Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER &

MIKROPROSESOR KELAS A

Oleh:

Kelompok 3
Jasir Mahid Mukhta 1810952017
Zahira Shiva Shalsabilla 1810952020
Faldo Demi Pratama 1810952023
Atha Ghaly Mahardilima 1810952037
Muhammad Rafijul N 1810952042
Furqan Anliko Gasdar L 1810952044
Fadly Ihsan Andanny 1810953001
Vinoza Shalsabila 1810953027
Dosen Pengampu: Darmawan, S.T.,M.Sc

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Gorden Otomatis Dilengkapi Kontrol Kipas
A. Tujuan Perancangan
Alat ini dirancang dengan tujuan:

 Mempermudah lansia atau orang-orang disabilitas khususnya kesulitan dalam


berjalan.
 Mempermudah pengguna untuk menghidupkan dan mematikan kipas saat
suatu kondisi terpenuhi
 Membuka dan menutup gorden saat suatu kondisi terpenuhi

B. Daftar Komponen
 Arduino Uno
 LM35
 LDR
 Driver Motor (L293D)
 Motor
 LCD
 Potensiometer
 Baterai

C. Dasar Teori
1. Arduino Uno

Gambar 1.Arduino Uno


Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet).
Memiliki 14 pin input dari output digital  dimana 6 pin input tersebut dapat
digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal,
koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung
mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino
Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke
adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya. Uno berbeda dengan semua board
sebelumnya dalam hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2
yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya
yang menggunakan chip FTDI driver USB-to-serial.

Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran
Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah
yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi
untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks
board Arduino.

SPESIFIKASI
Arduino Uno
Microcontroller ATmega328P
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limit) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM
output)
PWM Digital I/O Pins 6
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 20 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
Flash Memory 32 KB (ATmega328P)
SRAM 2 KB (ATmega328P)
EEPROM 1 KB (ATmega328P)
Clock Speed 16 MHz
LED_BUILTIN 13
Length 68.6 mm
Width 53.4 mm
Weight 25

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal
(otomatis). Daya Eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari AC-ke adaptor-DC
atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan menancapkan plug jack pusat-
positif ukuran 2.1mm konektor POWER. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan
kedalam Gnd dan Vin pin header dari konektor POWER. Kisaran kebutuhan daya
yang disarankan untuk board Uno adalah7 sampai dengan 12 V, jika diberi daya
kurang dari 7 V kemungkinan pin 5 V Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil
kemudian jika diberi daya lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat
merusak board Uno.
Pin listrik adalah sebagai berikut:

 VIN. Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu menggunakan


sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt  koneksi USB atau
sumber daya lainnya).

 5V. Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya.

 3v3. Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board.

 GND. Ground pin.Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai input atau
output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (),
beroperasi dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari
20-50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan


mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan
dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.

 Eksternal menyela: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu


interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau
perubahan nilai. Lihat (attachInterrupt) fungsi untuk rincian lebih lanjut.

 PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analogWrite ().

 SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung


komunikasi SPI menggunakan SPI library.
 LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai
nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai  LOW, LED off.

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang
masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda).
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

 I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi


menggunakan perpustakaan Wire.

 Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog. Digunakan


dengan fungsi analogReference ().

 Reset. Bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer,


Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. Atmega328 menyediakan UART TTL
(5V) untuk komunikasi serial, yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah
Atmega8U2 sebagai saluran komunikasi serial melalui USB dan sebagai port virtual
com  untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware ’8 U2 menggunakan driver
USB standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang diperlukan. Namun, pada
Windows diperlukan, sebuah file inf.

Perangkat lunak Arduino terdapat monitor serial yang memungkinkan digunakan


memonitor data tekstual sederhana yang akan dikirim komputer dari board Arduino.
LED RX dan TX  di papan tulis akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui
chip USB-to-serial dengan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk komunikasi
serial pada pin 0 dan 1). Sebuah SoftwareSerial library memungkinkan untuk
berkomunikasi secara serial pada salah satu pin digital pada board Uno. Atmega328
juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI. Perangkat lunak Arduino termasuk
perpustakaan Kawat untuk menyederhanakan penggunaan bus I2C, lihat dokumentasi
untuk rincian. Untuk komunikasi SPI, menggunakan perpustakaan SPI.

2. LM35
Gambar 2. LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu
LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika
yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya
tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal
ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
Gambar 3. Struktur LM35
Tabel 1. Pin LM35

Pada gambar 2 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak
bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1
berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan
sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara
4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad
celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu
setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya
LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan
akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu
permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan
suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya,
jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu
permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .

Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh


interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya,
juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang
sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan.
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
Gambar 4. Grafik Respon Sensor
Adapun karakteristik sensor LM35 adalah:
 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10mVolt/ºC sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
 Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
 Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
 Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
 Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1
ºC pada udara diam.
 Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
 Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
3. LDR

Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang
nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai
Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi
LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika
menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik
dalam kondisi gelap.

Gambar 5. LDR

Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm
(kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya
Terang.

LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika


peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika
sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti
Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.

Adapun grafik respon sensor adalah:


Gambar 6.Grafik Sensitifitas LDR

Gambar 7. Grafik Spektral LDR

Sebutan lain untuk LDR (Light Dependent Resistor) adalah Photo Resistor, Photo
Conduction ataupun Photocell.

4. Driver Motor (L293D)

Gambar 8. Driver Motor


Driver Motor adalah salah satu part mesin produksi  sebagai motor penggerak
yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah benda kerja baik secara langsung ke
beban kerja atau melalui perantara beban kerja.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Adapun contoh fungsi dari aplikasi motor drive di beberapa benda kerja adalah
sebagai berikut :

 Sebagai penggerak utama  gear box.


 Sebagai penggerak utama roll line unit.
 Sebagai penggerak utama roll calender unit.
 Sebagai Penggerak utama  pengaduk.
 Sebagai penggerak utama chain atau rantai.
 Sebagai penggerrak utama V Belt drive.
 Sebagai penggerak cyclo drive.
 Dan lain - lain.

Bagian - bagian part dari motor drive adalah sebagai berikut :

 Casing Motor drive , yang berfungsi sebagai rumah kumparan rotor dan stator
sekaligus melindungi kumparan unit dari kebocoran barang asing masuk ke
area kumparan seperti air.
 Cover Bearing depan dan belakang , yang berfungsi sebagai penutup ruang
casing motor bagian depan dan belakang, sekaligus sebagai dudukan bearing
shaft rotor.
 Ball Bearing, yang berfungsi sebagai tumpuan pokok dari shaft rotor
sekaligus sebagai bagian yang berputar untuk memperingan beban putar dari
shaft rotor.
 Terminal kabel joint, Yang berfungsi untuk joint kabel antara motor dengan
power supply utama.
 Baut dan nut pengikat, yang berfungsi sebagai pengikat antara cover bearing
depan dan belakang dengan casing motor sehingga motor unit terikat kencang
menjadi unit.
 Shaft Rotor, yang berfungsi sebagai shaft bagian yang berputar setelah
mendapat arus listrik dari kumparan stator.
 Kumparan Stator, yang berfungsi sebagai pembangkit arus untuk di salurkan
ke shaft rotor.
 Kipas baling - baling , yang berfungsi sebagai pendingin atau pembuang
panas yang timbul akibat proses kerja antara stator dengan rotor.
Menurut Datasheet IC L293D adalah suatu bentuk rangkaian Daya tinggi
terintegrasi yang mempu melayani empat buah beban dengan arus antara 600mA
sampai dengan 1.2A. Keempat pin Inputnya di desain untuk dapat menerima masukan
level logika TTL. IC L293D dapat dipakai sebagai Driver Relay, Motor DC, motor
Stepper maupun sebagai pengganti saklar dengan kecepatan switching mencapai
5KHz.

Pada dasarnya, L293D merupakan dua buah rangkaian jembatan-H yang dikemas
dalam paket Integrated Circuit. Kedua rangkaian H bridge ini dikontrol oleh sebuah
pin bernama Enable.

Gambar 9.Struktur L293D


Cara kerja rangkaian Driver motor menggunakan IC ini adalah :

 IC akan merespon sinyal input 1 dan input 2 ketika pin Enable 1 diberi logika
HIGH. Jika diberi logika Low maka Motor 1 tidak akan berputar. 
 Ketika Input 1 dan input 2 diberikan input logika yang berbeda (Low dan high
atau sebaliknya) maka motor akan berputar.
 Ketika Ketika Input 1 dan input 2 diberikan logika yang berlawanan maka
motor akan berputar berlawanan arah dari sebelumnya.
 IC akan merespon sinyal input 3 dan input 4 ketika pin Enable 2 diberi logika
HIGH. Jika diberi logika Low maka Motor 2 tidak akan berputar. 
 Ketika Input 3 dan input 4 diberikan input logika yang berbeda (Low dan high
atau sebaliknya) maka motor akan berputar.
 Ketika Ketika Input 3 dan input 4 diberikan logika yang berlawanan maka
motor akan berputar berlawanan arah dari sebelumnya.
 Syarat motor motor berputar adalah logika input berlawanan. Jika logika input
sama-sama High atau sama-sama Low maka Motor tidak akan berputar. 
 Putaran motor searah jarum jam disebut Clock Wise (CW), sedangkan putaran
motor yang berlawanan arah jarum jam disebut Counter Clock Wise (CCW).

5. Motor

Gambar 10. Motor


Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik atau tenaga penggerak atau tenaga pemutar. Dalam peralatan rumah tangga
motor listrik dapat ditemukan contohnya : pengering rambut ,kipas angin, mesin cuci,
mesin jahit, pompa air, blender, mixer, bor listrik, lemari es, dan penyedot debu.
Sedangkan dalam industri motor listrik digunakan untuk impeller pompa, fan, blower,
menggerakan kompresor, mengangkat beban dan lain-lain. 
John Ambrose Fleming diakhir abad 19, memperkenalkan sebuah cara untuk
memudahkan memahami cara kerja motor listrik. Yang disebut kaidah tangan kiri,
kaidah ini memudahkan untuk mengetahui arah gaya dorong/lorentz, arah medan
magnet dan arah arus listrik pada sebuah sistem induksi elektromagnetik. Berikut
gambar kaidah tangan kiri.

Gambar 11.Aturan Tangan Kiri


Prinsip kerja motor listrik adalah mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
mekanik. Perubahan dilakukan dengan merubah tenaga listrik menjadi magnet yang
disebut elektromagnit. Menurut sifatnya, kutub-kutub magnit senama akan tolak-
menolak dan kutub-kutub tidak senama akan tarik-menarik. Sehingga jika sebuah
magnet ditempatkan pada sebuah poros yang berputar dan magnet lainnya pada suatu
kedudukan yang tetap maka akan diperoleh gerakan atau putaran.

Ada banyak bagian motor listrik tapi, sejatinya motor listrik hanya memiliki
komponen utama yaitu stator dan rotor. Berikut ini bagian-bagian motor listrik :

 Stator.Adalah bagian dari motor listrik yang tidak bergerak stator penghasil medan
magnet, baik itu elekromagnetik ataupun medan magnet tetap. Stator terdiri dari
beberapa bagian yaitu :

a) Badan Motor, adalah tempat lilitan stator.terdiri dari rumah dengan alur-
alurnya yang dibuat dari pelat-pelat yang dipejalkan berikut tutupnya.
b)  Kumparan Stator, adalah elektromagnetik berfungsi sebagai penghasil medan
magnet bias diganti dengan medan magnet tetap yang memiliki dua kutub
magnet yang saling berhadapan, kutub utara dan kutub selatan

 Rotor. adalah bagian dari motor listrik yang bergerak, rotor terdiri dari beberapa
bagian yaitu

a) Sikat, untuk menghubungkan arus dari sumber tegangan ke komutator dari


kumparan.
b) Komutator, untuk mengubah/membalik arah arus yang mengalir pada
kumparan agar putaran motor dapat terjadi. (Tidak bergerak bolak-balik) dan
membantu dalam transmisi arus antara rotor dengan sumber daya.

 Terminal adalah titik penyambungan sumber tenaga listrik dengan ujung


kumparan motor.
 Bearing adalah bantalan AS motor
 Body Motor adalah tutup motor untuk pelindung dari lingkungan.
 Celah Udara adalah jarak antara kedudukan stator dengan rotor.
Berikut ini gambar bagian-bagian motor listrik :

Gambar 12. Struktur Motor


Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis sumber tegangannya motor
listrik terbagi 2 yaitu : Motor AC {Alternating Current} atau Motor Listrik Arus
Bolak-Balik danMotor DC {Direct Current} atau Motor Listrik Arus Searah. Dari 2
jenis motor listrik tersebut terdapat klasifikasi jenis-jenis motor listrik berdasarkan
prinsip kerja, konstruksi, operasi dan karakternya. Seperti yang terlihat gambar
dibawah ini :

Gambar 13. Jenis-Jenis Motor


Motor DC adalah jenis motor listrik yang memerlukan sumber tegangan DC untuk
beroperasi. Motor DC dibedakan lagi dari sumber dayanya yaitu sebagai berikut :

 Separately Excited atau Motor DC Sumber Daya Terpisah.


 Self Excited atau Motor DC Sumber Daya Sendiri berdasarkan konfigurasi
supply medan dengan kumparan motor, Motor DC Self Excited dibedakan lagi
yaitu sebagai berikut :

1. Motor DC Seri. Jenis motor yang gulungan medannya dihubungkan secara


seri dengan gulungan kumparan motor,
2. Motor DC Shunt. Jenis motor yang gulungan medannya dihubungkan secara
pararel dengan gulungan kumparan motor
3. Motor DC Campuran/Kompon. Jenis motor yang gulungan medan
dihubungkan secara pararel dan seri dengan gulungan motor listri.

Motor AC adalah jenis motor listrik yang memerlukan sumber tegangan AC untuk
beroperasi. Motor AC dibedakan lagi dari sumber dayanya yaitu sebagai berikut :

 Motor Sinkron{Motor Serempak}, jenis motor ac yang bekerja pada kecepatan


tetap pada sistem frekuensi tertentu, motor jenis memiliki torsi yang rendah dan
memerlukan arus dc untuk pembangkitan daya.

 Motor Induksi{Motor Tak Serempak}, merupakan motor listrik AC yang bekerja


berdasarkan induksi medan magnet antara rotor dan stator. Motor induksi dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama sebagai berikut :

a) Motor 1 Fasa, motor yang beroperasi dengan daya 1 fasa untuk menghasilkan
tenaga mekanik.
b) Motor 3 Fasa, , motor yang beroperasi dengan daya 3 fasa untuk
menghasilkan tenaga mekanik.

6. LCD
Gambar 14.LCD

LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan)
yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang
terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah
banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar
Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar
Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.

Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik dibuat


menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda
(Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga
jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip
pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun
LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya
pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight
yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold
cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes).
LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu
bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair).
Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun,
LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh
karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber
cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna putih.
Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri adalah cairan organik yang berada
diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah :

 Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)


 Elektroda Positif (Positive Electrode)
 Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
 Elektroda Negatif (Negative Electrode)
 Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
 Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)

Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD :

Gambar 15.Struktur LCD

LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada umumnya
menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat menghasilkan
digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih modern dan berkekuatan
tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu
Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut pada
umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent atau Light
Emitting Diode (LED). Cahaya putih adalah cahaya terdiri dari ratusan cahaya warna
yang berbeda. Ratusan warna cahaya tersebut akan terlihat apabila cahaya putih
mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut refleksi maka
berbeda pula warna cahaya yang dihasilkan.

Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada


Kristal Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang
diterimanya dan merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga
menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila
diberikan tegangan dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan
penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang
sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi berbagai warna.

Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-
lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan
sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan warna hitam, maka kristal cair
harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat
menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka diperlukan pengaturan
sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.

7. Potensiometer

Gambar 16.Potensiometer

Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar
dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan
Simbolnya.
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

 Penyapu atau disebut juga dengan Wiper

 Element Resistif
 Terminal

Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur


dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas
sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser
wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur
dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar.
Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu,
Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus
menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya.
Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan
pengaturannya.
4.

Gambar 17. Jenis-Jenis Potensometer

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang


membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal
lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan
Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran


Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track
(jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu
Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik
(Logarithmic Potentiometer).

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,


Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan
fungsi-fungsi sebagai berikut :

 Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti


Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
 Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
 Sebagai Pembagi Tegangan
 Aplikasi Switch TRIAC
 Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
 Sebagai Pengendali Level Sinyal

8. Baterai

Gambar 18. Baterai

Baterai adalah kumpulan dari satu atau lebih sel yang hasil dari reaksi
kimianya membuat elektron mengalir didalam rangkaian. Semua jenis baterai terdiri
dari tiga komponen dasar, yaitu; Anoda (sisi 'Negatif'), Katoda (sisi 'Positif'), dan
beberapa jenis elektrolit (sebuah zat yang secara kimia bereaksi terhadap anoda dan
katoda).

Ketika anoda dan katoda baterai terhubung ke rangkaian, reaksi kimia terjadi
antara sisi anoda dengan elektrolit. Reaksi ini menyebabkan elektron mengalir
melalui rangkaian menuju ke katoda dan hal ini menyebabkan reaksi kimia lain
terjadi antara sisi katoda dengan elektrolit. Ketika bahan di katoda dan atau anoda
habis di konsumsi akibat dari reaksi kimia yang terjadi di kedua sisi, maka reaksi pun
berhenti. Ketika reaksi kimia berhenti, baterai tidak dapat lagi menghasilkan listrik.
Saat seperti ini Baterai menjadi "mati".

Pada dasarnya baterai terdiri dari 2 jenis, yaitu baterai primer dan baterai
sekunder. Baterai primer adalah baterai yang harus dibuang setelah digunakan atau
sudah dalam keadaan mati. Reaksi kimia sudah tidak dapat dibangkitkan lagi pada
baterai primer. Sedangkan baterai sekunder adalah baterai yang dapat diisi ulang
(recharge). Reaksi kimia pada baterai jenis ini dapat dibangkitkan kembali setelah
baterai "mati".

Gambar 19. Jenis-Jenis Baterai

Penemuan baterai modern sering dikaitkan dengan seseorang yang bernama


Alessandro Volta.

Baterai terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu: Anoda, Katoda, dan Elektrolit.
Sebuah pemisah (separator) sering digunakan untuk mencegah anoda dan katoda
saling bersentuhan ketika elektrolit tidak mencukupi (hingga habis). Untuk
menyimpan ketiga komponen dasar ini, baterai disimpan dalam sebuah wadah
(casing) yang memiliki bermacam bentuk unik.
Gambar 20. Struktur Baterai

Anoda dan katoda adalah jenis elektroda. Elektroda adalah konduktor yang mampu
mengalirkan listrik baik itu memasuki atau meninggalkan komponen dalam sebuah
rangkaian kelistrikan.

 Anoda (Sifat Negatif)

Elektron bergerak keluar dari anoda menuju ke perangkat yang terhubung


didalam sirkuit. Ini berarti secara konvensional "arus" mengalir masuk ke anoda.

Gambar 21.Anoda

Didalam baterai, reaksi kimia yang terjadi antara anoda dan elektrolit
menyebabkan terbentuknya elektron didalam anoda. Elektron tersebut sebenarnya
ingin bergerak menuju ke katoda, tetapi tidak mampu melewati elektrolit atau
pemisah. Hal ini menyebabkan elektron harus mengalir melalui komponen yang
terhubung didalam rangkaian hingga sampai ke katoda.
 Katode (Sifat Positif)

Elektron bergerak masuk ke dalam katoda dari perangkat yang terhubung didalam
sirkuit. Ini berarti secara konvensional "arus" mengalir keluar dari katoda.

Gambar 22.Katoda

Didalam baterai, reaksi kimia yang terjadi antara katoda dan elektrolit
membutuhkan elektron yang dihasilkan oleh anoda. Tanpa elektron dari anoda maka
tidak akan terjadi reaksi kimia antara katoda dengan elektrolit. Satu-satunya jalan
elektron untuk bisa sampai ke katoda adalah melewati rangkaian yang berada diluar
baterai. Pergerakan elektron inilah yang kemudian dikenal dengan nama "listrik".

 Elektrolit

Elektrolit adalah zat, bisa berupa cairan atau gel, yang mampu mengangkut ion
saat terjadi reaksi kimia pada sisi anoda dan katoda. Elektrolit juga bertindak sebagai
insulator listrik antara anoda dan katoda sehingga elektron lebih mudah mengalir
melalui sirkuit eksternal (diluar baterai) daripada harus melalui elektrolit.

Gambar 23. Elektrolit


Elektrolit sangat berperan penting dalam kinerja baterai. Karena elektron tidak
dapat melewati elektrolit, mereka dipaksa untuk melakukan perjalanan melalui
konduktor listrik didalam sirkuit diluar baterai yang menghubungkan anoda ke
katoda.

 Separator (Pemisah)

Separator adalah bahan berpori yang mencegah anoda dan katoda saling
bersentuhan yang akan menyebabkan hubungan singkat (korsleting atau short circuit)
didalam baterai. Separator baterai dibuat dari beberapa bahan seperti; kapas, nilon,
polyester, kardus, dan film polimer sintetik. Separator tidak bereaksi secara kimia
dengan anoda, katoda, ataupun elektrolit.

Gambar 24. Separator

Ion didalam elektrolit dapat bermuatan positif, bermuatan negatif, dan dapat
datang dalam berbagai ukuran. Separator khusus biasanya dibuat untuk
memungkinkan beberapa ion dapat melewatinya dengan baik namun yang lainnya
tidak.

 Casing (Wadah)

Casing baterai dapat dibuat hampir dari semua bahan: plastik, baja, laminasi
polimer ringan, dan sebagainya. Beberapa baterai menggunakan casing konduktor
baja yang secara elektrik terhubung kesalah satu elektroda. Sebagai contoh, umumnya
sel baterai AA alkaline menggunakan casing baja yang terhubung ke katoda.
Gambar 25.Wadah Baterai

Baterai membutuhkan reaksi kimia untuk beroperasi. Setidaknya satu reaksi


terjadi disekitar anoda dan satu atau lebih reaksi terjadi disekitar katoda. Pada saat
baterai berkerja, reaksi pada anoda menghasilkan banyak sekali elektron yang disebut
proses oksidasi (oxidation). Sedangkan reaksi yang terjadi pada katoda menggunakan
banyak sekali elektron selama baterai bekerja, proses ini dikenal dengan proses
reduksi (reduction).

Gambar 26. Prinsip Kerja Baterai

Pada intinya, kita membagi jenis reaksi kimia tertentu, reaksi reduksi-oksidasi
atau sering disebut juga reaksi redoks (red-uksi oks-idasi), menjadi dua bagian reaksi
terpisah. Reaksi redoks terjadi ketika elektron ditransfer diantara bahan kimia.
Kemudian pergerakan elektron dalam reaksi ini mengalir keluar baterai untuk
memberikan daya pada sirkuit.
Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi
serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim
maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA
(Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti
yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan
Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan
membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop,
dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.

Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan


sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat SCL “1”. Sinyal
Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai
perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi “1” pada saat SCL “1”. Kondisi sinyal
Start dan sinyal Stop seperti tampak pada Gambar 1.

Gambar 27. Kondisi Sinyal Start dan Stop

Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang
disimbolkan dengan ACK Setelah transfer data oleh master berhasil diterima slave,
slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu dengan
membuat SDA menjadi “0” selama siklus clock ke 9. Ini menunjukkan bahwa Slave
telah menerima 8 bit data dari Master. Kondisi sinyal acknowledge seperti tampak
pada Gambar 2.

Gambar 28. Sinyal ACK dan NACK


Dalam melakukan transfer data pada I2C Bus, kita harus mengikuti tata cara yang
telah ditetapkan yaitu:

 Transfer data hanya dapat dilakukan ketikan Bus tidak dalam keadaan sibuk.
 Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama SCL
dalam keadan tinggi. Keadaan perubahan “1” atau “0” pada SDA hanya dapat
dilakukan selama SCL dalam keadaan rendah. Jika terjadi perubahan keadaan
SDA pada saat SCL dalam keadaan tinggi, maka perubahan itu dianggap
sebagai sinyal Start atau sinyal Stop.

Gambar 29. Transfer Bit pada I2C Bus

D. Listing Program
 Master

#include <Wire.h> //deklarasi library Wire.h

#define lm35 A0 //deklarasi pin A0 untuk lm35

#define ldr_out A1 //deklarasi pin A1 untuk ldr_out

#define ldr_in A2 //deklarasi pin A2 untuk ldr_in

int valueldr_out, valuelm35, valueldr_in, valueldr; //deklarasi variabel-variabel

boolean x; //deklarasi variabel x dengan tipe boolean

void setup() { //eksekusi program hanya dilakukan sekali


Serial.begin(9600); //Set baud rate

pinMode(lm35, INPUT); //deklarasi lm35 sebagai input

pinMode(ldr_out, INPUT); //deklarasi ldr_out sebagai input

pinMode(ldr_in, INPUT); //deklarasi ldr_in sebagai input

Wire.begin(); //Inisiasi library Wire

void slave1(){ //Fungsi untuk slave1

Wire.beginTransmission(1); //Memulai transmisi ke slave1

Wire.write(x); //Membariskan data variabel x untuk dikirim ke slave

Wire.endTransmission(); //Menghentikan transmisi data

void slave2(){ Fungsi untuk slave 2

Wire.beginTransmission(2); //Memulai transmisi ke slave 2

Wire.write(valuelm35); //Mengirim data variabel valuelm35

Wire.endTransmission(); //Menghentikan transmisi data

void loop() { //Fungsi dieksekusi berulang


valueldr_out = analogRead(ldr_out); //Memasukkan nilai pembacaan ldr_out ke
variabel valueldr_out

valueldr_in = analogRead(ldr_in); //Memasukkan nilai pembacaan ldr_in ke variabel


valueldr_in

valuelm35 = analogRead(lm35); //Memasukkan nilai pembacaan lm35 ke variabel


valuelm35

if (valueldr_out > valueldr_in) { //Kondisi apabila nilai valueldr_out lebih besar


dari valueldr_in

x = true; //Maka x bernilai true

else { //Untuk kondisi valueldr_out lebih kecil atau sama dengan valueldr_in

x = false; //Maka x bernilai false

slave1();

slave2();

 Slave 1

#include <Wire.h> //Inisialisasi library Wire.h

#define in1 7 //Deklarasi pin 7 untuk in1

#define in2 6 //Deklarasi pin 6 untuk in2

#define en1 5 //Deklarasi pin 5 untuk en1

int x; //Deklarasi variabel x


const byte slaveId = 1; //deklarasi alamat slave1

void setup() { //Fungsi dieksekusi sekali

Serial.begin(9600); //Set baud rate

pinMode(in1, OUTPUT); //Deklarasi in1 sebagai output

pinMode(in2, OUTPUT); //Deklarasi in2 sebagai output

pinMode(en1, OUTPUT); //Deklarasi en1 sebagai output

Wire.begin (slaveId); //Memulai library

Wire.onReceive(receiveEvent); //Memanggil fungsi ketika slave menerima transmisi


dari master

void receiveEvent(){ //Fungsi dijalankan saat master mentransmisikan data

x = Wire.read(); //memasukkan data yang ditransmisikan ke variabel x

void loop() { //Fungsi dieksekusi berulang

if (x == true){ kondisi apabila x bernilai true

digitalWrite (en1, 5); //en1 diaktifkan

digitalWrite (in1, HIGH); //in1 berlogika 1 atau HIGH

digitalWrite (in2, LOW); //in2 berlogika 0 atau LOW

}
else { //Kondisi x bernilai false

digitalWrite (en1, 5); //en1 diaktifkan

digitalWrite (in1, LOW); //in1 berlogika 0 atau LOW

digitalWrite (in2, HIGH); //in2 berlogika 1 atau HIGH

 Slave 2

#include <Wire.h> //Inisialisasi library Wire.h

#include <LiquidCrystal.h> //Inisialisasi library LiquidCrystal.h

LiquidCrystal lcd(13, 12, 11, 10, 9, 8); //Deklarasi pin yang terhubung ke LCD

#define in1 7 //Deklarasi pin in1 terhubung ke pin 7

#define in2 6 //Deklarasi pin in2 terhubung ke pin 6

#define en1 5 //Deklarasi pin en1 terhubung ke pin 5

int x, lm35; //Deklarasi variabel x dan lm35

const byte slaveId = 2; //Deklarasi alamat slave 2

void setup() { //Fungsi dieksekusi sekali

Serial.begin(9600); //Set baud rate

pinMode(in1, OUTPUT); //Deklarasi in1 sebagai output


pinMode(in2, OUTPUT); //Deklarasi in2 sebagai output

pinMode(en1, OUTPUT); //Deklarasi en1 sebagai output

Wire.begin (slaveId); //Memulai library

Wire.onReceive(receiveEvent); // Memanggil fungsi ketika slave menerima


transmisi dari master

lcd.begin(16,2); //Memulai lcd 16x2

void receiveEvent(){ // Fungsi dijalankan saat master mentransmisikan data

x = Wire.read(); //Memasukkan nilai data yang ditransmisikan ke dalam variabel x

lm35 = x*0.488; //Mengkonversi nilai x dan dimasukkan ke variabel lm35

void loop() { //Fungsi dieksekusi berulang

lcd.setCursor (0,0); //Memulai pada kolom 0 baris 0 lcd

lcd.print ("Suhu :"); //Menulis kata “Suhu :”

lcd.setCursor (0,1); //Memulai pada kolom 0 baris 1 lcd

lcd.print(lm35); //Menulis nilai variable; lm35

if (lm35 > 25){ //Kondisi apabila nilai lm35 lebih besar dari 25 derajat

digitalWrite (en1, 10); //Mengaktifkan en 1 dengan nilai 10

digitalWrite (in1, HIGH); //in1 berlogika 1


}

else if (lm35 > 30){ //Apabila nilai lm lebih besari dari 30 derajat

digitalWrite (en1, 20); //Mengaktifkan en1 dengan nilai 20

else { //Untuk kondisi selain itu


digitalWrite (en1, 0); //en1 bernilai 0 dan tidak aktif
digitalWrite (in1, LOW); //in1 berlogika 0 atau LOW
}
}

E. Flowchart
Flowchart Master

START

Deklarasi library dan


pin yang digunakan

Deklarasikan variable
valueldr_out,valueldr
_in,valuelm35,x

Void setup ()

Void slave1 ()

Void slave2 ()

Void loop ()
FINISH

Flowchart Void Setup

START

Wire.begin()

FINISH
Flowchart Void Loop

START
LM35,INPUT
ldr_out,INPUT
ldr_in,INPUT

Valueldr_out=analogRead (ldr_out);
Valueldr_in=analogRead (ldr_in);
Valuelm35=analogRead (lm35);

True
Valueldr_out>
X = True
Valueldr_in

False

X = False

Slave1()
Slave2()

FINISH
Flowchart Void Slave1

START

Wire.begintransmission (1)
wire.write (x)
wire.endTransmission()

STOP

Flowchart Void Slave2

START

Wire.beginTransmission(2)
wire.write(valuelm35)
wire.endTransmission ()

FINISH
Flowchart Slave 1

START

Deklarasi library dan


pin yang digunakan

Deklarasi library dan


pin yang digunakan

Void setup ()

Void receiveEvent ()

Void loop()

FINISH
Flowchart Void Setup

START

#define in1 7
#define in2 6
#define en1 5

In1,OUTPUT(pin7)
in2,OUTPUT(pin6)
en1,OUTPUT(pin5)

Wire.begin(slaveId)
wire.onReceive(receiveEvent)

FINISH

Flowchart Void Receiveevent

START

X=wire.red{}

FINISH
Flowchart Void Loop

START

True Digital write


pin=5
X=true
state=ON

False

Digital write Digital write


pin=5 pin=7
state=ON state=OFF

Digital write Digital write


pin=7 pin=6
state=ON state=ON

Digital write
pin=6
state=OFF

FINISH
Flowchart Slave 2

START

Deklarasikan library dan


pin yang digunakan

Deklarasikan pin lcd


13,12,11,10,9,8

#define in1 7
#define in2 6
#define en1 5

Deklarasikan variable
x,lm35 dan slaveId=2

Void setup ()

Void ReceiveEvent()

Void loop ()

FINISH
Flowchart Setup

START

In1, OUTPUT
In2, OUTPUT
en1, OUTPUT

Wire.begin (slaveId)
wire.onReceive(receiveEvent)
Lcd.begin (16,2)

FINISH

Flowchart Void Receiveevent

START

X = wire.red ()

Lm35 = x*0.488

FINISH
Flowchart Void Loop

START

Lcd.setCursor (0,0)
Lcd.print (“suhu: “)
Lcd.SetCursor (0,1)
Lcd.print (lm35)

True
Digitalwrite Digitalwrite
Lm35>20 pin : 5 pin : 7
state : 10 state : ON

False
True
Digitalwrite
Lm35>30 pin : 5
state : 20
False

Digitalwrite
pin : 5
state : 0

Digitalwrite
pin : 7
state : OP

FINISH
F. Rangkaian Simulasi Sistem

Gambar 30. Rangkaian Simulasi Sistem

G. Hardware

Di dalam ruangan
Gambar 31. Sistem di dalam Ruangan

Di luar ruangan

Gambar 32. Sistem di Luar Ruangan


Gambar 33. Rincian Sistem
Keterangan:
1 = Motor pada gorden
2 = LDR di dalam ruangan
3 = Motor pada kipas
4 = LDR di luar ruangan

H. Analisis

Rangkaian ini berfungsi untuk kontrol motor yang terhubung ke gorden dan juga
kontrol kipas angin. Pada rangkaian terdapat 3 arduino uno. Dimana 1 arduino
sebagai master, dan dua arduino sebagai slave. Master terhubung ke LDR1, LDR2
dan sensor suhu LM35. Slave 1 terhubung ke driver motor untuk kontrol motor pada
gorden, dan slave 2 terhubung ke lcd dan jga driver motor yang mengatur kipas. Pada
sistem digunakan dua buah LDR. LDR 1 diletakkan di dalam ruangan dan LDR 2
diletakkan di luar ruangan. Sistem ini berkomunikasi menggunakan jenis komunikasi
I2C (Inter Integrated Circuit).

Untuk kontrol gorden, digunakan perbandingan intensitas cahaya yang diterima


LDR1 dan LDR2. LDR1 mendapat cahaya dari cahaya yang ada di dalam ruangan,
sedangkan LDR2 mendapatkan cahaya dari cahaya matahari di luar ruangan. Saat
intensitas cahaya yang diterima LDR1 (dalam ruangan) lebih kecil dari LDR2 (luar
ruangan) menandakan matahari sudah terbit maka intensitas cahaya yang diterima
LDR2 lebih besar. Data tersebut dikirimkan dari master ke slave 1, motor yang
terhubung ke gorden akan berputar searah jarum jam dan membuka gorden. Untuk
kondisi sebaliknya, saat intensitas cahaya yang diterima LDR1 (dalam ruangan) lebih
besar dari LDR2 (luar ruangan) menandakan matahari sudah mulai terbenam maka
intensitas cahaya yang diterima LDR2 lebih kecil, data kemudian dikirimkan dari
master ke slave 1, motor yang terhubung ke gorden akan berputar berlawanan dari
arah jarum jam dan menutup gorden.

Untuk kontrol kipas, digunakan hasil pembacaan dari lm35. Saat lm35 mengukur
suhu ruangan berada di atas 25°C, maka data pembacaan dari master akan dikirim ke
slave 2, hasil pembacaan akan ditampilkan pada lcd, dan motor kipas akan berputar.
Untuk kondisi lain, ketika suhu ruangan naik hingga 30°C, maka motor akan berputar
lebih cepat. Sedangkan untuk suhu dibawah 20°C, motor kipas akan berhenti
berputar.

I. Kesimpulan

Dari simulasi sistem tersebut dapat disimpulkan:

 Rangkaian ini bertujuan untuk membantu lansia dan orang-orang yang


mengalami disabilitas atau kesulitan dalam berjalan untuk meminimalisir
resiko karena berjalan.
 Fungsi rangkaian sistem ini adalah untuk mempermudah pengguna membuka
dan menutup gorden serta untuk mengatur kecepatan kipas angin.
 Sistem ini menggunakan jenis komunikasi I2C atau Inter Integrated Circuit.
 Sistem ini menggunakan 2 buah sensor LDR dan 1 sensor LM35.
 Saat nilai LDR2>LDR1 maka gorden terbuka dan saat nilai LDR2<LDR1
maka gorden tertutup.
 Saat suhu ruang diatas 20°C maka kipas hidup, dan kecepatan putar kipas
bertambah saat suhu ruang naik hingga diatas 30°C. Dan saat suhu dibawah
20°C kipas berhenti.

J. Link Download

Rangkaian Simulasi
(https://drive.google.com/file/d/11PXZdCnHTjQGz6C9FA_I7Q0w6MXELRym/
view?usp=sharing)

Datasheet LM35 (https://drive.google.com/file/d/16mLOkFJOsgWzThljvsp19-


bHbm9sred4/view?usp=sharing)
Datasheet LDR
(https://drive.google.com/file/d/1W3CyUO4Cu2s5_vT971VkWDF5xCJ7UHfi/vi
ew)

Listing Program Master (https://drive.google.com/file/d/1u_GTwV3Ib9Xu-


KRMQCcHIM0Mfg16ZioS/view?usp=sharing)

Listing Program Slave1 (https://drive.google.com/file/d/1rCtDx_d_4PF8-


mNPbn7lgBGIf9rv57Ik/view?usp=sharing)

Listing Program Slave2


(https://drive.google.com/file/d/1Od8L59aXufOnBJASf1odssHvi6vxlnWZ/view?
usp=sharing)

Library Arduino Uno (https://drive.google.com/file/d/1u_GTwV3Ib9Xu-


KRMQCcHIM0Mfg16ZioS/view?usp=sharing)

Anda mungkin juga menyukai