hampir sama dengan frekwensi alaminya, maka
terjadilah resonansi pada poros yang ditandai dengan getaran dengan amplitudo yang
sangat besar, sehingga poros patah. Putaran poros yang menyebabkan poros
mengalami resonansi tersebut disebut sebagai putaran kritis (ncr), yang besarnya sangat
dipengaruhi oleh b eban poros dan lenturan poros dimana beban tersebut berada.
Menurut persamaan Rayleigh-Ritz, besarnya putaran kritis dapat dinyatakan sebagai :
⋯
ncr = 29,91 .................................................................(Rumus 7)
⋯
Keterangan rumus :
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
F = berat beban atau gaya (N)
y = besarnya lenturan pada tiap-tiap beban (m)
Contoh 9 :
(ke bawah)
RA RB
Lenturan di titik beban F1 akibat beban F2 :
( ) . . .( . )
YF1F2 = a = 100. . . . ,
= 0,0493 mm
. .
y= = . .
= 0,0493 mm (ke atas)
( , . ) ( , . )
ncr = 29,91 ( , . ) ( , . )
= 4521,73 rpm ≈ 4500 rpm
8. Pasak (key)
Pasak (key) adalah sebuah komponen mesin yang digunakan untuk menyambung/
menyatukan dua komponen mesin yang lain agar berputar/bergerak bersama-sama.
Dapat juga diartikan pasak adalah sebuah komponen mesin yang digunakan untuk
memindahkan putaran dari poros ke komponen
mesin yang lain.
Untuk mengetahui kekuatan pasak, maka dapat
diketahui dari kekuatan geser dan kekuatan
d tekannya.
Misalnya sebuah pasak digunakan untuk
memindahkan daya P (watt) pada putaran n
(rpm), berarti torsi yang dipindahkan oleh pasak
adalah :
T = 9,55 (Nm)
Jika pasak dipasang pada poros yang berdiameter d (mm), maka gaya geser atau gaya
tekan yang membebani pasak adalah :
F = 2000 (N)
w t = ⅔w
l Tegangan geser yang terjadi pada pasak
adalah :
τ= = .
= / .
= .
(N/mm2) ………………………………….....(rumus 8a)
Bila tegangan geser yang terjadi melebihi tegangan geser ijin bahan pasak (τijin), maka
pasak akan terbelah atau gompel.
Kemudian tegangan tekan atau tekanan bidang (crushing stress) yang terjadi pada
pasak adalah :
p= = = = .
(N/mm2) .....................................................(rumus 8b)
. .
Bila tegangan tekan yang terjadi melebihi tegangan tekan ijin bahan pasak (pijin), maka
pasak akan mudah aus, sehingga pasak akan menjadi longgar (oblak) dan akhirnya
daya yang dipindahkan pasak tidak optimal.
E. Soal-soal latihan
1. Sebuah gandar yang panjangnya 0,8 m,
W1 W2
digunakan untuk mendukung beban W1 = W2
= 600 N. Jika bahan gandar adalah baja setara
dengan st 42, tentukan diameter minimum
100 600 100
yang diijinkan agar gandar tidak patah ?
(faktor keamanan bahan V = 8 dan faktor
koreksi momen KM = 2,5)
2. Sebuah poros yang panjangnya 16” dan diameter 1⅛”, terbuat dari baja dengan
tegangan ultimate (σu) = 60 ksi = 60000 psi.
Poros digunakan untuk memindahkan daya P
dari roda gigi ke pulley (lihat gambar). Jika
putaran poros 1200 rpm, faktor keamananan
bahan V = 6, faktor koreksi untuk momen KM
4” 12”
= 2,5, dan faktor koreksi untuk torsi KT = 1,5, W1
W2
tentukan daya P maksimum yang mampu
dipindahkan poros ? (W1 = 120 lbf dan W2 = 80 lbf)
3. Sebuah poros berlubang yang terbuat dari baja setara st 50, dengan diameter luar (do)
32 mm dan diameter dalam (di) 20 mm, digunakan untuk memindahkan daya 5 PK
pada putaran 3000 rpm (lihat gambar di samping). Daya masuk melalui pulley I dan
keluar lewat pulley II. Jika gaya yang diakibatkan oleh sabuk pada pulley I (F1) = 800
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Elemen Mesin 21
keamanan bahan (V) = 6, faktor koreksi utuk momen bengkok (KM) = 2, serta faktor
koreksi untuk momen puntir (KT) = 2, tentukan ukuran diameter poros bila poros
berlubang dengan perbandingan di/do = 0,8 ? (faktor koreksi beban aksial atau α = 1,2)
koreksi momen puntir (KT) = 1,5, tentukan diameter minimum poros agar mampu
memindahkan daya di atas, bila poros berlubang dengan k = 0,75 ? Bila baja
mempunyai nilai E = 210 GPa, tentukan lenturan maksimum poros ?