Abstract
Dalam pembelajaran terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan konsep lain yang sudah mereka
pahami (suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual
maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna dan, autentik). Model nested(bersarang) merupakan pemaduan berbagai
bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam setiap
pembelajaran guru memiliki beberapa target keterampilan yang ingin dicapai yaitu :
keterampilan sosial, keterampilan berfikir, dan sebuah konten-keterampilan khusus berdasarkan
standar. Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir (thinking skill),
keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Keyword : tersarang, nested, keterampilan khusus, thinking skill, social skill, organizing skill
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan-keterampilan yang diperlukan baik bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara
(Susanto & Marianti, 2017). Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia. Hampir
semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah
terpisah dengan kehidupan manusia (Melinda & Susanto, 2018).
Seperti kita ketahui bersama bahwa dalam pendidikan terdapat beberapa model pembelajaran,
salah satunya adalah model pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran terpadu, peserta didik
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkan konsep lain yang sudah mereka pahami (suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan, autentik).
Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa autentik atau eksplorasi tema menjadi
pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Model Terpadu itu sendiri setidaknya ada 10 macam
model, yaitu Model Terhubung, Jaring Laba-laba, Model Tematik Terpadu, Model Sarang, Model
Penggalan, Model Terurut, Model Irisan, Model Galur, Model Celupan dan, Model Jaringan Kerja.
Model Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan
melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran guru memiliki beberapa target
keterampilan yang ingin dicapai yaitu : keterampilan sosial, keterampilan berfikir, dan sebuah
konten-keterampilan khusus berdasarkan standar.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
Pembahasan
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan
melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran guru memiliki beberapa target
keterampilan yang ingin dicapai yaitu : keterampilan sosial, keterampilan berfikir, dan sebuah
konten-keterampilan khusus berdasarkan standar. Contohnya : guru merencanakan pembelajaran
fotosintesis dengan dilakukan diskusi/untuk mendapat persetujuan umum (keterampilan sosial),
mengurutkan proses terjadinya fotosintesis (keterampilan berfikir), dan siklus hidup tanaman
(konten sains). Perlu diketahui bahwa tujuan utama dari aktivitas tersebut adalah kita sebagai
pendidik melaksanakan prinsip membawa dunia mereka (peserta didik) ke dunia kita dan antarkan
dunia kita (pendidik) ke dunia mereka (Kamdi, 2007).
Integrasi model bersarang (nested) adalah sebuah rancangan yang sangat bagus yang
digunakan oleh guru-guru yang sudah ahli. Mereka bisa tahu bagaimana mendapatkan keuntungan
dari berbagai pelajaran. Model ini membutuhkan target dan juga standar yang berlipat ganda untuk
pembelajaran peserta didik. Model nested mendapatkan keuntungan dari kelompok-kelompok dan
kombinasi-kombinasi yang natural, oleh karena itu model ini dianjurkan dalam mengarahkan
banyak keterampilan yang dibutuhkan. Pengembangan aspek dan keterampilan tersebut bermuara
pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik (Majid, 2014). pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)
merupakan pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus
pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru
kepada peserta didiknya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran
(content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir (thinking skill),
keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (Julianti,
Atmojo, & Usodo, 2014).
Peserta didik yang belajar mengenai sebuah konsep, sebaiknya tidak langsung diberikan
mengenai definisi konsep namun menyarankan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial yang
kemudian bermuara pada konten dari konsep tersebut, dan sebenarnya yang demikian ini serupa
dengan model pengintegrasian kulikuler nested (Nur Malasari & Suyono, 2017).
Di bawah ini diuraikan beberapa karakteristik pembelajaran terpadu nested, antara lain :
1. HOLISTIK
Pembelajaran terpadu memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena dari segala
sisi, yang akan membuat peserta didik menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. BERMAKNA
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya jalinan
antar konsep-konsep yang berhubungan (skemata), sehingga berdampak kepada kebermaknaan
dari materi yang dipelajari, sehingga peserta didik mampu menerapkan perolehan belajarnya
untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
3. OTENTIK
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan peserta didik memahami secara langsung prinsip dan
konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari
hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik, misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh peserta
didik melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator,
sedang peserta didik bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan (Sanjaya, 2008).
Tidak seperti pandangan yang sudah berlangsung lama yaitu penempatan guru sebagai satu-
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
satunya sumber informasi (Aunurrahman, 2008). Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang
dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. AKTIF
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan peserta didik sehingga mereka termotivasi
untuk terus menerus belajar. Minat peserta didik untuk menyelesaikan sesuatu yang berasal dari
dalam diri sendiri akan membuatnya menyelesaikan apapun yang dia inginkan lebih cepat karena
tidak ada paksaan (Sanjaya, 2008). Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa
keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran
terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Kelebihan dari model nested ini jelas bagi guru berpengalaman. Dengan menumpuk dan
mengelompokkan sejumlah keterampilan dan standar dalam pengalaman belajar, guru
memperkaya dan meningkatkan pembelajaran peserta didik. Biasanya berpusat pada konten,
strategi berpikir, keterampilan sosial, dan ide-ide yang secara tidak sengaja ditemukan lainnya,
satu pembelajaran dengan beberapa dimensi keterampilan.
Di era informasi yang berkembang pesat ini, kurikulum yang terlalu padat, banyak, adanya
standar, dan jadwal yang ketat, guru yang berpengalaman harus mencari metode yang tepat untuk
menjadi dasar pembelajaran dalam bidang yang beragam. Saat model nested memberikan
perhatian yang diperlukan ke beberapa bidang minat sekaligus, hal ini tidak akan menambah beban
untuk menemukan waktu dalam bekerja dan membuat perencanaan dengan guru lain. Dengan
model ini, seorang guru dapat memberikan integrasi kurikulum secara luas. Tentu saja, jika guru
membuat perencanaan atau bekerja bersama, model ini menawarkan banyak kesempatan untuk
menggabungkan berbagai keterampilan dan konsep yang beragam untuk mencapai lebih banyak
kerumitan dan kedalaman dalam pelajaran.
Kelemahan model nested muncul dari sifat alamiahnya. Menumpuk dua, tiga, atau empat
sasaran pembelajaran dan/atau standar pembelajaran dalam satu pelajaran dapat membingungkan
peserta didik jika model bersarang tidak dilaksanakan dengan hati-hati dan jika kombinasi tersebut
tidak terkait satu sama lain. Konsep utama dari pelajaran dapat menjadi tidak jelas karena peserta
didik diminta untuk melakukan banyak tugas belajar sekaligus. Salah satu kelemahan lain dari
model nested adalah bahwa guru mungkin tidak eksplisit tentang berbagai lapisan pembelajaran,
sehingga akan sedikit konsep yang akan didapatkan peserta didik atau penerapan keterampilan
dan konsep yang sebenarnya tidak akan maksimal.
Gunakan template (gambar 1.) model ini untuk mengintegrasikan kurikulum dalam satu
disiplin atau subjek kelas. Dalam template fokus pada sasaran atau target. Dimulai dengan
standard pembelajaran, tempatkan fokus pelajaran yang ditargetkan di tengah template. Hal ini
adalah penting karena menjadi inti pembelajaran. Kemudian tambahkan setidaknya dua lingkaran
luar dan bersarang dalam beberapa standar proses untuk mengilustrasikan secara grafis bagaimana
Anda dapat melapisi, mengelompokkan dan menggabungkan sejumlah standar ke dalam sebuah
pengalaman belajar yang kuat. Standar-standar proses ini dapat berupa keterampilan berpikir,
keterampilan kooperatif, kecerdasan ganda, kebiasaan pemikiran, alat teknologi atau pada subjek
area sederhana seperti membaca, menulis, berbicara, atau mendengarkan.
Berikut ini adalah contoh dari model ‘bersarang’ untuk Sains tentang materi dan energi :
1. Keterampilan berpikir : Membandandingkan dan membedakan tipe-tipe energi
2. Keterampilan sosial : Mencapai kesepakatan tentang jenis energy yang paling efisien
3. Kecerdasan ganda : Jasmani- kinestetik – gunakan percobaan laboratorium untuk
memeriksa hipotesis
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
Subject
Standar Proses/Ketrampilan
hidup
Standar Proses/ketrampilan
hidup
Konfli
Standar Konten
k
Hal di atas tentu saja harus terstruktur dan berdasar pada langkah-langkah pembelajaran terpadu
tipe nested (tersarang) mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang
meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1) Tahap Perencanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
c. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
a. Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa
menjadi pelajar mandiri (Sanjaya, 2008).
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok
c. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam proses perencanaan.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
3) Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada akhir (Hamalik, 2002). Tahap
evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi
lainnya
b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Kesimpulan:
Model nested(bersarang) merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran guru memiliki
beberapa target keterampilan yang ingin dicapai yaitu : keterampilan sosial, keterampilan berfikir,
dan sebuah konten-keterampilan khusus berdasarkan standar. Isi pembelajaran di tingkat dasar
dalam sistem sirkulasi menargetkan konsep sistem seperti fakta dan pemahaman dalam sistem
sirkulasi tertentu. Ketrampilan berpikir seperti sebab dan akibat. Dalam hal ini, melalui
pembelajaran sistem sirkulasi, siswa akan fokus pada sebab dan akibat karena siswa akan
bersinggungan dengan hal itu. Selain itu, ketrampilan sosial seperti kerjasama dapat menjadi titik
fokus ketika siswa belajar bekerja sama dengan orang lain dan ketrampilan kerja tim.
Kelebihan dari model nested ini jelas bagi guru berpengalaman. Dengan menumpuk dan
mengelompokkan sejumlah keterampilan dan standar dalam pengalaman belajar, guru
memperkaya dan meningkatkan pembelajaran siswa (berpusat pada konten, strategi berpikir,
keterampilan sosial, dan ide-ide/ satu pembelajaran dengan beberapa dimensi ketrampilan).
Kelemahan dari model nested, yaitu jika menumpuk/mengkombinasi dua, tiga, atau empat sasaran
pembelajaran/standar pembelajaran dalam satu pelajaran yang tidak saling berkaitan maka hal
tersebut dapat membingungkan siswa.
Cara mengintegrasikan kurikulum dengan model nested, yaitu dimulai dengan standar konten
(standar pembelajaran) yang ditempatkan di tengah sebagai target/fokus pelajaran. Kemudian
tambahkan setidaknya dua lingkaran luar dan bersarang dalam beberapa standar proses untuk
melambangkan bagaimana guru melapisi, mengelompokkan dan menggabungkan sejumlah
standar ke dalam sebuah pengalaman belajar yang kuat.
Saran:
Sebaiknya jika guru ingin menggunakan model nested (bersarang) dengan
menumpuk/mengkombinasi dua, tiga, atau empat sasaran pembelajaran/standar pembelajaran
dalam satu pelajaran yang harus saling berkaitan agar tidak dapat membingungkan siswa.
Sebaiknya jika guru ingin mengintegrasikan model nested (bersarang) ke dalam kurikulum
maka guru harus memperhatikan penempatan standar pembelajaran/standar konten dan standar
proses agar dalam mengelompokkan dan menggabungkan sejumlah standar didapatkan
pengalaman belajar yang kuat.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
DAFTAR PUSTAKA:
Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-Teori Klasik dan Pandangan-
Pandangan Kontemporer (1st ed.). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Hamalik, O. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (1st ed.). Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Julianti, H. D. R., Atmojo, K. T., & Usodo, B. (2014). Eksperimentasi Model Pembelajaran Nested
Dan Think Pair Share ( TPS ) Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Pokok Bangun
Ruang Matematika Siswa Kelas VIII MTs Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014. Elektronik
Pembelajaran Matematika, 2(8), 865–874.
Kamdi, W. (2007). Model-model Pembelajaran (1st ed.). Malang: Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. (N. Nur Muliawati, Ed.) (2nd ed.). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Melinda, I., & Susanto, R. (2018). Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar
Siswa. Internasional Jurnal of Elementary Education, 2(2), 81–86.
Nur Malasari, P., & Suyono. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang
Dipadukan Model Nested dan Connected untuk Membangun dan Memperkuat Konsepsi Laju
Reaksi. UNESA Journal of Chemical Education, 6(2), 1–20.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran (1st ed.). Jakarta: Kencana.
Susanto, R., & Marianti. (2017). Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Teams Games
Tournament ( TGT ) Terhadap Kecerdasan Interpersonal Pada Mata Pelajaran IPS. Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar, 1(4), 260–269.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
Tema 2 : Kegemaranku
Kelas/Semester : 1/Gasal
Hari/Tanggal : ……..
A. Kompetensi Inti
KI 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
penjumlahan dan pengurangan.
4.4 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
C. Indikator
3.4.1 Menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah
sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan
pengurangan
3.4.2 menyebutkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehrai-hari
4.4.1 memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99.
D. Tujuan
3.4.1.1 Dengan menggunakan benda konkret siswa dapat menghitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaikan penjumlahan dan pengurangan
3.4.1.2 Dengan melihat gambar yang diberikan siswa dapat menyebutkan bilangan cacah
sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumalahan dan
pengurangan
4.4.1.1 Dengan mengerjakan soal cerita sederhana siswa dapat memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99.
E. Materi Pembelajaran
1. Mengenal bilangan bersama teman
2. Mengenal lambang bilangan bersama teman
F. Metode pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model : Pembelajaran Terpadu Tipe (Nested)
- Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
G. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
(Nested) Waktu
Sintaks Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
(Nested) Waktu
Sintaks Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
(Nested) Waktu
H. Materi Pembelajaran
Penjumlahan, Pengurangan dan Bilangan
J. Penilaian
LKPD 1
Nilai :
Penilaian KD : 3.4
LKPD 2
Nilai :
KD : 3.4
Indikator : 3.4.2 menyebutkan bilangan cacah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
LKPD3
Nilai :
KD : 4.1
Indikator : 4.4.1 Memecahkan masalah kehidupan sehari- hari
yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Esa Unggul
Skor
4 3 2 1
Kriteria Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum mampu
KD 4.1 memecahkan 3 memecahkan 2 memecahkan
memecahkan
masalah masalah kehidupan masalah kehidupan
semua / 4 masalah kehidupan sehari- sehari-hari yang sehari-hari yang
hari yang berkaitan bilangan berkaitan bilangan
kehidupan sehari-
berkaitan cacah sampai cacah sampai
hari yang bilangan cacah dengan 99 dengan dengan 99 dengan
sampai dengan 99 tepat sesuai dengan tepat sesuai dengan
berkaitan
dengan tepat lambang lambang bilangannya
bilangan cacah sesuai dengan bilangannya
lambang
sampai dengan 99 bilangannya
dengan tepat
sesuai dengan
lambang
bilangannya