Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Pengukuran


Pengukuran adalah suatu perbandingan antara besaran dengan besaran
lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap standar.
Alat bantu untuk pengukuran dinamakan alat ukur atau instrumen (Utomo,
Pengukuran dan Instrumentasi, 2010).

II.2 Instrument atau Alat Ukur


Sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran dari
suatu kuantitas atau variabel (Utomo, Pengukuran dan Instrumentasi, 2010).
Sifat-sifat alat ukur:
1. Resolution (kecermatan) adalah pembacaan alat ukur berdasarkan skala
yang terdapat pada alat ukur tersebut. Semakin kecil resolusi suatu alat
maka semakin mendekati nilai sebenarnya.
2. Sensitivity (sensitivitas/kepekaan) secara garis besar adalah waktu yang
dibutuhkan sejak dari angka yang ditunjukkan oleh alat ukur sebelum
pengukuran sampai tercapainya angka hasil pengukuran. Secara spesifik
bisa diartikan sebagai besarnya gradien perubahan nilai pengukuran
terhadap waktu.
3. Passivity (kepasifan) adalah situasi dimana perbedaan atau perubahan
kecil yang dirasakan sensor tidak mempengaruhi penunjukkan jarum
penunjuk, jarum penunjuk tetap diam.
4. Shifting/drift (pergeseran) adalah suatu kejadian pada alat ukur yang
menyebabkan perubahan atau pergeseran harga pengukuran. Ini
disebabkan oleh perubahan temperatur pada alat ukur yang memiliki
pengubah elektris sehingga sifat-sifat dari komponen berubah apalagi
komponen elektronika yang sudah tua.
5. Zero stability (kestabilan nol) adalah suatu keadaan alat ukur apabila alat
ukur tersebut setelah digunakan untuk mengukur harus kembali dalam
keadaan nol (tidak ada input dari sensor).

4
6. Floating (pengembangan atau ketidakpastian) adalah perubahan
penunjukan jarum penunjuk (analog) selalu berubah-ubah posisinya
(bergetar) atau angka terakhir (digital) paling kanan berubah-ubah
dikarenakan kepekaan alat ukur, semakin peka alat ukur maka
kemungkinan terjadinya floating semakin tinggi.
7. Hysteresis (histeresis) adalah penyimpangan yang terjadi sewaktu
melakukan pengukuran secara berkelanjutan dari dua arah yang berbeda.
Mulai dari nilai minimum (nol) sampai nilai maksimum kemudian dari
nilai maksimum sampai nilai minimum (nol).
8. Readability (mudah dibaca) adalah kemampuan alat ukur untuk
memberikan hasil pengukuran (kepada pengamat) dengan mudah dan
berarti (Aryutomo, 2010).
9. Accuracy (ketelitian) adalah tingkat kedekatan atau kesamaan dari hasil
suatu nilai pengukuran berupa angka atau data dengan angka atau data
yang sebenarnya (true value / correct result).
10. Precision (ketepatan) adalah kemampuan alat ukur dalam proses
pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari pengukuran yang
dilakukan secara berulang dan identik. Tinggi rendahnya tingkat
ketelitian hasil suatu pengukuran dapat dilihat dari harga deviasi (nilai
yang menyimpang) hasil pengukuran (Pitoyo, 2014).
11. Calibration (kalibrasi) adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi
dari suatu alat ukur dengan cara membandingkannya dengan alat ukur
standar (Edwin, 2020).

II.3 Pengertian Tegangan AC Satu Fasa


Tegangan listrik adalah beda potensial listrik antara dua titik. Tegangan
listrik terjadi apabila ada perbedaan muatan listrik diantara kedua titik.
Sedangkan tegangan listrik AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-
balik. Tegangan AC memiliki tanda/simbol seperti tegangan DC (+/-) yaitu
(~). Oleh karena itu pemasangan tegangan AC boleh terbalik. Tegangan AC
single phase (satu fasa) dapat disimbolkan dengan VAC. Tegangan AC satu

5
fasa hanya memiliki satu fasa aktif dan satu netral seperti terlihat pada gambar
II-1.

Gambar II-1 Gelombang Tegangan AC


(https://infopromodiskon.com/news/detail/190/pengertian-1-phase)

II.4 Pengertian Arus listrik AC (Alternating Current)


Arus AC (Alternating Current) yaitu arus yang arahnya bolak-balik
berbeda dengan arus DC (Direct Current) yang memiliki arah arus searah saja.
Karena arah arus AC (Alternating Current) bolak-balik atau berubah-ubah
maka nilai arusnya juga pasti berubah-ubah. Perubahan nilai arus selalu
periodik dan apabila dibuat grafik maka akan terbentuk gelombong sinusoidal.
Seperti yang terlihat pada gambar II-2 di bawah ini:

Gambar II-2. Gelombang Sinus Arus AC (https://learn.sparkfun.com)

6
II.5 Arduino Uno R3
Arduino UNO R3 adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328p
(bisa dilihat di datasheet). Memiliki 14 digital input/output pin dimana enam
pin bisa digunakan sebagai pin PWM (Pulse Width Modulation), pin PWM
(Pulse Width Modulation) itu sendiri berfungsi untuk mengubah nilai input
digital menjadi analog contoh: digital = analog → 0 - 255 = 0 V – 5 V, atau
biasa disebut dengan DAC (Digital Analog Converter). enam analog input, 16
MHz quartz crystal, menggunakan koneksi USB, memiliki power jack, ICSP
header. Arduino UNO R3 memiliki semua hal yang dibutuhkan
mikrokontrolernya, sangat mudah menggunakan Arduino UNO R3 tersebut
hanya mengkoneksikannya dengan kabel USB atau adaptor daya AC ke DC
atau dengan baterai (Arduino, 2010) seperti terlihat pada gambar II-3 di bawah
ini:

Gambar II-3 Arduino UNO R3 (https://store.arduino.cc/usa/arduino-uno-rev3)

“UNO” yang berarti satu dalam Bahasa Italia. Dijadikan sebagai


penanda hadirnya software arduino IDE (Integrated Development

7
Environment) 1.0 atau versi pertama dari aplikasi Arduino tersebut.
Berikut spesifikasi dari arduino UNO R3:
 Mikrokontroler: ATmega328p
 Tegangan Operasi: 5V
 Tegangan Input (rekomendasi): 7-12 V
 Tegangan Input (batas): 6-20 V
 Pin Digital I/O: 14 (termasuk 6 pin PWM)
 Pin PWM: 6
 Pin Analog Input: 6
 Pin Arus DC per I/O: 20 mA
 Pin Arus DC for 3.3V: 50 Ma
 Flash Memory: 32 KB (ATmega328P) yang
mana 0.5 KB digunakan untuk bootloader
 SRAM: 2 KB (ATmega328P)
 EEPROM: 1 KB (ATmega328P)
 Clock Speed: 16 MHz
 LED_BUILTIN: 13
 Length: 68.6 mm
 Width: 53.4 mm
 Weight: 25 g

II.6 Sensor Tegangan ZMPT101B

Gambar II-4 Sensor Tegangan ZMPT101B (https://forum.fritzing.org/t/zmpt101b-


voltage-sensor/8235)

8
Sensor Tegangan AC ZMPT101B seperti terlihat pada gambar II-4
adalah modul yang digunakan untuk mengukur tegangan AC satu fasa.
Sensor tegangan ZMPT101B dirancang dengan menggunakan
transformator sehingga hanya dapat digunakan untuk membaca tegangan
AC.

II.6.1 Penjelasan Singkat ZMPT101B


ZMPT101B adalah suatu pilihan yang ideal untuk mengukur
tegangan AC apalagi menggunakan platform open-source seperti
arduino/ESP8266/Raspberry Pi dari berbagai proyek kelistrikan banyak
para engineer memilih sensor ini karena:
 Jangkauan yang jauh.
 Akurasi yang tinggi.
 Konsistensi dalam pengukuran.

Pengaplikasian dari sensor ZMPT101B transformator tegangan:


 Pengukuran energi listrik.
 Pengukuran tegangan AC.
 Mendeteksi kelebihan arus.
 Proteksi relay.
 Kebutuhan listrik rumah tangga.
 Dan lain-lain.

II.6.2 Karakteristik ZMPT101B


- Sensor tegangan 110 – 250 V AC sistem Active Transformer.
- Cocok untuk arduino / AVR.
- Langsung sambung ke tegangan PLN 220 V.
- Model ZMPT101B.
- Ukuran papan PCB: 50 x19 mm.
- Nilai Input Current: 2 mA.

9
- Retardasi (dinilai input): “20 (input 2 mA, sampling resistancez 100 Ω).
- Kisaran linear: 0 ~ 1000 V.
- Isolasi tegangan: 4000 V.
- Suhu operasi: -40 ºC + 70 ºC.
- Linearitas: 0.1 %.
- Epoxy encapsulation.
- Instalasi PCB mount (Pin Panjang > 3mm).
- Suhu pengoperasian antara -40 ºC ~ + 70 ºC.

II.7 Sensor Arus ACS712 – 5 A

Gambar II-5 Sensor Arus ACS712 (https://www.nyebarilmu.com/tutorial-arduino-


mengakses-sensor-arus/)

II.7.1 Penjelasan Singkat


Modul ACS712 seperti ditunjukkan pada gambar II-5 adalah modul
yang difungsikan untuk mengukur arus pada suatu rangkaian tegangan bolak-
balik. Modul ini mudah didapatkan di toko-toko elektronika maupun toko
online dengan harga yang terjangkau. Dijual dalam bentuk package PCB dan
IC only, dan disarankan membelinya yang sudah package PCB sehingga tidak
perlu repot-repot dalam hal pengkoneksiannya ke mikrokontroler.

10
II.7.2 Karakteristik ACS712 – 5 A
 Memiliki sinyal analog dengan low-noise atau gangguan rendah.
 Bandwidth 80 kHz.
 Untuk output memiliki error 1.5% pada Ta = 25 °C.
 Range sensitivitas sekitar 185 mV/A.
 Memiliki resistansi sebesar 1.2 mΩ.
 Tegangan kerja pada 5.0 V.
 Tegangan offset keluaran yang sangat stabil.
 Histeresis yang diakibatkan oleh medan magnet mendekati nol.
 Perbandingan rasio keluaran sesuai tegangan sumber.

II.8 Arduino IDE

Gambar II-6 Arduino IDE

11
Arduino IDE (Integrated development environment) seperti
ditunjukkan pada gambar II-6 adalah software yang digunakan untuk
memprogram papan arduino yang bersifat open-source atau platform papan
selain arduino seperti nodeMCU, Esp8266, Ethernet Shield dan lain-lain. Agar
lebih mudah memberikan perintah. Software ini juga bisa dijalankan pada
WindowsTM, macOSTM dan LinuxTM. Software arduino IDE ini dibuat
menggunakan bahasa pemrograman Java. Arduino IDE menggunakan bahasa
pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C. Bahasa pemrograman
arduino pada (sketch) dilakukan perubahan untuk mempermudah bagi pemula
dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. IC (Integrated Circuit)
mikrokontroler pada arduino telah ditanamkan suatu program bernama
Bootloader yang berfungsi sebagai penengah antara compiler arduino dengan
mikrokontroler. Arduino IDE juga telah dilengkapi dengan library C/C++
yang membuat operasi input dan output menjadi lebih mudah.

II.9 LabVIEW NXG


LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench)
adalah software yang dikembangkan oleh National Instrument, merupakan
sebuah software untuk membuat aplikasi yang berbasis grafis (graphical
programming). Berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya yang biasanya
menggunakan (structured text language). LabVIEW hadir dengan bahasa
pemrograman berbasis blok diagram. Begitu banyak engineer dan scientist
yang menggunakan LabVIEW untuk membuat maupun mengembangkan
aplikasi pengukuran, akuisisi data (data acquisition) dan aplikasi lainnya, hal
ini karena platform LabVIEW yang dapat diintegrasikan dengan beragam
target device, PLC, mikrokontroler, Remote Terminal Unit, remote aplikasi via
mobile, dan device lainnya (flo, 2016).

12
Gambar II-7 LabVIEW NXG (https://austinconsultants.com/wp-
content/uploads/2017/06/LabVIEWNXG_logo.png)

LabVIEW NXG seperti ditunjukkan pada gambar II-7 adalah generasi


selanjutnya dari LabVIEW. Yang masih memiliki fungsi yang sama dengan
LabVIEW sebelumnya yang memiliki fitur-fitur seperti blok diagram yang
lebih mudah dipahami untuk membuat program serta visualisasi dari program
yang dibuat lebih bagus dari pada generasi LabVIEW sebelumnya (NI, 2017).
LabVIEW semakin menarik karena banyak dilengkapi dengan berbagai
libraries, untuk mempermudah penggunaannya membuat program sesuai yang
diinginkan.

13
II.9.1 Bagian-bagian Utama pada LabVIEW:

1. Front Panel
Tempat bagi pengguna untuk membuat user interface.

Gambar II-8 Front Panel

Pada bagian front panel terlihat pada gambar II-8 adalah bagian untuk
mengambil data pengukuran yang dihasilkan oleh sensor tegangan dan arus
yang dapat dilihat dari display digital dan dapat melihat perubahan nilai
pengukuran melalui graph.

14
2. Block Diagram
Bahasa pemrograman yang digunakan pada LabVIEW.

Gambar II-9 Block Diagram

Pada bagian block diagram seperti terlihat pada gambar II-9 adalah
tempat untuk memproses data string yang dihasilkan oleh arduino IDE menjadi
angka hasil pengukuran yang akan ditunjukkan di front panel.

15
3. Control Palette
Pada Control Palette terdapat control dan indicator yang digunakan
untuk membuat user interface atau front panel. Kita dapat mengakses control
pallete dengan memilih View >> Controls palette. Berbagai kontrol ini terbagi
menjadi beberapa kategori yang memiliki fungsi yang berbeda.

Gambar II-10 Control Palette

Pada Control Palette seperti terlihat pada gambar II-10 adalah tools
yang digunakan untuk membuat front panel seperti menampilkan graph output
nilai pengukuran dan display digital.

4. Function Palette
Pada function palette terdapat fungsi dan konstanta yang dapat
digunakan user untuk membangun diagram blok seperti terlihat pada gambar
II-11. Kita dapat mengakses function palette dengan memilih View >>

16
Function Palette.

Gambar II-11 Function Palette

II.10 Wattmeter Digital


Wattmeter atau power meter digital seperti terlihat pada gambar II-12
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui berapa besarnya daya
listrik nyata pada beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan
dengan kondisi beban seperti beban DC (Direct Current) atau beban AC
(Alternating Current) dengan nilai keluarannya berupa angka digital.
Wattmeter atau power meter digital ini bisa melakukan beberapa
pengukuran lainnya seperti arus AC (Alternating Current), Tegangan AC
(Alternating Current) faktor daya dan penggunaan daya dalam waktu atau kwh
(kilowatt hour).

17
Berikut adalah spesifikasi wattmeter digital yang digunakan:
1. Power consumption of the power meter monitor: 0,5W.
2. Operating voltage: 230V AC.
3. Frequency display: 50 Hz.
4. Operating current: max 16 A.
5. Wide voltage range: 230V – 250 V.
6. Timing display range: 0 second – 9999 days.
7. Wattage display range (watts): 0W – 9999 W.
8. Voltage display range (Volts): 0V – 9999 V.
9. Current display range (Amps): 0,000A – 16.000 A.
10. Minimum wattage display range: 0.0W – 9999 W.
11. Maximum wattage display range: 0.0W – 9999 W.

II.10.1 Cara Penggunaan Wattmeter Digital


1. Colokkan wattmeter ke dalam terminal listrik.
2. Tentukan function yang diinginkan misal tegangan.
3. Colokkan beban listrik yang ingin diukur ke dalam stop kontak yang
ada pada wattmeter digital.
4. Tekan tombol reset apabila terjadi error read atau salah pembacaan.

Gambar II-12 Wattmeter Digital

18
II.11 AC Voltage Regulator
AC (Alternating Current) Voltage Regulator seperti terlihat pada
gambar II-13 adalah sebuah alat pengubah tegangan AC satu fasa (Alternating
Current) dari PLN yang tidak konstan menjadi tegangan AC (Alternating
Current) satu fasa dengan nilai konstan tergantung berapa nilai output
tegangan yang kita inginkan. AC Voltage Regulator ini memiliki rentang
output tegangan dari 0 Volt sampai 250 Volt.

Gambar II-13 AC voltage Regulator


(https://www.aliexpress.com/item/32267686370.html)

II.12 Kabel Jumper


Kabel jumper seperti terlihat pada gambar II-14, II-15 dan II-16
digunakan sebagai penghubung pin yang terdapat pada sensor dengan port pin
arduino UNO. Kabel jumper ada berbagai jenis yaitu male – male, female –

19
female, dan male – female.

Gambar II-14 Kabel Jumper Male to Male

Gambar II-15 Kabel Jumper Female to Female

Gambar II-16 Kabel Jumper Male to Female

II.13 Kabel USB Type A to Type B


Kabel USB (Universal Serial Bus) type A to type B seperti terlihat pada
gambar II-17 dibutuhkan untuk menyambungkan dan mentransmisikan data
pada papan arduino UNO R3 dengan PC (Personal Computer) atau laptop
karena port yang digunakan pada arduino UNO R3 adalah tipe A dan PC

20
(Personal Computer) atau laptop memiliki port tipe B. disini penulis
menggunakan kabel USB merek IllusionTM dengan Panjang 1,5 M yang
menggunakan bahan pure copper atau tembaga murni yang berarti tidak ada
bahan campuran lain yang digunakan dalam serat kabel USB ini.

Gambar II-17 Kabel USB Type A to Type B

II.14 Acrylic 3 mm
Acrylic seperti terlihat pada gambar II-18 digunakan untuk dijadikan
wadah atau tempat untuk arduino, sensor arus ACS712 – 5A, sensor tegangan
ZMPT101B dan breadboard di satukan dalam satu tempat. Dimensi yang
dibuat adalah untuk alas dan atapnya 17 cm x 15 cm dan empat sisi lainnya
dengan dimensi 17 cm x 8 cm.

Gambar II-18 Acrylic

21
II.15 Kabel dan Terminal Listrik
Kabel dengan isolator PVC (polyvinyl Chloride) yang berstandar SNI
(Standar Nasional Indonesia) memiliki panjang 115,5 cm (yang dibutuhkan)
digunakan untuk memberi daya pada sensor dari sumber listrik PLN
(Perusahaan Listrik Negara) dan arduino sedangkan terminal digunakan untuk
tempat uji beban listrik seperti terlihat pada gambar II-9 di bawah ini.

Gambar II-19 Terminal dan Kabel Listrik

II.16 Terminal Blok Tipe Krustin


Dengan harga yang terjangkau dan mudah didapatkan terminal pada
gambar II-20 ini digunakan untuk memudahkan wiring antara sumber listrik
PLN dengan beban yang digunakan menuju sensor arus dan tegangan.

Gambar II-20 Terminal Blok Tipe Krustin

22
II.17 Breadboard
Breadboard pada gambar II-21 digunakan untuk menyatukan wiring
sensor tegangan ZMPT101B dan sensor arus ACS712 – 5A menuju arduino
dalam tegangan DC (Direct Current).

Gambar II-21 Breadboard

II.18 Baut, Mur dan Engsel Kecil


Baut dan mur digunakan untuk mengencangkan komponen komponen
seperti arduino dan terminal blok agar tidak goyang atau jatuh. Engsel
digunakan untuk menyambungkan dua papan acrylic agar bisa dibuka dan
ditutup, engsel yang digunakan disini adalah jenis engsel kupu-kupu.

II.19 Laptop
Digunakan untuk memproses, membuat program dan menampilkan
nilai output sensor melalui LabVIEW.

II.20 Wiring Diagram Komponen


Setelah komponen-komponen yang telah dibutuhkan semuanya
terkumpul lalu sambungkan komponen-komponen tersebut satu sama lain

23
dengan baik dan benar agar alat ukur yang dibuat bisa bekerja dengan
sempurna.

1. Wiring sensor tegangan ZMPT101B

Gambar II-22 Rangkaian Sensor Tegangan ZMPT101B

Keterangan:
a) 2 Kabel hitam = ground (gnd).
b) Kabel Kuning = dari out sensor ke analog input A0 arduino.
c) Kabel Merah = dari Vcc sensor ke 5V arduino.

2. Wiring sensor arus ACS712 – 5A

Gambar II-23 Rangkaian Sensor Arus ACS712 – 5A

24
Keterangan:
a) Kabel Hitam = ground (gnd).
b) Kabel Hijau = dari out sensor ke analog input A1 arduino.
c) Kabel Merah = dari Vcc sensor ke 5V Arduino.

3. Wiring sensor arus ACS712 – 5A, sensor tegangan ZMPT101B dan seluruh
komponen yang digunakan.

Gambar II-24 Rangkaian Sistem Alat Ukur secara Keseluruhan

Pada gambar II-24 di atas menunjukkan sebuah rangkaian kabel


komponen-komponen rancangan alat ukur sensor arus yaitu ACS712 – 5A
dirangkai secara seri dan sensor tegangan dirangkai secara paralel untuk
dihubungkan dengan beban yang akan diukur. Input sensor yaitu berupa listrik
AC satu fasa menjadi listrik DC bertegangan 5 volt output sensor menuju
arduino. Pada arduino sinyal sensor akan diolah pada arduino IDE menjadi data
string lalu diproses menjadi angka hasil pengukuran melalui LabVIEW NXG.

25

Anda mungkin juga menyukai