c. Teori Sosial
teori kapilaritas sosial, yaitu seperti gejala naiknya air atau
minyak di dalam pembuluh sempit.
d. Teori Transisi Demografi
Beranggapan bahwa perubahan penduduk terjadi sebagai
akibat dari kondisi sosial-ekonomi penduduk yang bersangkutan.
C. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Dalam proses pembangunan, upaya mengendalikan
kependudukan di Indonesia dipengaruhi beberapa determinasi
pembangunan jangka panjang, di antaranya lapangan kerja,
pendidikan, kesehatan, penyediaan pangan, kebutuhan pokok,
industrialisasi, pengolahan energi, dan lingkungan pembangunan
daerah.
Profil demografi kependudukan Indonesia meliputi ciri pokok
dan sifat kependudukannya, yaitu jumlah yang besar,
pertumbuhan cukup tinggi, penyebaran tidak merata, struktur
umur muda, dan sifat sosial ekonomi yang mencerminkan
keterbelakangan.
Jumlah penduduk Indonesia pada akhir tahun 1981
mencapai 151 juta, dan perkembangannya masih tinggi,
yaitu rata-rata 2,3% per tahun selama dekade terakhir ini.
Menurut data BAPPENAS 2018 , jumlah penduduk
Indonesia pada adalah 267 juta jiwa. Dengan rincian
sebagai berikut
Masalah lain yang paling menonjol ialah masalah penyebaran
penduduk yang tidak merata.
Lebih dari 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, yang
luasnya hanya sekitar 7% dari luas Indonesia. Bila dilihat dari
distribusi penduduk antarpulau, sejak tahun 1930 terlihat bahwa
ketimpangan ini bukan merupakan fenomena baru. Pada tahun
1930, 68,7% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Tahun
1961 persentase itu turun menjadi 65%. Kemudian menjadi
63,8% pada tahun 1971, dan 51,9% pada tahun 1980.
Menurut proyeksi penduduk Indonesia (2015-2045) dengan dasar hasil
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), jumlah penduduk Indonesia pada
2019 sebanyak 266,91 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 150 juta jiwa
atau lebih dari 56% berada di Pulau Jawa.
Di samping pertumbuhan, penyebaran dan kepadatan komposisi
umur penduduk juga memegang peranan penting dalam mengkaji
sifat-sifat kependudukan. Lazimnya penduduk dikatakan
mempunyai susunan umur yang muda bila lebih dari 40%
jumlahnya berada pada kelas umur di bawah 15 tahun. Keadaan
demikian mempunyai implikasi dalam hal beban tenaga produktif
bagi tenaga yang tidak produktif atau rasio beban tanggungan
(dependency ratio).
beban tanggungan biasanya dihitung dengan cara berikut:
•Rasio