Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TEKNIK TEGANGAN TINGGI A

Makalah Perkembangan Teknologi Pengukuran Tegangan Tinggi secara


Digital

Disusun Oleh :

Nama : Vinoza Shalsabila


No. Bp :1810953027

Dosen Pengampu : Aulia, S.T.,M.Eng.,Ph.D

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Teknik Pengukuran Tegangan Tinggi............................................................2
2.1.1 Teknik Pengukuran Tegangan Tinggi.....................................................2
2.1.2 Resistansi Pembagi Tegangan.....................................................................3
2.1.3 Voltmeter Pembangkit (Generating Voltmeters).....................................3
2.2 Pengukuran Tegangan Tinggi Secara Langsung............................................4
2.2.1 Voltmeter Elektrostatik............................................................................4
2.2.2 Sphere Gaps (Celah Bola).......................................................................5
2.3 Transformator dan Metode Pengukuran Pembagi Tegangan.........................6
2.3.1 Metode Pembagi Tegangan Resistif........................................................8
2.3.2 Metode Pembagi Tegangan Kapasitif......................................................9
2.4 Voltmeter Nilai Puncak..................................................................................9
2.4.1 Metode Capasitor Charging.....................................................................9
2.4.2 Menggunakan Lampu Neon..................................................................10
2.4.3 Metode Arus Rectifier-Kapasitor..........................................................10
2.5 Voltmeter Ionic Wind...................................................................................11
2.6 Voltmeter Dumb-Bell...................................................................................12
2.7 Klydonograph...............................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

i
Daftar Gambar
Gambar 1. Mikrometer Resistansi Seri....................................................................2
Gambar 2. Resistansi Pembagi Tegangan dengan Voltmeter Elektrostatik.............3
Gambar 3.Diagram Skematik Voltmeter Pembangkit.............................................4
Gambar 4. Voltmeter Abraham................................................................................5
Gambar 5. Celah Bola..............................................................................................6
Gambar 6. Transformator dan Pembagian Tegangan..............................................6
Gambar 7. Tambahan Kumparan Tegangan............................................................7
Gambar 8. Tambahan Trafo Tegangan....................................................................7
Gambar 9. Mikroammeter Tahanan Seri..................................................................7
Gambar 10.Metode Pembagi Tegangan Resistif......................................................8
Gambar 11. Screening Pembagi Resistif..................................................................8
Gambar 12. Metode Pembagi Tegangan Kapasitif..................................................9
Gambar 13. Metode Kapasitor Charging.................................................................9
Gambar 14. Penggunaan Lampu Neon..................................................................10
Gambar 15. Metode Arus Rectifier Kapasitor.......................................................10
Gambar 16. Bentuk Gelombong Pengukuran Puncak...........................................11
Gambar 17.Voltmeter Ionic Wind.........................................................................11
Gambar 18. Voltmeter Dumb Bell.........................................................................12
Gambar 19. Klydonograph.....................................................................................12
Gambar 20. Isolator Pembagi Tegangan................................................................13
Gambar 21. Litchenberg Pattern............................................................................13
Gambar 22. Klydonograph untuk Dua Polaritas....................................................13
Daftar Tabel Y
Tabel 1.Tabel Metode Pengukuran Tegangan Tinggi..............................................2
Tabel 2. Tabel Metode Pengukuran Arus Tinggi.....................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tegangan pada energi listrik sudah suplai kepada banyak konsumen mulai dari
pembangkit sederhana yang diketahui setelah adanya penemuan dinamo yang
dikenal sebagai generator. Stasiun listrik umum yang pertama kali digunakan
adalah pada tahun 1882 di kota London (Holborn) (Zaengl, 1984). Kemudian
terus berkembang hingga ke luar negeri. Dimana penggunaan tegangan tinggi
harus sangan diperhatikan karena dapat terjadi kebocoran arus atapun locncatan
api yang sangat berbahaya (Holtzhausen dan Vosloo, 2003)
Tegangan tinggi dapat diukur dengan berbagai cara. Ada tiga jenis tegangan
tinggi, yaitu tegangan tinggi AC, tegangan tinggi DC, dan tegangan tinggi
impuls(Dewi et al., 2018). Untuk pengukuran tegangan AC atau DC, durasi lebih
dispesifikkan (Hartill, 1948).
Dua metode telah dikembangkan untuk pengukuran tegangan tinggi yaitu
berdasarkan urutan diferensiasi dan integrasi dan menggunakan voltmeter
pembangkit (G.G Wolzak, 1983). Pengukuran langsung tegangan tinggi mungkin
dilakukan hingga 200 kV, beberapa bentuk voltmeter telah dirancang dan dapat
dihubungkan langsung pada rangkaian uji. Tegangan Tinggi juga diukur dengan
menurunkan tegangan menggunakan trafo dan rangkaian pembagi tegangan.
Loncatan api pada celah lainnya juga digunakan, terutama dalam kalibrasi meter
pada pengukuran tegangan tinggi. Tegangan transien didapatkan melalui pembagi
tegangan dan osiloskop. Sedangkan untuk gelombang petir dapat direkam
menggunakan Klydonograph .

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
 Apa saja metode pengukuran tegangan tinggi yang biasa digunakan?
 Bagaimana perkembangan teknologi pengukuran tegangan tinggi secara
digital ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
 Mengetahui metode pengukuran tegangan tinggi yang biasa digunakan
 Mengetahui perkembangan teknologi pengukuran tegangan tinggi secara
digital
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
 Memahami metode pengukuran tegangan tinggi yang biasa digunakan
 Memahami perkembangan teknologi pengukuran tegangan tinggi secara
digital
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teknik Pengukuran Tegangan Tinggi
2.1.1 Teknik Pengukuran Tegangan Tinggi
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengukuran tegangan tinggi
dan arus tinggi, rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut (Sataloff, Johns dan
Kost, 1991).
Tabel .Tabel Metode Pengukuran Tegangan Tinggi
No Tipe tegangan Perangkat atau Teknik
.
P Tegangan DC Microammeter Resistansi Seri
Resistansi pembagi tegangan
Generating Voltmeter
Bola dan Celah Bola lainnya
2 Tegangan AC (Frekuensi Daya) Ammeter impedansi seri
Pembagi tegangan (jenis resistansi
dan impedansi)
Voltmeter elektrostatik
Celah Bola
3 Tegangan frekuensi tinggi, Pembagi tegangan dengan
tegangan impulse, dan perubahan oscillograph ray (pembagi resistif
tegangan secara cepat) atau kapasitif)
Voltmeter puncak
Celah Bola

Tabel . Tabel Metode Pengukuran Arus Tinggi


No Tipe Arus Perangkat atau Teknik
1. Arus DC Shunt Resistif dengan milliammeter
Generator Hall Effect
Rapat Magnetik
2. Arus AC Shunt Resistif
Potensiometer Magnetik atau Kumparan
Rogowski
Rapat Magnetik
Generator Hall Effect

2.1.2 Mikroammeter dengan Resistansi Ohmik Tinggi


Gambar . Mikrometer Resistansi Seri
Tegangan tinggi DC biasanya diukur dengan menghubungkan resistor yang
memiliki resistansi yang sangat tinggi yang diserikan dengan sebuah
mikroammeter. Tegangan sumber dapat dihitung
V =I . R
Adapun kekurangan dari rancangan resistansi seri adalah:
 Kehilangan daya dan muatan sumber
 Efek temperature dan stabilitas jangka panjang
 Tegangan terikat dari elemen resistif
 Sensitivitas tegangan mekanis
2.1.2 Resistansi Pembagi Tegangan

Gambar . Resistansi Pembagi Tegangan dengan Voltmeter Elektrostatik


Pengaruh dari temperature dan juga tegangan pada elemen dihilangkan pada
susunan pembagi tegangan ini. Dengan perubahan secara tiba-tiba pada tegangan,
seperti pada operasi switch, loncatan api pada objek yang diuji, atau rangkaian
short circuit, loncatan api atau kerusakan dapat terjadi pada elemen pembagi.
Untuk menghindari tegangan transien, kontrol tegangan kapasitor terhubung pada
elemen.
2.1.3 Voltmeter Pembangkit (Generating Voltmeters)
Pengukuran tegangan tinggi menggunakan prinsip pembangkitan ketika beban
sumber tidak diperbolehkan (seperti pada generator Van De Graff, dan
sebagainya). Voltmeter pembangkit (generating voltmeter) adalah kapasitor
tegangan elektrostatik generator variabel yang membangkitkan arus sebanding
dengan tegangan eksternal.

Gambar .Diagram Skematik Voltmeter Pembangkit


Keuntungan :
 Tidak ada beban sumber dari meter
 TIdak ada hubungan langsung dengan elektroda tegangan tinggi
 Skala yang digunakan linear dan ekstensi nya mudah
 Instrumen yang mudah untuk perangkat elektrostatis misalnya generator
Van De Graff dan akselerator partikel
Kerugian:
 Memerlukan kalibrasi
 Dibutuhkan konstruksi yang cermat
 Gangguan pada elektroda menyebabkan kalibrasi menjadi tidak valid
2.2 Pengukuran Tegangan Tinggi Secara Langsung
2.2.1 Voltmeter Elektrostatik
Salah satu teknik pengukuran langsung dapat menggunakan voltmeter
elektrostatik. Untuk tegangan diatas 10 Kv, biasanya menggunakan alat ukur jenis
ini. Apabila dua permukaan konduktor diparalelkan (perpotongan pada daerah A
dan x) dan diberi muatan q serta memiliki beda potensial sebesar V, maka energi
yang tersimpan adalah

sehingga perubahan
maka gaya (F) dirumuskan

Voltmeter elektrostatis jenis cakram tertarik dapat dihubungkan langsung ke


rangkaian tegangan tinggi dan dapat mengukur hingga sekitar 200 kV, tanpa
menggunakan pembagi tegangan atau metode reduksi lainnya. Gaya pada
instrumen elektrostatis ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan ac dan dc.

a) Voltmeter Abraham
Voltmeter Abraham adalah meteran elektrostatis yang paling umum
digunakan dalam peralatan pengujian tegangan tinggi (Measurement, 1931) Di
dalam alat, ada dua cakram logam berongga berbentuk jamur.

Gambar . Voltmeter Abraham


Elektroda bagian kanan membentuk pelat tegangan tinggi, sedangkan bagian
tengah kiri cakram dibuka dan dibungkus dengan cakram kecil yang dapat
digerakkan dan diarahkan ke penunjuk instrumen. Rentang instrumen dapat
diubah dengan mengatur cakram kanan pada jarak yang telah ditandai
sebelumnya. Keduanya bagian cakram membentuk perlindungan yang memadai
untuk melindungi isntrumen terhadap gangguan elektrostatis eksternal. Instrumen
ini dibuat untuk rentang dari 3 kV hingga 500 kV. Karena sulitnya mendesain
voltmeter elektrostatis untuk pengukuran tegangan ekstra tinggi yang bebas dari
error akibat efek korona, dalam instrumen, dan medan elektrostatis eksternal,
sejumlah metode khusus telah dilakukan untuk tujuan tersebut.

2.2.2 Sphere Gaps (Celah Bola)


Metode sphere gap dalam pengukuran tegangan tinggi adalah yang paling
baik dan digunakan sebagai standar kalibrasi. Kekuatan kegagalan gas bergantung
pada ionisasi molekul gas dan massa jenis gas. Dengan begitu, tegangan
tembusnya bervariasi dengan jarak celah; dan untuk celah bidang yang seragam,
memiliki konsistensi yang tinggi, sehingga sphere gap sangat berguna sebagai alat
ukur.
Dengan percobaan yang tepat, variasi tegangan tembus dengan jarak celah,
untuk diameter dan jarak yang berbeda telah dihitung dan disajikan dalam grafik.
Dalam alat pengukur, digunakan dua bola logam digunakan yang dipisahkan oleh
celah gas. Perbedaan potensial antara bola dinaikkan hingga timbuk loncatan api.
Kekuatan kegagalan gas tergantung pada ukuran bola, jarak keduanya, dan
sejumlah faktor lainnya. Celah percikan dapat digunakan untuk menentukan nilai
puncak gelombang tegangan, dan untuk pemeriksaan dan kalibrasi voltmeter dan
pengukur tegangan lainnya. Kepadatan gas (umumnya udara) mempengaruhi
tegangan percikan untuk jarak celah tertentu. Maka faktor koreksi dirumuskan

Percikan tegangan tembus untuk jarak celah tertentu dalam kondisi standar
(tekanan 760 torr dan pada 20°C) harus dikalikan dengan faktor koreksi.

Gambar . Celah Bola


2.3 Transformator dan Metode Pengukuran Pembagi Tegangan
Penggunaan tegangan primer untuk memperkirakan tegangan sekunder adalah
metode pengukuran yang cukup besar, namun cukup memuaskan untuk sebagian
besar pengujian ac.

Gambar . Transformator dan Pembagian Tegangan


Tegangan pada sisi tegangan yang rendah dari trafo tegangan tinggi diukur.
Sedangkan tegangan aktual yang melewati beban tidak diukur. Karena arus yang
melewati oleh perangkat yang diuji biasanya sangat kecil, arus karena korona
dapat menyebabkan terjadinya error yang cukup besar dalam pengukuran
tegangan. Metode ini mengukur tegangan rms. Untuk menentukan nilai puncak
perlu untuk menentukan bentuk gelombang dari tegangan sekunder.

Gambar . Tambahan Kumparan Tegangan


Beberapa transformator tegangan tinggi membawa kumparan voltmeter
terpisah yang memiliki sejumlah lilitan yang merupakan bagian dari lilitan
sekunder.

Gambar . Tambahan Trafo Tegangan


Dimungkinkan juga untuk memiliki trafo tegangan yang dihubungkan ke
perangkat uji dan tegangan yang diukur, namun biayanya akan cukup mahal.
Bahkan metode ini mungkin tidak terlalu memuaskan untuk kondisi tegangan
yang sangat tinggi dan metode pengukuran resistansi seri mungkin akan
digunakan.

a) Metode pengukuran resistansi seri


Gambar . Mikroammeter Tahanan Seri
Dalam metode resistansi seri, resistansi seri tinggi (dirancang khusus untuk
menahan tegangan tinggi) dan resistansi dari 20 kΩ/V digunakan dengan
microammeter. Metode ini berlaku untuk ac dan dc.

2.3.1 Metode Pembagi Tegangan Resistif

Gambar .Metode Pembagi Tegangan Resistif


Dalam metode ini, pembagi tegangan resistansi tinggi dihubungkan melalui
belitan tegangan tinggi, dan bagian kecil dari tegangan total yang diukur dengan
menggunakan voltmeter tegangan rendah.
Dalam kondisi bolak-balik akan ada kapasitansi yang terdistribusi. Salah satu
metode untuk menghilangkannya adalah memiliki layar terdistribusi pada banyak
bagian dan menggunakan tambahan pembagi tegangan untuk memberikan
tegangan tetap.
Gambar . Screening Pembagi Resistif
2.3.2 Metode Pembagi Tegangan Kapasitif

Gambar . Metode Pembagi Tegangan Kapasitif


Untuk tegangan bolak-balik, daripada menggunakan pembagi tegangan
resistif, dapat menggunakan pembagi tegangan kapasitif. Di dua kapasitansi C1
dan C2 ini digunakan secara seri, voltmeter elektrostatis dihubungkan di bagian
bawah kapasitor. Dengan mengabaikan kapasitansi voltmeter, kapasitansi efektif
C1 dan C2 secara seri adalah C1C2 / (C1 + C2), dan karena muatannya sama,
maka tegangan pada C2 adalah

2.4 Voltmeter Nilai Puncak


2.4.1 Metode Capasitor Charging
Dalam setengah siklus positif, kapasitor mengisi hingga nilai puncak, dan
ketika tegangan turun, kapasitor akan melepaskannya(sangat sedikit) melalui
miliammeter, sehingga tegangan kapasitor hampir konstan pada nilai puncak.
Maka arus menjadi sebanding dengan nilai puncak. (Time Constant RC dari
rangkaian harus sangat tinggi dibandingkan dengan periode tegangan yang
diberikan).
Gambar . Metode Kapasitor Charging
2.4.2 Menggunakan Lampu Neon

Gambar . Penggunaan Lampu Neon


Sebuah tabung neon (jika tegangan saat lampu mati diketahui) dapat
digunakan dengan pembagi potensial kapasitif untuk mendapatkan nilai puncak
dari bentuk gelombang tegangan yang diterapkan. Kapasitor variabel tegangan
rendah divariasikan sampai lampu neon mati. Dari rasio kapasitansi, tegangan
suplai dapat dihitung. Karena tegangan pemadaman lebih konstan daripada
tegangan mati, tegangan pemadaman dapat digunakan sebagai standar. Akurasi ±
0.5% dapat diperoleh dengan tegangan mati dan akurasi ± 0.25% dapat diperoleh
dengan tegangan pemadaman.

2.4.3 Metode Arus Rectifier-Kapasitor

Gambar . Metode Arus Rectifier Kapasitor


Metode yang paling umum untuk mengukur nilai puncak adalah metode
rectifier-kapasitor. Kapasitor tegangan tinggi terhubung ke suplai tegangan tinggi
dengan penyearah ammeter yang dibumikan. Nilai yang ditunjukkan akan sesuai
dengan nilai puncak dari setengah siklus positif atau negatif. Dioda digunakan
secara seri dengan milliammeter yang seharusnya resistansi low forward dan
resistansi high reverse dengan rasio resistensi yang diinginkan 1:105. Dioda
silikon merupakan penyearah yang ideal untuk tujuan tersebut.

Gambar . Bentuk Gelombong Pengukuran Puncak


2.5 Voltmeter Ionic Wind

Gambar .Voltmeter Ionic Wind


Ketika titik bermuatan tinggi terletak di udara atau gas lainnya, pergerakan
udara di sekitar titik diamati. Ini disebut sebagai angin listrik dan dibawa oleh
adanya tolakan ion dari permukaan titik. Dengan medan elektro-statis yang intens.
Ion ini bertabrakan dengan molekul udara yang tidak bermuatan angin listrika.
Dalam voltmeter ionic wind, kawat panas, campuran emas-platina, termasuk di
dalamnya salah satu lengan dari jembatan Wheatstone digunakansebagai elektroda
yang dibumikan dari celah tegangan tinggi. Sebelum tegangan tinggi diterapkan,
jembatan seimbang. Saat tegangan celah melebihi "tegangan ambang", angin
listrik mendinginkan kawat panas dan karenanya mengurangi resistansi.
Penurunan ini menyebabkan tegangan out-of-balance yang cukup besar di
jembatan. Bentuk gelombang tegangan mempengaruhi pembacaan instrumen, dan
instrumen dikalibrasi untuk gelombang sinus.
Voltmeter ini dapat digunakan untuk menentukan nilai puncak atau r.m.s.
nilai tegangan bolak-balik dan tegangan langsung. Keuntungan prinsipnya adalah
tegangan tinggi dapat diukur oleh pengamat pada jarak tertentu dari konduktor
bermuatan, dan konstruksi yang kuat dan bebas dari gangguan oleh suhu dan
cuaca. Sehingga kondisi ini membuatnya cocok untuk penggunaan di luar
ruangan.

2.6 Voltmeter Dumb-Bell

Gambar . Voltmeter Dumb Bell


Cara khusus untuk mengukur tegangan rms yang dikembangkan oleh
F.M.Bruce dimana periode osilasi konduktor spheroid di medan elektro-statis
ditentukan. Sehingga memungkinkan tegangan ditentukan dalam hal panjang dan
waktu, dengan akurasi 0,05%.

2.7 Klydonograph
Petir adalah fenomena tegangan tinggi yang paling menakjubkan. Frekuensi yang
terjadi pada gelombang kilat dan magnitude nya menghasilkan aliran transmisi
yang dapat diamati menggunakan klydonograph
Gambar . Klydonograph
Klydonograph memiliki lembar dielektrik pada permukaannya yaitu kaca film.
Material isolasi memisahkan permukaan elektroda pada satu sisi, dan sebuah
elektroda yang menonjol yang bersentuhan dengan kaca film. Untuk alat yang
diketahui dengan ketebalan dielektrik yang diatur adalah tegangan yang
digunakan definit, dengan mengkalibrasi Klydonograph menggunakan osiloskop
tegangan tinggi dan tegangan kilat yang diketahui, maka alat ini memungkinkan
untuk digunakan dalam pengukuran kilat atau petir yang terjadi.

Gambar . Isolator Pembagi Tegangan


Biasanya disarankan untuk menggunakan pola positif untuk mengukur lonjakan
tegangan tinggi. Seperti pada gambar berikut

Gambar . Litchenberg Pattern


Tegangan yang digunakan terhadap jari-jari pola ditunjukkan dalam pola
litchenber diatas.
Gambar . Klydonograph untuk Dua Polaritas
Karena lonjakan pada kilat bisa jadi positif maupun negatif, maka disarankan
untuk melakukan observasi pola positif , oleh karena itu dilakukan modifikasi
pada alat seperti pada Gambar 21 sehingga dapat mendeteksi kedua polaritas.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Perangkat untuk melakukan pengukuran tegangan tinggi sangat bervariasi.
Misalnya untuk mengukur tegangan tinggi DC dapat menggunakan perangkat
mikroammeter resistansi seri, resistansi pembagi tegangan, Voltmeter
pembangkit, celah bola, dan sebagainya. Dan untuk tegangan tinggi AC dapat
menggunakan ammeter impedansi serui, pembagi tegangan, voltmeter
elektrostatik, dan celah bola. Untuk tegangan dengan frekuensi tinggi, dapat
menggunakan pembagi tegangan dengan osilograf ray, voltmeter puncak, dan
celah bola. Adapun teknologi yang biasanya digunakan adalah klydnograph,
voltmeter dumb-bell, voltmeter ionic wind.

3.2 Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan.
Saran untuk selanjutnya agar materi yang disajikan lebih mendetail dan
memperluas lingkup materi pembahasan agar pemahaman pembaca menjadi lebih
dalam dan luas.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, C. et al. (2018) “PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI IMPULS.”
G.G Wolzak (1983) The development of high-voltage measuring techniques. doi:
10.6100/IR34982.
Hartill, E. (1948) “A note on high-voltage measurement techniques,” Students
Quarterly Journal, 19(73), hal. 17. doi: 10.1049/sqj.1948.0036.
Holtzhausen, D. J. dan Vosloo, D. W. (2003) “High Voltage Engineering Practice
and Theory,” Book, (February), hal. 157. Tersedia pada:
http://www.dbc.wroc.pl/Content/3458/high_voltage_engineering.pdf.
Measurement, H. V. (1931) “Measurement of high voltages,” Nature, 128(3238),
hal. 875–876. doi: 10.1016/b978-075063634-6/50004-6.
Sataloff, R. T., Johns, M. M. dan Kost, K. M. (tanpa tanggal) “High Measurement
of High Voltage and Current,” 1991.
Zaengl, E. K. W. . (1984) “High voltage engineering,” High Voltage Engineering,
hal. 1–762. doi: 10.1201/b16748.

Anda mungkin juga menyukai