PENDAHULUAN
W-
r+ e U M+ C
GC GV GP
y-
H
Diagram blok lengkap sistem pengendalian proses digambarkan sebagai
berikut:
Keterangan Gambar :
Pengendalian on /off hanya bekerja pada dua posisi, yaitu posisi “on” dan posisi
“off”. Jika unit kendali akhir berupa control valve, kerja valve hanya terbuka penuh
atau tertutup penuh. Pada system pengendalian on-off control valve tidak akan pernah
bekerja didaerah antara 0 sampai 100%. Karena kerjanya yang on-off, hasil
pengendalian pengendali on-off akan menyebabkan proses variable yang
bergelombang, tidak pernah konstan. Perubahan proses variable akan seirama dengan
perubahan posisi final control element. Besar kecinya fluktuasi proses variable
ditentukan oleh titik dimana controller “on” dan titik dimana “off”. Kerja penendalian
on-off banyak dipakai di system pengendalian yang sederhana karena harganya yang
relatif murah.
Differential
Level Switch
Sensor
METODOLOGI
Waktu vs Level
250
235
220
205
Level (mm)
190
175
160
145
130
115
100
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu ( detik )
Grafik 3.1.1 Hubungan Antara Level dan Waktu dengan Differential Level Switch
dan Float Level Switch
3.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami menggunakan Differential Level Switch (DLS) sensor
dan Float Switch sensor (FLS). Percobaan pertama kami menggunakan DLS dengan
memberikan gangguan kecil dan diperoleh data seperti yang tersaji dalam grafik dengan garis
berwarna biru, dilihat dari segi Sensitifitasnya DLS yang diberikan gangguan kecil memiliki
Sensitifitas yang rendah karena sedikitnya gelombang yang terbentuk, kemudian dari segi
Stabilitas DLS yang diberikan gangguan kecil memiliki Stabilitas dengan respon yang lambat
namun berjalan dan stabil. Percobaan kedua kami menggunakan DLS dengan memberikan
gangguan besar dan diperoleh data seperti yang tersaji dalam grafik dengan garis berwarna
kuning, dilihat dari segi sensitifitasnya DLS yang diberi gangguan besar memiliki sensitifitas
yang rendah dan dari segi stabilitas memiliki respon yang buruk dikarenakan oleh flow in lebih
kecil dibanding gangguan yang besar. Percobaan ketiga kami menggunakan FLS dengan
memberikan gangguan kecil dan diperoleh data seperti yang tersaji dalam grafik dengan garis
berwarna orange, dilihat dari segi Sensitifitasnya FLS yang diberikan gangguan kecil memiliki
Sensitifitas yang sangat rendah karena tidak terbentuk gelombang, kemudian dari segi
Stabilitas FLS dengan diberikan gangguan kecil memiliki stabilitas respon yang lambat dan
stabil. Percobaan keempat kami menggunakan FLS dengan memberikan gangguan yang besar
dan diperoleh data seperti yang tersaji dalam grafik dengan garis berwaran abu, dilihat dari segi
Sensitifitasnya FLS dengan diberikan gangguan besar memiliki Sensitifitas yang rendah karena
tidak terbentuk gelombang, kemudian dari segi Stabilitas FLS dengan diberikan gangguan
besar memiliki respon yang lambat dan tidak stabil dikarenakan oleh flow in lebih kecil
dibanding gangguan yang besar.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar
gangguan maka sensitifitas dan stabilitas pada terbentuk semakin buruk. Dari segi stabilitas
sensor yang berfungsi dengan cukup baik adalah FLS dengan diberikan gangguan kecil dan
dari segi sensitifitas sensor yang berfungsi dengan cukup baik adalah DLS dengan memberikan
gangguan kecil.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar
gangguan maka sensitifitas dan stabilitas pada terbentuk semakin buruk. Dari segi stabilitas
sensor yang berfungsi dengan cukup baik adalah FLS dengan diberikan gangguan kecil dan
dari segi sensitifitas sensor yang berfungsi dengan cukup baik adalah DLS dengan diberikan
gangguan kecil.