Oleh
Esron Rajagukguk, NIM 8146132039
A. PENDAHULUAN
Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (3) Amandemen disebutkan Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional , yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
Selanjutnya menurut Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Selanjutnya dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut diatas, bahwa pendidikan memiliki peran
yang sangat penting dalam pengembangan diri manusia menjadi pribadi yang
kuat, memiliki karakter yang tangguh dan bermartabat. Melalui pendidikan
seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan
potensi diri dan dapat membentuk pribadi yang bertanggung jawab, cerdas dan
kreatif.
PENGERTIAN KARAKTER
1. Dasar Karakter Manusia. Dari kata-kata berikut dapat tergambarkan
dasar karakter: Hati-hati terhadap pikiran Anda, pikiran Anda bisa
menjadi kata-kata Anda. Hati-hati dengan kata-kata Anda, kata-kata
Anda bisa menjadi perbuatan Anda. Hati-hati dengan perbuatan Anda,
perbuatan Anda bisa menjadi kebiasaan Anda. Hati-hati dengan
kebiasaan Anda, kebiasaan Anda bisa menjadi karakter Anda. Hati-hati
dengan karakter Anda, karakter Anda bisa menjadi takdir Anda.
2. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak/ budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan orang lain (Dep. P dan K, 1990).
3. Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika,
ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi
positif, bukan netral. Sedangkan Karakter menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan
demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam
diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren
memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta
olahraga pribadi lepas pribadi.
4. Sedangkan Scerenko dalam
Muchlas
Samani
dan
(harus jelas)
mengarahkan berarti, menunjukkan kepada pilihan yang terbaik
melatih berarti, membiasakan peserta didik melakukan sesuatu yang
baik secara benar dan melakukan sesuatu yang benar secara baik
menilai dan mengevaluasi berarti, menghitung dan mengukur proses
dan hasil kerja kita, apakah tujuan yang ingin kita raih sudah
sesuai/tercapai atau belum.
Dengan demikian guru memiliki peran dalam pendidikan untuk
atau
; (4)
menerapkan hasrat berbuat baik dan sikap mencintai perbuatan baik serta
melaksanakan perbuatan baik (misalnya bakti sosial) (Suyono, H. 2010;
Sulhan, N. 2010).
Kelima, program pembiasaan warga sekolah untuk melakukan aktivitas
kelembagaan yang sesuai dengan visi, misi, peraturan atau tata tertib
sekolah. Bentuk aktivitas praktis yang bisa dilakukan antara lain: (1)
pembiasaan sepuluh atau lima belas menit sebelum dimulai pelajaran di
pagi hari secara serempak (tersentral) di lakukan pembacaan dan
penjelasan isi kitab suci agama yang diyakini; (2) pembiasaan sebelum
pelajaran dimulai setiap guru dan siswa secara bersama-sama memeriksa
kebersihan kelas; (3) secara periodik sekolah mendatangkan para psikolog
atau motivator untuk melakukan dialog yang diikuti oleh semua guru dan
siswa; (4) pembiasaan perilaku positif di sekolah, misalnya disiplin masuk
kelas, saat makan di kantin, kebiasaan dalam berbicara yang baik,
membuang sampah di tempatnya, dan sejenisnya; (5) pembiasaan lomba
karya kreatif siswa secara periodik. Beragam pembiasaan karakter positif
tersebut direkam oleh guru melalui lembar observasi untuk di skor/ dinilai
dan menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem penilaian berbasis
kelas (Salim, B. 2002; BSNP, 2006).
Keenam, program kontak komunikasi secara intensif dengan orang tua
siswa. Bentuk aktivitas yang bisa dilakukan antara lain: (1) memberikan
format pemantauan pola perilaku anak di rumah. Orang tua/ wali siswa
memantau perilaku anak, tentang: kerajian ibadahnya; kerajian belajarnya;
sikap hormat/ sopan pada ayah-ibu; kejujurannya; suka membantu/
menolong orang tua; kemandiriannya, dan sebagainya. Dalam format
tersebut berisi skor/ nilai dan orang tuanya sendiri yang menilai, kemudian
secara periodik (tri wulan/ catur wulan/ semester) orang tua melaporkan
ke sekolah; (2) sekolah dan orang tua melakukan dialog secara periodik
untuk membahas segala persoalan siswa dan agenda pengembangan siswa,
sumber datanya dari perpaduan nilai pemantauan perilaku di sekolah dan
pemantauan perilaku di rumah; dan (3) agar pelaksanaan poin kelima ini
F. PENUTUP
Karakter adalah hal yang harus dimiliki setiap manusia dan harus
dipraktek kepada siapapun dimanapun kita berada. Kebaikan-kebaikan tersebut
ditegaskan oleh masyarakat dan agama di seluruh dunia. Karena hal tersebut
secara intrinsik baik dilakukan.
Pembentukan karakter adalah rajutan atau perpaduan dari keluarga
(orangtua) masyarakat dan pemerintah. Ketiga pihak tersebut secara bersamasama atau simultan melaksanakan tugas membentuk karakter anak didik. Guru
merupakan pihak dari pemerintah yang bertugas membentuk karakter anak didik,
terutama selama proses pembelajaran di sekolah. Kemudian orang tua sekaligus
sebagai anggota masyarakat memiliki waktu yang lebih banyak dalam membina
karakter anaknya.Kepala sekolah dan guru memegang peranan penting dalam
merancang, merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan di sekolah,
termasuk pendidikan karakter yang dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah.
Bahkan dalam menentukan visi dan misi sekolah diarahkan untuk membentuk
karakter manusia yang utuh dan tangguh
Guru patut digugu dan ditiru, sebagai model dalam pembentukan karakter
siswa , harus senantiasa mengembangkan kompetensinya, secara berkelanjutan
sehingga perannya di sekolah menjadi nyata sebagai tenaga profesional.
Tanpa Karakter yang baik, manusia tidak bisa hidup bahagia dan tidak
akan ada masyarakat yang dapat berfungsi secara efektif. Tanpa karakter yang
baik, seluruh umat manusia tidak dapat melakukan perkembangan menuju dunia
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai dari setiap individu.
.
Referensi
1. http://www.slideshare.net/ChristianYLokas/pendidikan-karakter
2. http://smpn15bandung.sch.id/http://jurnalmadi.blogspot.com/2012/06/tuju
an-pendidikankarakter-adalah.html
3. Undang-Undang Dasar 1945
4. Undang-Undang Nomor 20 tahun2003