Anda di halaman 1dari 12

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

&
PEMBELAJARANNYA

Kelompok 6
NAMA ANGGOTA
Dwi Fajar Utami
Husnun Hanifah
Nur Kholifah
Siti Nurokhimah
Tias Cintia Fitri
KASUS I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII.
Saat ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika
sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan
peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba
untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti
oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah
soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal
yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan
dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan.
Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik
untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan
soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.
Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?

Jawab :
Yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa melihat urutan atau langkah pengerjaan soal adalah pada tahap awalguru
sudah menggunakan teknik scaffolding atau pemberian sejumlah bantuan kepada
peserta didik pada tahap awal pembelajaran. Selanjutnya mengurangi bantuan dan
memberikan kepada peserta didik untuk bisa mengerjakan secara mandiri tanpa
adanya bantuan. Pada kasus 1 di atas menunjukkan bahwa peserta didik mampu
mengerjakan soal dengan memahami konsep dasar bagaimana cara mencari nilai rata-
rata (Mean) dengan baik melalui bimbingan dari guru pada awal pembelajaran yaitu
dengan membuat langkah-langkah mencari nilai rata-rata. Sehingga peserta didik
dapat menerapkan konsep tersebut dalam mengerjakan soal matematika pada
percobaan kedua secara mandiri. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme sosial
Vygotsky yang menunjukkan bahwa apa yang dilakukan atau dipelajari anak hari ini
dengan bekerja sama atau dapat dilakukan secara mandiri pada masa yang akan
datang. (Suci,2018)
Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan?

Jawab :
Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar metode di atas dapat diterapkan pada
pembelajaran yang memungkin peserta didik untuk berkolaborasi dengan teman sebaya
melalui kelompok-kelompok kecil. Salah satunya yaitu metode pembelajaran yang
memungkinkan terciptanya sebuah iklim kelas yang lebih interaktif dan berkolaboratif dan
membuat peserta didik dapat berinteraksi dengan teman sebaya dan memberikan ruang yang
lebih banyak untuk mengembangkan potensi dan keterampilan dengan melalui arahan guru
yang dapat memfasilitasi siswa dalam membangun kualitas berpikir serta membangun kultur
sosialnya dalam pembelajaran berkelompok. (Suci, 2018)

Sebagai calon pendidik, sangat penting memahami berbagai metode pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang populer adalah metode
kooperatif learning, metode ini dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan kerja
sama siswa. Selain itu juga penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dimana peserta
didik diberikan masalah atau tantangan yang harus dipecahkan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari seperti kasus di atas dengan mengerjakan
soal mengenai rata-rata (Mean) metode tersebut sangat membantu peserta didik dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitasnya, serta memperkuat
hubungan antara teori dan praktik dalam teori belajar.
KASUS II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD.
Sebagian besar peserta didiknya belum
bisa berhitung dengan lancar. Rina
sedang memikirkan cara yang sesuai
untuk membantu setiap peserta didik
menyelesaikan tantang belajarnya.
Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan
tahapan perkembangan usia?

Jawab :
Pada anak kelas 1 SD, anak memasuki tahap Operasional Konkrit (7-11 tahun). Pada tahap ini, anak-
anak telah menunjukkan penalaran yang logis dan konkret. Umumnya, sebagian besar anak yang
berada pada tahapan ini sudah memiliki kemampuan untuk mempertahankan ingatan tentang
ukuran, panjang atau jumlah benda cair. Dengan kata lain, mereka sudah mampu memahami
bahwa satu kuantitas akan tetap sama walaupun penampakan luarnya terlihat berubah.

Pada tahap ini yang harusdilakukan oleh Rina adalahmenyediakan media pembelajaran yang
menarik bagi peserta didik sehingga mempermudah peserta didik memahami materi yang
disampaikan. Dengan demikian, Rina dapat menggunakan media terbuka seperti menggunakan
simbol, gambar dan benda nyata sehingga siwa cepat memahami konsep berhitung. Pada tahapan
perkembangan usia ini diperlukan benda-benda nyata di sekitarnya untuk lebih memudahkan
siswa dalam berhitung. Misalnya pelajaran menghitung dengan kehidupan sehari-hari
menggunakan benda-benda yang ada disekitar lingkungan peserta didik. Selain itu untuk
memberikan pemahaman yang lebih kepada peserta didik untuk menghitung, Rani bisa
menggunakan permainan yang sesuai dengan perhitungan. Misalnya, bermain menghitung
kelereng atau stik es cream. Selain itu, Rani juga dapat menggunakan media lainnya seperti
menggunakan musikatau bernyanyi untukmemberikan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan, sekaligus memberikan pemahaman kepada peserta didik.
Mengapa kamu menyarankan hal tersebut?

Jawab :
Adapun alasan saya menyarankan cara tersebut karena cara ini
berhubungandengan teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif.
Menurut teori ini ada empat tahap dalam perkembangan pengetahuan
yaitu, tahap sensori motorik (lahir – 2 tahun) , motorik tahap
praoperasional (2 -7 tahun), tahap operasional konkret (7 – 11 tahun), dan
tahap operasional formal (11 – 15 tahun) .Pada tahap ini meskipun begitu
anak belum mampu berpikir secara tersistem namun anak sudah mampu
mahami kenyataan di lingkungan dengan menggunakan simbol, gambar,
dan benda nyata.
Pada tahap ini anak lebih suka belajar melalui pengalaman langsung dan memanipulasi benda
fisik. Karena mereka masihmembangun pemahaman konsep abstrak, materi yang konkret dan
relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal inipenting bagi Rina untukmelakukan pendekatan
kepada pesertadidik sebagai individu yang berbeda dan mengamati kecepatan perkembangan
peserta didik.
KASUS III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu
sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran
bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang
menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan
memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya,
Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia
memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali.
Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?
Mengapa demikian?

Jawab:
Pertimbangan dan keputusan Made dalam memberikan contoh teks deskripsi
dengan menyesuaikan latar belakang peserta didik tentang pantai dan makanan
khas di bali sangat tepat dan sesuai.

Made menggunakan prinsip relevansi dengan lingkungan siswa yaitu


mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan siswa. Hal ini dapat membantu
siswa agar merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran karena mereka
dapat merasakan keterkaitan antara apa yang mereka pelajari dengan
lingkungan sekitar mereka. Karena lingkungan di bali di dominasi oleh pantai
maka siswa lebih mudah mendeskripsikan pantai daripada Gedung pencakar
langit. Sehingga dengan cara tersebut pembelajaran lebih efektif. Oleh karena itu
pendidik sangat dianjurkan untuk mengenal dan memahami siswa dikarenkan
terdapat keberagaman latar belakang etnik, sosial dan budaya.
Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut?

Jawab:
Menurut saya, prinsip yang diterapkan oleh made adalah
prinsip relevansi degan lingkungan siswa. Prinsip ini
sejalan dengan teori konstruktivisme yang dikenalkan
oleh Lev Vygotsky. Teori ini menekankan pentingnya
konteks sosial dan lingkungan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini mengaitkan pembelajaran dengan
lingkungan dan budaya peserta didik sehingga dapat
membantu peserta didik agar lebih mudah memahami
materi pelajaran yang disampaikan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai