Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ELEMEN MESIN II

REVIUW JURNAL NASIONAL

(RANCANG BANGUN KOPLING WEIGHT FEEDER COAL L62-WFI)

OLEH

AGUNG PRTAMA
EICI19014

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
PENDAHULUAN

Weight feeder coal adalah alat penimbang dan pengumpan material yang akan masuk dan
digiling di dalamcoal mill[2]. Weight feeder digerakan oleh sebuah motor listrik yang dayanya
diteruskan oleh kopling berjenis flange kopling dan di transmisikan oleh gearboxuntuk menghasilkan
putaran dan torsi yang dibutuhkan oleh belt weight feeder untuk transportmaterial.Flange kopling
yang digunakan menggunakan plate flange berbahan aluminium telah digunakan selama 23 tahun,
hal tersebut membuat kopling mengalami fatik dan akhirnya rusak. Berikut ini grafik performa dari
weight feeder selama bulan desember 2018:

Gambar 1. Run Hours Weight Feeder ( Desember 2018)[1]

Berdasarkan grafik yang di dapat dari Technical Information System PT. SBI, terlihat jelas pada
bulan desember run hours dari weight feeder memiliki rata-rata dibawah 24 jam, penyebab utama
dari rendahnya run hours weight feeder adalah rusaknya kopling weight feeder.Hal tersebut sangatlah
merugikan baik dari biaya mekanikal maupun produksi.

Gambar 2. Data Produksi Fine Coal (Desember 2018)


Berdasarkan grafik tersebut dapat dihitung rata-rata produksi fine coal pada bulan desember
kurang dari 1200 ton/hari, hal tersebut disebabkan oleh rusaknya kopling weight feeder[1]. Kopling
weight feeder coal mengalami kerusakan, flange dari kopling mengalami sombeng pada bagian hub
yang mana di akibatkan oleh material yang mengalami fatik, tidak adanya spare part dari pabrik
pembuat weight feeder menjadi alasan utama rancang bangun kopling weight feeder coal tersebut.

Kopling tersebut telah berumur 23 tahun dan tidak pernah dilakukan pergantian maupun
perawatan. Tujuan projek rancang bangun kopling weight feeder coal L62-WF1 adalah untuk
membuat weight feeder coal bekerja dengan baik tanpa adanya kerusakan pada sistem penggerak
yang mana menyebabkan proses produksi fine coal menjadi terhambat dan menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian.

Kerusakan kopling tersebut membuat proses produksi fine coal menjadi terhambat dan sangat
merugikan perusahaan karena jika jumlah fine coal pada penampungan atau bin menipis maka bahan
bakar solar digunakan sebagai bahan bakar yang di mix atau di campur dengan fine coal untuk
mengurangi jumlah penggunaan fine coal sebagai bahan bakar utama. Penggunaan bahan bakar solar
tersebut tentu sangatlah merugikan, karena sesuai SOP perbandingan penggunaan campuran fine coal
dengan solar pada feed material raw meal yaitu 1:10. Dalam menit solar yang digunakan sekitar 170
liter, yang mana harga persatuan liter solar industri adalah Rp 9.314, maka jika di kalkulasi dalam 1
jam kerugian perusahaan dari penggunaan solar adalah Rp 95.000.000,00.
METODE

Gambar 3. Diagram Alir

Berdasarkan Gambar 3, maka berikut adalah metode yang digunakan. Pertama melakukan
analisa kebutuhan. Analisa kebutuhan dilakukan dengan mengamati secara langsung benda kerja yang
menjadi tugas akhir serta mempelajari informasi-informasi hasil observasi guna mempermudah dalam
menyelesaikan masalah Selain itu analisa kebutuhan juga mempermudah perancangan alat tugas
akhir seperti mengetahui mekanisme kerja alat dan konstruksi weight feeder secara detail. Metode
yang kedua yaitu melakukan studi literature mekanisme kerja alat, studi literature dilakukan dengan
mencari informasi dari internet, jurnal-jurnal penelitian, Technical Information System (TIS) serta
buku manual yang terkait dengan tugas akhir ini.

Diagram alir berikutnya setelah melakukan studi literature yaitu melakukan perhitungan
kekuatan alat, seperti torsi dan beban yang di terima, kemudian penentuan material. Material
ditentukan dari kekuatan atau beban yang diterima oleh benda. Setelah penentuan bahan dilakukan
maka metode selanjutnya adalah menentukan ukuran benda kerja, benda kerja di tentukan
ukurannya didasarkan dari beban yang diterima dan juga bahan yang dugunakan. Kemudian hasil
perancangan tersebut menjadi bahan diskusi dengan superintendent area tugas akhir dan juga
engineer area. Setelah rancangan disetujui maka metode selanjutnya ialah pembuatan gambar
assembly, setelah gambar assembly di setujui maka dimulai untuk membuat kerja tiap bagian dengan
menggunakan software desain. Setelah gambar kerja di setujui maka proses pembuatan benda
dilakukan, proses pembuatan tersebut seperti fabrikasi dan juga machining.
Metode selanjutnya setelah pembuatan alat kerja selesai dilakukan yaitu perakitan dan juga
pemasangan, perakitan dan pemasangan dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, hal ini dilakukan
agar mendapatkan hasil kerja yang memuaskan. Setelah perakitan dan pemasangan selesai dilakukan,
metode selanjutnya ialah test run atau pengujian alat dan dikontrol kualitasnya atau pengamatan
terhadap hasil rancang bangun tersebut, pengamatan tersebut dilakukan agar penulis dapat
melakukan evaluasi kerja dan memastikan keberhasilan perancangan alat rancang bangun.
HASIL

Perhitungan Beban Kopling


Proses perhitungan beban kopling dilakukan untuk mengetahui beban yang diterima kopling
sehingga dapat menentukan spesifikasi yang tepat terhadap bentuk dan jenis bahan dari kopling.
Motor memiliki daya 3,1 kW dan kecepatan putar mencapai 1636 rpm. Faktor koreksi daya motor
yang digunakan karena mesin yang digerakan adalah mesin dengan variasi beban kecil dan jumlah jam
kerja motor 16-24 jam tiap hari adalah (fc) = 1,2.[3]

Data dari hasil observasi,

Diketahui:

p=3,1 kw

po= p × Fc

¿ 3,1 ×1,2

¿ 3,72 kw

n=1,636 rpm

Mencari torsi transmisi /motor:

2 πnT
po= (2)
60

PO ×60
T= Nm
2 πnT
3
(3,72 ×10 )× 60
¿ Nm
2 πn

¿ 22,2133758 Nm
3
¿ 22,2133758 ×10 Nmm

Perhitungan Desain Kopling


Pemilihan flange kopling didasarkan pada motor 3.1 kW dan memiliki kecepatan putar
mencapai 1.636 rpm[2]Setelah di hitung maka torsi yang diterima oleh kopling pada putaran maksimal
adalah 22,0939 x 10³ Nmm. Bahanyang tersedia dan mudah didapat adalah VCL140 atau AISI 4140
atau SCM 440 yang mana memiliki yield stres415 Mpa[3].maka :

1. Tegangan geser yang diijinkan material AISI4140, berikut ini persamaannya:


τ 415
τallow ( τd )= = =103,75 N /mm2 (3)
v 4
2. Perhitungan diameter shaft kopling, berikut ini persamaanya
π 3
T ¿ × τd × d (4)
16

3,14
22,2133758 ×103= ×103,75 ×d 3
16

3
d =¿ 1090, 98001
d=¿10, 29450805 mm

Dari perhitungan tersebut maka dipilih shaft dengan diameter 20 mm. Dalam tabel
pembuatan flange kopling di tentukan bahwa standar ukuran bagian-bagian dari kopling adalah
seperti gambar berikut:

Gambar 4. Desain Hub

3. Desain hub

Dalam tabel desain flange kopling di tentukan bahwa standar dari ukuran hub[4], adalah :

` d shaft = d inside hub = 20mm

d outside hub =2  d shaf

=2  20

= 40mm

Panjang hub / L = 1,5  d shaf

= 1,5  20

= 60

Menguji tegangan geser pada hub, berikut ini persamaannya :


4 4
π d outside hub −d shaf
T=
×τ × (5)
16 d ouside hub
4 4
3 3,14 40 −20
22,213375 ×0 = ×τ×
16 40
22, 2133758×10 3=0 , 19625 × τ × 60,000

τ ¿ 1,886486268 N /mm2

Maka dengan perhitungan tersebut disimpulkan bahwa :

τ < τyang diizinkan

,1,886486268 N /mm2 <103,75 N /mm2

4. Desain Flange

Dalam tabel pembuatan flange kopling di tentukan bahwa standar dari ukuran
flange[4], adalah :

d shaft ¿ d insi d e hu b=20 mm


tebal flange / tf ¿ 0,5× d shaft

¿ 0,5 ×20

¿ 10 mm

lebar flange D2 ¿ 4 ×d s ha ft

¿ 4 ×20
¿ 80 mm

Menguji tegangan geser pada flange:

T ¿ F× r (6)

d ou t s id e hu b
¿ S× A×
2
d outside hub
=τ × πd outside hub tf
2
40
22, 22,133758×10 3 =τ ×3,14 ×40 × 10
2

τ =¿0, 8842904379 N /mm2

.τ < τ yang diizinkan

0, 8842904379 N /mm2 <103,75 N /mm2

Dari data tersebut maka pin kuat dan sesuai standar untuk digunakan pada kopling.

5. Desain Pin
1
Dpin ¿ ×d s ha ft
4
1
¿ ×20
4
¿ 5 mm

1
Lpin= ×d s ha ft
2

1
¿ × 40
2

¿ 20 mm

Menguji tegangan geser pada pin

T =F × r

D1
T =S ×a ×
2

20 =
22, 2133758×10 ¿ τ × Dpin × Lpin × 2
3

3 20
22, 2133758×10 =τ ×5 ×20 ×
2

2
τ =2 2, 213375 8 N /mm

Maka dengan perhitungan tersebut disimpulkan bahwa:

. τ < τ torsi yang di izinkan

22 , 2133758 N /mm 2<103,75 N /mm2

Menguji tegangan tekan pada pin:

T =F × r

D1
T =S ×a ×
2

3 20
22,133758×10 =σpin × Dpin
2

σ pin ¿ 8 8 , 8 535 032 N /mm


2

Maka dengan perhitungan tersebut disimpulkan bahwa:

τ ¿ τ yang di izinkan
8 8 , 8 53 5 032 N /mm2 <103,75 N /mm2

Dari data tersebut maka pin kuat dan sesuai standar untuk digunakan pada kopling.

6. Desain baut
Dari penyesuaian data perhitungan flange dan hub, maka di dapatkan data sebagai
berikut

PCD / D 1=3 × d s ha ft

¿ 3 ×20

¿ 60

Dipilih 2 buah baut dengan bahan structural steel dengan grade 8.8 yang mana memiliki
kekuatan ( 𝜏 ) 640 MPa dengan safety faktor adalah 10[3], Maka
2
τ =640 N /mm

640
τ izin=
10

2
¿ 64 N /mm

Mengukur diameter baut yang akan digunakan.

T =F × r

D1
T =S ×a ×
2

π 2 D1
¿τ × d 1 ×n ×
4 2

3 3,14 2 20
22,133758×10 =64 × ×d 1 ×2 ×
4 2

2
d 1=7 ,3 6 9086982

2
d 1=2 , 71460623 mm

Baut yang tersedia dan mudah didapat adalah baut ukuran M8[3]. Maka baut yang digunakan
adalah baut M8 dengan grade 8,8. Menguji tegangan tekan pada baut :
T =F × r

D1
T =S ×a ×
2

D1
T =σc ×d 1 × tf × n
2
3 60
22,133758×10 =σc × 8 ×10 ×2 ×
2

σc=4,627786625 N /mm2

Maka dengan perhitungan tersebut disimpulkan bahwa

σ ¿ τ yang di izinkan

2 2
4 , 6 02895833 N /mm <103,75 N /mm

7. Desain Plate Flange


Dimensi dari plate flange tergantung dari diameter baut dan juga pcd dari kedua
lubang baut, maka d baut = 8mm
Sesuai konsep desain yang dipilih, kopling tersebut menggunakan karet atau rubber
yang akan mengakomodasi getaran yang disebabkan oleh missalignment. Maka dari itu
digunakan karet atau rubberr yang tersedia, dengan diameter dalam 12 mm dan diameter
luar 21 mm[3]. Maka dari itu dibuatlah desainplate flange dengan desain seperti berikut :

Gambar 5. Dimensi Plate Flange

Menguji tegangan geser pada hub :

π
T= × τ ׿ ¿
16

(24 ¿ ¿ 4−21 )
4
22,133758×10 =
3,14
3
×τ × ×4¿
16 24

2
τ =4,946538886 N /mm maka dengan prhitungan tersebut disimpulkan bahwa

τ ¿ τ yang di izinkan

2 2
4,946538886 N /mm <103,75 N /mm

Dari data tersebut maka hub kuat dan sesuai standar untuk digunakan pada kopling. Menguji
tegangan geser pada flange :
T =F × r

D
T =S × A ×
2

d outside hub
¿ τ × πd outside hub × tf × ×4
2

2
τ =1,221881164 N /mm

Maka dengan perhitungan tersebut di simpulkan bahwa

τ ¿ τ yang di izinkan

1,221881164 N /mm2 <103,75 N /mm2

Dari data tersebut maka flange kuat dan sesuai standar untuk digunakan pada kopling .

8. Desain Karet/Rubber
Rubber yang digunakan berdiameter dalam 12 mm dan diameter luar 21 mm, dan
dengan panjang 20 mm, maka :
Menguji tegangan geser pada hub :
π
τ= ×τ׿¿
16

× jumlah lubang

(24 ¿ ¿ 4−21 )
4
22,133758×10 3=
3,14
×τ × ×4¿
16 21

2
τ =3,20203023 N /mm

Maka dengan perhitungan tersebut di simpulkan bahwa

τ ¿ τ yang di izinkan

2 2
3,20203023 N /mm <103,75 N /mm

Analisa kekuatan kopling dengan SolidWorks Simulator


Gambar 6. Stress Pada Kopling

Dari gambar analisa tersebut dapat dilihat bahwa stress tertinggi terdapat pada tubing dan
hub pada plate flange dengan warna merah dan kuning. Namun stress yang terjadi pada plate flange
tersebut memiliki nilai paling tinggi 3.01138 N/mm²., nilai tersebut sangatlah jauh dari batas aman
yang di izinkan yaitu 103,75 N/mm². Maka dari itu kopling tersebut sangatlah aman untuk di gunakan.

Perancangan Base Motor


Motor awalnya menempel langsung pada weight feeder, namun dengan dibuatnya kopling
baru dan untuk mengurangi kemungkinan missalignment yang terjadi, maka perancangan base motor
harus dilakukan. Pembuatan base motor didasarkan pada dimensi motor dan juga keselarasan posisi
dari shaft motor dan juga shaft reducer. Motor 3 phase dengan daya 3,1 kw digunakan sebagai
penggerak belt weight feeder dengan VSD yang dipasang sebagai control kecepatan dari putaran
motor yang tergantung pada beban yang diterima pada carry roller. Dengan 4 buah baut dan nut M10
sebagai pengikat dan penahan motor dengan motor base.
Dari hasil observasi dan pengukuran di lapangan di dapatkan dimensi dari base motor,
pengukuran di awali dengan mengukur tinggi titik tengah dari shaft gearbox terhadap lantai, dan juga
jarak antar titik tengah shaft
gearbox terhadap casing weight feeder.
Tinggi Shaft Gearbox : 476,5 mm
Jarak shaft ke casing : 179 mm
Dari data tersebut maka dibuatlah motor base dengan desain berikut ini :

Gambar7. Desain Base Motor

Realisasi tugas akhir

Gambar 8. Hasil Perancangan dan pemasangan

Hasil pemasangan kopling dengan tingkat kelurusan mencapati 0,00 mm menggunakan water
level digital.
Test run dan monitoring setelah pemasangan

Gambar diatas menunjukan kuantitas produksi fine coal sebelum rancang bangun dilakukan
dan setelah rancang bangun dilakukan. Dari data tersebut pada tanggal 7/12/2018 sampai
28/12/2018 merupakan data sebelum rancang bangun yang mana produksi fine coal sangat rendah
yaitu dibawah 1200 ton/hari, setelah rancang bangung selesai pada tanggal 28/12/2018 produksi fine
coal rata-rata diatas 1200 ton/hari.

KESIMPULAN
Dengan dibuatnya kopling baru dan untuk mengurangi kemungkinan missalignment yang
terjadi, Pembuatan base motor didasarkan pada dimensi motor dan juga keselarasan posisi dari shaft
motor dan juga shaft reducer. Motor 3 phase dengan daya 3,1 kw digunakan sebagai penggerak belt
weight feeder dengan VSD yang dipasang sebagai control kecepatan dari putaran motor yang
tergantung pada beban yang diterima pada carry roller. Dengan 4 buah baut dan nut M10 sebagai
pengikat dan penahan motor dengan motor base.
Flange kopling dengan plate flange berbahan AISI4140 dengan rubber disetiap hubnya
mampu menahan beban yang ada dan berhasil mengakomodasi kemungkinan missalignment yang
terjadi. biaya dari potensi kerusakan berulang yang di dapatkan dari rancang bangun kopling weight
feeder coal tersebut adalah Rp 95.000.000,00.per satuan jam.

Anda mungkin juga menyukai