Anda di halaman 1dari 32

Makalah

Teknologi Bioproses

Proses Pembuatan Streptomycin Sebagai Obat Antituberculosis


dengan Pemanfaatan Mikroorganisme Streptomycin griceus

Disusun oleh

Maya Vivianti

17 644 012

1
2

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2018/2019

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... ....1


DAFTAR ISI .................................... .................................................................. ....2
KATA PENGANTAR.................................... .................................................... ....3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................5
1.4 Manfaat.................................................................................................5

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penemuan Antibiotik Streptomycin.........................................6


2.2 Deskripsi...............................................................................................7
2.3 Streptomyces griceus..........................................................................12
1.4 Proses pembuatan Streptomicin..........................................................20
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

3
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Teknologi Bioproses.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Marlinda, S.T., M.Eng selaku
dosen pada mata kuliah Teknologi Bioproses, dan juga kepada teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan yang diharapkan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang dapat membangun sangat diharapkan agar dapat lebih baik lagi pada
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda, September 2019

Penyusun

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Streptomisin merupakan salah satu obat antibiotik yang dikelompokkan


ke dalam golongan aminoglycosides. Streptomisin merupakan salah satu
contoh antibiotik. Streptomisin dapat diperoleh dengan menginokulasi
mikroorganisme pada medium yang steril dan membiarkan proses fermentasi
terjadi secara aerobik selama 48 – 96 jam. Streptomisin dapat dihasilkan oleh
bakteri Streptomyces griceus yang tergolong dalam kelompok Actinomycetes.
Bakteri ini memiliki bentuk seperti filamen, bersifat aerobik, gram positif, dan
banyak ditemukan dalam tanah.
Streptomisin termasuk antibiotik bakterisidal atau mampu menghambat
pertumbuhan bakteri. Pertama kali diisolasi pada tahun 1943 oleh Albert
Scatz. Saat itu, Albert Scatz menemukan beberapa antibiotik antara lain:
antibiotik, termasuk aktinoterapi, clavacin, streptothricin, streptomisin.,
grisein, neomisin, fradicin, candicidin dan candidin. Dari beberapa antibiotik
tersebut, streptomisin diketahui dapat menyembuhkan penyakit TBC.
Produksi awal didominasi oleh perusahaan Merck & Co. streptomisin tidak
bisa diberikan secara oral. Tetapi harus disuntikkan intramuscular secara
berkala.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Sejarah Antibiotik Streptomycin ?

Apa yang dimaksud dengan fermentasi ?

Bagaimana klasifikasi Streptomyces griceus ?

Apa saja ciri ciri Streptomyces griceus ?

5
Bagaimana pola perkembang biakan Streptomyces griceus ?

Apa saja bahan baku pembuatan Streptomycin ?

Bagaimana media perkembang biakan untuk Streptomyces griceus ?

Bagaimana proses pembuatan Streptomycin ?

Bagaimana proses Streptomyces griceus menghasil Streptomycin ?

Bagaimana reaksi yang terjadi pada saat proses pembuatan Streptomycin ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui sejarah antibiotik Streptomycin

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fermentasi

Untuk mengetahui pola perkembang biakan Streptomyces griceus

Untuk mengetahui klasifikasi Streptomyces griceus

Untuk mengetahui ciri ciri Streptomyces griceus

Untuk mengetahui bahan baku pembuatan Streptomycin

Untuk mengetahui media perkembang biakan untuk Streptomyces griceus

Untuk mengetahui proses pembuatan Streptomycin

Untuk mengetahui proses Streptomyces griceus menghasil Streptomycin


Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada saat proses pembuatan
Streptomycin

1.4 Manfaat

Memberikan informasi kepada penulis serta pembaca tentang proses


pembuatan Streptomycin sebagai obat Antituberculosis dengan pemanfaatan
mikroorganisme Streptomycin griceus

6
BAB 2

ISI

2.1 Sejarah Penemuan Antibiotik Streptomycin

Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama, salvarsan yang


digunakan untuk melawan syphilis. Kemudian diikuti oleh Alexander
Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penisilin pada tahun 1928.
Tujuh tahun kemudian, Gerhard Domagk menemukan sulfa, yang membuka
jalan penemuan obat anti TB, isoniazid. Pada tahun 1943, Selkman Wakzman
dan Albert Schatz menemukan anti TB pertama yang merupakan salah satu
antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces anggota dari aktinomisetes.
Wakzman juga orang pertama yang memperkenalkan terminologi antibiotik.

Sejak itu Streptomyces menjadi gudang utama untuk memperoleh


antibiotik baru. Di berbagai lembaga penelitian dilakukan pencarian antibiotik
dari berbagai tipe mikroorganisme terutama aktinomisetes dan telah berhasil

7
mendapatkan antibiotik baru. Pada tahun 1945 telah ditemukan basitrasin
yang dihasilkan oleh Bacillus, diikuti khloramfenikol oleh Streptomyces
venezuelae dan polimiksin oleh B. polymyxa pada tahun 1947,
khlortetrasiklin oleh S. aureofaciens pada tahun 1948 dan neomisin oleh S.
fradiae tahun 1949, oksitetrasiklin 1950 dan eritromisin 1952, keduanya
dihasilkan oleh Streptomyces. Kanamisin ditemukan oleh Umezawa dan
koleganya tahun 1957 dari biakan streptomyces. Semua ini merupakan
antibiotik yang sangat penting dan sampai saat ini masih diperhitungkan
sebagai salah satu antibiotik untuk melawan infeksi.

Pada tahun enam puluhan, penemuan antibiotik agak berkurang tetapi


usaha penemuan dilakukan untuk aplikasi yang lebih luas yaitu untuk mencari
antifungal, anti mikoplasmal, anti spirochetal, anti protozoal, anti tumor, anti
virus, dan antibiotik untuk penggunaan non-medis.

2.2 Deskripsi

2.2.1 Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang


mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua
makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya
bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan archaea. Virus sering
juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat
dianggap sebagai makhluk hidup.

Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi


bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat
menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin
rabies.Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama

8
dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya
bidang penting lain: biokimia.

Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan


tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam
bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan
hingga astrobiologi dan arkeologi.

2.2.2 Mikrobiologi industri

Mikrobiologi Industri adalah suatu proses produksi


mikroorganisme dalam jumlah besar dalam kondisi terkendali dengan
tujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi dan bermanfaat. Dilihat dari sudut industri, mikroorganisme
merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu melakukan perubahan yang
dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan mentah (substrat)
menjadi suatu produk baru :

Substrat + Mikroorganisme = Produk baru

Substrat : karbohidrat, molasses, limbah hasil pertanian,


tebu ,dll

Mikroorganisme : bakteri, jamur, yis dll.

Produk baru : enzim, alcohol, antibiotic, vitamin, hormone


steroid, asam amino, asam organic, protein sel
tunggal.

2.2.3 Antibiotik

9
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh berbagai
jasad renik bakteri, jamur dan aktinomises, yang dapat berkhasiat
menghentikan pertumbuhan atau membunuh jasad renik lainnya.

Antibiotika yang diperoleh secara alami dari mikroorganisme


disebut antibiotika alami, antibiotika yang disintesis di laboratorium
disebut antibiotika sintetis. Antibiotika yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dan dimodifikasi di laboratorium dengan
menambahkan senyawa kimia disebut antibiotika semisintetis.

2.2.4 Streptomicin

Streptomycin (C21H39N7O12) adalah obat yang umumnya


digunakan untuk mengobati tuberculosis (TB) dan infeksi akibat bakteri
tertentu. Streptomycin adalah aminoglycoside. Bekerja dengan
membunuh bakteri sensitif yang menghentikan produksi protein penting
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk bertahan hidup.

Gambar 3. Struktur Streptomycin


2.2.5 Fermentasi

Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba


untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam
suatu lingkungan yangdikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk
penerapan atau aplikasi tertua dari bidang bioteknologi. Pada mulanya

10
istilah fermentasi digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan
glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob.

Tahapan Proses Fermentasi :

1. Formulasi medium yang akan digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme, baik pada Enrichment (pengkayaan) maupun
pada Proses Produksi.
2. Sterilisasi Medium, Fermentor dan Perlengkapannya.
3. Produksi kultur murni atau campuran yang cukup untuk
menginokulasi pada tahap produksi.
4. Optimasi produksi pada tahap Fermentasi produk dengan kondisi
optimum.
5. Ekstraksi (Pemanenan hasil) dan Purifikasi atau pemurnian produk.
6. Pembuangan effluen (limbah medium) yang dihasilkan selama
produksi

Produksi antibiotik melalui pemanfaatan mikroorganisme dilakukan


melalui fermentasi. Adapun sistem fermentasi yang telah berkembang
yaitu :
1. Sistem Continue
Pada sistem kontinyu, media selalu ditambahkan dari luar dan
hasilnya dipanen secara berkala. Sistem ini cocok digunakan pada
produksi besar (dalam skala industri) agar lebih efisien. Sistem ini
tidak cocok digunakan untuk produksi kecil (skala laboratorium).
Seperti pada produksi etanol dengan teknik immobilisasi sel
Fermentasi kontinyu dijalankan dengan menggunakan reaktor sistem
packed-bed dengan diameter bead K-Karaginan 2m. Sebelum
digunakan, bioreaktor disterilisasi menggunakan etil alkohol dan
kemudian diisi dengan bead K-karaginan. Molases substrat
diumpankan dari bagian bawah fermentor secara kontinyu dengan

11
pompa peristaltik (Masterflex – Cole Palmer) melalui tubing silikon.
Larutan Effluent overflow dari titik keluaran di bagian atas fermentor.
Untuk mencegah agar bead tidak terikut keluar, bead di tahan dengan
penahan berbentuk penyaring. Dillution rate sebesar 1,2 jam-1
selama proses fermentasi dan sampel diambil untuk dianalisa setelah
steady-state tercapai.

2. Sistem Batch
Pada sistem ini tidak ada penambahan media dan pemanenan
hasil pada akhir periode fermentasi, sehingga hanya dapat bertahan
selama beberapa jam atau hari. Sistem ini cocok untuk produksi
skala kecil (skala laboratorium). Perbedaan penggunaan kedua
metode tersebut akan menyebabkan perbedaan recovery, kemurnian,
kualitas, dan sterilisasi pengemasan produk akhir.
Sistem fed-batch adalah suatu sistem yang rnenambahkan media
barn secara teratur pada kultur tertutup, tanpa mengeluarkan cairan
kultur yang ada di dalam fermentor sehingga volume kultur makin
lama makin bertambah. Keuntungan sistem fed-batch ini ialah
konsentrasi sisa substrat terbatas dan dapat dipertahankan pada
tingkat yang sangat rendah sehingga dapat mencegah fenomena
represi katabolit atau inhibisi substrat. Stanbury dan Whitaker 1984
juga menyebutkan istilah kultur fed-batch untuk menggambarkan
kultur batch yang pemasokan substratnya dilakukan secara kontinu
atau bertahap tanpa pengeluaran cairan kultur. Volume kultur
bertambah sesuai dengan perubahan waktu. Proses ini juga dapat
menghindarkan efek toksik dan komponen media. Proses fed-bate ini
telah diterapkan secara luas dalam berbagai industri fermentasi dan
relatif lebih mudah digunakan untuk perbaikan proses batch
dibandingkan dengan proses kontinu. Apabila pada fermentasi
kontinu dihasilkan keluaran secara terus-menerus maka pada
fed-batch diperoleh keluaran tunggal pada akhir inkubasi sehingga

12
dapat ditangani dengan cara yang sama seperti pada proses batch
Sinclair & Kristiansen 1987.

2.2.4 Peralatan sistem fermentasi di industri

Alat utama yang digunakan untuk proses fermentasi adalah


bioreaktor atau biasa disebut Fermentor. Fermentor adalah tangki atau
wadah dimana di dalamnya seluruh sel (yaitu mikrobia) mengubah
bahan dasar menjadi produk biokimia dengan atau tanpa produk
sampingan. Fermentor sering disebut dengan bioreaktor. Fermentor
umunya dilengkapi dengan pengaduk, saluran aerasi, dan perlengkapan
lainnya. Fungsi utama fermentor adalah menyediakan kondisi
lingkungan yang cocok bagi mikrobia agar dapat menghasilkan
biomassa, enzim, metabolit dan sebagainya.

Syarat fermentor :

1. Tangki dapat dioperasikan secara aseptik, agitasi dan aerasi.


2. Energi pengoperasian serendah mungkin.
3. Temperatur harus terkontrol.
4. Kontrol pH.
5. Tempat pengambilan sampel.
6. Penguapan berlebihan dihindari.
7. Tangki didesain untuk meminimalkan tenaga kerja pemanenan,
pembersihan dan perawatan.
8. Peralatan general: permukaan bagian dalam halus, dihindari banyak
sambungan, murah.

13
2.3 Streptomyces griceus

2.3.1 Klasifikasi

Klasifikasi Streptomyces griceus


Domain : Bakteri
Phylum : Actinobacteria
Orde : Actinomycetales
Famili : Streptomycetaseae
Genus : Streptomyces
Spesies : Streptomyces griseus

2.3.2 Ciri-ciri Streptomyces

Gambar 1. Mikroskopik Streptomyces griceus

Ciri-ciri Streptomyces yaitu :

1. Streptomyces merupakan bakteri yang menyerupai


jamur berfilamen yang bersifat aerobik.

2. Tergolong dalam genus bakteri Gram positif yang memiliki


materi genetik guanin dan sitosin cukup tinggi (69-73% mol)

3. Kebanyakan Streptomyces hidup sebagai saprofit dalam tanah

14
4. Genus Streptomyces termasuk Streptomyces griseus pada tanah
berfungsi untuk menjaga bau tanah dan kesuburan tanah.
Streptomyces griseus menghasilkan banyak metabolit sekunder
yang berguna seperti inhibitor enzim dan berkontribusi 70% dari
antibiotik terjadi secara alamiah. Disamping itu memiliki 'geome
sequencing’ yang mampu memberikan kontribusi untuk
memproduksi metabolit sekunder antikanker. Oleh karena itu
fungsi dari Streptomyces griseus dapat menghasilkan
streptomisin dan menghasilkan grisein (Waksman, et all. 1948).

2.3.2 Ciri-ciri Streptomyces griceus

Gambar 2. Mikroskopik Streptomyces griceus

Ciri-ciri Streptomyces Griceus yaitu :


1. Bakteri tanah berbentuk cocus
2. Bakteri gram positif
3. Bersifat aerobik dan berserabut
4. Bersifat mesofil
5. Streptomyces griseus memiliki ukuran 0,2- 10 mikrometer
berbentuk bulat,bercabang atau benang rapuh
6. Streptomyces griseus merupakan jenis alkaliphilic, organisme ini
dapat tumbuh diberbagai pH( 5- 11), tetapi pertumbuhan optimal
dari bakteri ini ada pada temperature 25-35 C dan pada pH 9.

15
7. Streptomyces griseus mempunyai peptinogen yang tebal, lipid,
Spura rantai yang Reflexible. Memiliki spora pada subtract
mycelium berwarna abu-abu dan pigmen terbalik abu-kuning
ketika mereka tumbuh sebagai koloni. Spora memiliki permukaan
yang halus dan disusun sebagai rantai lurus. Sebagai pemanfaatan
garam sitrat dan dapat memproduksi obat anti kanker
Streptomicin.
8. Spesies ini pertama kali ditemukan oleh waksman dan Henrici
pada tahun 1984. S.griseus memiliki GC konten yang tinggi di
genomnya dengan rata-rata tinggi 72,2 %.
9. Streptomyces griseus memiliki rRNA 16S, rRNA 16 ini yang
digunakan untuk mengenali jenis bakteri tersebut.
10. Cara reproduksi atau pola perkembangbiakan Streptomyces
griseus ialah dengan membentuk rantai spora yang disebut
arthospore ketika kekurangan nutrisi di lingkungan bakteri
tersebut tumbuh. Di samping itu cara reproduksi lain dari
Streptomyces Griseus ialah dengan cara membelah diri (Acker,et
all.1954).Pola perkembangbiakan dimulai dari proses germinasi
dari spora yang menghasilkan satu atau lebih multi nukleolid hifa
yang selanjutnya filamen akan memanjang dan bercabang pada
permukaan media kultur membentuk vegetative miselia. Filamen
selanjutnya akan masuk ke dalam media kultur dan merombak
molekul organik yang tersedia dengan memanfaatkan enzim
hidrolitik ekstraselular sehingga terbentuk hifa aerial. Ketika
pertumbuhan dari hifa aerial berhenti maka akan terbentuk spora,
spora akan matang dan membentuk rantai yang mengandung 50
spora dan akan berkembang dengan karakteristik pigmen
berwarna abu-abu. Spora pada Streptomyces disebut ekso spora
dan tidak resisten pada panas yang tinggi, pH asam, tetapi tahan
terhadap kekeringan (Kieser et al., 2000)

16
Gambar 3. Pola Perkembang Biakan Streptomycin griceus

Gambar 4. Pola Perkembang Biakan Streptomycin griceus

17
Gambar 5. Pola Perkembang Biakan Streptomycin griceus

2.4 Proses pembuatan streptomicin

2.4.1 Proses Streptomyces griceus menghasilkan streptomycin

Gambar 6. Proses Streptomyces griceus menghasilkan streptomycin

Pada Gambar 6, sebuah spora mulai berkembang dengan


menyebarkan filamen ke media padat ("miselium vegetatif" pada
langkah 0-2). Kemudian miselium vegetatif yang berkembang
membentuk sporofor secara vertikal ke arah permukaan ("miselium
udara" pada langkah 3-4). Spiral miselium udara (langkah 5), dan
kemudian filamen udara polynycleated dipartisi (langkah 6).

18
Selubung yang dihasilkan akan menjadi spora (langkah 7), dan siklus
lainnya berlanjut. Metabolit sekunder termasuk antibiotik dikeluarkan
selama generasi hifa udara dari miselium vegetatif.

Terdapat dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yaitu


metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan salah
satu yang dibentuk selama fase pertumbuhan primer mikroorganisme,
sedangkan metabolit sekunder merupakan salah satu yang dibentuk
menjelang akhir fase pertumbuhan primer mikroorganisme, seringkali
menjelang atau fase stationer pertumbuhan. Meskipun metabolit
sekunder tidak bersifat esensial untuk kehidupan, akan tetapi
biosintesisnya diperlukan bagi organisme yang menghasilkannya.
A. Metabolit Primer

Metabolit primer adalah metabolit yang dibentuk dalam


jumlah terbatas berfungsi untuk pertumbuhan dan kehidupan
mahluk hidup. Salah satu proses dimana produknya dihasilkan
selama fase pertumbuhan primer mikroorganisme adalah
fermentasi alkohol (etanol). Etanol merupakan suatu produk
metabolisme anaerobik dari ragi dan bakteri tertentu, dan
dibentuk sebagai bagian dari metabolisme energi. Karena
pertumbuhan hanya terjadi jika terjadi produksi energi,
pembentukan etanol terjadi secara paralel dengan pertumbuhan.

B. Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder tidak digunakan untuk pertumbuhan dan


dibentuk dari metabolit primer pada kondisi stres. Contoh
metabolit sekunder adalah antibiotik, pigmen, toksin, efektor
kompetisi ekologi dan simbiosis, feromon, inhibitor enzim, agen
immunomodulasi, reseptor antagonis dan agonis, pestisida, agen
antitumor, dan promotor pertumbuhan binatang dan tumbuhan.
Metabolisme primer umumnya sama pada semua sel, sedangkan

19
metabolisme sekunder memperlihatkan perbedaan antara satu
organisme dengan yang lainnya. Karakteristik metabolit sekunder
yang dikenal, adalah :

1. Setiap metabolit sekunder dihasilkan hanya oleh sebagian


kecil organisme/relatif sedikit.

2. Metabolit sekunder kelihatannya tidak penting untuk


pertumbuhan dan reproduksi sel.

3. Pembentukan metabolit sekunder sangat ekstrim bergantung


pada kondisi pertumbuhan, khususnya komposisi medium.
Sering terjadi tekanan pembentukan metabolit sekunder.

4. Metabolit sekunder sering dihasilkan sebagai kelompok


struktur yang berhubungan erat. Sebagai contoh, strain
tunggal spesies Streptomyces ditemukan dapat menghasilkan
32 antibiotika antrasiklin yang berbeda tetapi berhubungan.

5. Sering terjadi produksi metabolit sekunder secara berlebihan,


sedangkan metabolit primer terikat pada metabolisme
primernya, biasanya tidak mengalami kelebihan produksi
seperti hal tersebut.

Dalam metabolisme sekunder terdapat dua fase yang berbeda,


yang disebut trofofase dan idiofase. Trofofase merupakan fase
pertumbuhan, sedangkan idiofase merupakan fase pembentukan
metabolit. Meskipun merupakan suatu kekeliruan untuk
menganggap hal tersebut menjadi dua fase, tapi istilah tersebut
merupakan penyederhanaan yang sesuai, karena menolong kita
dalam kajian fermentasi industri. Jadi, jika kita berurusan dengan
metabolit sekunder, harus menjamin kondisi yang tersedia selama
trofofase untuk pertumbuhan yang baik, selanjutnya kita harus

20
yakin bahwa kondisi tersebut pantas untuk diubah pada waktu
yang hampir bersamaan supaya menjamin pembentukan produk
yang baik.

Antibiotika adalah metabolit sekunder yang terkenal dan


diteliti secara luas. Metabolit sekunder umumnya dihasilkan dari
beberapa produk perantara yang berkumpul dalam medium atau
dalam sel, selama metabolisme primer.

Karakteristik metabolit sekunder adalah enzim yang terlibat


pada produksi metabolit sekunder diatur secara terpisah dari
enzim metabolisme primer. Dalam banyak kasus, sudah
diidentifikasi inducer spesifik metabolit sekunder. Sebagai contoh,
inducer spesifik untuk produksi streptomisin, yaitu suatu senyawa
yang disebut A-factor.

Faktor A menginduksi baik morfologi maupun perbedaan


kimia pada Streptomyces griseus, yang akan membawa pada
pembentukan mycelia aerial, konidia, streptomycin synthases dan
streptomycin. Konidia dapat terbentuk pada agar tanpa factor A,
tetapi mycelia aerial tidak dapat. Spora-spora terbentuk pada
caang-cabang yang secara morfologi mirip dengan hyfa tetapi
mereka tidak muncul dari permukaan koloni. Pada S.griseus,
factor A diproduksi pada saat akan memproduksi streptomycin
dan menghilang sebelum streptomycin mencapai tingkat
maksimum. Hal tersebut juga menginduksi paling tidak 10
protein pada tingkat trasncripsi. Salah satu diantaranya adalah
6-phosphotransferase, enzim yang berfungsi pada biosintesa
streptomycin dan resistennya. Banyak actinomycetes yang
memproduksi factor A. Produk metabolic sekunder dari
mikroorganisme besar manfaatnya pada manusia.

21
Metabolit sekunder seperti antibiotic, pigmen, toksin, efektor
dari hasil kompetisi ekologis dan simbiosis,feromon, enzim
inhibitor, bahan immunomodulating, reseptor antagonis dan
agonist, pestisida, bahan antitumor dan promoter pertumbuhan
pada binatang, tumbuhan seperti giberellic acid, bahan antitumor,
alkaloid seperti ergometrin,berbagai macam obat-obatan, racun
dan bahan bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman seperti
giberellic acid. Produk tersebut memiliki manfaat yang banyak
bagi kesehatan, nutrisi dan ekonomi bagi manusia.
Produk-produk tersebut terkadang memiliki struktur yang tidak
biasa, dan pembentukannya tergantung pada bahan nutrisi,
kecepatan tumbuh, control umpan balik, inaktivasienzim dan
induksi enzim. Pengaturannya dipengaruhi oleh senyawa unik
dengan berat molekul rendah, transfer RNA, factor-faktor sigma,
dan pembentukan produk gen selama masa setelah masa
pertumbuhan eksponensial. Sintesa metabolit sekunder terbetuk
selama masa setelah pertumbuhan eksponensial. Sintesa
metabolit sekunder dikode oleh sekumpulan gen pada kromos
DNA dan kadang-kadang dari plasmid DNA.

2.4.2 Proses pembuatan Streptomycin

22
Gambar 7. Proses pembuatan streptomycin

1. Bahan Baku

A. Strain streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya


menghasilkan streptomisin dan berbagai antibiotik lainnya.
Spora Streptomyces griseus diinokulasi kedalam media untuk
mendapatkan kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia
yang tinggi sebelum dimasukkan kedalam tangki inokulum.

B. Kaldu fermentasi merupakan bahan baku yang diperlukan


untuk produksi antibiotik. Kaldu ini adalah larutan berair
terdiri dari semua bahan yang diperlukan untuk proliferasi
mikroorganisme. Biasanya, berisi sumber karbon seperti
molase, atau makanan kedelai, yang keduanya terbuat dari
gula laktosa dan glukosa. Bahan-bahan ini dibutuhkan
sebagai sumber makanan bagi organisme. Nitrogen adalah
senyawa lain yang diperlukan dalam siklus metabolisme
organisme. Untuk alasan ini, garam amonia biasanya
digunakan. Selain itu, unsur lain yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan yang tepat dari antibiotik yang memproduksi
organisme disertakan. Ini adalah komponen seperti fosfor,

23
belerang, magnesium, seng, besi, dan tembaga diperkenalkan
melalui garam larut dalam air. Untuk mencegah berbusa
selama fermentasi, agen anti-busa seperti minyak lemak babi,
octadecanol, dan silikon digunakan.

2. Media

Persiapan media merupakan langkah penting dalam


bioproses yang secara luas adalah mempersiapkan kondisi
bagi mikroorganisme yang akan menghasilkan produk. Media
yang digunakan untuk streptomices gricesus biasanya
mengandung sumber karbon yang didapatkan dari pati kedelai
dan glukosa. Media juga terdiri dari garam, contohnya
Magnesium sulfat, Potasium phospat, Sodium nitrat. garam ini
akan menyediakan ion- ion penting yang dibutuhkan dalam
aktivitas metabolismenya.

3. Persiapan

Sebelum fermentasi dapat dimulai, organisme yang


memproduksi antibiotik yang diinginkan harus diisolasi dan
jumlahnya harus meningkat berkali-kali. Untuk menumbuhkan
budaya awal, sampel organisme tersebut dipindahkan ke medium
agar. Budaya awal kemudian dimasukkan ke dalam labu goyang
bersama dengan makanan dan nutrisi lainnya yang diperlukan
untuk pertumbuhan. Hal ini menciptakan suspensi, yang dapat
ditransfer ke tangki benih untuk pertumbuhan lebih lanjut

4. Proses fermentasi

24
Tank-tank benih adalah baja tank yang dirancang untuk
menyediakan lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme
tumbuh. Mereka penuh dengan semua hal mikroorganisme
tertentu akan perlu untuk bertahan hidup dan berkembang,
termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti gula laktosa
atau glukosa. Selain itu, mereka mengandung sumber karbon
lainnya yang diperlukan, seperti asam asetat, alkohol, atau
hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti garam amonia. Faktor
pertumbuhan seperti vitamin, asam amino, dan nutrisi minor
melengkapi komposisi isi biji tangki. Tank-tank benih dilengkapi
dengan mixer, yang menjaga media pertumbuhan bergerak, dan
pompa untuk memberikan disterilkan, udara disaring. Setelah
sekitar jam 24-28, bahan dalam tangki benih dipindahkan ke
tangki fermentasi utama

Sistem fermentasi menggunakan metode fed batch, dimana


glukosa tidak langsung ditambahkan dalam jumlah banyak pada
awal proses, dikarenakan berlebihnya glukosa pada awal proses,
akan menghambat kinerja. Penggunaan metode fed-batch juga
dikarenakan antibiotik yang dihasilkan dari kapang merupakan
metabolit sekunder, sehingga penggunaan metode fed-batch ini
akan memperpanjang fase stationer dan akan meningkatkan
produksi antibiotik. Reaktor dikondisikan pada suhu 25-28oC, pH
8-9 dan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Maksud
dari penggunaan tekanan yang lebih besar ini adalah untuk
menghindari terjadinya kontaminasi dari luar reaktor. Pemberian
udara juga merupakan hal yang penting dalam penyediaan
oksigen bagi jamur. kecepatan pengadukan dan aerasi yang tinggi
diperlukan untuk mendapatkan produksi streptomisin yang
maksimal. Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan
jumlah streptomisinyang dipanen berkisar 1g/L.

25
Reaksi yang terjadi saat proses fermentasi

C6H12O6 + C6H13NO2 + O2 C21H39N7O12 + CO2 + H2O +


C21H39NO6

Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik


akan telah diproduksi dan proses isolasi dapat dimulai. Isolasi
Streptomyces menghasilkan koloni-koloni kecil (berdiameter
1-10 mm), terpisah-pisah seperti liken, dan seperti kulit atau
butirus (mempunyai konsistensi seperti mentega), mula-mula
permukaannya relatif licin tetapi kemudian membentuk semacam
tenunan miselium udara yang dapat menampakkan granularnya,
seperti bubuk, seperti beludru, atau flokos, menghasilkan
berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna pada
miselium vegetatif, miselium udara, dan substrat.

Streptomyces mempunyai misel yang baunya sangat kuat,


berkembang dan mengandung hifa udara (sporofor), dari bentuk
ini terjadi konstruksi lurus, bergelombang, mirip spiral, dapat
mengurai selulosa, khitin dan zat-zat lain sukar dipecah.

5. Biomass removal

Biomass removal merupakan bagian proses yang berfungsi


untuk memisahkan bahan pengotor dari media yang telah
mengandung Streptomycin. pemisahan dilakukan menggunakan
metode filtrasi. Banyak tipe filtrasi yang dapat digunakan namun
yang umumnya digunakan adalah Rotary Vacum Filter
dikarenakan dapat secara kontinyu memfilter dan penggunaanya
dalam skala besar.

26
6. Pemurniaan

Gambar 8. Proses pemurniaan

Jika antibiotika larut dalam pelarut organik yang tidak dapat


bercampur dengan air, maka pemurniannya relatif lebih mudah,
karena memungkinkan untuk mengekstraksi antibiotika ke dalam
suatu pelarut bervolume kecil, sehingga lebih mudah
mengumpulkan antibiotika tersebut. Jika antibiotika tidak larut
dalam pelarut, selanjutnya harus dipindahkan dari cairan
fermentasi melalui adsorpsi, pertukaran ion, atau presipitasi
secara kimia. Pada semua kasus, tujuannya untuk memperoleh
produk kristalin yang sangat murni, meskipun sejumlah
antibiotika tidak mudah terkristalisasi dan sulit dimurnikan.

27
Untuk senyawa antibiotik yang larut dalam air seperti
Streptomycin dapat digunakan metode pertukaran ion. Dalam
metode ini, senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari bahan
sampah organik dalam kaldu dan kemudian dikirim melalui
peralatan, yang memisahkan senyawa yang lain dengan senyawa
yang diinginkan yang larut dalam air.

7. Tahapan akhir

Produk antibiotik dapat berbagai bentuk ,dapat dijual dalam


bentuk intravena atau jarum suntik, pil atau kapsul gel, atau
bubuk, yang dimasukkan ke dalam salep topikal. Untuk
intravena, antibiotik kristal dapat dilarutkan dalam larutan,
dimasukkan ke dalam vial, yang kemudian tertutup rapat.
Untuk kapsul gel, antibiotik bubuk secara diisi ke dalam kapsul.
Ketika digunakan dalam salep topikal, antibiotik tersebut
dicampur ke dalam salep.

28
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses pembuatan antibiotik Streptomycin dimulai dari spora


Streptomyces griseus diinokulasi kedalam media untuk mendapatkan kultur
pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan ke
dalam tangki fermentor. Media dasar untuk produksi streptomisin
mengandung pati kedelai sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber
karbon, dan NaCl. Temperatur optimum untuk proses fermentasi ini berkisar
pada 25-28°C dan pH 8 – 9, dengan kecepatan pengadukan dan aerasi yang
tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi streptomisin yang maksimal.
Proses fermentasi berlangsung sekitar 10 hari dengan jumlah streptomisin
yang dipanen berkisar 1g/L.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2018. Apa itu streptomycin?. https://www.dictio.id/t/apa-itu-strep

tomycin/94615. diakses 2 Maret 2019

Anonim b. Pengertian dan Manfaat fermentasi.https://ardra.biz/sain-teknologi/bio-

30
teknologi/pengertian-manfaat-proses-fermentasi/. diakses 2 Maret 2019

Anonim c . 2019. Streptomyces. https://en.wikipedia.org/wiki/Streptomyces.


diakses 2 Maret 2019

Arnais, Pramita. 2015. Biotek. https://www.academia.edu/24344789/Biotek.


diakses 2 Maret 2019

Budiyanto, Mochammad Agus Krisno. 2011. MEMANFAATKAN Streptococcus


griceus UNTUK PENGHASIL ANTIBIOTIK SKALA INDUSTRI.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/26/memanfaatkan-streptococc
us-griceus-u ntuk-penghasil-antibiotik-skala-industri/. diakses 2 Maret 2019

Bahar, Rudin. 2015. LAPORAN PRAKTIKUM


MIKROBIOLOGI-PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM.

https://www.academia.edu/17017778/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBI
OLOGI-PENGENALA N_ALAT_ALAT_LABORATORIUM. diakses 2
Maret 2019

Elf, Dwi. 2013. Streptomyces. https://www.scribd.com/doc/193612162/strepto

myces-1. diakses 2 Maret 2019

Idrus Azim. 2014. PRODUCTION OF STREPTOMYCIN


https://prezi.com/wgnhdyx57hlc/production-of-streptomycin/. diakses 2
Maret 2019

31
Lahiwu, Renaldy. 2017. BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI.

https://www.academia.edu/32735964/BAKTERI_PENGHASIL_ANTIBIOTI
K_FAKULTAS_KESEHATAN_MASYARAKAT_UNIVERSITAS_SAM_
RATULANGI_2017. diakses 2 Maret 2019

Usahamart. 2012. Membuat antibiotik. https://usahamart.wordpress.com/

2012/02/2/membuat-antibiotik/. diakses 2 Maret 2019

Yarsih ,Fitria S.Pd. 2017. Makalah Mikriobiologi Terapan Tentang Mikrobiologi


Industri.https://www.academia.edu/11849493/Makalah_Mikriobiologi_Terap
an_Tentang_ Mikro biologi_Industri. diakses 2 Maret 2019

32

Anda mungkin juga menyukai