Dosen:
Prof. Iswandi Imran., Ph.D
Disusun Oleh:
REKAYASA STRUKTUR
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
PERNYATAAN :
Dengan Hormat
(Endah Trisnawati)
2.a. Bila bearing jembatan tersebut diganti dengan asolator seismik, desain jenis isolator
sesmik yang sesuai (Gunakan jenis isolator seismik yang tersedia di beberapa website)
Isolasi seismic atau seismic isolation base adalah suatu desain struktur bangunan yang
dilakukan dengan memasang jenis isolator tertentu pada jembatan (di atas pier) dengan tujuan
membatasi respon struktur jembatan pada saat terjadi gempa. Dengan adanya base isolation,
energy yang ditimbulkan oleh getaran tanah dapat diredam, sehingga menjadi sangat kecil
dibandingkan apabila jembatan didirikan langsung tanpa base isolation, atau disebut dengan
jembatan konvensional. Jembatan tanpa base isolation akan bergerak dengan kasar apabila
tanah bergetar dan akan mengalami simpangan yang sangat besar.
Dengan weight upper structure berdasarkan hasil analisis SAP2000 untuk Force Based Design
(FBD) adalah 1,5 MN didapatkan spesifikasi minimum LRB yang memenuhi adalah sebagai
berikut:
• Diameter of Rubber Pad (d) = 600 mm
• Diameter of Lead Core (dpb) - 15% - 33% Diameter of Rubber Pad = 0.28 x 600 mm = 168 mm
• Shear Modulus (G) – 0.6 – 1.35 MPa diasumsikan 1.35 MPa
• Thickness of Total Rubber diambil sebesar 40 mm (sesuai dengan spesifikasi Tabel)
• Equivalent Viscous of Damping Ratio (ξ) – 15% - 30% diasumsikan 30 %
Kesimpulan
V base yang dihasilkan jauh lebih kecil jika menggunakan Metode Force Based Design (FBD)
dengan R = 3.5 sehingga dapat disimpulkan dengan menggunakan diameter of rubber pad (d)
= 600 mm dengan tebal rubber pad (t) = 40 mm struktur jembatan aman.
2.b. Seberapa efektif isolator tersebut dalam mereduaksi gaya gempa pada pier?
Bandingkan dengan kondisi tanpa isolator, baik dengan dan tanpa faktor R (tinjau
kondisi kegempaan di dua arah sesuai GSID)
2.e Bagaimana desain isolator tersebut supaya pier tetap elastis saat terkena gempa
rencana sesuai SNI 2833?
Untuk menentukan kinerja struktur dengan Displacement Coefficient Method (DCM) langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan koefisien C0
∑𝑁𝑁
1 𝑚𝑚𝑖𝑖 ∅𝑖𝑖,𝑛𝑛
𝐶𝐶0 = ∅1,𝑟𝑟 𝑁𝑁
∑1 𝑚𝑚𝑖𝑖 ∅2𝑖𝑖,𝑛𝑛
Struktur jembatan yang ditinjau merupakan sistem struktur SDOF (Single Degree of
Freedom) sehingga faktor C0 adalah 1.
2. Menentukan kurva pushover
6. Menentukan nilai R
𝑆𝑆𝑎𝑎
𝑅𝑅 = 𝐶𝐶
𝑉𝑉𝑦𝑦 /𝑊𝑊 𝑚𝑚
7. Menentukan nilai modification factor (C1)
𝑅𝑅 − 1
𝐶𝐶1 = 1 +
𝛼𝛼𝑇𝑇𝑒𝑒2
8. Menentukan nilai modification factor (C2)
1 𝑅𝑅 − 1 2
𝐶𝐶2 = 1 + � �
800 𝑇𝑇𝑒𝑒
9. Menentukan nilai modification factor (C3)
Nilai C3 disarankan untuk digantikan dengan batas nilai maksimum R untuk menghindari
instabilitas dinamik :
∆𝑑𝑑 𝛼𝛼2−1
𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = +
∆𝑦𝑦 4
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dengan Displacement Coefficient Method (DCM) didapat bahwa nilai
rotasi pier adalah sebesar 0.81 % yang mengindikasikan bahwa pier tersebut masih dalam
keadaan elastic atau memiliki tingkat kinerja fully operational (< 1%).
Tabel Tingkat Kinerja Jembatan
2.f Apakah detailing seismik pada pier harus tetap memenuhi persyaratan detailing
untuk zona sismik 4?
Harus tetap memenuhi persyaratan zona seismik 4 karena pada zona 4 zona paling rawan
terjadinya gempa.