Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA KOMUNIKASI
“RANGKAIAN RESONATOR”

Disusun oleh:
Hanif Mahfuzzalfi (191331047)

Tanggal Praktikum : 8 April 2021


Tanggal Pengumpulan : 15 April 2021

Instruktur:
DRS.ASHARI, ST. T., M.ENG.
SANAM HERLAMBANG, S.ST., M. T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
I. TUJUAN
 Merancang rangkaian resonator RC,RL dan parallel RLC
 Mampu memahami teori dan cara kerja dari rangkaian resonator.
 memahami respon frekuensi dari rangkaian resonator

II. LANDASANTEORI
Resonator adalah suatu sirkuit yang dapat beresonansi, dimana terjadinya peristiwa
bangkitnya gelombang berdiri dari gelombang elektromagnetik yang pada saat itu
didapatkan kondisi energi listrik sama dengan energi magnetiknya atau dengan kata lain
komponen reaktansi memiliki harga nol pada frekuensi tertentu [7].
Rangkaian resonansi sendiri berfungsi sebagai rangkaian yang dapat melewatkan atau
meloloskan suatu frekuensi yang telah ditentukan dan membuang atau menghentikan
frekuensi yang tidak diinginkan agar tidak lolos. Rangkaian resonansi merupakan
gabungan rangkaian R, L, dan C yang diresonansikan pada frekuensi tertentu.
 Rangkaian RLC
Rangkaian resonansi digunakan dalam sistem elektronik untuk meloloskan sinyal
dengan frekkuensi tertentu, dan tidak meloloskan frekuensi yang lain.

Gambar 2.1 perfect filter response


Gambar 2.2 kurva grafik resonator
1. Bandwith (BW)
Lebar bidang dari respon frekuensi 3dB dibawah respon maksimum pada saat
resonasi. Jika fc1 adalah frekuensi cut off bawah dan fc2 adalah frekuensi cut off
atas, maka :
𝐵𝑊 = fc2 – fc1
2. Faktor Kualitas
Q merupakan perbandingan antara frekuensi tengah (pusat) dengan lebar bidang
frekuensi dengan respon 3dB dibawahnya (BW). Jika fo adalah frekuensi center
𝑓𝑜 𝑓𝑜
Q= =
𝐵𝑊 𝑓𝑐2−𝑓𝑐1

3. Shape Factor (SF)


Didefinisikan sebagai perbandingan antara lebar bidang frekuensi (BW) dengan
respon redaman 60dB terhadap BW dengan respon redaman 3dB.
Misal: BW60dB = 15MHz
BW3dB = 5MHz
15MHz
Shape Factor(SF) = =3
5MHz

4. Ultimate Alternation
Merupakan redaman minimum yang diberikan rangkaian terhadap frekuensi yang
diloloskan.
5. Insertion loss
Merupakan rugi-rugi sisipan yang diberikan oleh rangkaian resonansi. Rugi-rugi
ini disebabkan adanya efek resistansi dari komponen.
6. Ripple
Ripple menunjukan rata dan tidaknya daerah pass band dari respon frekuensi
rengkaian resonasi.
III. ALAT DAN BAHAN

 PC/Laptop
 Software Proteus
 Ossiloscope
 Resistor
 Capasitor
 Function Generator
 Induktor

IV. LANGKAH KERJA


1. Buka software proteus yang telah terinstall pada PC/Laptop
2. Rangkailah rangkaian resonator berikut:
a. Resonator RC

b. Resonator RL

c. Resonator parallel dan Seri RLC


3. Gunakan nilai R = 10Ω dan input 1V
4. Cari nilai C dan L untuk frekuensi 16KHz
5. Ubah ubah nilai frekuensi sumber untuk tiap tiap rangkaian, catat nilai frekeunsi
dan tegangan Vpp pada sinyal yang di hasilkan
6. Catat dan amati hasilnya kemudian, berikan analisis dan kesimpulan.

V. DATA PERCOBAAN
1. Resonator RC

Gambar 5.1 Rangkaian RC


Gambar 5.2 Sinyal Frekuensi 16KHz Resonator RC

Gambar 5.1 adalah gambar dari rangkaian Resonator RC dengan nilai R = 10 Ω dan C 1uF.
Agar dapat melihat respon frekuensi pada gambar 5.2 caranya ialah merubah-ubah input frekuensi
dan melihat besaran amplitudo sinyal dalam osciloscop. Data yang di dapat adalah:

Frekuensi Amplitudo Sinyal

16KHz 0.7Vpp
21KHz 0.6Vpp
30KHz 0.45Vpp
35KHz 0.50Vpp
40KHz 0.35Vpp
50KHz 0.31Vpp
60KHz 0.26Vpp
70KHz 0.225Vpp
85KHz 0.2Vpp
100KHz 0.15Vpp
Tabel 5.1 Data Respon Frekuensi RC
RESPON FREKUENSI RC
Amplitudo

0,7

0,6

0,45
0,42
0,35
0,31
0,26
0,225
0,2
0,15

16KHz 21KHz 30KHz 35KHz 40KHz 50KHz 60KHz 70KHz 85KHz 100KHz

Gambar 5.3 Grafik Respon Frekuensi RC

2. Resonator RL
Frekuensi awal yang di gunakan adalah 16 KHz, dari frekuensi ini bisa di cari
nilai dari L untuk rangkaian yaitu:
𝑅𝐶
Fc = 2𝜋𝐿
10
16×103 = 2×3.14×𝐿
16×103 × 6.28×L = 10
10
L= 100480
L = 9.9 × 10-5
L ≈ 1uH

Gambar 5.4 Rangkaian RL Parallel


Gambar 5.5 Sinyal Frekuensi 16KHz Resonator RL

Frekuensi Amplitudo Sinyal

16KHz 0.016Vpp
21KHz 0.015Vpp
30KHz 0.02Vpp
35KHz 0.022Vpp
40KHz 0.03Vpp
50KHz 0.036Vpp
60KHz 0.04Vpp
70KHz 0.048Vpp
85KHz 0.054Vpp
100KHz 0.064Vpp
Tabel 5.2 Data Respon Frekuensi RL
RESPON FREKUENSI RL
Amplitudo

0,064

0,054
0,048
0,04
0,036
0,03

0,02 0,022
0,016 0,015

16KHz 21KHz 30KHz 35KHz 40KHz 50KHz 60KHz 70KHz 85KHz 100KHz

Gambar 5.6 Grafik Respon Frekuensi RL


3. Resonator Paralel dan Seri RLC
Frekuensi awal yang di gunakan adalah 16 KHz, dari frekuensi ini bisa di
cari nilai dari L untuk rangkaian yaitu:
1
Fc = 2𝜋√𝐿 𝐶
1
16×103 =
2×3.14 √𝐿× 10−6
1
16×103 × 6.28 = √𝐿× 10−6
1
100.48 ×103 = √𝐿× 10−6
10 1
1.0096×10 = 𝐿×10−6
1
L = 1.0096 ×1010 ×10−6
1
L = 10096 = 9.9 × 10-5 ≈ 1uF

Gambar 5.7 Rangkaian RLC Parallel


Gambar 5.8 Sinyal Frekuensi 16KHz Resonator RLC Parallel

Frekuensi Amplitudo Sinyal

16KHz 0.018Vpp
50KHz 0.04Vpp
100KHz 0.1Vpp
150KHz 0.7Vpp
200KHz 0.2Vpp
250KHz 0.1Vpp
300KHz 0.072Vpp
350KHz 0.06Vpp
400KHz 0.048Vpp
450KHz 0.04Vpp
Tabel 5.3 Data Respon Frekuensi RLC Parallel
RESPON FREKUENSI RC PARALLEL
Amplitudo

0,7

0,2

0,1 0,1
0,072 0,06
0,04 0,048 0,04
0,018
16KHz 50KHz 100KHz 150KHz 200KHz 250KHz 300KHz 350KHz 400KHz 450KHz

Gambar 5.9 Grafik Respon Frekuensi RLC Parallel

Gambar 5.10 Rangkaian RL Serial


Gambar 5.11 Sinyal Frekuensi 5KHz Resonator RLC Serial

Frekuensi Amplitudo Sinyal

5KHz 0.16Vpp
10KHz 0.4Vpp
15KHz 1Vpp
20KHz 0.64Vpp
25KHz 0.4Vpp
30KHz 0.28Vpp
35KHz 0.22Vpp
40KHz 0.2Vpp
45KHz 0.18Vpp
50KHz 0.16Vpp
Tabel 5.12 Data Respon Frekuensi RLC
RESPON FREKUENSI RLC SERIAL
Amplitudo

0,64

0,4 0,4
0,28
0,22 0,2
0,16 0,18 0,16

5KHz 10KHz 15KHz 20KHz 25KHz 30KHz 35KHz 40KHz 45KHz 50KHz

Gambar 5.13 Grafik Respon Frekuensi RLC Serial

VI. ANALISIS
Pada praktikum kali ini yaitu merancang rangkaian resonator RC, RL dan parallel
RLC. Pada prakikum ini melakukan pengukuran untuk mencari amplitudo dengan menaikkan
frekuensi.
Pada percobaan pertama yaitu merancang rangkain resonator RC dengan nilai R = 10
Ω dan C=1uF. Agar dapat melihat respon frekuensi pada gambar 5.2 caranya ialah merubah-
ubah input frekuensi dan melihat besaran amplitudo sinyal dalam osciloscop. Input yang
akan dirubah pada frekuensi yaitu 16KHz, 21KHz, 30KHz,40KHz, 50KH, 60KHz, 70KHz,
85KHz, 100KHz. Frekuensi yang akan diatur ini akan diubah pada function generator. Dapat
dilihat pada tabel resonator RC, amplitude sinyal yang didapat seiring berubahnya frekuensi
yaitu 0.7Vpp, 0.6Vpp, 0.45Vpp, 0.50Vpp, 0.35Vpp, 0.31Vpp, 0.26Vpp, 0.225Vpp, 0.2Vpp.
Dapat dilihat pada grafik resonator RC yang menurun maka semakin naik frekuensi yang
diberikan maka amplitude sinyal semakin menurun atau bias disebut Low Pass Filter.
Pada percobaan kedua yaitu merancang rangkaian resonator RL dengan nilai R = 10
Ω dan L = sesuai frekuensi yang diberikan, pada percobaan resonator RL ini untuk L nya
sendiri berubah jika frekuensi yang diberikan berubah. Frekuensi yang dirubah yaitu nilainya
sama dengan percobaan pertama. Dapat dilihat amplitude sinyal yang dihasilkan seiring
berubahnya fekuensi yaitu 0.016Vpp, 0.015Vpp, 0.02Vpp, 0.022Vpp, 0.03Vpp, 0.036Vpp,
0.04Vpp, 0.048Vpp, 0.054Vpp, 0.064Vpp. Dapat dilihat pada grafik resonator RL yang naik
maka semakin tinggi frekuensi yang diberikan maka amplitude sinyal semakin tinggi atau
bisa disebutkan High Pass Filter. Hal ini disebabkan karena adanya inductor dan dari nilai
inductor tesebut.
Pada percobaan ketiga yaitu merancang rangakain resonator RLC menggunakan
Resistor, capacitor dan inductor, dengan nilai R=10, C= 1uF dan L sesuai frekuensi yang
diberikan. Untuk frekuensi yang akan diberikan yaitu 16KHz, 50KHz, 100KHz, 150KHz,
200KHz, 250KHz, 300KHz, 350KHz, 400KHz, 450KHz. Dapat dilihat amplitude sinyal
yang dihasilkan seiring berubahnya fekuensi yaitu 0.018Vpp, 0.04Vpp, 0.1Vpp, 0.7Vpp,
0.2Vpp, 0.1Vpp, 0.072Vpp, 0.06Vpp, 0.048Vpp, 0.04Vpp. Bisa dilihat pada grafik saat
frekuensi 16KHz hingga 150KHz, amplitude sinyal semakin naik, namun saat frekuensi
diubah lagi dari 200KHz hingga 450KHz, amplitude sinyal semakin menurun. Puncak dari
amplitude sinyal terletak pada frekuensi 150KHz. Percobaan ini bisa disebut Band Pass
Filter.
Pada praktikum Rangkaian RLC serial masih menggunakan komponen yang sama
pada percobaan ketiga, hanya saja rangkaian dirancang serial nilai dari suatu komponen
dirubah, contohnya pada kapasitor yaitu 400nF dan inductor 250uH. Untuk melakukan
percobaan ini frekuensi diubah ubah pada function generator dimana frekuensi dimulai pada
5KHz dan diakhiri 50KHz. Pada frekuensi 5KHz hingga 15KHz terdapat peningkatan
amplitude mencaai 1Vpp dan saat frekuensi dinaikkan lagi, amplitude semakin menurun
hingga frekuensi diubah mencapai 50KHz. Percobaan ini disebut Band Pass Filter.
VII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
 Rangkaian RC berfungsi sebagai Low Pass Filter, rangkaian RL berfungsi sebagai High
Pass Filter dan rangkaian RLC Parallel maupun serial berfungsi sebagai Band Pass Filter.

Anda mungkin juga menyukai